Seoul, Korea Selatan, 18 Februari
"Akh!!!!" Shou tiba tiba terbangun duduk dengan ketakutan.
Tuan Beom menatap Shou di pintu kamar. Dia menatap dingin padanya. "Sampai kapan kau akan bangun?" dia menatap tajam.
"(E... Kapan Ahjussi bangun....) Ini.... Jam berapa?" Shou menatap jam dinding yang menunjukan jam 7 pas.
"Um.... Jangan khawatir Ahjussi, aku tak ada kampus hari ini," kata Shou.
"Kalau begitu katakan padaku, apa yang baru saja kau mimpikan sehingga kau terbangun begitu?" Tuan Beom menatap serius.
"Um.... Aku.... Aku tak memimpikan apapun... Mungkin hanya, mimpi buruk hehe...." Shou menatap dengan ragu.
Lalu Tuan Beom menghela napas panjang. "Sarapan sudah siap."
"Wah, apa Ahjussi memasakkan makanan..." Shou langsung beranjak dengan senang.
"Hanya makanan simple saja...." balas Tuan Beom.
Lalu mereka duduk di hadapan meja makan. Sembari sarapan, Shou mencoba berbicara sesuatu. "Ahjussi.... Ketika Ahjussi pergi nanti, apa Anda akan tidur dengan wanita lain?" Shou menatap.
Seketika Tuan Beom menghentikan makan nya. ". . . Kenapa kau, mengatakan hal itu?"
". . . Hanya saja.... Pria seperti anda... Pastinya menginginkan untuk memuaskan sesuatu.... Tanpa aku, siapa yang akan anda lakukan...."
"Aku tidak akan melakukan itu," Tuan Beom menatap.
Shou yang mendengar itu menjadi terdiam. "Apa Ahjussi tidak berbohong, anda bersungguh sungguh?"
". . . Lalu bagaimana dengan mu? Kau akan menjaga tubuhmu, hanya untuk ku bukan?" Tuan Beom menatap.
"Tentu saja.... Aku akan melakukan nya... Ketika Ahjussi pulang nanti, aku harap kita tidak saling pangling hehe...."
". . . Shou...." tiba tiba Tuan Beom memanggil membuat Shou terdiam menatap.
"Aku pergi juga memiliki dampak yang baik untuk mu.... Kau bisa fokus pada impian mu, kau bisa membangun masa depan yang lebih baik dan tidak lagi bekerja sambilan, ketika kau sudah siap nanti.... Sudah melakukan semua itu, aku akan datang untuk mu... Jangan sia siakan usaha mu, hanya perlu melihat ke depan dan jangan menoleh ke masa lalu..." kata Tuan Beom.
Shou yang mendengar itu menjadi terdiam. Dia tak bisa berkata kata. "(Ketika Ahjussi pergi.... Aku sudah memutuskan untuk berpikir dia tidak akan mengingkari perkataan nya untuk kembali.... Aku yakin Ahjussi akan kembali tapi masalahnya... Bagaimana caraku menghabiskan waktu menunggunya selama 3 tahun lama nya... 3 tahun bukanlah waktu yang singkat sekali... Ketika Ahjussi pulang, bisa saja dia melihat ku sebagai sesuatu yang tidak pernah terbayangkan, aku pun juga akan berpikir begitu.... Tapi.... Aku tetap yakin padanya....) Ahjussi.... Ketika Anda kembali nanti, Anda harus menepati janji Anda, membawaku ke rumah anda," kata Shou.
Tuan Beom terdiam sebentar dan mengangguk. "Tentu.... Jika kau sabar menunggu ku."
"(. . . Aku akan sabar menunggunya.... Hanya tinggal 2-3 hari lagi Ahjussi akan pergi.... Aku hanya harus mengumpulkan kesabaran ku,)" Shou terdiam.
Tapi tiba tiba saja, ada air mata mengalir membuat Tuan Beom menatapnya.
Air mata yang membasahi pipi dan tak akan berhenti.
"Shou...." Tuan Beom menatap.
Lalu Shou menangis terisak. "Hiks..... Hiks.... Sebenarnya aku tak mau Ahjussi pergi... Hiks.... Aku ingin lebih lama lagi... Kenapa Ahjussi harus pergi selama itu, itu sungguh sangat lama...." Shou menangis sambil mengusap air matanya dengan berantakan.
"Shou.... Aku sudah bilang padamu, jika aku cepat cepat pergi, aku juga akan cepat pulang, aku akan menyelesaikan nya cepat...." kata Tuan Beom yang berdiri lalu berjalan ke kursinya dan berlutut di bawah memegang pipi Shou.
"Hiks.... Bagaimana jika kau berbohong! Bagaimana jika kau membawa wanita nantinya... Bagaimana jika penantian ku sia sia... Hiks.... Aku benar benar takut, aku akan kesepian lagi.... Hiks.... Aku tak mau Ahjussi pergi selama itu.... Hiks..." Shou semakin menangis tak henti.
"Shou.... Tenanglah, kau hanya harus percaya, aku aku kembali...." kata Tuan Beom.
Shou terdiam dengan air mata yang masih mengalir. Lalu Tuan Beom memegang pipi Shou dan mendekatkan nya lalu mereka mencium bibir.
"Aku tahu banyak tentang mu," kata Tuan Beom. "Ini semua bermula di 1 Januari, Shou lebih suka pria dewasa, tinggi Shou 158 dan umurmu 19 tahun... Warna handuk mu merah muda.... Shou suka mochi susu putih, Shou juga bisa membuat teh yang enak, harum dan begitu fresh. Kediaman Chin ada di Jeju dan kau sungguh sangat menjaga kediaman itu, kau ada di universitas seni desain. Shou juga suka suasana bunga sakura berguguran karena Shou menang gadis sakura dan Shou lahir pada bulan April tanggal 3..." kata Tuan Beom.
Seketika Shou yang mendengar itu benar benar tak percaya. "Ba... Bagaimana Ahjussi bisa mengingat sebanyak itu... (Aku hanya tahu soal Ahjussi dan itu sangat sedikit.... Seperti rokok yang selalu dia beli, yakni Black Marlboro... Aku juga ingat Ahjussi membeli kondom ukuran xx besar du supermarket dan aku juga tahu Ahjussi akrab dengan Nona Cha....)"
"Karena itulah, percaya padaku...." kata Tuan Beom.
Lalu Shou tersenyum senang dan langsung memeluk Tuan Beom. "Un... Baik... Terima kasih..." dia memeluk erat.
"(Untuk sejenak aku mungkin bisa berpikir soal kehidupan ini yang berisikan soal kehangatan cinta, mungkin akan sangat langka jika diisikan oleh kejadian yang tidak akan ada habisnya. Mau bagaimana lagi ini semua juga bukanlah sesuatu yang dibilang selamanya, bersama dengan orang yang benar-benar suka padaku dan bersama dengan orang yang benar-benar tidak pernah membuatku merasa bahwa aku harus waspada seorang lain yang mendekatinya. Ini semua bukanlah takdir yang menentukan tetapi yang berjalan adalah kakiku dan yang mengatakan adalah Mulutku dan juga kehidupan adalah milikku. Menjalani kisah cinta selama berminggu-minggu dan juga menunggunya pulang sampai benar-benar menangisku habis tanpa sisa. Aku akan menjadi percaya padanya jika memang ini takut itu yang harus dikatakan untuk membuat kita bersama. Aku mungkin harus mengatakan bahwa bersamanya adalah takdir yang baik karena sudah selama ini dia benar-benar menemaniku dan bersikap begitu baik. Jika memang pada akhirnya ada sesuatu hal yang harus membuatnya pergi dariku aku harap itu hanya akan sebentar kemudian kita akan bertemu lagi terlihat itu juga kita bisa saling mencium, menyentuh tangannya yang begitu lembut dan pelukan yang begitu hangat dan juga kecupan yang sangat tidak bisa tergantikan oleh apapun itu. Aku hanya berharap satu hal Jika dia memang harus pergi meninggalkanku hanya untuk sebentar. Aku harap dia bisa melanggar waktunya untuk menata ponselnya dengan wajahku menekan tombol kontakku dan kita bisa saling terhubung. Jarak tidak akan memisahkan suatu kisah hanya dengan hal yang disebut pekerjaan yang sibuk. Aku yakin di antara pekerjaan ibunya dia pasti akan menyisakan waktu hanya untuk menghubungiku. Dan pasti aku percaya hal itu akan terjadi.)"
Berpikir soal masa lalu yang tidak ada habisnya membuat semuanya mengenang begitu lama soal kekhawatiran yang tidak akan pernah hilang. Hal ini tentunya membuat konflik yang sangat berat untuk semua orang yang memikirkan masa lalu yang tidak ada habisnya. Mereka semua berpikir mereka gagal dan mereka semua berpikir bahwa mereka tidak akan bisa melihat masa depan yang baik. Hanya karena ini bermula di Korea Selatan 1 Januari dan menemukan seseorang yang sangat bisa dibilang itu adalah takdir yang membuat kita tahu bahwa selama ini dia yang telah ditemani takdir yang harus kita temukan.
Apa yang bisa menggerakkan hati orang bukanlah kata-kata melainkan tindakan konsisten. Bukan sebuah antusiasme yang terlalu banyak tetapi dedikasi yang tulus
Cinta memang seringkali membuat seseorang terluka, tapi itu membuat nya semakin dewasa.
"(Sebenarnya aku belajar dari suatu hal yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya, ketika ini semua masuk dalam kehidupanku, ini semua mulai membuatku berpikir bahwa aku sedang beranjak dewasa. Aku menyukai pria dewasa yang sudah aku idamkan dari dulu meskipun pada akhirnya aku bermain-main dengan perasaan lelaki yang bahkan tidak pernah aku sukai sebelumnya..... Berhasil melupakan konflik yang lalu mungkin itu akan sangat berharga karena aku bisa tahu bahwa kesalahan mungkin bisa digantikan oleh kebenaran yang tiada habisnya. Hal ini membuat kita semakin dewasa, begitu juga aku. Aku memilih seseorang yang dewasa dari aku karena aku ingin membuat diriku belajar bahwa dewasa itu harus memiliki sebuah pengalaman dan pengalaman hanya didapatkan oleh mereka yang sudah mempelajarinya. Tak peduli seberapa yang mereka berikan soal cinta, tak peduli aku harus menerima seberapa soal hal ini yang penting aku bisa belajar lebih banyak dari orang yang lebih dewasa dari aku. Dari kecil aku hanya dikenal sebagai gadis kecil yang tidak bisa dikatakan memiliki kemampuan yang sungguh di luar Nalar. Tapi seseorang yang baik telah mengatakan sesuatu padaku bahwa aku adalah gadis sakura untuknya. Ketika mendengar hal itu tentunya aku akan begitu sangat senang bahwa aku dikenal sebagai gadis Sakura yang begitu cantik sekali,)" Shou menatap Tuan Beom, lalu mendekat mencium Tuan Beom, mereka masih ada di kursi meja makan.
"Shou, haruskah kita besok menghabiskan waktu? Apa kau ada kampus besok?" Tuan Beom menatap.
"Tidak ada, aku tak ada kampus hingga tanggal 20..." kata Shou.
Tuan Beom terdiam dan tersenyum kecil lalu mengecup leher Shou.
"Ahjussi... Ketika waktunya tiba... Aku hanya ingin bilang bahwa.... Jangan terlalu jauh pergi dan jangan terlalu lama untuk pulang," kata Shou.
"Aku mengerti itu...." Tuan Beom mengangguk dan Shou kembali memeluknya.
"Kalau begitu, ayo habiskan waktu tidur seharian," kata Shou membuat Tuan Beom terdiam, lalu dia menghela napas panjang dan mendadak menggendong Shou membuat Shou terkejut.
Lalu Tuan Beom meletakan Shou di ranjang. "Tidur sampai esok hari," tatapnya.
"Hehe.... Bagaimana dengan Ahjussi, apa Ahjussi tidak ada pekerjaan?" Shou menatap.
"Tidak ada sampai tanggal 20..."
"Hahaha, kau meniru ku," Shou menatap senang.
Tuan Beom terdiam, lalu dia mendekat mencium bibir Shou dan Shou juga menutup mata merasakan itu. "(Hal ini tidak bisa membuat ku berpikir dua kali bahwa aku memang ingin selalu bersama dengan nya.)"