webnovel

Chapter 39 (I'm About Your's)

Kejadian sebelumnya....

Sepertinya Tuan Beom menghadiri pertemuan bersama dua orang di suatu tempat. Mereka duduk di sofa dan menghadap Tuan Beom yang duduk sendiri dengan wajah datarnya.

"Kemudian, kami percaya bahwa Direktur Beom akan berada di pihak kami" Kata pria yang menatap nya.

"Ya. Dengan baik. Adapun apa yang mereka katakan, Anda bisa lanjutkan sesuai rencana" Balas Tuan Beom dengan datar.

"Whew... Terima kasih sudah mempercayai kami. sekarang karyawan akhirnya akan memiliki seseorang untuk didengarkan"

"Tidak kah mereka mendengarkan mu sebelumnya?"

"Kita adalah batu yang digulung di nanti setelah semua... Direktur Beum adalah orang yang paling tahu situasi" Lirik pria itu membuat Tuan Beom terdiam.

". . . Hal-hal akan meningkat. Baiklah, aku hanya memberitahu mereka untuk membayar perhatian mulai sekarang"

"Ha ha ha. Karena aku kurang mengerti dengan hal yang begitu, jadi mungkin aku akan mempelajari nya dan aku akan berusaha lebih keras" Pria itu menunjukan dokumen kecil.

"Oh dan, dokumen yang diminta dari jpu dan rumah sakit akan siap dalam minggu ini. Direktur Beom akan segera dapat bergerak tanpa masalah" Tatap nya dengan menambahkan perkataan nya tadi.

". . . Kalau begitu lakukan saja, percakapan hari ini baik" Kata Tuan Beom sambil berdiri, dia akan berjalan pergi. Tapi...

"Namun...." Pria itu masih melanjutkan perkataan nya membuat Tuan Beom menoleh padanya.

"Saya mendengar bahwa Direktur Direktur ke sini hari ini oleh teman yang bekerja untuk Direktur Cha. Tidak akan ada komplikasi apapun, apakah benar akan ada?" Tambah pria itu.

"Aku akan mengurusnya agar tidak ada masalah. Direktur Cha harus melakukan bagian mu"

"... Tampaknya aku yang terlebih dahulu, dan membuang waktu terlalu banyak untuk khawatir. Kemudian aku akan memberi kepercayaan saya padamu, Direktur Beom" Kata pria itu.

Tapi Tuan Beom mendengarkan sambil berjalan pergi. Ketika dia pergi, mereka berdua menatap pasrah.

"Haiz... Layaknya orang yang terlalu semena mena" Kata pria yang belum bicara apa apa tadi.

"Jaga kata katamu"

"Perusahaan tanpa sedikit akal sehat.... Seberapa banyak uang yang kita berikan, mereka tidak akan gagal, seluruh dewan direksi terganggu oleh kegiatan seorang pria yang tinggal dan makan di pedagangan, omong kosong apa?.. Yang menunjukkan mereka masih memiliki sisi gangster pada mereka. Tetapi Direktur Beom akan mundur sendiri setelah masalah selesai, jadi apa pun yang diinginkannya, lakukan sesuai keinginannya. Meskipun membutuhkan waktu, perusahaan pasti akan jatuh ke tangan kita pada akhirnya. Apa yang bisa dapat diubah perlahan secara internal"

"...Tapi masalah Direktur yang mengusulkan ini terlebih dahulu. Jika ini adalah perangkap dan kita semua jatuh, kita pasti akan selesai"

"Aku benar benar terganggu di sini... Tidak kah harus nya kita mencari di mana Direktur Beom tinggal untuk kasus?--

"Jangan terburu-buru... Ini adalah perjuangan dimana mereka yang tidak menolak akan menang dan, dia pasti tidak akan menghina kita" Tatap pria itu dengan merencanakan sesuatu.

"...Bagaimana kau tahu itu?"

"Karena, Direktur Cha telah melakukan sesuatu"

Dan begitulah, apa yang terjadi pada Tuan Beom sekarang, dia di tusuk oleh seseorang setelah keluar dari gedung itu pada keadaan yang sepi.

Dia menatap ke bawah dan melihat bahwa itu adalah pria bawahan Direktur Cha yang saat itu ia pukul dan ia injak tangan nya hingga jari jarinya patah.

"(Si Sialan ini)" Tuan Beom melepas pisau itu dan mengangkat kerah pria itu hingga pria itu terangkat dan tampak tak bisa apa apa.

Tapi ada yang berteriak. "Hei, apa yang kau lakukan?!"

Hal itu tak sengaja membuat Tuan Beom tak sengaja melepas pria itu, seketika dia berlari pergi.

Rupanya yang berteriak adalah asisten Tuan Beom. Ia berlari mendekat pada Tuan Beom.

"Hyung nim, apa Anda baik baik saja?! Kita harus ke rumah sakit!" Dia menatap panik.

"Tangkap dia dulu"

". . . Apa?"

"Tangkap si Sialan itu, jika dia tak tertangkap, kau yang akan mati menggantikan nya" Kata Direktur Beom, wajahnya bercampur kesal dan menekan lukanya dengan tangan nya.

"B.... Baik" Pria itu membalas dan berjalan pergi.

Di saat itu juga, ponsel Tuan Beom berbunyi. Ia berjalan ke mobil dengan masih memegang lukanya dan melihat bahwa itu dari Shou yang menghubunginya.

Ia menghela napas panjang dan mengangkat panggilan itu.

"Ahjussi...." Shou mulai bicara, hingga Tuan Beom membalas meskipun masih menahan rasa sakitnya. Ia mematikan panggilan nya dengan masih menekan lukanya.

"(Sial....)" Ia membuka mobil dan masuk ke bangku supir. Pergi dari sana, pria apa dia? Masih kuat kuatnya mengemudi dengan luka tusukan separah itu.

"(Fuck, apa yang akan aku jelaskan pada gadis itu aku baru saja menutup panggilan nya, dia akan berpikir aku tak mau di ganggu, aku harus menghubungi nya lagi)" Tuan Beom akan mengambil ponsel nya, tapi ia terlalu sakit untuk bergerak, sehingga melempar ponselnya ke bangku dekat supir. Ia menghentikan mobilnya dan meletakan kepalanya di kemudi. "(Sialan....)"

Sementara itu, Shou terdiam tak bisa tidur.

"(Ahjussi, aku benar benar merindukan nya... Aku ingin bertemu dengan Ahjussi)" Pikirnya. Tapi tiba tiba terdengar suara kucing yang seperti mendekat ke ranjang nya.

Membuat Shou bangun duduk dan melihat ke bawah. Rupanya kucing itu ada di bawah seperti memanggilnya.

"Awh, apa yang kau lakukan di sini, kau ingin tidur bersama ku?" Shou mengambil kucing itu dan memeluknya dalam berbaring tidur.

"Meong.... Miauw" Kucing itu masuk ke baju Shou membuat Shou terkejut. Dia mencari kehangatan dan tertidur di dalam baju Shou.

Shou hanya terdiam dan tersenyum, ia menutup matanya membiarkan kucing itu di dalam bajunya. Tapi ia perlahan membuka matanya kembali.

"(Aku tidak bisa tidur, apa ini karena aku terlalu khawatir pada Ahjussi, aku ingin tahu dia sedang apa sekarang, kenapa ini begitu menyiksaku, ini tak seperti biasanya, aku tak pernah merasakan se khawatir sebanyak ini, jika firasat ku benar, Ahjussi tidak kenapa napa kan?)" Shou mengingat perkataan Cha ketika mengatakan. Bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang biasa.

Ia langsung bangun duduk dan kucing yang ada di dalam bajunya menjadi terguling dan bangun. "Meong?"

Shou memegang dada miliknya sendiri sambil terpikir. "(Ahjussi, apa dia sedang bersama wanita lain?)" Pikirnya dengan khawatir.

"(Tidak, tidak, ini tidak mungkin.... Dia tak akan bersama dengan wanita lain kan? Astaga.... Aku terlalu khawatir.... Jangan sampai aku memikirkan nya terlalu lama, haruskah aku menghubungi nya lagi?)" Shou menatap cemas ke ponselnya yang ada di meja dekat ranjang.

Tapi kucing tadi berjalan keluar dan menatap Shou, ia menjilat tangan Shou membuat Shou terdiam dan tersenyum. Ia memeluk kucing itu dan kembali tidur. "Maaf, maaf, aku akan tidur"

Tengah malam, Shou kembali bangun, ia membuka mata dengan merasakan sesuatu di kakinya, rupanya Kucing nya tidur di sana.

"(Mmm... Aku benar benar haus)" Bibirnya tampak kering, lalu perlahan lahan menarik kakinya agar kucing itu tak terbangun dari tempatnya. Lalu Shou turun dari ranjang dan berjalan ke dapur, ia sebelumnya menatap ke jam dinding yang menunjukan pukul 10 malam.

"(Sudah jam segini, kenapa Ahjussi tidak pulang... Apa aku harus menghubunginya lagi?)" Pikirnya dengan cemas sambil masih berjalan ke dapur dan membuka lemari es mengambil air mineral di sana. Membukanya dari botol dan menuangkan nya di gelas, lalu meminum nya dari gelas itu. Ia meminum dengan duduk di kursi meja makan.

"(Rasanya aku tidak kembali mengantuk)" Pikirnya sekali lagi, lalu berdiri dan menyalakan saklar lampu apartemen nya, seketika apartemen nya terang dan ia mengambil buku gambar dari rak. Meletakan nya di meja makan lalu menghela napas panjang.

"(Lagi lagi, tugas kampus ini benar benar begitu berat...)" Ia menggambar sesuatu dari tugasnya yakni logo.

Tapi di saat itu juga, ada yang menghubungi nya, ponsel nya ada di meja sofa, ia menoleh ke sana lalu berdiri berjalan mengambil ponsel itu.

"(Apakah itu ahjussi.... Ah.... Rupanya bukan)" Ia menjadi kecewa karena yang menghubunginya nya bukan Tuan Beom melainkan dosen kampus nya.

"(Tumben sekali di jam segini Tuan Dosen menghubungiku?)" Shou lalu mengangkatnya. "Halo?"

"Halo Shou, malam... Apa aku mengganggumu?" Tanya Tuan Dosen duluan.

"Ah aku baik baik saja"

"Kamu yakin? Ini malam dan aku pasti telah membangunkan mu"

"Tidak, Anda tidak membangunkan ku, Ngomong ngomong memang nya ada apa Tuan dosen menghubungiku malam malam begini? Apa ada sesuatu?" Tanya Shou.

"Ah begini, aku di hubungi oleh pihak arsitektur rumah, dia kemarin melihat hasil sketsa mu yang luar biasa dan di luar pemikiran arsitektur. Dia meminta satu desain lagi yang bagus dari mu" Kata dosen.

Seketika Shou terdiam.

"Tentunya aku memberikan tugas ini tidak cuma cuma kok Shou, hanya saja, nilai tambahan dan peringkat mahasiswi terbaik lagi tahun ini" Kata dosen sekali lagi.

"Ah baik baik, aku akan melakukan nya" Shou langsung menyetujui nya. Lalu menutup panggilan.

Ia menghela napas panjang dan mulai mencari inspirasi di sofa. "(Aku jelas sangat membutuhkan peringkat itu, percuma jika aku sekolah di jurusan tinggi tinggi yang ada malah ikut ikutan mereka yang tidak fokus belajar, lebih baik aku fokus pada belajar dan tugas ini adalah kunci aku menuju apa yang aku raih ini)" Pikirnya dengan semangat, lalu ia kembali menatap ke jam dinding, hingga di jam 12 malam, ia meletakan pensil nya dengan kantung mata yang sudah muncul.

Ia menghela napas panjang. "(Huff.... Aku benar benar tidak tahu kenapa Ahjussi tidak datang, mungkin dia sibuk, sepertinya aku harus berhenti melupakan kekhawatiran ini dan mulai tidur)" Ia memutuskan untuk berdiri dan berjalan sambil menguap mengantuk, lalu tidur di ranjang bersama kucing nya tadi.

Tampak di gambaran nya tadi benar benar sudah realistis, padahal itu hanyalah sebuah sketsa, dia memang memiliki bakat yang seperti itu.