webnovel

3

Sammy langsung memeluk Keysha dengan sangat erat tidak membiarkan gadis di dekapannya ini pergi.

"Kakak janji bakal jagain kamu. Meskipun nyawa kakak sendiri taruhannya" ucap Sammy lirih.

Keysha mematung mendengar ucapan Sammy yang sama seperti ucapan Dicky sebelum Keysha pergi tawuran untuk membantu Keynan.

"Kak Dicky" gumam Keysha lalu satu air mata jatuh dari mata indahnya.

Sammy melepaskan pelukannya sambil menatap wajah Keysha lekat-lekat, "Hey kok jadi ke Dicky kupret?"

"Hiks... Kak Dicky..." Tangis Keysha semakin menjadi membuat semua yang berada di ruang kelas salah tingkah.

"Keysha. Hey! Ada kakak disini yang bakal gantiin posisi Dicky"

"Keysha rindu sama kak Dicky. Keysha mau ketemu kak Dicky"

Sammy cemberut kesal mendengar ucapan Keysha lalu menatap kearah guru yang sedang mengajar dikelasnya. "Pak, saya ijin nganterin Keysha ke kelasnya ya. Setelah itu saya balik lagi kok. Janji!"

Guru itu tersenyum mendengar ucapan Sammy. Guru itu tau senakal- nakalnya Sammy, Sammy tak akan ingkar janji. "Silahkan"

Mendengar permintaannya di izinkan, Sammy mengantar keysha sampai kedepan kelasnya.

"Maaf. Kak Sammy bakal berusaha untuk bahagiain Keysha!" Ucap Sammy dengan tulus.

Keysha menatap mata Sammy sambil tersenyum mendengar itu. Sammy pun ikut tersenyum melihat Keysha tersenyum. Sammy mengetuk pintu kelas Keysha dan terbukalah bersama seorang guru tadi.

"Bu, titip anak kecil ini ya Bu. Jagain ya Bu selama Sammy belajar" ucap Sammy sambil tersenyum kearah guru itu dan guru itu pun ikut tersenyum.

"Belajar yang bener! Kakak masuk kelas dulu ya. Mau belajar biar pinter" ucap Sammy lalu mencium kedua pipi Keysha. Sammy berjalan pergi kearah ruang kelasnya.

"Mari masuk. Perkenalkan dirimu" ucap guru itu ramah.

"Nama saya Winarsih kamu bisa panggil saya Bu win. Saya guru fisika sekaligus wali kelas kamu"

Keysha mengangguk tanda paham. "Keysha"

"Pindahan dari?" Tanya Bu win.

"Jakarta"

"Asli Jakarta?"

"Enggak, saya lahir di Surabaya" timpal Keysha sambil tersenyum.

"Berarti bisa boso suroboyo-an dong ya" kekeh Bu Win.

"Hehe, ya bisalah Bu. Tapi bahasa itu terlalu kasar, bahasa itu cuma Keysha pakai waktu tawu---" Keysha menggantung ucapannya. Hampir saja Keysha keceplosan mengatakan tawuran.

Bu Win mengerutkan keningnya. "Tawu..?"

"Masalah pribadi Bu" ucap Keysha cepat.

"Oh..." Bu Win mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kamu duduk sama Desy. Desy! Angkat tanganmu" titah Bu Win.

Desy pun mengangkat tangannya. Keysha pun berjalan kearah siswi yang berpakaian sama dengannya. Culun.

"Haii" sapa Desy ramah.

Keysha tersenyum kikuk, "juga"

"Desy" ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Keysha" Keysha membalas uluran tangan Desy.

"Desy! Keysha! Kenalannya nanti aja waktu istirahat!" Bentak guru itu. Serontak semua murid menatap Desy dan Keysha.

"Iya Bu. Maaf" ucap Desy sambil menundukkan kepalanya.

Keysha memandangi wajah Desy yang sedang konsentrasi mengerjakan soal fisika dari Bu win. Wajah Desy itu cantik bila Desy bisa merawat dirinya.

"Keysha!"

Keysha kaget dengan bentakan itu. Keysha langsung menatap ke arah Bu Win yang sedang menatapnya tajam.

"Kerjakan soal ini!"

"Sha! Soalnya susah. Aku udah coba mecahin tapi gak nemu" bisik Desy panik yang hanya Keysha balas dengan tersenyum menatap Desy.

Keysha berdiri dan berjalan menuju papan tulis. Keysha menatap 5 soal fisika yang ada di papan tulis. Keysha mengambil spidol dan langsung menjawab soal itu. Tak butuh waktu lama Keysha mengerjakan soal itu.

Keysha mengembalikan spidolnya setelah ia rasa telah menjawab semua soalnya. Bu win dan murid-murid lainnya melongo melihat Keysha yang mengerjakan tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.

Bu win memeriksa jawaban Keysha dan jawabannya betul semua. Bu win tak takjub dengan kecerdasan yang dimiliki Keysha.

"Salin jawabannya. Jawabannya benar. Jam pelajaran ibu sudah habis" ucap Bu win dan keluar dari kelas setelah membereskan barang-barangnya.

"Gila. Kamu bisa ngerjain dengan cepat dan benar? Terbuat dari apa otakmu Sha? Apa di Jakarta pelajarannya udah sampe sini?" Tanya Desy yang terpanah.

Keysha menggeleng. "Enggak, baru pertama aku liat soal itu. Tadi kebetulan aja tiba-tiba cara dan jawabannya muncul di otak"

Desy melongo mendengar ucapan Keysha yang mustahil bagi Desy.

"Habis ini pelajaran apa?" Tanya Keysha mengalihkan pandangannya.

"Bahasa"

Keysha hanya ber-oh ria mendengar jawaban Desy.

Guru bahasa pun masuk dan mengajar sampai jam istirahat berbunyi.

"Kantin nyok" ajak Keysha

"Gak ah" tolak Desy.

"Kenawhy?"

Desy mengerutkan keningnya mendengar ucapan Keysha. "Takut dibully"

"Gak apa-apa, kan ada kak Sammy. Nyok" ajak Keysha kembali.

"Kamu sebenarnya siapanya Sammy Sha?" Tanya Desy penasaran.

"Pacar maybe" Keysha tertawa geli mendengar ucapannya barusan.

"Serius?" Tanya Desy dengan mata melebar.

"Dinosaurus" jawab Keysha jengah.

Desy semakin mengerutkan keningnya.

"Udah ah! Lama. Nyok" ucap Keysha sambil menarik tangan Desy.

Saat perjalanan ke kantin, Keysha menghentikan langkahnya. Mata Keysha menatap seorang cowok yang tampan. Bahkan sangat tampan bagi Keysha.

"Gila. Siapa tuh cowok?" Ucap Keysha sambil menunjuk seorang cowok yang sedang mendengarkan musik dengan earphonenya, mata terpejam dan punggung yang menyandar ke pohon yang ada disana.

"Siapa sih?" Mata Desy mengikuti telunjuk Keysha. Desy tersenyum ketika melihat orang itu.

"Ohh. Dia itu kak Devan, anak kelas XII IPA-1. Dia itu most wanted, sifatnya dingin kayak kak Sammy"

"Sekelas sama kak Sammy? Temennya kak Sammy?" Tanya Keysha antusias.

"Bukan. Dia itu musuhnya kak Sammy malah dan dia gam sekelas sama kak Sammy. Masa kamu gak tau kelas pacar kamu sendiri sih?"

Keysha nyengir gak jelas. "Heheh, kagak. Gak penting juga"

"Ya ampun. Kak Sammy itu kelas XII IPA-2. Entah mengapa kak Devan sama kak Sammy itu musuhan, kita semua gak tau. Hanya mereka dan tuhan yang tau" ucap Desy sambil melanjutkan langkahnya menuju ke kantin.

"Kak Devan ganteng ya. Eh Des, bantuin Keysha deket sama kak Devan dong" pinta Keysha.

"Aku usahain" ucap Desy sambil tersenyum meyakinkan.

Keysha mengikuti Desy dari belakang tapi tiba-tiba langkah Desy berhenti saat tiba di depan kantin. Desy yang berhenti secara dadakan pun menyebabkan Keysha tak sempat menghentikan langkahnya.

"Adoh! Gila. Kalo berhenti ngomong dong" ucap Keysha sambil mengelus-elus jidatnya.

"Heheh, maaf"

"Kenapa berhenti?" Tanya Keysha heran.

"Takut dibully lagi"

"Pernah dibully?"

Desy mengangguk lesu sebagai jawaban.

"Gak ada yang nolongin gitu?" Tanya Keysha lagi.

Desy menggeleng.

"Kak Sammy gak bantuin?" Tanya Keysha tidak percaya.

"Kak Sammy itu cuek. Gak peduli sama sekitar termasuk cewek. Tapi beda kalo sama kamu"

"Yaudah balik kekelas aja nyok" ajak Keysha santai.

Desy memegang tangan Keysha dan menggeleng. "Udah didepan kantin, sekalian beli aja terus dibawa ke kelas"

Keysha tersenyum mendengar itu, "Nyok"

"Mau beli apa?" Tanya Desy setelah memasuki area kantin.

"Tukang siomay nya mana yak?" Tanya Keysha sambil celingak-celinguk.

"Tuh" Desy menunjuk ke bakul siomay.

"Keysha kesana dulu yak. Desy mau apa?"

Desy menggeleng. "Aku duduk sini aja"

"Oke tunggu yak"

Desy menatap Keysha yang berjalan menuju ke tukang siomay. "Setelah kamu tau semuanya, apa kamu masih mau berteman denganku sha?" batin Desy

Keysha mengantri sambil berdesakan. Ini yang tak Keysha sukai saat ke kantin. Ramai. Keysha tak suka dengan keramaian.

Andai ini adalah masa SMP, masa dimana masih ada kak Dicky, masa dimana Keysha bisa titip jajan ke temannya yang akan ke kantin, masa dimana Keysha bisa menyendiri dikelas. Keysha jadi mengingat kejadian yang lalu.

Brak...

Sepontan Keysha menoleh kearah gebrakan meja tersebut.

Plak...

Keysha membulatkan matanya tak percaya. Keysha melihat Desy ditampar oleh seorang perempuan.

"DESY!" Keysha berlari membantu Desy berdiri, tak memperdulikan antriannya lagi.

"Kamu gak apa-apa? Apa yang sakit? Dimana? Apanya?" Tanya Keysha bertubi-tubi.

Desy tersenyum sedih sambil menatap Keysha dengan penuh harap. "Aku harap, kamu beda sama yang lain sha"

Keysha mengerutkan keningnya bingung tapi belum sempat Keysha bertanya, perempuan yang menampar Desy memotong ucapan Keysha.

"Heh lo, temennya cupu yang sama cupunya! Berani banget Lo berteman sama dia dimasa pembullyan gue?!"

"Maksudnya?" Tanya Keysha tak mengerti

"Seseorang yang dalam masa pembullyan Laura tidak boleh berteman dengan siapapun! Kalo ada yang mau berteman dengan orang tersebut maka dia juga akan dibully oleh Laura" ucap seseorang bernama Sisil yang berada di samping Laura.

Dari jawaban tersebut Keysha dapat menyimpulkan bahwa perempuan yang menampar Desy bernama Laura.

Desy dalam masa pembullyan Laura, karena itu Desy takut kekantin? Dan maksud ucapan Desy itu adalah ini? Tanya Keysha dalam hati.

"Silahkan bully Keysha. Keysha gak peduli, toh Keysha juga bukan tipe orang yang meninggalkan temannya disaat temannya susah dan kembali disaat temannya senang atau butuh bantuannya" ucap Keysha santai.

Semua murid terpaku atas ucapan Keysha termasuk Desy. Desy tak percaya bahwa ia mendapat teman sebaik Keysha.

Laura marah ketika ada orang yang berani menantangnya.

"Lau, tenang. Kita bully perlahan" ucap teman Laura yang lain bernama Manda.

"Anak gak tau diri ini gak bisa dibiarin!" Bentak Laura.

Laura sudah siap untuk menampar Keysha, tapi sebuah suara menghentikan aksi Laura.

"Jangan berani sakitin dia!" Ucap orang itu dingin.