webnovel

Chapter 43 (I'm About Your's)

Seoul, Korea Selatan, 10 Februari

Tampak Shou bangun dari tempat tidurnya. Ia mengucek matanya dan di samping nya ada kucing nya.

"Meooonnngg" Kucing itu meregangkan tubuh dan berdiri, ia berjalan di pangkuan Shou dan tidur di sana. Shou tersenyum kecil dan membelai nya.

"Empa, ini waktunya bangun" Kata Shou. Rupanya nama kucing itu adalah Empa, ia menamainya dengan nama yang sangat unik.

Shou bangun dan berjalan ke kamar mandi. Sebelumnya, ia melewati banyak lukisan kanvas yang bergambar kucing tak lain kucing itu adalah Empa sendiri, sepertinya selama tinggal bersama Empa, Shou menjadikan kucing kecil itu sebagai model dan gambaran lukisan nya juga tampak bagus dan nyata, di sana juga di sertai tanggal. Ada 20 kanvas yang sudah terlukis di tanggal 21 Januari hingga 10 februari, dia membuatnya selama 20 hari terakhir. Dia melukis sangat banyak seperti tak ada hal selain Empa yang harus ia lukis.

Ia menatap dirinya di kaca kamar mandi dan melihat bahwa, Shou berubah sedikit, wajahnya menjadi lebih cerah dan manis tapi senyum nya, turun semenjak itu.

Ia memasang wajah sedih, kecewa, dan cemas.

"(Kenapa!? Kenapa aku begitu menyedihkan)" Ia menggigit bibirnya sendiri, Shou memang selalu menilai buruk penampilan nya sendiri, padahal dia terlihat sangat berbeda dari apa yang ia pikirkan.

"Hiks.... " Tiba tiba saja dia menangis menundukkan wajah di wastafel. Rambut panjang nya turun berantakan. Kesepuluh jarinya memegang erat wastafel. Lalu perlahan air mata jatuh di wastafel itu dan ia benar benar menangis.

"Kenapa? Kenapa ini begitu menyakitkan... Ini sudah 20 hari, aku menghitung nya sendiri, kenapa tak ada perubahan sama sekali... Jika sudah 21 hari, itu adalah jumlah hari dimana hubungan kita berjalan, kenapa hanya 21 hari, apa yang sedang kau lakukan di sana.... Jangan sampai aku membencimu" Ia menangis sendirian hingga membuat tubuhnya berlutut.

Di luar kamar mandi. Kucing nya, Empa, ia berjalan di depan pintu kamar mandi dan mendengar tangis isak Shou, ia mencakar cakar pintu sambil memanggil. "Meong... Meong... " Dia melakukan nya seperti bertanya apakah Shou baik baik saja di dalam.

Tapi Shou tetap menangis. "(Ahjussi, aku mohon, kenapa kau begitu lama pergi, aku menghubungi berkali kali tapi kau benar benar tidak mengangkat nya selama beberapa hari penuh, jika di pikir aku sudah lebih dari 30 kali memanggilmu di 20 hari terakhir... Kenapa kamu tidak mengangkat nya, apakah kau tahu bagaimana perasaan ku ketika aku diperlakukan begitu?!)" Ia selalu memikir Tuan Beom yang lama pergi.

Lalu ia berhenti dan mengusap wajahnya. Ia berdiri dan masih memegang wastafel dengan tangan kanan nya, sementara tangan kirinya memegang kepalanya. "(Aku sakit setiap hari... Tapi aku tidak menghiraukan ini sama sekali)" Pikirnya. Ia lalu melanjutkan mandinya.

Memang benar, sudah 20 hari semenjak Tuan Beom pergi tanpa kabar dan terakhir kali mereka bertemu adalah ketika minum bersama dengan Nona Cha.

Setelah itu, tak ada lagi apapun dari Tuan Beom, setiap hari Shou tak fokus terdiam dengan kehidupan nya hingga di genap 20 hari, ia melakukan hal yang sama setiap hari.

Di kampus seperti biasa, tak memperhatikan dosen di depan hingga dosen nya mencurigainya sampai memanggilnya ke ruangan nya. "Shou? Apakah kamu baik baik saja?" Tatap nya berdiri pada Shou yang duduk di kursi depan meja kantornya.

Tapi Shou hanya terdiam.

"Shou, lebih baik jika tubuhmu tidak nyaman, kau tidak perlu masuk sekolah, apa yang membuat mu begini? Apakah ini soal Soohyun" Tatap Dosen.

Shou hanya diam, ia lalu berdiri dan membungkukkan badan. "Terima kasih atas kekhawatiran Tuan dosen, tapi, aku baik baik saja" Balas Shou, ia lalu berbalik dan berjalan pergi membuat dosen nya terdiam.

"Ada apa dengan gadis manis itu, 20 hari terakhir ini, dia bersikap seperti itu terus... Apakah ada masalah dengan nya, jika di pikir pikir keluarganya memang bermasalah dari dulu, apa aku perlu bilang pada walinya, yakni kakek nya?" Pikirnya dengan bingung.

Shou bahkan juga melewati Jivani, lelaki pendiam itu tapi tampang nya sangat ramah. Ia tersenyum ketika melihat Shou dan akan berpapasan, ia bahkan melambai tapi Shou tak melihat nya, dia hanya menundukan pandangan nya dan melewatinya membuat Jivani terdiam kaku.

Dan sorenya di supermarket, Shou tetap terdiam berdiri di meja kasir. Karena tak ada pelanggan, ia menatap ke belakang, tepat di rak rokok. Ia menatap salah satu merek rokok di sana, lebih tepatnya rokok 'Black Marlboro' itu adalah rokok yang selalu di beli Tuan Beom, tapi sekarang sudah tidak.

Shou menurunkan pandangan nya dan menghela napas pasrah. "(Ahjussi, kenapa kamu tega sekali, 20 hari bukanlah waktu yang lama, kau pikir itu adalah hari yang cepat!! Ini memang cepat karena aku berusaha menghiraukan itu semua, kenapa kamu tidak kembali padaku... Apa kau sedang pergi, paling tidak kabari aku... Aku tidak akan sekhawatir ini, Kau pikir aku tidak menganggap mu apa apa, bagaimana seorang gadis seperti ku yang tak tahu apa apa menganggap mu bukan apa apa...)" Pikir Shou.

Hingga malam hari, ia selesai bekerja dan di dekati manajer yang ramah. "Shou~ ini waktunya kamu pulang, hati hati di jalan ya" Tatap nya.

Tapi ia terdiam bingung melihat wajah Shou.

"Sampai jumpa manajer" Kata Shou dengan nada kecil lalu melewatinya.

"(Hah itu tadi aura apa, dimana aura kegembiraan dan kemanisan yang aku dapat selama ini, kenapa semakin hari, Shou semakin memancarkan aura tidak nyaman, apakah ini ada masalah dengan nya?"

Shou berjalan sendirian dengan senyum turun dan menatap ke bawah terus.

Manajer yang ada di belakang nya menjadi bingung. "Shou, hati hati di jalan pulang ya" Kata dia.

Tapi Shou hanya terdiam tak menoleh sedikit pun.

"Apa yang terjadi?" Manajer mulai khawatir.

Setelah lama berjalan, Shou berhenti menatap langit atas, langit penuh kegelapan tanpa adanya bintang dan hanya ada bulan di sana.

Ia berdiri sendirian, dengan tubuh yang tampak tak kuat menahan semua kekhawatiran nya.

"(Jika saja aku bisa mengatakan sebuah kalimat yang bisa aku curahkan malam ini, tinggalah di sini sekali lagi, dan ingatkan aku kembali seperti apa rasanya menatap langit bersama mu, aku ingin bertemu dengan mu lagi, aku tak bisa berhenti memikirkan mu, jika aku berhenti, aku akan sakit.... Aku tak bisa bernafas, dan sangat dingin, aku butuh tubuh mu yang besar untuk memeluk ku, tapi kenapa.... Kau pergi tanpa bilang bahwa kau akan meninggalkan ku)" Shou menutup mata dan di saat itu juga, air mata kembali menetes.

Tapi tiba tiba ada yang memanggil nama nya. "Shou. . . "

Hal itu membuat Shou menoleh dengan terkejut, ia menoleh dengan pipi yang teraliri air mata.

Rupanya Shou melihat Soohyun, mereka kembali bertemu.

"Shou... " Ia mendekat membuat Shou tambah terkejut, tapi Shou hanya terdiam dengan air mata yang masih membasahi wajahnya.

"(Hah.... Shou?! Menangis?!)" Soohyun yang melihat Shou menangis itu menjadi terdiam kaku, ia tak menyangka melihat Shou menangis.

"Shou, kenapa? Kenapa kau menangis?" Soohyun memegang kedua bahu Shou dengan wajah yang khawatir, ia lalu mengeluarkan sapu tangan dan memberikan nya pada Shou.

Tapi Shou membuang wajah sedihnya dengan malah menundukkan pandangan nya.

"(Shou.... Ada apa dengan nya, kenapa aku melihatnya menangis sedih begini, apa ada sesuatu?) Shou, katakan saja padaku" Soohyun memegang dagu Shou, mengangkat nya perlahan dengan lembut membuat Shou menatap nya. Lalu Soohyun mengusap air mata Shou dengan sapu tangan nya.

Soohyun terdiam menatap wajah Shou.

"Wajahmu, tetap semanis dulu" Tatap nya.

Shou ikut terdiam, tapi ia menyingkirkan tangan Soohyun dan langsung membuang wajahnya berusaha cuek pada Soohyun.

"Shou, tak apa, ceritalah padaku, aku bertemu dengan mu untuk melihat mu, aku rindu dengan senyum manismu, tapi kenapa kau tak memasang senyuman apapun" Tatap Soohyun, ia menatap dengan sangat lembut dan perhatian, padahal terakhir kali dia memasang sifat kerasnya.

"Aku.... Aku tidak bisa... Hiks" Shou kembali menangis membuat Soohyun terdiam, Shou menangis terisak menutup kedua matanya sambil mengusap dengan acakan.

Tak lama kemudian, mereka berdua duduk di halte bus. Shou terdiam menatap ke bawah.

"Aku akan menunggumu mengatakan apa yang membuat mu sedih" Tatap Soohyun.

"Ini bukan urusan mu, aku tak butuh itu semua" Shou menolak perhatian Soohyun.

Lalu Soohyun teringat pada Tuan Beom. "Apa pria itu? Pria itu yang membuat mu begini Shou, sudah kuduga, dia itu hanyalah pria brengsek, hanya memanfaatkan mu, kau tahu kan, semua wanita memang tertarik pada pria seperti itu, tapi pria seperti itu berubah ubah haluan" Soohyun merasa dia benar dengan memberitahu Shou bahwa Tuan Beom meninggalkan nya karena wanita lain.

Dari sana, Shou terbawa arus perkataan Soohyun.

"(Bagaimana jika dia benar, aku sekarang bisa mengira bahwa Ahjussi bersama dengan wanita lain, wanita yang lebih dewasa dan sempurna dari pada aku, tapi kenapa ini begitu menyakitkan, kata kata 'aku suka padamu' apa yang sebenarnya didengar oleh telingaku saat itu. Apakah ini hanya sebuah mimpi menyukai pria sepertinya, aku menjadi sadar diri dan tahu kenapa gadis sepertiku selalu menjadi pembicaraan pembingungan dengan kisah cinta kita selama 20 hari)" Shou tambah terdiam, kini dia benar benar berpikir bahwa Ahjussi sedang bersama dengan wanita lain.

"Oh... Sebentar, aku akan mengambil kan mu minum" Kata Soohyun yang berdiri, ia membelai kepala Shou membuat Shou terkejut dan menatap ke arahnya.

Soohyun berwajah tersenyum. "Aku akan segera kembali, tunggulah aku" Tatap nya lalu berjalan pergi.

Tapi siapa sangka, di jalanan agak jauh itu, ada mobil hitam yang berhenti di pinggir jalan dan di dalam sana yang tak lain adalah Tuan Beom. Ia rupanya muncul di malam itu. Sudah sangat lama dia tidak muncul akhirnya muncul sendirian hanya untuk kembali pada Shou.