webnovel

Chapter 83 (I'm About Your's)

Seoul, Korea Selatan, 20 Februari

Shou membuka mata dan menguap. Dia bangun dengan rasa kurang nyenyak. "(Ugh.... Kepalaku)" Dia memegang lehernya. Tapi ia sadar kenapa dia tidak nyaman dalam tidur. Itu karena Tuan Beom tidak ada membuat nya terkejut melihat sekitar. "Ahjussi.... Ahjussi...." Dia bahkan sampai bangun dan berjalan keluar dari kamar, tetapi di tempat lain pun tak ada.

"(Ahjussi..... Kemana?)" Dia melihat sekitar dan kebetulan melihat tanggalan segitiga yang menunjukan tanggal 20 sekarang.

Seketika dia terkejut mengetahui bahwa Tuan Beom telah pergi. "(Tapi... Bukankah kemarin..... Ahjussi tidur dengan ku...)" Shou tampak tak percaya.

Semalam, mereka sudah sampai di apartemen pada malam hari. "Hm.... Ahjussi, terima kasih sudah membawaku ke tempat tadi" Kata Shou menatap ke Tuan Beom yang mengikuti nya.

Tapi Tuan Beom terdiam, dia lalu menatap tanggalan segitiga di meja pojok ruangan itu. Dia menatap tanggal 20. "Shou, besok--

"Aku tahu itu" Shou langsung membalas membuat Tuan Beom terdiam menatapnya.

"Aku tahu tanggal 20, anda akan pergi.... Apa anda pergi pagi, atau sore, atau malam?" Shou bertanya.

". . . Mungkin, sore.... Aku masih bisa seharian besok"

"Ah, begitu, aku senang..." Shou menatap senang. Tapi Tuan Beom terdiam dan menghela napas panjang. "Sebaiknya segera tidur...."

--

"(Ahjussi, kau bilang akan pergi sore.... Tapi kenapa tidak ada sekarang....)" Shou kecewa sambil kembali ke kamar. Tapi rupanya dia menemukan kertas kecil di sana.

Shou bingung dan mengambilnya, di sana ada pesan yang rupanya dari Tuan Beom.

== Jika kau sudah bangun, sarapan dan bersantailah, aku kembali siang nanti, ada pekerjaan yang harus di siapkan untuk pergi == kata pesan tulis itu membuat Shou kembali kecewa.

"(Kau hanya akan membuang waktu...)" Shou benar benar kecewa. Tapi ia terpikirkan sesuatu. "Tunggu, mumpung Ahjussi pergi, aku bisa membelikan sesuatu padanya bukan.... Sebaiknya aku bersiap" Dia berencana membelikan sesuatu pada Tuan Beom sebelum pergi dan sekarang dia bersiap siap pergi.

Tak lama kemudian, terlihat seseorang yang duduk di sebuah bangku taman. Dia menunggu seseorang dengan duduk di sana sambil menatap ke ponselnya.

Rupanya itu Jivani, dia menatap di ponselnya sambil menoleh ke sekitar hingga ketika dia kembali menatap ponselnya, seseorang datang. "Maaf terlambat" Dari suara Shou yang tampak ngos ngosan.

"Shou..." Jivani langsung berdiri.

"Huf... Huf... Maaf terlambat, aku ketinggalan bus tadi"

"Ini baik baik saja, apa kau benar benar memanggil ku untuk keluar bersama?" Jivani menatap.

"Iya... Aku ingin bertanya padamu" Shou menatap seketika mata Jivani tampak seperti sedang antusias. Mungkin karena dia senang pada Shou yang hanya sekedar bertanya padanya.

Lalu mereka tampak duduk di bangku taman itu hanya berdua. "Begini.... Um.... Biasanya pria sibuk akan suka pada apa" Shou menatap dengan rasa yang malu.

Jivani terdiam dan menurunkan bibirnya. "(Rupanya bertanya hal itu.... Ini pastinya soal kekasihnya...) Kenapa kau bertanya begitu padaku? Aku bukan pria sibuk"

"Um.... Siapa tahu Jivani mau membantu ku.... Kamu harus membantu ku" Shou menatap memelas.

Jivani menjadi tertembak panah mata itu membuatnya tidak tahan dan menghela napas panjang. "Baiklah, setahu ku, mungkin pria sibuk akan membutuhkan barang barang penting dan berguna ketika menatap pekerjaan nya... Seperti setelan jas, jam tangan, sepatu, dan yang lain nya"

". . . Apakah merk yang digunakan mahal?" Shou menatap dengan nada kecil.

"Tentu saja, jika kau ingin membeli dari salah satu barang yang aku sebutkan tadi, kau bisa sama saja membeli mobil sampai rumah" Balas Jivani membuat Shou terkejut mendengar itu.

"(Sepertinya memang begitu... Aku pernah sekali melihat merk yang di pakai Ahjussi di jas setelan nya, merk itu benar benar mahal, apa itu merk kesukaan nya....)" Shou bingung. "Jivani... Bagaimana jika hal yang murah saja... Maksud ku, tidak sampai segitu"

". . . Merk apa yang kamu butuhkan?"

"Ah ini" Shou langsung menunjukan ponselnya yang berisi merk yang di maksud. Tapi siapa sangka, Jivani terkejut tak percaya melihat itu dan langsung menggeleng membuka dan menutup mata. "Shou, sebenarnya berapa kaya kekasih mu itu sehingga kau harus memberikan barang yang begitu mahal dari merk ini, merk ini yang meluncurkan benda kecil seperti gelang tangan saja harganya sudah sama seperti laptop gaming"

"Hah benarkah...."

". . . Coba kau pikirkan dulu saja, barang apa yang akan kau berikan padanya" Tatap Jivani.

"Um...." Shou tampak berpikir. Lalu ingat di bagian baju Tuan Beom yang harus di lengkapi. "Ah, aku tahu... Bagaimana jika dasi" Shou menatap.

Jivani tersenyum kecil. "Itu pilihan yang bagus, tapi harus kau tahu, merk ini, di bagian dasi, harganya.... Yah, mungkin bisa membeli handphone" Kata Jivani.

"Ah baiklah, aku mau itu saja... Aku akan membelinya..." Shou langsung menatap ponsel akan membeli.

"Shou.... Apakah kau punya uang dengan ini?"

". . . Hehe... Selama ini aku bekerja sambilan, aku menabung uang nya demi hari dan hanya mengambil kebutuhan saja... Awalnya aku ingin membeli rumah, tapi mungkin aku harus mengutamakan kebaikan pria ini" Kata Shou.

Jivani terdiam, dia lalu mengangguk dengan menghela napas panjang. "Baiklah deh, terserah kamu..."

Sementara itu, Tuan Beom rupanya ada di sebuah kafe yang besar, dia menatap datar pada orang yang ada di depan nya yang berbicara dan rupanya itu adalah Cha.

"Aku sudah bilang padamu untuk mengambil keputusan lebih dulu... Alih alih kau mengerjakan ini semua... Memang nya itu hanya akan selesai hanya dalam 3 tahun... Lebih baik kau tinggal di sana seumur hidup jika kau hanya ingin bolak balik ke tempat kerja dan ke tempat pertemuan dengan perusahaan lain.... Aku juga di sini mengingatkan mu... Direktur!!" Cha menatap kesal.

Lalu Tuan Beom menghela napas panjang memegang kening nya. "Aku akan tetap menganbil jalur itu"

"Ck, dasar pria tua... Kau itu benar benar keras kepala... Terserah jika perusahaan dapat rugi, itu juga milik mu, seharusnya aku tak perlu susah payah memberitahu mu hal ini..." Cha tampak kesal lalu berdiri dan berjalan pergi dari hadapan nya membuat Tuan Beom kembali menghela napas panjang hingga ia mengingat Shou. Kediaman Shou dan juga soal ayah Shou. "(Untuk apa aku susah susah mengurus pekerjaan jika ujung nya hanya terpikirkan hal ini saja...)"

--

"Shou, ini barang mu" Jivani tampak memberikan kotak dengan warna dan merk yang begitu mewah pada Shou yang berdiri di pinggir jalan menatapnya.

"Wah, terima kasih..." Dia menerima nya. "Bolehkah aku membuka ini?"

"Ya.."

Lalu Shou membukanya, seketika ia terpukau dengan warna corak dasi itu. Warna hitam dan biru tua yang bercanpur dalam warna yang begitu mewah. "Ini cantik, terima kasih"

"Kenapa terus berterima kasih padaku, bukankah yang membelinya itu kamu?"

"E... Ehehe... Maaf...."

"Oh, ngomong ngomong, apa kau sudah bisa memasang dasi?" Jivani menatap. Seketika Shou terkejut baru sadar.

"Astaga.... Benar.... Aku tidak tahu cara memasang dasi..."

". . . Apa kau benar benar tidak bisa memasang dasi?" Jivani menatap.

Lalu Shou menggeleng dengan kecewa. "Kalau begitu, aku akan mengajarimu, kebetulan aku juga tadi membeli dasi yang harga murah" Jivani menunjukan dasi miliknya yang sudah terbuka.

"Aku ingin mempelajari nya?" Shou langsung antusias.

"Baiklah, lihat aku" Jivani memakai dasinya.

1. Lingkarkan dasi di sekitar kerah dengan ujung lebar di sebelah kanan tergantung 4-6 inci lebih rendah dari ikat pinggang.

2. Silangkan ujung lebar secara horizontal di depan ujung ramping, buat bentuk X tepat di bawah dagu.

3. Selipkan ujung lebar ke atas dan di bawah lingkaran di sekitar leher, keluar mengarah ke atas di belakang X.

4. Gunakan satu jari untuk menahan X di tempatnya.

5. Tarik ujung lebar ke bawah.

6. Bawa ujung lebar di belakang simpul dan lewati secara horizontal dari kanan ke kiri.

7. Balikkan ujung ujung yang lebar ke atas dan tarik secara diagonal melintasi bagian depan simpul.

8. Lingkarkan ujung lebar di atas lingkaran di sekitar kerah dan turunkan kembali. Itu harus muncul di sebelah kiri ujung yang tipis.

9. Bawa ujung lebar secara horizontal melintasi bagian depan simpul, dari kiri ke kanan. Ini membentuk pita horizontal.

10. Bawa ujung lebar di bawah lingkaran sekali lagi, di sekitar kerah dengan ujung mengarah ke atas.

11. Putar ujung lebar ke bawah dan geser ujungnya melalui lingkaran horizontal.

12. Tarik ujung lebar ke bawah dan ratakan semua lipatan atau kendur pada simpul.

"Baiklah, selesai" Kata Jivani yang sudah selesai dan hal itu sangat bagus, rapi dalam pemakaian.

"Wah.... Tapi, kelihatan nya susah...." Shou menatap pusing.

"Cobalah, aku akan mengajari mu lagi" Jivani memberikan dasinya.

"Um.... Maksudmu, aku memakaikan dasi ini untuk mu?"

"Iya...."

"Um, Sepertinya tidak usah deh..." Shou menolak membuat Jivani terdiam.

"Aku sepertinya sudah tahu, terima kasih Jivani!" Dia berbalik dan berjalan pergi membuat Jivani terdiam menatap dasi di tangan nya, lalu dia tersenyum. "Kau gadis yang setia untuk kekasihmu....."

Sesampainya di apartemen, Shou langsung menyembunyikan dasi itu dan berganti baju pendek lalu duduk di sofa. Layaknya tak terjadi apapun, dia duduk di sana dengan tenang menghela napas panjang. "(Sebenarnya, aku agak gugup... Jantung ku herdegup kencang sekali...)" Ia memegang dadanya mencoba bernapas normal lalu menoleh ke buku gambar yang ada di bawah meja dekat sofa.

Dia mengambil itu dan mulai menikmati hobinya menggambar sketsa. "(Hm... Aku mungkin juga sekalian untuk menggambar sesuatu design, mungkin logo....)" Pikirnya. Dia menggambar sambil tiduran tengkurap di sofa.

Sementara itu, Tuan Beom keluar dari mobilnya, dia ada di apartemen Shou dan akan berjalan ke dalam. Tapi ia berhenti berjalan karena ponselnya berbunyi membuatnya terdiam dan mengangkat itu, tapi di sini, dia berbalik badan, dia masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya pergi dari sana. Sepertinya pekerjaan memanggil membuatnya tak bisa bertemu Shou.