webnovel

Chapter 70 (I'm About Your's)

Setelah mengobrol dengan Naya, Shou memutuskan untuk ke ruangan dosen. "(Aku harus memberikan tugas ini dengan cepat agar tidak lama selesai hanya karena masalah ku)"

Terdengar suara pintu dari ruangan Dosen terketuk. Tuan dosen yang ada di dalam sedang menulis sesuatu di mejanya, mendengar ada seseorang yang ingin masuk, dia mengizinkan masuk. "Masuk saja"

"Tuan dosen" Panggil seseorang yang masuk itu yang rupanya adalah Shou sendiri.

Dosen menatap dan menyapa Shou. "Halo Shou, tidak biasanya datang tanpa aku panggil"

"Um... Maafkan aku... Um... Aku ingin memberikan proyek nya sekarang" Kata Shou.

"Huh, sudah jadi?" Dosen menatap.

"Ya, desain arsitektur rumah nya sudah aku selesaikan" Shou berjalan mendekat, dia mengeluarkan laptopnya dan menunjukan desain arsitektur nya pada dosen.

Seketika dosen nya menutup mulutnya tak bisa berkata kata. "Ru... Rumah ini sangat besar! Dan desain yang di buat, tangga, lantai dan jendela itu tampak indah dan sangat susah" Tatap nya.

"Ah hehe, iya.... Aku agak susah dalam mengganbarnya, tapi untungnya karena sebuah niat, aku berhasil membuatnya"

"Wah bagus bagus, satu usaha yang bagus, lalu, apa Kau sudah menggambar nya di kertas arsitektur?"

"Ah, aku membawanya" Shou mengambil sesuatu dari tasnya, tapi ia terdiam kaku dan terkejut ketika mencari di tas yang ia bawa itu.

"(Astaga.... Kenapa aku payah....) Um... maafkan aku, aku meninggalkan nya" Shou menatap sedih dan kecewa.

Rupanya kertas biru itu ada di meja dapur Shou dan sekarang Empa tidur di atas kertas itu dengan nyaman. Kertas gambar arsitektur itu seharus nya di bawa Shou untuk di tunjukan pada Tuan Dosen yang telah selesai di gambar oleh tangan nya sendiri.

"Oh ini tak apa, bawa saja besok, aku akan sekalian menerima tugas mu besok dan juga.... Kau bukan orang pertama yang mengirim pertama tugas proyek pertama ini" Tatap Tuan Dosen.

"Eh, apa maksud anda.... Jadi ada yang duluan mengumpulkan projek nya? Seperti apa itu projek nya, aku ingin melihatnya?"

"Ini mungkin akan mengejutkan setelah kau mendengar nama orang nya, kau akan terkejut lebih dari apa yang orang itu kerjakan"

"Siapa itu tuan dosen?"

". . . Dia.... Soohyun...." Balas Tuan Dosen seketika Shou benar benar terkejut.

Soohyun memang dari dulu ikut kelas projek karena itulah dia bertemu dengan Shou setiap hari di kelas. Dia juga terus saja membuat topik projek hanya untuk mengobrol dengan Shou, tapi mau bagaimana lagi, Shou merasa tidak nyaman karena dia mendengar Soohyun punya pacar saat itu.

"Tapi.... Bagaimana bisa..."

"Yeah, sebelum dia pergi dari kampus, dia meninggalkan projek nya ini bahkan dia juga mengatakan sesuatu" Kata dosen.

--

Sebelumnya, ada yang mengetuk pintu tuan dosen dan masuk, siapa lagi jika bukan Soohyun. "Profesor" Ia menatap dengan datar.

". . . Soohyun?" Dosen menatap agak jauh tepatnya dari tempatnya.

"Profesor, aku memutuskan untuk ikut projek itu, apakah Shou sudah mengumpulkan projek nya?"

"Projek arsitektur itu? Dia belum mengumpulkan nya, belum ada yang mengumpulkan nya... Kenapa bertanya soal shou?"

"Aku hanya ingin mengumpulkan projek ku" Soohyun memberikan sebuah flashdisk. "Ada satu desain arsitektur yang sudah selesai aku buat dan aku harus berterima kasih pada Shou tapi... Ini semua membuat ku tak mau harus mengobrol dengan nya" Kata Soohyun, sepertinya di saat itu ia sudah kecewa karena Shou bersama dengan Tuan Beom.

"Soohyun jangan bilang kau suka pada Shou?" Dosen menatap.

"Yeah begitulah, tapi harapan ku telah pupus.... Mendapatkan gadis seperti Shou mungkin membutuhkan tanggung jawab besar dan aku sama sekali bukan yang di pilih oleh takdirnya, sebelum aku pindah dari kampus nantinya... Aku ingin dia melihat projek ku dan jika salah satu dari projek kami di bangun dan diterima oleh pihak arsitektur.... Tentukan mana yang akan di bangun" Kata Soohyun, ia menatap flashdisk tadi dan membungkukkan badan setelah memberikan benda itu di tangan dosen.

Lalu berjalan pergi. "Terima kasih, aku sampai sini saja.... Katakan pada Shou, Terima kasih telah membantu ku mencarikan referensi soal projek itu" Kata Soohyun, ia lalu berjalan pergi membuat Tuan Dosen terdiam.

"(Soohyun, kau lelaki yang baik, kau memilih pergi dari pada harus menerima sesuatu yang bukan dijadikan takdir mu)"

Dan begitulah bagaimana Soohyun bisa mengumpulkan projek itu duluan dan Tuan Dosen tahu masalahnya.

Sekarang Shou benar benar terdiam setelah mendengar itu tadi. "(Soohyun.... Maafkan aku....)" Ia menjadi kembali ke rasa bersalah.

Lalu laptop Tuan Dosen menunjukan desain arsitektur yang berbeda. Desain itu lebih seperti desain rumah pasangan baru.

"Ketika pertama kali aku melihat desain ini, aku tahu.... Desain ini menggambarkan sesuatu yang sangat penting, meskipun sederhana...." Kata Tuan dosen.

"(Projek arsitektur yang di buat Soohyun.... Benar benar sangat bagus... Aku benar benar tidak menyangka ini)" Shou masih terdiam.

"Shou, tetaplah kuat.... Ini adalah cita cita mu bukan.... Kau sudah menyelesaikan projek mu.... Dan tinggal tunggu siapa yang akan di bangun projek nya..."

"Terima kasih Tuan Dosen.... Aku benar benar menghargai itu" Kata Shou.

"Tidak, tidak, aku yang seharusnya begitu" Tambah Tuan dosen, mereka sama sama tersenyum.

Tapi di sisi itu, pikiran Shou mengatakan hal lain. "(Ini memang cita cita ku, aku ingin memajang karyaku... Karya yang aku buat, aku ingin menjadi seseorang yang dapat menciptakan gambaran yang begitu nyata tapi.... Soal kediaman.... Aku benar benar harus memutar balikan pikiran ku)" Ia masih khawatir antara kediaman yang akan ia pegang.

Jika bukan karena ayah nya keluar dari tanggung jawab, kediaman juga tak akan memberatkan pikiran Shou.

--

Sorenya, di supermarket, Shou membungkus belanjaan seseorang. "Terima kasih, silahkan datang lagi" Kata Shou dengan ramah.

Setelah pelanggan itu pergi, sama seperti biasanya dia menghela napas panjang. "Sangat melelahkan" Gumam nya.

Tapi ada pelanggan datang lagi membuat nya menoleh dan langsung mengatakan kalimatnya. "Selamat datang" Ia menyapa dengan ramah. Tapi ia terdiam bingung karena itu adalah Jivani.

"Jivani" Ia menatap tak percaya.

Jivani mengangguk sambil melambai pelan menyapa Shou tanpa suaranya.

"Jivani, maaf soal tadi ya.... Aku benar benar tak tahu harus menjawab apa soal pertanyaan mu tadi, aku tidak bermaksud mengabaikan mu tapi.." Kata Shou.

"Ini baik baik saja...." Jivani membalas. Sebelum mencari sesuatu yang akan ia beli, dia mampir di depan meja kasir itu.

"Apa kamu benar benar baik baik saja soal masalah mu Shou?" Tatap nya dengan agak khawatir di pandangan Shou.

"Em.. Um... Ini baik baik saja, Terima kasih telah membuat kekhawatiran yang seperti itu, jangan khawatir....Aku sudah bisa mengatasinya"

"Apa kau yakin, kau tidak boleh menyembunyikan sesuatu yang harus di ceritakan, katakan saja pada orang orang soal suasana hati maupun perasaan mu agar kami mengerti" Tatap Jivani.

Mendengar itu membuat Shou terdiam. "(Apa yang baru saja Jivani katakan padaku, kenapa dia bicara begitu padahal yang seharusnya yang bicara begitu adalah Ahjussi, karena dia yang dekat dengan ku... Padahal aku dan Jivani agak jauh bahkan kita tidak pernah bicara sedikit pun, kita hanya bicara sebentar setelah itu aku benar benar tidak tahu... Kenapa perkataan nya lebih dewasa di bandingkan apapun)"

"Baiklah, aku akan membeli sesuatu dulu" Tatap Jivani.

"Ah baik, aku akan menunggu" Shou mengangguk.

Setelah itu, tak lama kemudian Jivani meletakan dua kaleng soda dan dua biji mochi susu putih di meja kasir.

"Total nya 10, mau tambah apa lagi?" Shou menatap akrab.

"Ini untuk mu" Kata Jivani mendorong pelan satu kaleng soda dan dia mochi itu membuat Shou terdiam bingung. Sehingga Jivani hanya membawa satu soda itu.

Jivani hanya menambah senyuman dan mengambil satu soda itu meninggalkan satunya karena dia tadi mengambil dua. Dan juga mochi nya, dua mochi itu untuk Shou karena dia tahu Shou suka mochi susu putih itu.

Lalu berjalan pergi membuat Shou masih terdiam, tapi dia tersenyum senang mengambil soda itu. "Terima kasih" Tambahnya.

Ia akan bekerja di sana sampai jam bekerja nya habis.

Hingga ketika di jalan selesai bekerja, manajer datang ke supermarket. "Halo Shou" Ia menyapa.

"Ah manajer, selamat sore, menjelang malam" Shou juga menyapa.

"Wah wah... Kamu tampak kembali ceria.... Aku benar benar khawatir ketika terakhir kali bertemu itu kamu benar benar memasang tatapan yang begitu kecewa tapi sekarang sepertinya sudah tidak, kembali ke Shou yang awal.... Semua pelanggan mulai suka padamu" Kata manajer.

"Ehehehe.... Ini baik baik saja manajer... Aku akan tambah ceria kedepan nya" Balas Shou.

"Baiklah, aku hargai itu, kalau begitu kamu boleh pulang" Tatap Manajer.

"Terima kasih" Shou membungkukan badan dan berjalan pergi.

"Hari hati Shou" Manajer melambai, Shou ikut melambai dari jauh.

Ia sekarang berjalan dengan masih senyuman manisnya. "Ha.... Benar benar sangat menyenangkan, hari ini sangat menyenangkan karena aku bisa menjalani kehidupan bias aku, ku benar benar kangen kehidupan yang begini" Gumamnya.

Tapi siapa sangka, di jalan ia bertemu dengan Jivani yang duduk di bangku jalan sambil menatap ponselnya. Ia juga kebetulan menoleh ke Shou dan tersenyum. "Shou" Lalu menyapa.

"Halo... Apa kamu tidak pulang?" Shou menatap bingung.

"Ah, aku hanya menunggu seseorang, bagaimana dengan mu? Ini hampir malam apakah kamu pulang sendirian?" Jivani berdiri menatap.

"Ah soal itu, aku sebenarnya di jemput" Kata Shou.

"Di jemput?" Jivani terdiam.

Tapi tepat di saat itu juga, Shou menatap ke belakang Jivani membuat Jivani bingung ikut melihat kebelakang nya.

Seorang pria tinggi menunggu dari jauh dan terus menatap mereka dengan rokok di bibirnya.

"Ah, aku harus pergi Jivani.... Aku pergi duluan" Shou menatap.

"Ah.... Hati hati" Jivani asal mengangguk meskipun dia tidak mengerti situasinya dan tidak kenal bahwa itu adalah Tuan Beom.

Dia masih melihat Shou mendekat ke Tuan Beom dan di sana terlihat Tuan Beom membelai kepala Shou dengan senyum kecilnya sambil bicara. Lalu membuka pintu mobil untuk Shou masuk.

"(Jika dilihat lihat, perlakuan nya sangat lembut pada Shou.... Padahal tampang nya itu... Dia hanyalah pria besar dan kenapa Shou mendekat padanya.... Apa jangan jangan itu adalah pacar yang dia bicarakan?!! Jika itu memang benar, Jadi karena itu dia menjawab dengan ragu soal pertanyaan ku?!)" Akhirnya Jivani sadar dan tahu soal Tuan Beom.