"(Ayo berpikir, untuk beberapa waktu sekarang, aku berpikir aku telah mencurahkan pikiran ku kepada dia tanpa berpikir. Dia terlihat tidak berbeda terhadap segala hal sehingga mungkin membuat ku merasa lebih nyaman. Aku mungkin, membutuhkan seseorang untuk mencurahkan segalanya, bukan seseorang untuk menghibur ku,)" pikir Shou. Lalu ia perlahan turun dan duduk di bawah sofa di samping Tuan Beom yang menatapnya.
"Aku menangis karena... Film ini selalu membuat ku ingat akan masa depan di dalam percintaan, belum tentu semua hubungan berakhir dengan baik, butuh beberapa tahun untuk saling mengenal satu sama lain, jika sudah terbiasa, mereka tidak akan di kenal sebagai pasangan cinta, tapi pasangan sahabat karena terlalu memahami dari setiap sisi pasangan nya, hingga akhirnya mereka akan berpisah dan menikah di berbeda tempat," kata Shou sambil menatap ke bawah dan kembali memeluk bantal yang ia pegang.
Lalu Tuan Beom terdiam dan menatapnya sangat dekat. "Kalau begitu, aku akan menunggu beberapa tahun untuk bisa mendapatkan apa yang kau suka."
"Eh apa?!" Shou menjadi terkejut di tambah wajahnya memerah.
"Sebagian besar, cinta memiliki kesan kontemporer, atau bisa dikatakan berakhir dengan rasa yang bahagia karena kita tahu, hingga akhirnya kita berhasil mencapai tujuan, yakni mendapatkan dan memahami apa yang ada di sisi dan kesukaan pasangaan," kata Tuan Beom.
". . . Um.... Apa Ahjussi pernah mengalami itu?"
"Kau berpikir apa tentang di umurku yang sekarang?"
"Um, kupikir Ahjussi sudah banyak menerima hal itu karena... Anda bersikap baik padaku seperti layaknya tahu apa yang di butuhkan pasangan," tatap Shou seketika Tuan Beom menatapnya kembali dekat membuat Shou terkejut.
"E... Maksudku... E... Um... Hanya saja perlakuan Anda benar benar baik.... Maafkan aku, aku mengatakan hal yang salah!" Shou langsung menjadi malu menutupi kembali wajahnya.
Tapi Tuan Beom memanggilnya. "Shou."
"I-ya?"
"Aku ingin mencium mu sekarang, apa aku bisa?" tatap nya, tangan Tuan Beom yang ada di atas sofa menjadi mendekat memegang kepala Shou.
"Ah... Uh.... Anda tidak bisa.. Maksudku.... Itu, itu masih..... Em..."
"Kau terlalu banyak bicara," sela Tuan Beom mengarahkan kepala Shou menatap padanya.
"Jika kau tidak suka, menghindar lah," tambahnya. Lalu Shou terdiam ragu hingga akhirnya ia menutup kedua matanya.
Tuan Beom terdiam sebentar, ia lalu mendorong pelan kepala Shou mendekat dan mencium bibirnya.
"(Apa dia benar benar sudah mencium ku... Uhm.... Ini sangat nyaman,)" pikir Shou sambil meremas bantalnya dengan tubuh yang gemetar.
Tuan Beom melirik itu, ia lalu mengambil bantal nya dari Shou. "Shou..." dan tangan satunya mendorong Shou untuk mendekat dengan masuk ke dalam baju Shou.
Tangan yang masuk itu, memegang buah dada Shou. "Ah...." Shou menjadi terkejut sambil menutup mulutnya.
"Shou," Tuan Beom menjadi mencium pipi Shou yang hampir memerah.
"Um.... Tidak, kita tidak bisa melakukannya," Shou mendorong tangan Tuan Beom yang ada di dalam bajunya.
"Aku tidak berpikir ini akan baik," tambahnya.
"Kenapa kau berpikir begitu?" tatap Tuan Beom.
"Um... Itu... itu karena aku... Sakit. . . Dan di sini aku merasa aneh ketika melakukan nya bersama Ahjussi, karena Ahjussi tak pernah melakukan seks bersama ku, aku memiliki pemikiran bahwa kau tidak tertarik seks dengan ku," kata Shou yang tak berani menatap.
"Kenapa? Kau berpikir begitu?"
". . . Ahjussi, jika Anda ingin aku suka pada Anda... Anda harus-
"Ini tidak seperti aku memaksamu, aku hanya ingin kau memikirkan nya, bahwa aku suka padamu dan aku sudah bilang jika kau tidak suka, menjauhlah dariku," sela Tuan Beom.
"Tidak.... Aku.... Aku suka!!" Shou menyela membuat suasana terdiam.
"M.... Maksudku... Em... Aku hanya... Aku tidak menilai Ahjussi buruk, tapi untuk saat ini... Kita tak bisa melakukan nya," kata Shou.
Tuan Beom terdiam dan seketika ia mengangkat Shou di bagian kaki Shou dan meletakan nya di sofa. "Ah Ahjussi, apa anda tidak dengar apa yang aku katakan?"
"Aku dengar."
"Lalu... Ini... Apa?"
"Aku tidak tahu apa masalahnya karena aku yang memberitahumu untuk mengambil rasa. Jika kau merasa tidak nyaman, maka rasakan dulu, dan jika kau menginginkan hubungan dalam, aku akan memberikan nya padamu, kecuali jika kau siap dengan rasa sakitnya, kau harus tahu... Aku tidak melakukan seks dengan mu, karena aku tak mau kau terluka ataupun merasa sakit," kata Tuan Beom. Mendengar itu Shou terdiam menatap.
"Jadi, baiklah jika kau ingin melakukan nya," tambah Tuan Beom yang mencium lengan Shou di sofa.
"Ahjussi, mari lakukan di apartemen anda," kata Shou, membuat Tuan Beom terdiam.
--
"Ah..... Ahjussi," Shou mendorong Tuan Beom di ranjang. Mereka sudah ada di apartemen Tuan Beom.
Sekarang Tuan Beom sudah menelanjangi Shou dan ia mencumbui nya. Lalu ia menatap Shou yang terlihat gemetar. "Kau ingin menunda ini?" tatap nya.
"Uh..... Um... Aku, tidak tahu."
"Kalau begitu kau hanya perlu berteriak," kata Tuan Beom, ia membuka paha Shou membuat Shou terkejut.
"Ah jangan dilihat!!"
"Kenapa, itu sangat imut," tatap Tuan Beom. Lalu ia melepas baju atasnya dan seketika Shou terdiam kaku. Ia pertama kali melihat tubuh Tuan Beom. Terdapat banyak sekali luka goresan pisau bahkan luka luka itu hampir seperti luka sayatan, bukan tusukan.
Shou bahkan masih terdiam kaku melihat itu.
"(Ahjussi.... Memiliki tubuh yang bagus... Sangat besar, dewasa...)" pikirnya.
Lalu Tuan Beom mendekat mencium bibir Shou.
"(Uh.... Ini sangatlah nyaman....)" Shou menutup mata dengan nyaman.
Lalu Tuan Beom bangun duduk dan mengambil sesuatu di saku bajunya yang ada di bawah. Shou melihat itu adalah satu kotak kondom ukuran besar.
"(I... Itu!!)" ia langsung terkejut dan ingat saat Tuan Beom pertama kali beli kondom ukuran besar.
"Kenapa? Wajahmu seperti terkejut?" tatap Tuan Beom, ia lalu menurunkan resleting celana nya dan Shou berwajah terkejut setengah mati karena penis Tuan Beom benar benar besar, pantas saja tangan nya juga besar.
"(I.... Itu.. Itu ukuran apa?!)" Shou menatap terkejut.
Setelah memakai kondom nya, Tuan Beom memegang paha bawah Shou membuat Shou terkejut.
"Shou, jika ini sakit... Pukul saja aku."
"Eh kenapa?"
"Agar aku bisa tahu kau kesakitan," balas Tuan Beom. Perlahan ia memasukan nya di vagina Shou, tapi itu tak mau masuk membuat Tuan Beom menjadi kesal.
"(Ugh.... Rasanya keras dan sangat besar,)" Shou hanya bisa menutup mata untuk menahan nya.
"Kau hanya perlu relaks," kata Tuan Beom, ia membuka pelan vagina Shou dan memasukan penisnya.
Tiba tiba saja Shou merasakan sakit yang luar biasa. "Ahhh!! Ahjussi... Hentikan!! Itu.. Sangat... Sakittt!!"
Tapi Tuan Beom terus mencoba memasukan nya hingga sedikit yang masuk. Dan itu pun membuatnya terengah engah karena saking ketatnya Shou.
"(Ughh... Dia benar, rasanya sangat sakit dan seperti ada sesuatu yang robek.) Ahjussi..... Ahhh... Aaahh!"
"Aku tahu itu, kau harus terbiasa," Tuan Beom langsung mensodoknya. Seketika Shou terkejut membuka mulutnya.
Hingga setengah masuk. "Kau.... Kau begitu ketat di sini.... Kau seperti akan memutus penis ku," tatap Tuan Beom yang mendekat memakan buah dada Shou.
Seketika di saat itu juga, darah keluar menempel di ranjang. Tuan Beom mengeluarkan penisnya dan rupanya vagina Shou berdarah.
"Ahjussi, aku mohon hentikan... Itu sangat sakittt... Aku tidak mau lagi...." Shou menatap sambil menangis.
"Lihat Shou, selaput dara mu sudah robek... Begitu cepatnya robek, rupanya tidak elastis sama sekali, itu memang sudah jelas karena kau perawan yang bersih," kata Tuan Beom.
"(Aku hanya merasakan bagian bawah ku hancur, berdenyut keras ketika dia menarik benda miliknya itu... Tapi aku tahu itu tidak bisa membuatnya turun,)" Shou mengangkat kakinya dan memeluk pinggang Tuan Beom dengan kakinya untuk tetap mendekat.
"Ahjussi... M...Masukkan, lagi..." tatap Shou dengan tatapan menawan.
Lalu Tuan Beom tersenyum kecil dan kembali memasukan nya dengan perlahan. Terdengar beberapa kali Shou berteriak dan mendesah.
Di saat itu juga, Tuan Beom mulai bergerak dan hal ketat itu tentu saja membuatnya tersiksa juga, ia mendekat ke Shou dan mencium leher bawah Shou.
"Anghhhh...." Shou tiba tiba kaku dan di saat itu juga, ia benar benar menekan penis Tuan Beom dan itu membuat Tuan Beom menggigit leher bawah Shou hingga benar benar berdarah.
"Ahhh!!" dan Shou terkejut dengan itu.
Tuan Beom tak melepaskan gigitan itu hingga darah mengalir dari leher bawah Shou.
Hingga Tuan Beom 'cum' dan melepas kondomnya melemparnya ke bawah. Tak di sangka, ia membuka kondom lagi.
Sementara Shou sudah lelah. "(Ugh.... Aku sangat lelah,)" ia akan tertidur tapi Tuan Beom memegang pipinya dan mendekat mencium bibirnya.
"Kau tidak bisa tidur," bisiknya seketika Shou terkejut membuka mata.
"Ahjussi, hentikan... Aku benar benar sangat lemas..."
"Kita lakukan satu kali lagi," kata Tuan Beom.
Terdengar suara Shou yang berteriak. "Ahhhh.... Ahjussi, kau bilang jika aku sakit, kau akan berhenti... Hentikan ini sekarang, kau harus memberiku waktu.... Ahnggh!"
Lalu Tuan Beom berhenti bergerak dengan napas banyak. "Kau ketat dan itu membunuhku setiap saat, tapi aku mencoba menyelesaikan ini," kata Tuan Beom, ia lalu menarik punggung Shou untuk mendekat.
Tuan Beom duduk di samping ranjang dan memangku Shou yang masih seks dengan nya.
"Uh... Ah.... Hng... Hentikan aku mohon.... Ahh!!" Shou terus memeluk Tuan Beom dengan kencang.
Tuan Beom kembali melihat luka leher bawah Shou yang masih mengalirkan darah. Ia lalu mengigitnya lagi membuat semakin terluka.
"Ahhh...!! (Dia terus menggigit di tempat yang sama dan itu rasanya menyakitkan, leherku seperti patah dan punggungku mati rasa.)"
Leher Shou yang terluka, mengalirkan darah hingga ke punggung dan dada depan nya.
Tuan Beom memakan buah dada Shou seperti harimau yang memakan darah seperti vampir.
"(Ugh... Ung....)" Shou hanya bisa lemas tak bisa menahan sakitnya.
Lalu Tuan Beom menatapnya dan mencium bibir Shou. Tapi Shou terkejut dan melepas ciuman itu. "Puahhh!" dia memalingkan wajahnya sambil menatap ke Tuan Beom.
Ia mengusap bibirnya sendiri. "Maafkan aku.... Tapi.... Mulut Anda terasa darah, dan itu membuatku tidak enak," tatap Shou.
Dengan darah yang mengalir dari mulut Tuan Beom, ia mendekat ke leher Shou yang terluka dan menjilat luka itu.
"Akhh... Ahjussi, apa yang kau lakukan?!"
Hingga Tuan Beom 'Cum' karena posisi itu, cairan nya keluar ke bawah. lalu ia mengeluarkan nya dan masih memangku Shou. Melepas kondom bekas itu dan memakai kondom lagi.
"Ahjussi, aku mohon hentikan ini...." tatap Shou memegang kedua pipi Tuan Beom yang terdiam.
"Aku butuh istirahat," tambah Shou, seketika di saat itu juga Shou tak sadarkan diri dan pingsan di pelukan Tuan Beom yang menatap tak percaya.
"Shou?"