webnovel

Chapter 72 (I'm About Your's)

"Shou... Kau mungkin berpikir bahwa takdir memang memilih kita untuk sebuah pertemuan yang panjang, tapi takdir juga pastinya akan memberikan kita sebuah kebersamaan yang tidak ada akhirnya dan tanpa hambatan sama sekali, jika kedua takdir kita sudah seperti itu, kita tidak akan tertarik pada hal lain dan hanya memikirkan ingin menghabiskan waktu bersama saja... Kau harus heran jika aku berjalan bersama orang lain sementara aku masih berpikir tentang mu... Kau adalah tentang ku Shou, dan aku adalah tentang mu..." Tatap Tuan Beom. Dia masih menggendong Shou sambil menatapnya, mereka juga masih ada di pagar pelabuhan dekat cargo cargo yang tersusun rapi itu.

Shou terdiam mendengar perkataan Tuan Beom tadi, dia melihat hal lain dengan membuang mukanya. "(Aku tentang mu? Apakah anda mencoba mengatakan nya bahwa kita sama sama belajar dan mencari tahu tentang pihak berbeda satu sama lain, Ahjussi mencoba mencari kepribadian ku dan aku mencoba mencari kasih sayang Ahjussi.... Itu pastinya berlawanan arah... Ini memang cinta, cinta berbeda usia yang begitu panjang... Umur Ahjussi pastinya akan dikatakan 35 lebih sekarang, mungkin 37.... Ahjussi pastinya harus memiliki pasangan sehingga dia tidak akan lalai melihat sekitar.... Tapi apakah aku akan mengatakan nya langsung... Tentunya ini butuh waktu apalagi Ahjussi akan pergi selama 3 tahun...)" Shou terdiam kecewa dan tidak membalas perkataan Tuan Beom tadi.

"Jika kau berpikir bahwa aku pernah bermain dengan wanita, itu memang benar, tapi aku tak pernah memperlakukan mereka sama seperti mu.... Sebaliknya... Kau gadis yang membuat ku harus menahan sesuatu yang selama ini selalu aku keluarkan pada orang lain yang berujung pada kefatalan pihak... Menerima sikap ku apa adanya, menerima bantuan ku dengan baik dan menerima cinta ku dengan sangat senang, itu adalah kau... Menurutku untuk mengatakan, aku suka padamu, Shou" Tatap Tuan Beom.

"Ahjussi....." Shou meremas baju di bahu Tuan Beom. "Aku tidak bermaksud menuntut seperti itu, tapi aku memang membutuhkan hal itu... Sangat... Maafkan aku jika sikap ku seperti ini... Dari awal sikap ku memang bisa di mengerti, tapi semakin anda dalam mengetahui soal aku... Ini malah terjadi sebaliknya" Shou gemetar, dia menangis lagi membuat Tuan Beom terdiam.

"Shou...." Ia memanggil membuat Shou menatapnya dengan berhenti terisak tapi air mata masih saja keluar.

"Shou, berapa umurmu sekarang?"

". . .19.."

"Kapan kau akan 20 tahun?"

". . . April"

"April? Itu saat sakura mekar, maafkan aku jika aku tidak ada untuk mengucapkan ulang tahun mu nanti" Tatap Tuan Beom membuat Shou masih terdiam.

Shou lalu melingkarkan tangan nya di leher Tuan Beom. "Anda bisa melakukan nya di ponsel..." Kata Shou, ia memeluk Tuan Beom dan meletakan kepalanya di bahu Tuan Beom yang masih menggendong nya.

"Shou.... Bisa kau membalas kalimat ku?" Kata Tuan Beom. Shou hanya terdiam masih memeluknya dan tak berani menatap.

"Shou, aku suka padamu"

". . . " Shou tidak membalas. Dia meremas kembali baju Tuan Beom.

Di saat itu juga Tuan Beom ikut terdiam dan menghela napas dalam pikirnya. "(Ha... Sepert--

"Aku! Juga! Suka! Ahjussi!!!" Shou tiba tiba membalas. Dia tadi mengangkat kepalanya dan langsung berteriak secara putus membuat Tuan Beom menatapnya dengan mata lebar.

Ketika Shou mengatakan kalimat itu, pandangan Tuan Beom benar benar berkilau dengan air mata Shou sebagai kilauan yang tertera angin. Rambut Shou yang terurai membuat pemandangan yang sangat cantik.

Shou menutup mata dengan mengatakan itu, ia lalu membuka mata perlahan dan melihat wajah Tuan Beom.

Ia tiba tiba terkejut karena air mata Shou ada di pipi Tuan Beom hanya satu tetes. Sepertinya air mata itu tidak sengaja kena ketika Shou mengangkat kepala nya dari bahu Tuan Beom.

"Hah.... Maafkan aku" Ia terkejut dan langsung mengusap pipi Tuan Beom dengan tangan lembutnya membuat mereka masih saling menatap.

"Ma... Maafkan aku.... Aku benar benar minta maaf" Shou masih merasa bersalah atas air mata yang ada di pipi Tuan Beom, tentunya itu air mata milik Shou.

setelah selesai mengusap, Shou terdiam dengan wajah merah karena Tuan Beom masih menatapnya.

"Ahjussi... Kupikir ini bukan romansa..." Shou langsung membuang wajahnya.

Tuan Beom kembali menurunkan matanya menjadi sayu dan menghela napas panjang. "Ha.... Jika aku melihat mu menangis, entah kenapa aku menyukai nya tapi juga tidak menyukai nya... Air mata yang kau keluarkan, selalu berkilau dan ketika aku melakukan ini padamu.." Tuan Beom mendekat dan mencium bagian bawah mata Shou membuat Shou menutup mata.

"Air mata ini, rasanya manis dan beraroma sakura" Tambah Tuan Beom.

Shou benar benar berwajah merah. "Apakah itu memang benar?" Shou menatap.

"Kau tidak percaya padaku? Apa kau pernah melakukan ini bersama orang lain? Kau pernah tidur dengan mereka? Dan mereka mencium mu seperti itu?" Tuan Beom menatap serius.

Shou menggeleng dengan masih malu.

"Itu berarti aku benar, aku benar dengan apa yang aku rasakan ini, apapun yang ada di tubuhmu, aroma nya benar benar lembut, dan aku yang hanya tahu akan hal ini" Kata Tuan Beom, ia mencium leher Shou membuat Shou bernapas panas.

"(Ahjussi selalu mengatakan kalimat yang seperti itu... Dia benar benar membuat ku hilang dalam pikiran ku sendiri, Aku benar benar harus menganggap ini apa atau malah aku terhasut)" Shou masih bernapas panas dan melihat bagian air pelabuhan.

Ia terkejut ketika ada kapal besar berhenti di bagian agak jauh tempat mereka dan keluar beberapa orang.

"Ung.... Ahjussi... Ada orang yang akan melihat..." Shou menatap.

Tapi Tuan Beom masih tetap mencium leher Shou.

"Hng... Ahjussi... Hentikan... Ini benar benar sangat aneh.... Orang lain akan melihatnya... Dan jika anda menerus kan itu.... --

Chomp!!

Tiba tiba Tuan Beom menggigit leher Shou.

"Ahh!!" Shou terkejut berteriak sakit dengan meremas baju Tuan Beom.

"Hng.... Ahjussi... Lepaskan.... Itu sakit... Anda akan membuat bekas..." Shou masih kesakitan karena Tuan Beom masih menggigit nya dan semakin keras gigitan nya.

Hingga Tuan Beom selesai menggigit, melepas gigitan nya sehingga membuat tali ludah itu, membuat bekas gigitan merah di leher Shou.

"Hng... Ini sakit..." Shou kembali menangis.

Tuan Beom mendekat dan mencium gigitan itu. "Ini sudah tanda yang keberapa?" Tatap nya.

". . . Ini sudah yang ke... Lima..." Kata Shou.

Tuan Beom terdiam, ia lalu mencium bibir Shou, mereka sama sama mencium bibir tapi Shou tak sengaja dan kebetulan melihat ada orang datang.

"Ahjussi.... Ada orang" Shou mendorong nya.

Tuan Beom menatap serius. "Biarkan saja"

"Tapi... Mereka berpenampilan penting" Tatap Shou dengan panik.

Tuan Beom menoleh dan seketika ia terdiam. Ada beberapa orang mengikuti satu orang yang kelihatannya penting.

Tuan Beom menurunkan Shou membuat Shou terdiam bingung. "Tetap di belakang ku" Kata Tuan Beom membuat Shou masih bingung.

Sementara orang orang tadi berbicara. Mereka seperti pengawal yang mengikuti satu orang yang berjalan duluan.

Tepatnya pemimpin mereka itu. "Wah wah.... Sudah lama aku tidak ke Korea... Penampilan pelabuhan nya bahkan juga akan cocok di jadikan pemandangan wisata" Kata Orang itu, siapa sangka. Itu adalah Tuan Nakana, seorang pria yang meminta Tuan Bwom mengambil banyak nya kediaman termasuk kediaman milik Shou- Chin.

Bagaimana bisa dia ada di Korea, bukankah ada di Jepang. Kini biarkan takdir bicara soal dia akan bertemu dengan Shou kecuali Tuan Beom bisa menahan takdir itu.

Tuan Nakana berjalan dan tak sengaja menoleh ke Tuan Beom. Ia menjadi terkejut senang. "Direktur Beom" Ia langsung mendekat.

Shou yang ada di belakang Tuan Belom menjadi terdiam. "(Direktur? Jika orang itu bilang direktur, itu berarti Ahjussi juga kenal dengan nya?)"

"Ah, Direktur Beom... Kebetulan kita bertemu di sini kan" Tuan Nakana mengulur tangan.

Tapi Tuan Beom terdiam dan memasang tatapan tajam tanpa berjabat tangan dengan Tuan Nakana yang kembali menarik tangan nya.

"Ah, anda pasti bertanya tanya kenapa aku ada di sini, aku hanya ingin melihat Korea saja dan juga jika berkepentingan.... Aku juga ingin mengambil kediaman sendiri" Kata Tuan Nakana, jadi maksudnya adalah dia akan ke kediaman Shin. Karena ia mendapat laporan bahwa rencana Tuan Beom mengambil kediaman dihentikan oleh Cha.

"Aku sudah bilang pada direktur Nakana bukan? Bahwa biarkan kediaman itu menjadi milik ku, anggap saja itu serah pujian karena aku telah mengambil banyak nya kediaman" Kata Tuan Beom.

Hal itu membuat Tuan Nakana terdiam. ". . . Apa?! Jadi selama ini anda yang menghentikan perintah anda sendiri?"

"Aku sengaja menggunakan Cha untuk menghentikan perintah ku sendiri karena perintah ku tak bisa di batalkan dan kini kau tahu sendiri"

"Apa anda yakin, kediaman itu.... juga memiliki maksud--

"Yeah... Aku yang akan memegang nya... Tak perlu bicara panjang lebar, tak peduli itu urusan apa" Kata Tuan Beom.

Di saat itu juga, Shou benar benar mendengar hal itu. "(Ini... Tidak mungkin... Kediaman ku?! Siapa pria itu, kenapa mengangkut kediaman ku?)"

"Kenapa anda tidak bilang padaku?"

"Aku berencana membangun informasi bersama dengan mu di Jepang nantinya, apakah Direktur Nakana perlu kemari hanya untuk memberitahu ku itu?" Tuan Beom menatap.

Di saat itu juga Shou baru sadar. "(Tuan Nakana?! Jika tidak salah.... Itu nama.... Ayah ku?!!)" Shou terkejut, tapi tiba tiba tangan Tuan Beom memegang tangan Shou dengan agak erat membuat Shou terdiam, dia seperti memberi isyarat bahwa Shou jangan menunjukan dirinya.

Tapi Tuan Nakana tak sengaja melihat tangan Tuan Beom memegang tangan kecil.

"Tuan Beom, anda bersama seseorang?" Tuan Nakana menatap dengan senyum kecilnya.

Ia mencoba melihat dan di saat itu juga Tuan Beom terdiam dan menutup mata. "(Takdir lebih sakit....)" Kenapa dia berpikir begitu karena mau bagaimana lagi, Tuan Nakana akan melihat Shou.

Hingga Tuan Nakana benar benar melihat Shou yang berdiri di belakang Tuan Beom.

"Oh gadis manis yah..." Tuan Nakana menatap. Tapi ia berwajah terkejut diam ketika menatap Shou.

Shou juga sama sama menatap.

Hingga Tuan Nakana bicara duluan. ". . . Shou...."