webnovel

Chapter 53 I'm About Your's

Seoul, Korea Selatan, 12 Februari

Shou terbangun, ia membuka mata dan posisi tubuhnya memeluk bantal dan siapa sangka, ia telanjang, sangat seksi melihat nya di batasi selimut saja.

Ia lalu bangun duduk dan mengusap matanya, melihat jendela yang terbuka gorden nya membuat nya terdiam bingung. "(Kenapa gorden nya terbuka, bukankah perasaan tadi malam tertutup?)"

Lalu muncul Empa yang berjalan masuk. "Meong," ia melompat ke atas ranjang dan mendekat ke Shou yang mengelus nya.

Lalu Shou keluar dari ranjang dan memakai kemeja putih nya saja yang tergantung di gantungan baju.

Ia hanya memakai kemeja putih lengan panjang itu, tampak seperti seseorang yang simple di rumah.

Lalu ketika ia berjalan keluar, ia menghentikan langkah nya sambil memegang gagang pintu. Dengan hidung yang merasakan sesuatu. 

"(Kenapa.... Aku mencium bau enak dari dapur?)" ia bingung. Lalu kembali berjalan dan seketika melihat seorang pria besar sedang memasak membelakanginya dengan celemek merah muda yang ia pakai.

Dengan pakaian yang sudah rapi terpakai olehnya.

Shou terkejut melihat itu. "(Ahjussi?! Memasak?!)" ia menatap tak percaya.

"(Aku tak menyangka dia memasak, oh tidak, aku sedang tidak memakai pakaian dalam dan hanya sebatas kemeja tipis ini, aku harus berganti,)" ia panik akan penampilan nya dan akan mundur, tapi tiba tiba saja ia menginjak suatu sendok di sana membuat nya terkejut dan langsung jatuh.

"Ah!! Aw!!" ia jatuh ke belakang di bersamai dengan suara keras jatuh membuat Tuan Beom menoleh dengan cepat padanya.

Tuan Beom bermata lebar dan melangkah mendekat. Ia melihat Shou yang terjatuh dan bagian tubuh Shou terlihat karena posisi Shou.

Tuan Beom berlutut. "Kau sudah bangun?" tatap nya.

"Hng.... Sangat sakit," Shou memegang pinggul nya. Karena ia jatuh pantat lebih dulu.

Tuan Beom lalu mengulur tangan dan menggendong Shou di dada.

"Ahjussi?!" Shou menatap terkejut dan memerah.

Lalu Tuan Beom meletakan Shou di atas meja makan yang tinggi. "Eh sejak kapan meja makan setinggi ini?" Shou menatap bingung.

"Itu karena kau tidak pernah naik kemari," balas Tuan Beom. Ia memojok Shou di sana dan mencium bibir Shou.

"(Siapa bilang aku tidak pernah naik, anda yang selalu menaikan ku kemari.) Ah! .. Hng..... Ahjussi... Ha...." Shou mencengkram kerah Tuan Beom dan tangan Tuan Beom yang menarik baju Shou ke bawah membuat dada Shou terlihat dan ia mulai mencumbu Shou.

"Ah... Hng... Ha... Ha... Ahjussi."

Tiba tiba mereka terdiam mencium suatu bau gosong dan langsung menoleh ke kompor. Rupanya telur yang di goreng Tuan Beom tadi gosong.

Tuan Beom langsung melepas Shou dan mematikan kompor. Ia lalu menghela napas panjang pasrah.

"Ahjussi, maafkan aku, aku sepertinya mengganggu mu," Shou menatap memelas.

Lalu Tuan Beom membuang telur gosong itu dan menatap ke arahnya.

"Tidak, kau tidak mengganggu," balas nya.

"Ah begitu, tapi... Anda harus terpaksa membuat lagi," tatap Shou. 

"Aku sudah membuat yang lain, telur hanya sebatas aku menemukan satu saja," balas Tuan Beom dan ketika dia membuka satu panci di kompor, aroma nya langsung tersebar dan itu membuat Shou terngangah. 

"I... Itu...." Shou menatap masih dari meja makan. Rupanya Tuan Beom membuat Kari Jepang yang enak. 

"Ahjussi, kenapa aroma nya enak sekali, aku belum pernah melihat yang begitu," Shou menatap.

"Ini adalah Kari Jepang, aku belum sempurna membuat nya," balas Tuan Beom. 

"Tidak sempurna bagaimana, itu benar benar sangat enak aroma nya." 

"Baiklah, kalau begitu sarapan lah," Tuan Beom mendekat dan memegang pinggang Shou lalu menurunkan nya dari meja. 

Setelah itu, Tuan Beom tampak mencuci di wastafel, ia membelakangi Shou yang duduk di kursi meja makan, Shou menatap terpana di sana. 

"Ahjussi, kenapa Anda melakukan ini? Anda memasak dan mencuci piring di sini, itu sangat manis dan begitu terlalu baik," tatap Shou. Lalu Tuan Beom selesai mencuci dan menatap nya sambil meletakan pinggang nya di sandaran wastafel.

"Ini sebagai penilaian, kau tak perlu menilai ku sebagai pria yang sibuk di luar."

"Tapi makanan Ahjussi benar benar sangat enak, bisakah aku memberikan nya pada orang?" tatap Shou. 

"Kau tak bisa memberikan makanan pokok pada seseorang, paling tidak makanan yang berkesan manis dan cantik," kata Tuan Beom. Lalu Shou terdiam sebentar. 

"Ah, kue krim, apa Ahjussi bisa membuat nya?" Shou menatap dengan mata antusias nya.

"Aku tidak bisa membuat nya."

"Kalau begitu bagaimana jika kita membuat kue bersama? Aku sedang ingin yang manis manis juga kebetulan," Shou menatap.

"Apakah kau tidak masuk hari ini?"

"Hahahha, sebenarnya aku kebetulan tidak ada kelas dan juga supermarket ada pendatang baru, jadi waktu kita di bagi, kebetulan aku bukan jadwal yang sekarang, ini bebas untuk ku, aku bisa melakukan apapun yang aku mau di sini, juga bersama Ahjussi, bagaimana dengan Ahjussi?" tatap Shou.

Lalu Tuan Beom terdiam sebentar dan membalas. "Aku bisa sampai nanti malam, mungkin jika memang di batalkan, aku bisa sampai besok."

"Yei, baiklah, aku akan siap siap... Aku akan mandi dulu," Shou menatap senang lalu berdiri dari kursi meja makan dan berjalan ke kamar mandi. 

Sementara Tuan Beom memulai dengan bahan bahan nya, ia menuangkan tepung dan mulai duluan sambil menunggu Shou mandi. 

Setelah selesai, Shou berjalan keluar dengan bajunya. Celana pendek levis dan kaus yang dimasukan di celananya nya.

"Baiklah, aku sudah siap, bagaimana penampilan ku?" Shou menatap dan menebarkan pesona dengan imut pada Tuan Beom yang berdiri mengocok pelan adonan roti.

". . . Kau memakai pakaian terbuka di rumah, apakah kau tidak melakukan nya di luar juga?" tanya Tuan Beom.

"Ah soal itu, anda bertanya berkali kali, aku tentu saja harus menjaga harga diri kewanitaan ku, karena itulah aku memakai pakaian tertutup dan panjang, tapi di rumah, aku merasa di sini adalah tempat yang santai dan lagipula baju ini juga termasuk baju santai, baiklah.... Ahjussi membuat adonan rotinya?" Shou mendekat ke meja makan yang besar itu.

"Roti apa yang ingin kau buat?" tatap Tuan Beom.

"Aku ingin membuat roti creamy, untuk pelengkapnya aku akan membuat adonan krim nya, aku pastikan manis," kata Shou, ia mengambil alat dan membuat nya di samping Tuan Beom. Ia menggunakan kursi meja makan yang tinggi sementara Tuan Beom sudah selesai dan menuangkan adonan nya di wadah untuk di oven.

"Ahjussi rupanya bisa membuat adonan roti nya," Shou menatap terkesan.

Tuan Beom hanya terdiam menatap nya.

"Hehe, maaf, Ahjussi tidak bisa menjawabnya ya, bagaimana jika rasakan krim yang aku buat," Shou memberikan mangkok itu.

Lalu Tuan Beom mengambil nya sedikit dengan jarinya dan rupanya ia tidak meletakan nya di mulutnya tapi di depan mulut Shou yang terdiam.

"Rasakan lah dulu," tatap Tuan Beom.

Lalu Shou membuka mulut kecil nya dan memakan jari telunjuk Tuan Beom, dengan wajah yang membuat Tuan Beom terdiam menatap nya.

Shou menjilat bibir nya sendiri. "Ini manis," ia menatap dengan senang. 

Tapi tiba tiba Tuan Beom mencium nya dan melepasnya, ia juga menjilat bibirnya sendiri. "Kau benar, ini manis," tatap nya. Lalu berbalik dan memanggang adonan. Shou terdiam menyentuh bibirnya sendiri, ia berwajah merah dan menelan ludah.

"(Aku ingin lagi,)" ia menatap adonan itu.

Setelah Tuan Beom memasukan nya ke oven, ia mendengar Shou mengatakan sesuatu.

"Ahjussi~... Ahjussi~ aku butuh bantuan," kata Shou. Ia memanggil dengan suara yang menggoda. 

Lalu Tuan Beom menoleh padanya dan seketika mata nya membesar melihat Shou yang masih duduk di kursi dengan posisi terpojok sendiri dan mengangkat bajunya ke atas memperlihatkan buah dada nya dan masih di bra, dan bukan itu saja. Di pipi nya, mulut samping nya dan juga dada dan perutnya ada krim itu yang sepertinya sengaja Shou letakan.

Tuan Beom masih terdiam melihat itu.

"Ahjussi, aku butuh bantuan mu, menghilangkan krim ini dari tubuhku," Shou menatap.

Tuan Beom mendekat perlahan dan memegang kedua pinggang Shou, tangan Shou memeluk leher Tuan Beom dan mereka berciuman.

Tuan Beom mengangkat Shou untuk ke atas meja dan ia mencium perut Shou, menjilat dan memakan krim krim yang menempel termasuk di dada Shou.

Setelah bersih, ia menurunkan bra Shou membuat dada Shou keluar dari sana.

"Ah.... Ahjussi!" Shou terkejut.

Lalu Tuan Beom mengambil mangkuk penuh kerim itu dan mengambil nya dengan jarinya, ia meletakan nya di puting Shou membuat Shou terkejut.

Lalu Tuan Beom memakan puting Shou layaknya memakan dessert dengan ujung manis nya.

"Ah.... Hng.... Ahjussi... (Aku tidak memikirkan Ahjussi sampai begini, dia melakukan nya sendiri dan pastinya aku akan menyukai nya.)"

Tangan Tuan Beom juga menekan dada Shou membuat sebuah kenikmatan yang sangat profesional.

Tuan Beom juga melepas semua baju Shou dan menjatuhkan nya ke bawah membuat Shou telanjang bulat.

"Ahjussi, aku baru saja mandi... Hnggg."

Tuan Beom menggigit telinga Shou dan mencumbu tubuh Shou dimanapun.

"(Ah.... Ahjussi benar benar sangat hangat, dia lembut dan tidak terburu buru... Aku benar benar menyukai sifat yang seperti ini, memang nya wanita mana yang tidak suka sikap baik ini.) Ahjussi... Hng..." Shou menatap terangsang. Lalu Tuan Beom kembali mencium bibirnya.

"Siapa salah nya kau yang merayu seperti ini," tatap Tuan Beom padanya.

"Ahhhh.... Hng.... Ahjussi.... Hentikan," Shou masih ada di atas meja dengan Tuan Beom yang masih mencium seluruh tubuhnya. Selama 1 menit berjalan dan Tuan Beom tidak mengeluarkan penis nya. Meskipun di antara celana nya ia tegang dan lebih fokus mencium di setiap tubuh Shou. 

"Ahjussi, hng.... Hentikan," Shou menatap. Lalu Tuan Beom berhenti dan menatap nya juga. 

"Baiklah," Tuan Beom mengangguk dan tepat di saat itu juga, kue nya telah di panggang. 

Tuan Beom mengambil baju Shou yang ada di bawah dan memberikan nya pada Shou. "Tetaplah di sini dulu," ia mengecup pipi Shou, lalu mengambil kue itu dari oven dan mengeluarkan nya. Aroma nya benar benar enak dan Shou menatap terkesan pada adonan yang lembut itu. 

Tapi setelah menutup pintu oven, Tuan Beom mendekat dan menggendong Shou yang masih telanjang. 

"Ahjussi....?"

Tuan Beom berjalan ke kamar mandi. 

"Ahjussi, tapi, aku baru saja mandi."

"Kau akan mandi lagi," balas Tuan Beom membuat Shou terdiam.