webnovel

Chapter 34 (I'm About Your's)

Di sana ada karyawan laki laki yang baru membersihkan dan menoleh sambil menyambut. "Selamat datang--" Tapi ia menjadi merubah wajah ramahnya menjadi pucat ketika melihat Tuan Beom membuatnya menengadah.

Ia langsung gemetar tak bisa apa apa.

"Anu... " Shou melambai dari pandangan nya membuat karyawan lelaki itu menoleh. "Oh, halo... Hehe, apa yang anda cari?" Tatap nya dengan ramah pada Shou. Sementara Tuan Beom melihat ke belakang, ada kucing kucing yang duduk duduk santai menatap dengan wajah santai.

"Aku ingin memesan paket untuk dua orang, dinikmati di sini" Kata Shou, ia memesan kopi untuk dua orang karena di sana memang sebuah kafe.

"Baik, siap dalam beberapa menit"

"Anu, apa di sini memang sepi?" Tanya Shou.

"Ah, toko kami akan tutup, tapi tak apa jika anda menjadi pelanggan terakhir" Balas karyawan itu. Lalu ia berjalan pergi ke dapur.

Shou menoleh ke belakang dan melihat Tuan Beom berdiri menatap kucing yang tertidur di atas meja kafe.

"Ihhh..... Sangat imut" Shou berjalan senang dan mengelus pada kucing itu, tampak kucing itu menutup mata merasakan belaian Shou.

"Bagaimana perasaan mu?" Tatap Tuan Beom sambil duduk di kursi meja itu.

"Hehe, aku benar benar sangat senang" Kata Shou.

Tapi pandangan nya menjadi tertuju pada sesuatu, keranjang kucing di sana, ia mendekat perlahan ke sana dan terkesan, ia melihat sesuatu yang membuatnya tersenyum lebar.

Tuan Beom melihat ke sekitar dengan wajah datarnya. Lalu Shou memanggilnya. "Ahjussi!"

Membuat Tuan Beom menoleh padanya. Tampak Shou membawa kucing besar dengan wajah datarnya yang unik. Bentuk mata miliknya seperti datar dan mulut yang biasa. Dia berkata. "Meow" Dengan nada yang berat.

"Lihat, dia benar benar seperti mu" Shou menatap.

Tuan Beom menjadi terdiam, ia melihat tubuh besar kucing itu yang merupakan kucing gemuk. Seketika wajah Tuan Beom langsung tersindir.

"Hah, ti... Tidak, maksudku wajahnya mirip dengan mu, Ahjussi memiliki tubuh yang keras kok, tidak kenyal"

"Apa maksud mu keras" Tuan Beom semakin menatap kesal.

"A.... Maafkan aku... Aku ingin mendeskripsikan nya tapi tak bisa, aku hanya ingin menunjukan kucing ini" Tatap Shou dengan wajah takut. Lalu Tuan Beom menghela napas panjang.

"Kau bisa memelihara itu jika mau"

"Eh, tapi.... Aku tidak bisa memelihara nya"

"Jika kau ingin memelihara kucing, kau harus melakukan nya, jika tidak dilakukan.. Mau bagaimana lagi jika itu hanya harapan nantinya"

"Tapi... Kucing seperti ini pasti tidak bisa di tinggal sendirian"

"Carilah kucing liar"

"Apa maksud Ahjussi, kucing liar itu tidak sehat" Shou menatap.

Lalu lelaki karyawan tadi sudah datang membawa pesanan.

--

"Ahjussi, Terima kasih untuk hari ini, Anda membawaku ke tempat yang aku suka" Tatap Shou duduk di hadapan Tuan Beom dengan satu kucing kece yang terduduk di atas meja mereka.

"Kau harus mencoba memelihara kucing"

"Eh, mencoba... Tapi itu akan kasihan pada kucingnya, bagaimana jika mati?"

"Tak apa, itu lah yang nama nya mencoba"

"(Ahjussi sudah terbiasa membunuh orang atau apa sih, sudah jelas itu pembunuhan)" Shou hanya terdiam.

Setelah itu mereka berjalan pulang, saat akan menyebrang jalan raya. Shou mendengar sesuatu, seperti suara kucing kecil. Shou menoleh ke belakang dan terkejut.

Sementara Tuan Beom akan menyebrang, tapi ia menoleh ke belakang dan terdiam karena Shou tidak ada, Ia menoleh pada Shou yang terlutut menatap sesuatu di gang gelap dekat tempat sampah.

Tuan Beom berjalan mendekat, seketika ia menatap apa yang dilihat Shou.

Rupanya yang mereka lihat adalah seekor kucing kecil, kucing yang masih kitten dan berwarna belang. Yakni hitam, coklat dan putih. Dia kedinginan tapi bentuk tubuhnya masih sempurna dan sehat meskipun agak kotor. Gemetar seperti menangis menatap Shou yang mengukur tangan padanya. "Meong, kemarilah... Aku tidak akan mengapa ngapakanmu" Tatap Shou.

Tapi kucing itu tetap terdiam gemetar dengan suara meongan nya. "Meong..... Meong.... "

"Ahjussi, apa yang harus kita lakukan, dia benar benar kasihan" Tatap Shou dengan iba.

"Tinggalkan saja dia, kau juga tidak akan mengurus nya" Balas Tuan Beom sambil menyalakan rokoknya.

"Hah, tapi... Tapi... Dia benar benar kasihan" Shou menatap sedih, bahkan matanya berkaca kaca. Lalu Tuan Beom menghela napas panjang. "Ambil paksa kucing itu"

"Tapi dia kotor"

"(What the fuck, apa yang di inginkan nya sebenarnya)" Tuan Beom menjadi kesal memegang keningnya sendiri.

Melihat ekspresi Tuan Beom, Shou menjadi terkejut. "B.... Baiklah, aku akan mengambilnya" Shou mengambil kucing itu. "Meong!!" Kucing itu berteriak dan cakarnya yang tidak terkendali itu menjadi keluar dan mencakar tangan Shou. Tapi Shou menahan nya dan menunjukan pada Tuan Beom.

Tuan Beom yang melihat tangan Shou terluka, menjadi mengulur tangan nya sendiri. "Berikan dia padaku"

"Eh..." Shou terdiam sebentar dan membayangkan genggaman Tuan Beom yang kuat, ia takut Tuan Beom akan memegang kucing itu dengan kuat dan kasar. "Uhm... Tidak, biarkan aku yang membawanya saja"

". . . Baiklah, toko dokter hewan ada di sekitar sini bukan, bawa dia kesana terlebih dahulu" Kata Tuan Beom.

"Ah, aku tahu tempatnya"

--

"Kucing ini harus di bersihkan dan di sterilkan, dia berkelamin laki laki, jadi akan baik baik saja, bulunya akan kami bersihkan" Kata dokter hewan yang menatap Shou.

"Um... Kira kira, berapa lama aku harus menjemputnya?"

"Kau bisa mengambilnya besok" Tambahnya.

"Oh, syukur lah, kalau begitu aku akan meninggalkan nya" Kata Shou. Lalu dokter tadi mengangguk dan melihat Shou pergi.

Sebelumnya, Shou sudah mencuci tangan nya. Lalu keluar dari doktor hewan itu dan melihat Tuan Beom yang merokok di luar, ia menoleh pada Shou. "Apa yang dia katakan?"

"Kucing itu bisa di ambil besok, tapi besok aku ada kampus hingga sampai sore, aku akan mengambilnya besok nya saja" Balas Shou.

". . . Sekarang, bisa kita pulang?" Tatap Tuan Beom sambil mengulur tangan kanan nya. Lalu Shou mengangguk dan menerima uluran nya, tapi tiba tiba Tuan Beom menatap tangan Shou yang masih terluka cakaran itu.

"Uh... Um... Itu hanya luka kecil Ahjussi" Tatap Shou dengan wajahnya merah. Tapi, rupanya Tuan Beom menutup luka Shou dengan hansaplast.

"Meskipun ini luka kecil, itu akan terlihat sakit di tangan mu" Kata dia sambil menatap datar pada Shou yang semakin memerah. Lalu mereka berjalan pergi.

"Ahjussi, menurut mu, apakah kucing itu akan mati? Bagaimana aku merawatnya nanti" Tatap Shou.

"Dia tidak akan mati jika kau yakin dia akan hidup, tidak perlu khawatir soal itu" Balas Tuan Beom dengan datar.

Lalu ketika sampai di apartemen. "Ahjussi, Terima kasih untuk hari ini, aku akan mengambil kucing itu besoknya, jadi... Selamat malam" Tatap Shou. Tapi Tuan Beom terus menatap nya dengan datar membuat Shou tidak nyaman.

"Um....(Sebenarnya aku ingin bersama Ahjussi lagi.... Tapi...) Ahjussi, sebenarnya... Aku ingin, aku ingin berada di samping Ahjussi hingga pagi, apa kita bisa tidur bersama--"

"Shou" Tuan Beom menyela. "Aku lebih suka jika kau bilang kau ingin ke tempatku, atau ke tempatmu"

"Eh, benarkah, aku boleh ke tempat Ahjussi, kalau begitu aku akan berganti baju dulu... Tunggu aku di apartemen Ahjussi" Kata Shou dengan senang lalu ia masuk ke pintu apartemen nya. Tuan Beom bahkan masih terdiam datar, lalu ia berbalik dan membuka pintu apartemen nya sendiri dan masuk ke dalam.

Tak lama kemudian, Tuan Beom keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada dan hanya memakai celana panjang nya itu, ia mengusap rambutnya yang basah dengan handuk sambil melihat sekitar.

Ia menunggu Shou yang belum datang, lalu memakai kaus hitam nya, di saat itu juga ada yang mengetuk pintu. Ia berjalan ke sana dan membukanya melihat ke bawah bahwa itu Shou.

"Ahjussi" Ia melambai dengan manis. Kini tampilan nya seperti malam biasanya, memakai celana pendek levis dan kaus hitam lengan pendek.

"Kaus hitam?" Tatap Tuan Beom.

"Oh, apa Ahjussi sadar, aku selalu melihat Ahjussi memakai kaus hitam pada saat saat santai seperti ini, jadi aku ingin kita couple lan saat tidur hehe" Kata Shou.

". . . Kalau begitu, masuklah"

"Ya, permisi" Shou masuk dan melihat sekitar.

"(Seperti dugaan ku, benar benar bersih seperti tak pernah di tinggali)" Pikirnya.

"Kau ingin langsung tidur atau apa?" Tanya Tuan Beom sambil duduk di sofa dekat Shou.

"Um... Aku... Aku sebenarnya tidak mengantuk, bisa kita menonton film bersama" Tatap Shou.

"Tentu, kemarilah" Tuan Beom menepuk pelan di pangkuan nya membuat Shou bingung.

"Uh... Um... Apa Ahjussi ingin aku duduk di paha Ahjussi?" Tatap Shou.

". . . Jika kau tidak mau kalau begitu--

"Aku... Aku mau!" Sela Shou membuat suasana terdiam.

"Uh... Maksudku, baiklah" Tambah Shou, lalu ia melangkah pelan dan berdiri di depan Tuan Beom.

Tuan Beom memegang pinggangnya dan menariknya perlahan duduk di pangkuan kaki kanan nya.

"(Ketika aku seperti ini, rasanya benar benar sangat nyaman, berada di dekat Ahjussi benar benar sesuatu yang langka. Meskipun aku tahu, Ahjussi dan aku benar benar berbeda umur)" Pikir Shou.

"Apa yang ingin kamu tonton Shou?" Tanya Tuan Beom sambil membawa remot televisi.

"Um... Aku ingin romance"

"Kenapa romance lagi?"

"Eh, karena aku memang suka hal yang romantis hehe" Balas Shou. Tuan Beom hanya datar lalu menyalakan remot nya.

Mereka menatap film itu bersama dan hingga di pertengahan film. Menunjukan sesuatu yang dewasa. Tuan Beom melirik ke Shou dan nampak wajah Shou menunjukan bahwa dia terkesan.

Di saat Shou terkesan, tiba-tiba tangan Tuan Beom memegang pinggang nya, tapi belum masuk di baju Shou membuat Shou terkejut.

Tuan Beom mendekatkan wajahnya dan mencium leher Shou.

"Ah!" Shou terkejut mendorong Tuan Beom membuat mereka saling menatap.

Lalu Tuan Beom menatap datar. Shou yang melihat itu menjadi memegang kedua pipi Tuan Beom dan memegang telinga Tuan Beom, mendekat dan mencium bibir Tuan Beom.

"Ahjussi, kita tak bisa melakukan nya" Tatap Shou dengan membuang wajahnya.

"Aku tahu itu" Balas Tuan Beom, tangan nya memegang tangan Shou yang tertutup penutup luka tadi membuat Shou sedikit terkejut. Lalu Tuan Beom mencium tangan nya, seketika Shou benar benar sangat memerah.

"Aku akan menunggumu, hal yang seharusnya aku dapat harus terwujud" Bisik Tuan Beom. Lalu ia berdiri dengan membawa Shou. Lalu berjalan ke ranjang besarnya dan meletakan Shou di ranjang duluan. Menggulung Shou dengan selimut seperti burito dan memeluknya.

"Tidurlah, ada hal yang harus kau lakukan besok bukan" Bisik Tuan Beom. Lalu Shou tersenyum kecil dengan wajah yang merah dan menutup mata perlahan.