webnovel

Chapter 57 (I'm About Your's)

Malam itu, Tuan Beom berdiri di tepi pemandian air panas itu, menatap pohon sakura dari seberang pemandian.

Ia lalu terdiam dan melihat ke belakang tak ada orang, karena Shou sedang ada di dalam membantu kakek nya, suasana di sana malam dan hanya kelopak kelopak bunga sakura itu yang hanya bercahaya di sana.

Tak lama kemudian, Shou keluar dan berjalan di teras akan ke belakang. "(Kira kira, Ahjussi sedang apa ya)" Pikirnya, ketika sudah sampai di belakang, ia terkejut karena Tuan Beom sudah masuk ke pemandian air panas, bajunya ada di bebatuan di sana. Ia menatap ke Shou dengan kedua tangan nya yang bersandar di pinggiran batuan pemandian menandakan bahwa Tuan Beom sekarang telanjang di dalam air panas itu.

Shou langsung berwajah sangat merah. "A.. A... A... Ahjussi...."

"Kemarilah, aku tadi bilang mandi bersama" Kata Tuan Beom.

Shou terdiam, ia sudah malu duluan. "(Aku.... Aku mandi bersama Ahjussi... Kami memang sudah melakukan mandi bersama di kamar mandi, tapi ini beda lagi suasana nya... Tinggi pemandian itu hanya terlihat dari batas perut Ahjussi saja)" Shou menatap Tuan Beom yang juga menatap nya menunggu dari tadi.

Lalu Shou berbalik dan menutup pintu bambu di sana, menutupi tempat halaman itu, ia lalu membuka semua bajunya dan masih membelakangi Tuan Beom yang menatap nya.

Shou menjatuhkan bajunya membuat nya telanjang bulat, menutupi bawah dan dada nya dengan tangan nya lalu berbalik dengan wajah merah, ia perlahan turun ke pemandian air panas itu, rasanya panas, tapi lama kelamaan akan terbiasa.

Ketika Shou masih dalam keadaan berdiri, tinggi pemandian itu menutupi sampai pahanya saja, lalu berjalan perlahan ke Tuan Beom yang ada di seberang pemandian.

Ketika Shou sudah dekat, Tuan Beom mengulur tangan, Shou terdiam dengan wajah malu, ia lalu menerima uluran tangan nya itu. Seketika tubuhnya tertarik dan Shou duduk di pangkuan Tuan Beom.

"Ahjussi.... Aku benar benar malu, bagaimana jika ada yang mengintip" Shou masih tidak menatap Tuan Beom.

"Siapa yang ingin melakukan nya di malam gelap begini" Balas Tuan Beom sambil memegang pinggang Shou dengan erat lalu mencium lehernya.

Shou menatap pohon sakura itu yang terus menjatuhkan kelopak bunga sakura ke pemandian air panas, bahkan mereka beberapa kali mendapatkan kelopak mendarat di tempat mereka.

"Ahjussi, apa Ahjussi ingin tahu kenapa pohon itu terus berbunga dengan subur?" Tatap Shou lalu Tuan Beom terdiam juga menatap pohon itu.

"Sebelum aku lahir, kakek berkata padaku, bahwa aku memiliki seorang kakak, tapi berbeda ibu, ibu dan kakak meninggal dalam bunuh diri di sini. Awalnya ibu yang melakukan nya, lalu di susul anak nya. Jadi bisa di bilang, ayah ku menikah dua kali dan aku putri dari ibu yang sekarang, tapi mereka sama saja pergi.

Ibu yang dulu di kremasi bersama jasad anak nya dan kedua abu mereka di tanam di bawah pohon sakura ini yang saat itu hampir mati, hingga aku lahir, pohon ini sudah bisa berbunga dengan subur dan kakek membuat pemandian ini khusus untuk ku saja" Kata Shou.

Lalu Tuan Beom terdiam dan mengatakan sesuatu. "Jadi, sebab dia bunuh diri adalah melihat ayah mu selingkuh dengan ibumu, lalu ibu mu mengandung mu dan lebih memilih menikahi ibumu yang sama sekali tidak di jodohkan dengan orang tua ayah mu" Tatap nya.

Seketika Shou terkejut dan langsung menatap. "Bagaimana Ahjussi tahu?!" Ia menatap tak percaya. Tapi ketika menatap mata Tuan Beom, ia menjadi kembali terdiam dan menundukan pandangan.

"Itulah sebab nya mereka tidak suka aku, aku adalah bayi yang tidak terikat, ibu hamil sebelum ayah menikahinya... Mereka benar benar membenciku" Shou mulai menangis.

Dari sana Tuan Beom mengerti, ia memegang erat kembali pinggang Shou dan memeluk nya. "Aku tidak tahu soal itu" Bisiknya.

"Ini tak apa, ini hanyalah cerita lama, aku tak begitu membawa hal itu lagi di hidup ku, yang aku inginkan adalah melihat saudara ku itu sesungguhnya, kakek juga tidak menjelaskan dia laki laki atau perempuan" Kata Shou sambil kembali menatap pohon bunga sakura itu.

Lalu ada kelopak yang turun di bahu Shou, menempel karena bahu Shou basah.

Tuan Beom mendekat dan mencium bahu Shou itu membuat Shou menatap nya.

"Jadi ini sebab nya, tubuhmu selalu terasa aroma wangi yang selalu ada, aroma sakura" Tatap Tuan Beom.

Lalu Shou tersenyum. "Aku selalu mandi di sini ketika kecil hehe" Tatap nya dengan manis.

Tuan Beom juga ikut tersenyum kecil lalu mengecup pipi Shou. Ia mencium dimana mana tubuh Shou.

"Ahjussi... Anda orang kedua yang mandi di sini dan sekarang kita mandi bersama di sini, berendam dalam air yang sama" Kata Shou.

". . . Apa sebelumnya, hanya kau yang mandi di sini, kakek mu tidak pernah melakukan nya?"

"Dia tak pernah melakukan nya, hanya aku yang di sini" Balas Shou.

Tapi tiba tiba ada angin malam yang kencang membuat Shou terkejut, ia memeluk Tuan Beom membuat Tuan Beom refleks memegang nya.

"Ma.. Maaf, aku hanya merasa kedinginan" Tatap Shou dengan manis. Lalu pohon itu juga bergerak sekaligus menjatuhkan semua kelopak bunga yang rapuh itu, seketika pemandian itu di penuhi kelopak bunga yang mengambang, Shou mengambil satu persatu dan bermain dengan mereka masih di pangkuan Tuan Beom.

Tuan Beom juga mengambil beberapa yang mengapung di sana lalu meletakan nya di kedua bahu Shou dan kepala Shou membuat Shou menoleh padanya dan terlihat sangat cantik dengan warna yang indah.

"Warna merah muda, cocok di kulit mu" Tatap Tuan Beom.

Shou lalu tersenyum dan tertawa senang, mereka menikmati mandi di sana dan dari teras, berdiri kakek Shou yang memandang pintu bambu yang tertutup itu. Ia tidak melihat mereka, ia hanya mendengar suara tawa dan obrolan mereka, ia menjadi tersenyum sendiri mendengar itu. "(Shou, kamu menemukan seseorang yang dapat membuat mu tertawa begitu)"

Setelah selesai, mereka ke ruangan kamar yang besar tadi.

"Ahjussi, kita akan tidur di sini, maaf bukan ranjang karena ini juga yang dilakukan seseorang di kediaman ini ketika tidur tanpa ranjang" Kata Shou.

"Tak apa" Balas Tuan Beom masih berdiri dengan wajah datarnya.

Lalu kakek Shou membuka pintu geser itu menatap mereka. "Oh, kalian akan tidur bersama, aku tidak akan menggangu, selamat malam Shou" Tatap nya.

"Ya, selamat malam juga kakek" Shou membalas dengan senyum nya. Lalu pintu kembali tertutup.

"Ahjussi, apa yang anda tunggu, apa anda tidak mau tidur?" Shou sudah di bawah duduk di kasur gulung itu. Lalu Tuan Beom melepas mantel nya dan tak hanya itu, dia juga melepas kemeja nya membuat Shou terkejut. "Ahjussi, apa yang anda lakukan?"

". . . Di sini sangatlah panas" Balas Tuan Beom. Setelah telanjang dada, ia berlutut mendekat ke Shou yang terdiam, Tuan Beom mendekat terus padanya dan memegang pinggang Shou.

"Ahjussi, ini bukan waktunya" Shou menatap memerah.

"Kenapa?" Tuan Beom menatap serius.

"Uh.... Um... B... Baiklah" Shou memeluk Tuan Beom dan mereka mencium bibir.

Di sisi lain, di ruangan penginapan lain tepat nya ada di bawah kamar tadi. Ruangan yang digunakan kakek Shou untuk meminum teh di malam hari. Ia menatap televisi di sana dan seketika mendengar sesuatu dari atas, tepatnya dari kamar tadi.

Ia lalu tersenyum kecil sambil menggeleng saja.

--

"Ah..... Hng..... Ahjussi" Shou terdengar mendesah di ruangan gelap itu. Tuan Beom terduduk memangku Shou dan fokus mencium leher Shou.

Lalu ia terdiam dan menatap leher Shou.

"Ahjussi, kita tidak bisa, kakek akan mendengar" Shou menatap, tapi ia terdiam ketika melihat Tuan Beom menatap serius pada leher Shou.

"Ahjussi? -"

"Kau akan lebih cantik, jika memakai sebuah kalung" Kata Tuan Beom. Seketika Shou terdiam.

"Apa kau suka kalung emas?" Tanya Tuan Beom.

". . . Maaf.... Tapi aku tidak suka perhiasaan emas" Shou langsung membuang wajah.

Lalu Tuan Beom terdiam dan kembali mencium leher Shou. "Shou, jika semisal suatu saat nanti aku melakukan kesalahan besar padamu, apa kau akan membenciku?" Tatap Tuan Beom.

" . . . Apa maksud Ahjussi?"

"Jika suatu hari nanti aku membuat mu kembali sedih di telan kekosongan itu, apakah kau akan membenciku"

". . . Aku... Aku akan membenci Ahjussi" Balas Shou dengan nada pelan, lalu ia menambah. "Tapi dengan alasan, aku yakin, Ahjussi tidak akan melakukan sesuatu yang dapat membuat ku benci padamu, aku yakin itu, karena Ahjussi akan selalu membuat ku suka pada mu" Kata Shou.

Lalu Tuan Beom tersenyum kecil dan mendekat. "Kau harus menyimpan kalimat itu"

"Ya" Shou memeluk nya dan mencium bibir.

Tangan Tuan Beom masuk ke dalam baju Shou dan mulai meraba punggung Shou membuat Shou terlepas kefokusan dalam ciuman itu.

"Ngah.... Ahjussi..... Jangan" Shou menahan tangan besar Tuan Beom. Tapi mau bagaimana lagi, Tuan Beom meletakan Shou di bawah sehingga ia bisa membuka semua baju Shou dari atas dengan lengan nya dan masih mencium seluruh tubuh Shou dengan perlahan dan lembut.

"(Aku tidak tahu, aku keluar dari pikiran ku) Ahjussi, jangan lakukan hari ini" Shou menatap memelas.

". . . Aku tidak akan melakukan hari ini" Kata Tuan Beom. Lalu ia menurunkan resleting celana nya dan seketika penis nya keluar. Shou terdiam menatap itu.

"Ahjussi.... Aku dari dulu bertanya tanya.... Berapa panjang milik mu?" Tunjuk Shou dengan hati yang gemetar.

"Kenapa? Kau ingin tahu? Kau ingin tahu kenapa milik ku hanya bisa masuk seperempat saja?" Tuan Beom melirik.

"Aku.... Aku.... Aku tidak jadi ingin tahu!! Lakukan saja!!" Shou berteriak malu.

"Yeah, sebelumnya aku harus melakukan kebiasaan ini dulu" Kata Tuan Beom. Ia memegang kedua paha Shou dan mengangkat nya membuat Shou terkejut, tak hanya itu, Tuan Beom bermain dengan mulutnya pada vagina Shou, menjulurkan lidah nya masuk.

"Akhhh!! Ah..... Ah..... Ahng!!! Ahjussi.... Hentikan!! Itu kotor!!"

"Ini tidak kotor, ini sangat manis, ini tidak berubah sama sekali" Sela Tuan Beom. Lalu ia mencabutnya dan terlihat cairan di mulutnya.

"Kau keluar dengan mudah, apa kau begitu sensitif di sini?" Tuan Beom memasukan jarinya.

"Hng.... Ahjussi, lakukan saja cepat" Shou meremas kerah Tuan Beom. Lalu Tuan Beom mengambil kondom di saku celana belakang nya.

Ia membukanya dengan giginya dan Memakainya di penis nya. Lalu perlahan memasukan nya di lubang Shou.

"Ahhhh!! Itu sakit" Shou meremas kasur di bawahnya.

Tuan Beom terus memasang wajah menahan Shou yang masih sangat ketat. "Ini sangat ketat, sepertinya jika aku belum cum di dalam mu, lubang mu juga akan seperti ini selalu" Kata Tuan Beom. Ia mengeluarkan nya pelan lalu mendorong nya pelan lagi.

"Ah..... Ah.... Ah.... Angh.... Ahjussi... Hik.... Hentikan"

--

Di bawah, kakek Shou meminum teh dengan mendengarkan pelan suara Shou. "Yah.... Sepertinya dengan begini, aku akan cepat dapat cicit" Pikirnya.