webnovel

Alur Cerita

Latar sepenuhnya ada di Korea

Alurnya sebagai berikut:

Shou Chin, gadis yang perlahan bertemu dengan pria besar yang sungguh sangat berbeda jauh umur. Berada masalah di supermarket yang membuatnya berhadapan dengan pelanggan yang akan menyerang karena marah akan harga yang sudah di tentukan pihak, akan memukul Shou, tapi siapa sangka, pria besar itu menendang orang itu membuat Shou mulai terkesan dan menganggap nya. "Penyelamat di supermarket"

Itu di mulai ketika seseorang datang, bertubuh besar dan perutnya buncit dengan pakaian yang sangat santai. Dia juga terlihat seperti preman dengan kulit nya yang gelap. Hal itu membuat Shou agak takut.

Dia berjalan mengambil 4 botol alkohol di lemari es dan di berikan pada Shou.

Shou langsung menghitung nya. "(I.... Ini...)" ia langsung terdiam. Lalu pria itu melihat total nya di komputer di depan nya. Ia langsung memasang wajah yang sangat kesal. "Ha-h.... Apa apaan itu, kenapa harga nya begitu banyak huh... Hei bocah.... Kau bisa menghitung nya tidak!!?"

"I.... Itu karena... Anda mengambil banyak," Shou mencoba menjelaskan nya dengan nada yang ketakutan.

"Jangan membuat ku kesal.... Aku meminta diskon di sini!!" pria itu seperti akan mengamuk.

Shou hanya diam tak bisa apa apa. "(Tolong..... Ini yang aku takutkan ketika bertemu pelanggan yang seperti ini.... Hanya jika saja.... Ada satu orang... Menyelamatkan ku,)" Shou memasang wajah kecewa, ia menutup mata masih tak berani melihat karena terlalu takut.

Tapi tiba tiba ada yang menendang pria itu dari belakang sambil berkata. "Cepatlah minggir sialan..."

"Uakh...!" hal itu membuat pria tadi jatuh dan menjadi kesal. "Sialan!! Apa kau mau mat...i--

Ketika Ia menengadah melihat nya. Seketika dia berwajah terkejut dan langsung lari. "Aku akan membalas mu!!" teriak nya sambil berlari, sepertinya ketakutan pada orang yang menendang nya tadi.

"Hanya ini," rupanya seorang pria yang menendang tadi meletakan satu botol alkohol di meja kasir dan di saat itu juga Shou terdiam menengadah menatap pria tinggi itu. "(Wow... Seseorang.... Yang datang benar benar menyelamatkan ku.... Seseorang yang telah aku harapkan dari tadi,)" pikir Shou, kini mata miliknya berkaca terpesona.

Tapi ketika dia tahu sikap pria itu begitu sibuk dan cuek.

"Um... Tuan total nya XX..." tatap nya. Tapi pria itu hanya fokus pada ponsel nya dan tidak lelah berduri di depan meja kasir Shou, di pikiran nya Shou lebih berpikir akan sesuatu soal nya.

"(Dia sangat menjengkelkan, tapi... Kenapa dia sesuai tipe ku? Aku suka pada pria dewasa... Akh tidak, aku tak akan mau dengan nya, aku harap dia tidak pernah datang atau tidak akan bertemu dengan ku lagi...)"

Hingga di saat itu, pria itu terus datang di waktu yang sama dan meskipun Shou agak menganggap ini sangat aneh baginya bertemu dengan pria asing di kawasan itu, memiliki sikap yang cuek, tampang seperti ketua bos yang sangat mengerikan menjadikan nya dikira Shou adalah orang yang tidak baik.

Shou memasang tatapan membosankan karena di depan meja kasirnya ada pria itu. Shou tidak senang karena dia menyesal sudah berpikir bahwa pria itu tidak akan datang lagi, tapi mau bagaimana lagi, ini hari kedua dia melihatnya. "(Aku menyesal berpikir dia tidak akan datang, ternyata memang benar, dia sedang ada kasus gang nya di sini, pastinya, sepertinya tidak mungkin dia akan kembali lagi,)" pikir Shou.

Shou bersekolah di Universitas desain internasional di sana. Ia menjadi mahasiswi yang di bangga kan oleh salah stau dosen yang peduli di sana.

Dosen dari Shou menatap laptopnya ketika Shou menunjukan hasil desain nya. "Hm.... Ini sketsa yang bagus, sangat terancang rapi... Berapa hari kau mengerjakan nya Shou?" tatap dosen laki laki itu menatap Shou yang berdiri di depan meja nya.

Shou membalas sambil menatap bawah. "Aku mengerjakan nya lebih dari satu minggu, aku mungkin butuh waktu jadi aku tidak jadi mengikuti projek itu."

"Hah kenapa? Bukankah kau sudah membuat sebagus ini, ini bagus... "Bagus" yang keluar dari mulutku sendiri."

"Yah Terima kasih pujian nya Tuan Dosen, tapi aku tak bisa menerus kan nya."

"Hm... Bisa kau katakan apa yang membuat mu begitu?" tatap Dosen berdiri mendekat padanya.

Lalu Shou terdiam dan menoleh ke jendela. "Maafkan aku, aku putus asa...."

Shou putus asa karena dia memiliki satu orang yang ia taksir secara cuma cuma, meskipun begitu, dia juga tidak menyukai nya, hanya sekedar menjadikan lelaki itu orang yang ia kagumi saja. Tapi ketika mendengar dia sudah punya pacar, Shou berwajah putus asa.

Apalagi mengingat dia tidak hanya di buat putus asa hanya karena itu, dia juga merupakan gadis tunggal tanpa keluarga apapun, hanya bisa hidup sendiri dan memiliki teman pergaulan yang minim karena dia tidak bisa menghabiskan waktu bersama mereka.

Ketika Shou kembali berpikir soal bagaimana hidup nya di telan kesendirian, dia tak menyadari bahaya ketika dia pulang di apartemen nya.

Tepatnya ada pria asing yang sepertinya ingin menerobos masuk dari pintu Shou.

"(Hah!? Aku harus pergi!!)" dalam kepanikan nya, Shou tak bisa lari karena orang jahat itu menyerang nya, sepertinya kasus seperti ini memang sudah sangat banyak apalagi di antara gadis muda sepertinya.

Namun pria gang itu datang di saat yang tepat, menatap senyum Shou yang berbeda karena Shou menggunakan wajah senyuman padahal pria itu tahu bahwa hatinya baik baik saja.

Mengajak Shou minum dalam kejadian menyelamatkan gadis itu dari orang mesum yang ada di apartemen nya.

"Anu terima kasih untuk yang tadi, apa ada sesuatu yang bisa aku balas untuk anda?"

"Aku akan minum," balasnya yang cuek berjalan pergi. Shou tahu, tatapan itu bukanlah tatapan yang sengaja di buat, tapi penampilan nya memang begitu namun hatinya mencoba baik pada Shou.

Di malam itu, mabuk terjadi, Shou terus meminum dan bercerita semuanya, termasuk kenapa dia putus asa, pria itu hanya mendengarkan sambil menghabiskan banyak rokok meskipun dia bisa dikatakan bukan pendengar yang baik.

Hingga Shou mabuk dan di antar olehnya ke apartemen. Ketika pagi tiba, dia tersadar akan malam yang sama sekali tidak dia rasakan. Dia mengira bahwa dia sudah di acak acak oleh pria itu.

Shou segera beranjak ke kamar mandi, melihat dirinya di kaca yang berantakan. Ia melihat lehernya dan bagian bagian tubuhnya lalu menghela napas panjang. "(Fuhh, tak ada apapun, sepertinya Ahjussi hanya mengantar ku saja... Dia benar benar baik,)" Shou tersenyum kecil sendiri tapi tak lama, ia menggeleng kepala. "(Astaga, apa yang aku pikirkan,)" dia mencoba tidak tergoda dengan itu. Dari sana dia menganggap bahwa pria itu adalah pria yang baik.

Apalagi dia mengetahui nama pria itu sendiri yakni "Beom Geunwo"

Dan dari sana juga Shou perlahan suka dengan cinta satu malam ketika dia membawanya minum bersama nya. Tapi tak mau mengungkap nya, dan pria itu tetap saja memberikan apa yang rasa Shou sangat manis dari pemberian pria.

Ini terjadi ketika mereka berada di dalam mobil untuk pertama kalinya pria itu memberikan mochi putih yang lembut.

Tuan Beom terdiam, Ia lalu memberikan sebuah makanan pada Shou yang bingung, Shou melihat bahwa itu dua mochi tadi yang di lihat Tuan Beom saat di supermarket, Shou bahkan masih bingung. "Um... Ahjussi, apa kau memberikan nya padaku?"

"Ambil saja."

"Um.. Terima kasih, tapi kenapa... Mochi?"

"Kau tidak suka?"

"Bukan... Bukan itu maksud ku... Maksud ku... e... Tidak apa apa, terima kasih, sebenarnya aku memang menyukai mochi, um... Boleh aku memakan nya di sini," tatap Shou. Dia terus bersikap canggung seperti itu dan hal ini begitu menggambarkan bagaimana mereka saling berinteraksi.

"Lakukan saja," balas Tuan Beom yang singkat. 

Lalu Shou memakan satu mochi itu seperti kelinci di mata Tuan Beom yang melihatnya. 

"(Aku terlalu berlebihan, aku harus mengurangi melihat ke arahnya,)" pikir Tuan Beom. Lalu Shou menoleh padanya dan memberikan satu mochi itu padanya membuat Tuan Beom terdiam menoleh padanya. 

Kebetulan saat itu sedang lampu merah. 

"Ini Ahjussi, rasakan... ahh~" Shou akan menyuapi nya. 

"Aku baik baik saja."

"Tak apa, Ahjussi harus memakan satunya karena isinya dua," tatap Shou dengan manis. Lalu Tuan Beom membuka mulutnya mendekat padanya. 

Shou berwajah merah dengan senyumnya lalu menyuapi Tuan Beom. 

"Apa rasanya enak?... Aku berpikir ini rasa susu," kata Shou. 

"(Tidak jauh berbeda dari miliknya,)" Tuan Beom meng uyah sambil mengingat kan rasa pada dada Shou yang sama seperti mochi yang lembut itu.

Memberikan mochi kesukaan nya termasuk ciuman, ciuman tak terhingga, hingga pada akhirnya pria itu mengatakan perasaan nya duluan dengan cara yang berbeda dri banyak orang. Dengan tatapan datar dan tak gugup sama sekali.

"Shou, aku suka padamu."

--

"(Untuk pertama kalinya, aku berpikir bahwa pria besar ini hanyalah sebuah kebetulan kami bertemu. Menyelamatkan ku, datang tepat waktu ketika bahaya mulai di munculkan orang yang sepadan dengan kekuatan nya, ketika dia tak bisa muncul pada masalah sepele yang membuat hati ku cemas, dia selalu menjadi pendengar... Aku bisa bicara panjang lebar meskipun dia tak pernah mendengarkan... Pria ini tak mungkin bisa melakukan hubungan dalam dengan gadis sepertiku, jika aku tak punya keluarga, aku pasti bisa menerima apapun dari seseorang yang menjadi kekasihku, tapi aku memiliki kakek, apa yang dia katakan nanti jika tahu ada seorang pria mengerikan mengatakan hal sensitif padaku... 'Aku suka padamu' dia bilang itu bukan sebuah ungkapan, tapi hanya menginginkan aku memikirkan nya apakah aku menilai nya baik atau malah buruk. Aku tak tahu harus menilainya apa, dia sebenarnya seseorang yang baik, seseorang yang terlihat mengerikan, dan sangat cuek, tapi aku tahu... Dia baik tanpa menunjukan apapun, memiliki maksud tertentu.)"

Setelah berpikir panjang lebar dan keadaan yang terus mendukung cinta mereka, akhirnya Shou mau melakukan nya bersama dengan nya, Shou berhasil mengungkapkan perasaan nya karena pria itu sudah membuat nya tahu bahwa selama ini Shou memang tidak pernah bercinta ataupun berpacaran dengan seseorang.

Cinta pertama mungkin berisikan hal yang aneh termasuk cinta nya dengan nya. Mengingat bahwa pria tersebut bernama Geunwo Beom, seorang Direktur dari salah satu gedung saham yang termasuk berpengaruh di dunia, meskipun begitu, dia tetap menganggap dirinya hanyalah orang sibuk yang hanya ingin selalu bertemu dengan Shou, gadis yang juga dia sukai.

Dia mengakui bahwa melihat gadis manis pertama kali menunggu di kasir supermarket dan menyalurkan senyuman cerita dan aura positif yang indah. Membuat nya berpikir harus melindungi nya dan menjadikan gadis itu milik nya, Shou tidak keberatan, mereka berdua juga sama sama mengenal cinta satu sama lain hingga pada akhirnya kisah romansa di penuhi dengan konflik yang terus berbeda beda tapi hingga pada akhirnya, ciuman terakhir dalam pernikahan yang indah. Menjalin hubungan yang lebih serius hingga bayi yang di nanti nanti tiba.