webnovel

Chapter 5 I'm About Your's

Geunwo Beom.

"Jadi itu nama nya... Dan foto wajah ini?!" Shou melihat foto wajah dari pria gang itu. Terlihat sangat rapi, namun memakai kaus saat foto ktp dan juga rambutnya lurus ke bawah, tidak seperti sekarang yang terlihat ke belakang karena dia menggunakan krim rambut.

"(Aku baru tahu wajahnya seperti ini, ini pasti umurnya saat muda membuat KTP..... Benar benar sangat tampan juga... Menurutku hehe,)" pikir Shou yang menjadi berwajah merah.

Lalu melihat tanggal di sana dan menjadi terkejut. "(Huh, sudah ada 13 tahun? Dan tanggal lahirnya tercantum di sini, itu berarti.... Dia sudah lebih berumur 30 tahun ke atas, memang benar dia itu Ahjussi, tubuhnya gede pasti hangat kalau di peluk.... Astaga, apa yang aku pikirkan?!)" Shou memilih menggeleng kepala nya dengan cepat.

Saat pulang ke apartemen. Ia tampak pulang pada malam hari. "(Sangat lelah,)" ia berjalan sempoyongan hingga sampai di lorong nya. Tapi ia terdiam tak bergerak ketika melihat seorang pria mencurigakan yang ada di depan pintunya seperti membuka pintu apartemen nya.

"Anu.... Tuan?" panggil Shou. Seketika pria itu menoleh. Tampangnya benar benar seperti pria aneh.

Hal itu membuat Shou terkejut dan akan pergi tapi siapa sangka, pria itu menarik kerah lehernya dan memojok nya di pintu.

"Akhhh apa yang kau lakukan!!???" Shou mencoba mendorongnya dan memberontak. Tapi pria itu menutup mulut nya seraya berbisik. "Diamlah manis.... Kau sudah lama aku incar khekhe..."

"(Orang mesummm!!!)" Shou menatap tak percaya. Ketika pria itu akan mencium leher Shou.

Tiba tiba saja ada yang membuka pintu di samping apartemen Shou. Siapa sangka, bahwa itu adalah pria gang itu yang melirik mereka secara tak sengaja menjatuhkan rokok dari mulut nya.

"(Ahjussi?!)" Shou menatap tak percaya karena pria itu keluar dari apartemen di dekat pintu Shou.

Apa dia tinggal di dekat apartemen Shou?

Pria itu menatap dengan wajah bercampur datar dan bermata biasa.

"Hei... Apa yang kau lihat... Pergilah dari sini... Dia kekasihku, jadi tak apa bukan?" tatap pria yang menyekap Shou. Tapi mata Shou pada nya menjadi menandakan kode.

"Jangan menatapku!!" tambah pria itu. Tapi mau bagaimana lagi. Pria gang itu adalah tipe orang yang suka manatap tajam.

"Sialan.... Terserah jika kau mau melihat," pria mesum tersebut kembali pada Shou yang gemetar ketakutan.

Tapi tiba tiba saja dan tidak di sangka, di saat itu juga kerah pria mesum itu di tarik hingga ia salto sangat keras ke bawah.

"Akhhh sakit bajingan!!" dia bangun dan melihat terdiam ketika menatap pria gang itu tengah beraura membunuh.

"Lu... Lupakan, aku pergi!!" pria mesum itu untungnya langsung pergi.

Shou yang masih terdiam tak percaya menjadi jatuh duduk merosot ke bawah.

Lalu pria gang itu menatap. "Kau tidak di apa apakan oleh dia?" tatapnya.

"Aku... Aku baik baik saja," Shou membalas dengan panik.

"Kau tidak baik baik saja."

"Aku... Aku hanya... Terima kasih untuk yang tadi," Shou berdiri dan membungkukan badan.

"Lupakan saja, aku pergi" pria itu akan pergi.

"Ah tunggu... Anu.... Apakah ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuk membalas budi mu?" tatap Shou yang mengejarnya.

"Aku tidak membutuhkan nya," balas nya.

"Aku mohon, itu tadi adalah pertolongan yang sangat aku syukuri, jika tidak ada Anda... Sudah jadi apa aku nanti di tangan pria yang tidak jelas, jadi aku mohon... Aku ingin membalas budimu."

"Seperti apa?"

"Um... Mentraktir makan.... Anda ingin mencari makan malam?" tatap Shou.

Lalu pria gang itu terdiam dan berbicara. "Aku akan pergi minum, jika kau ingin ikut tak apa."

"(Minum? Minum alkohol? Tapi... Tak apalah... Yang penting aku membalas budinya,)" Shou mengikutinya.

--

Tak lama kemudian, mereka ada di depan supermarket. "Rasanya aneh juga minum di tempat kerja ku," kata Shou yang duduk di depan pria gang itu, mari kita sebut dia Tuan Beom yang duduk diam cuek menatap ke ponselnya.

"Um... Nama ku Shou, Shou Chin.... Aku tidak pernah membayangkan Anda ingin minum bersamaku, sebenarnya aku ingin minum, tapi aku belum pernah melakukannya hehe...." tambah Shou.

"Kau selalu pulang larut larut. Kau harus benar-benar suka minuman," balas Tuan Beom dengan singkat.

"Yeah.... Aku perempuan, dan keseringan minum akan membuatku gila..."

"Semuanya mengalami itu jika mabuk berlebihan, tak perlu takut untuk melakukan nya secara cukup," tatap Tuan Beom.

Shou menjadi terdiam, ia meminum alkohol itu perlahan dan bertanya pada nya. "Ngomong ngomong kapan anda pindah? Tempat itu kosong hanya sebulan yang lalu, mungkin aku tidak tahu karena aku tidak banyak menghabiskan waktu di rumah...? Dan juga..." Shou menghentikan bicaranya. "(Oh.. Aku satu satunya yang bicara, yah, itu tidak terlalu buruk. Aku sebenarnya merasa lebih baik bercerita padanya,)" pikir nya yang mulai sadar ia bicara tanpa di dengar oleh pria cuek itu. Karena dia tahu bahwa Tuan Beom tidak terlihat menatap nya, jadi dia berpikir bahwa pria itu memang tidak mendengar pertanyaan nya.

"(Sepertinya aku terlalu cerewet di depan nya, tapi ini pertama kalinya aku bisa senyaman ini di samping nya... Aku juga pertama kali bicara banyak pada orang yang baru saja aku kenal,)" Shou terdiam, ia menatap bawah dengan menunggu.

Lalu Tuan Beom berkata. "Apa kau perawan?"

"Eh maaf, apa?" tatap Shou.

"Apa kau masih perawan?"

"Um... Iya, sebenarnya aku masih perawan," balas Shou.

"Kenapa kau bilang 'sebenarnya'?"

". . . Semua orang menganggap semua wanita di kota ini tidak lah perawan, jadi aku mengatakan hal itu saja untuk meyakinkan Anda jika Anda ragu menganggap ku perawan, apakah itu sebuah masalah?" kata Shou.

"Aku hanya bertanya," Tuan Beom meletakan ponselnya mulai berbicara. "Aku sebenarnya pindah di sana tapi sudah ada kira kira 1 minggu. Aku tidak tahu aku punya tetangga, juga. Dan aku tidak benar-benar suka minum, Geunwo Beom nama ku," tambah Tuan Beom.

"(Dan di sini aku pikir dia tidak mendengarkan... Rupanya dia menjawab semua pertanyaan ku... Mengobrol dengan langsung, aku yakin dia tipe orang yang mendengar kan tapi diam dan membalas ketika sudah semua dilanturkan,)" pikir Shou, sepertinya ia meminum banyak juga di gelas alkoholnya. Dia juga berpikir lain soal Soohyun.

"(Aku benar benar berpikir dia tidak akan datang apalagi menawari ku minum....) Omong-omong, sebenarnya.... Ini pertama kalinya untuk ku minum," tatap Shou.

"Pertama kalinya? Aku membuat mu minum alkohol?" Tuan Beom melirik.

"Entahlah... Ini semua tidak harus terjadi... Aku benar benar sudah putus asa di kehidupan ini...." kata Shou. Seketika Tuan Beom mendengar suara isak tangis dari Shou membuat nya menatap kesal dengan Annoying Face nya. "Sekarang apa?!"

"Maafkan aku... Aku benar benar lemah.... Kadang aku berpikir, aku terlalu banyak bercerita kepada orang lain... Ini mungkin di karenakan aku tidak bisa menjaga rahasia ku sendiri... Membuat mereka berpikir bahwa aku idiot," kata Shou sambil mengusap air matanya sendiri.

Lalu Tuan Beom terdiam, ia menatap ke langit malam.

"Ahjussi, apa kau tidak keberatan jika aku bercerita padamu?"

"Lakukan saja," balas Tuan Beom tanpa melihatnya.

"Apa kau pendengar yang baik?"

"Tidak."

"Tapi, kau tidak akan terpikirkan perkataan ku."

"Ceritakan saja sebelum aku berubah pikiran."

"Aku tak mau mengganggumu."

"Aku sudah dari tadi terganggu."

"Ah.... Baik baik, aku akan ceritakan.... " kata Shou.

Lalu Tuan Beom mendengarnya sambil menyalakan rokoknya.

"Um... Aku adalah putri tunggal dari keluarga Chin, orang tuaku dulu memiliki rumah di kampung halaman, lebih tepatnya seperti keluarga yang lebih bermarga. Tapi mereka berdua benar benar sudah pergi karena sebuah kecelakaan mobil. Di pemakaman mereka, kakek ku memintaku untuk ikut bersama nya di halaman rumah untuk menjadi putri penerus keluarga bermarga, tapi aku tidak ingin... Karena aku tidak akan punya waktu untuk di luar, apalagi sekolah seperti mahasiswi pada umumnya. Banyak orang yang ingin merawatku, karena aku masih 16 tahun saat itu. Tapi aku menolak mereka semua dan lebih memilih tinggal di kota sendirian... Selama hampir 5 tahun, aku bisa berbaur dengan kota ini, tapi aku sadar... Perkataan kakek ada benarnya, aku terlalu sibuk pada dunia luar sehingga aku tak bisa mengurus diriku sendiri... Aku tak punya seseorang yang harus aku ajak bicara, setiap hari hanya bertemu dengan orang orang ramah di luar apartemen. Aku merasa senang bisa bertemu mereka, tapi entah kenapa aku mulai berpikir aneh ketika sudah sampai di rumah," kata Shou. Ia bercerita panjang lebar sambil terus minum dari gelas membuat rokok yang ada di bibir Tuan Beom sudah menjadi kecil.

"Hingga pada akhirnya, aku akan menjadi gadis payah," tambah Shou yang meletakan kepalanya di meja.

Lalu Tuan Beom menghela napas rokoknya dan berkata. "Berapa banyak botol pertama mu yang kau minum, ini waktunya pergi."

"Ah... Benar.... Aku masih harus mengembalikan kartu id anda yang tadi ketinggalan. . . Tunggulah sebentar Ahjussi~" Shou langsung terbangun dan berjalan sambil bergerak ceria padahal sedang mabuk. Ia berjalan ke dalam mengambil kartu id dan di sana ada manajer.

"Oh Shou... Halo~"

"Manajer halooo~" sapa Shou lalu ia mengambil kartu id di meja kasir membuat manajer menatap bingung. Malam hari rupanya tugas manajer untuk menjaga supermarket.

"Shou, kamu mabuk?" tatap Manajer.

"Hehe tidak kok, aku tidak mabuk sama sekali, aku hanya senang saja malam ini, hehe... Aku bertemu pria baik di luar sana," kata Shou, ia menunjuk dengan lemas di luar.

"Oh benarkah, kamu dapat pacar," Manajer ikut senang dan menatap ke kaca depan memperlihatkan pria besar tengah berdiri menunggu membelakangi supermarket itu. Seketika manajer menjadi terdiam kaku. "Shou... Itu yang kamu maksud?"

Sementara itu di luar, Tuan Beom berdiri menunggu sambil melihat ke langit. Lalu ia mendengar suara orang terkejut di dekatnya. Ia melirik yang rupanya adalah pria yang ia pukul di supermarket di depan Shou sendiri. Pria itu terkejut ketika bertemu Tuan Beom.