webnovel

Chapter 13 (I'm About Your's)

Seoul, Korea Selatan, 8 Januari

Shou berada di kampus, menjalani kehidupan kampus seperti biasa. Setiap berjalan melewati seseorang, mereka yang mengenal Shou menjadi menyapanya. "Halo Shou...."

"Shou, kamu tampak tidak ceria hari ini"

"Hai Shou, pagi~"

Setiap hari terjadi seperti itu karena setiap hari Shou memang selalu tersenyum pada mereka hingga saat ini, dia tidak tersenyum dan malah menundukan wajah setiap kali ada yang menyapanya, ia hanya melambai kecil dan senyum nya juga ikut kecil.

Sepulang kampus, tampak hujan dengan sangat deras muncul. Shou terlihat duduk di depan sebuah minimarket jalan. Ia memandang hujan dengan deras di sana. Lalu ingat perkataan Tuan Beom soal membawa payung pada keadaan hujan yang akan datang nantinya. Dan sekarang Shou terjebak hujan di kampus.

"(Haha.. Padahal aku sudah di ingatkan... Tapi aku benar benar belum membawa payung, betapa payahnya aku ketika menganggap perkataan nya hanya basa basi...).. Aku sangat lelah" Ia bersender di tembok samping.

Lalu Shou juga melihat ada beberapa kelopak bunga sakura jatuh terkena hujan dan basah.

"(Aku pikir bunga sakura nya terkena hujan saat ini.... Cuaca membuat nya terlihat sangat indah.... Tapi bagaimana jika dia hanya bertahan beberapa hari saja... Semua orang sudah tahu bahwa bunga sakura tidak setiap hari mekar.... Ini sama seperti ku... Tidak setiap hari bisa bahagia menunjukan senyum ku... Kupikir aku sudah gila karena aku terlalu banyak tertawa sendiri... Tapi kenapa, sekarang aku lebih merasa sedih sendiri)" Pikir Shou sekali lagi, tiba tiba ada tetesan air jatuh perlahan dan rupanya ia menangis. Kembali menangis. Ia masih kecewa pada apa yang dilihatnya pada bibir Tuan Beom kemarin. Apalagi Tuan Beom tidak menjelaskan apa yang terjadi dan langsung berjalan pergi begitu saja.

"(Ahjussi, kau pasti sibuk mencium orang lain sekarang)"

Tapi mendadak ponselnya berbunyi dari dalam tas nya. Ia lalu mengambilnya dan itu panggilan dari Tuan Beom.

Shou ragu untuk menerima nya, ia lalu memberanikan diri mengangkat nya. "Ahjussi?"

Lalu terdengar suara dari Tuan Beom menjawab. "Yeah"

"Kenapa kau mengubungi ku?" Tanya Shou dengan suara suram.

"Itu. . . " Tuan Beom membalas lama.

"Ahjussi?"

"Kau. . . Ada apa dengan suaramu. . . ?"

"Ah um... Itu.... "

"Apa kau menangis? Dimana kau menangis?" Tanya Tuan Beom membuat Shou panik.

"Pardon, ti... Tidak.... Aku... Aku benar benar baik baik saja"

"Di mata mu... Aku bisa melihat seseorang telah membuat mu menangis" Kata Tuan Beom dengan suara dingin.

"(Itulah kau Ahjussi, kau yang membuat ku menangis)" Shou mematikan ponselnya. Ia lalu bersandar di tembok dan memasang wajah kecewa.

"(Mungkin... Dia khawatir tentang ku? Aku akan mulai menipu diri sendiri pada tingkat ini. Dia hanya menjadi baik pada seseorang yang ingin dia tidur dengannya.... Pasti dia, baik pada orang yang dia cium sekali malam itu juga. Dia harus menghibur mereka saat mereka sedang..... Dan diam dengan baik merawat mereka dan memberi mereka semangat... Yeah... Aku payah menganggap semua yang dia lakukan hanya untukku, rupanya aku malah berpikir dia melakukan nya untuk semua orang juga....)" Shou perlahan menutup mata lelah dan tertidur sebentar. Ia tertidur di sana.

Beberapa lama kemudian, terdengar suara memanggilnya. "Shou.. "

Membuat Shou membuka mata perlahan dan melihat ke atas rupanya itu Tuan Beom dengan menggunakan payungnya berdiri tegap di depan nya dengan tatapan datar.

"Ah.... Ahjussi, maaf, aku pasti ketiduran. (Kenapa Ahjussi bisa tahu aku ada di sini?)" Kata Shou sambil mengusap mata miliknya.

"Kau akan kedinginan"

"Yah itu memang benar... Aku salah menggunakan baju lengan pendek... Tapi paling tidak aku memakai celana panjang hehe"

Lalu Tuan Beom melihat kulit putih di lengan Shou.

"Kau ingin pamer kulit putih mu?"

"Pardon? tidak... Aku hanya. . . Hanya saja tadi cuaca nya panas, rupanya hujan ketika aku pulang"

". . . Tempat kuliah mu, cukup jauh dari apartemen, seharusnya kau juga jaga jaga jika terjadi hujan" Kata Tuan Beom sambil duduk di samping Shou dan melipat payungnya.

"Ah... Aku sudah terbiasa setiap hari, aku harus bangun pagi untuk kemari awal juga, kecuali jika ke kampus sore" Balas Shou.

Lalu ia melihat wajah Tuan Beom yang terdiam datar. "Um..... Ahjussi, jika kau sibuk.... Kau tidak perlu datang kemari-"

"Biarkan aku melihat wajahmu" Sela Tuan Beom memegang wajah Shou dari dekat membuat Shou menatap padanya dengan tak percaya.

Tapi Shou memegang tangan Tuan Beom dan menurunkannya sambil menoleh ke lain arah membuat Tuan Beom terdiam.

"Ahjussi, kau menganggap ku apa sebenarnya?" Tatap Shou. Hal itu membuat Tuan Beom kembali terdiam dan bertanya. "Kenapa kau bertanya seperti itu?"

". . . Aku hanya berpikir bahwa. . . Sebenarnya Ahjussi bersikap seperti ini pada gadis seperti ku, apa itu memiliki maksud lain. . . Atau hanya sebatas main main saja"

". . . Apa setelah aku mencium mu, memegang mu di sisi manapun, melihat tubuhmu, apa kau masih berpikir aku tidak menganggap mu apa apa? Kau harus berpikir apa yang dilakukan contoh orang lain melakukan hal yang aku lakukan padamu"

". . . Teman ranjang" Balas Shou.

"Shou" Tuan Beom langsung menatap sangat dekat. "Kau pikir teman ranjang bisa seperti ini? Gadis seperti mu menjadi teman ranjang itu tidak mungkin. . . "

"Kalau begitu apa?"

". . . " Tuan Beom menjadi terdiam sebentar. Ia mengalihkan pandangan. Hingga ia menjawab nya. "Kau pikir setelah aku membeli dan datang di waktu yang sama setiap hari, kau malah berpikir bahwa aku adalah pelanggan yang hanya butuh alkohol dan rokok" Kata Tuan Beom. Hal itu membuat Shou terdiam terus menatap nya.

Suasana masih diam, lalu Tuan Beom berdiri membuka payungnya dan menyalakan rokoknya membelakangi Shou yang masih duduk. Ia berjalan agak jauh dari Shou yang memandanginya.

". . " Ia lalu terdiam sangat lama hingga rokoknya habis dan ia membuang nya ke bawah sambil menoleh ke Shou.

Ia melangkah mendekat ke Shou. Seketika ia memegang tangan Shou dan menariknya membuat Shou terkejut.

"Ikuti aku" Kata Tuan Beom.

Tapi ia tak tahu, ia menggenggam tangan Shou membuat jam yang ada di tangan Shou tertekan.

"Ah.... Ahjussi... " Shou menjadi kesakitan, membuat Tuan Beom berhenti berjalan dan menoleh padanya.

"U... Um.... Ti... Tidak apa apa... Hanya saja.... Jam tangan ku... Menekan sangat kencang" Tatap Shou dengan tatapan agak takutnya.

Lalu Tuan Beom memegang telapak tangan Shou dan kembali menariknya. Mereka berjalan ke sebuah mobil hitam yang terlihat. Di sana, Tuan Beom membuat masuk Shou ke dalam bangku tengah.

"Ahjussi, tunggu.... Apa yang mau Anda lakukan?!"

"Tidak ada" Balas Tuan Beom yang ikut menyusul ke dalam sambil membuka setelan jas nya dan menutup pintu mobil.

"Ahjussi, aku masih ada di sekitar kampus, jika ada yang melihat, kita akan ketahuan" Tatap Shou yang sudah di dekati Tuan Beom.

"Aku tak peduli dengan hal semacam itu, biarkan itu terjadi... Lagipula siapa yang akan kemari pada hujan deras" Kata Tuan Beom yang mendekat dan mencium bibir Shou.

"(Ahjussi, jangan mencoba membuat suasana ini menjadi sangat tidak nyaman)" Tapi Shou tak mau membuka mulutnya sambil menutup mata menahan wajahnya.

Tuan Beom yang menatap sedikit kesal karena Shou tidak membuka mulutnya, ia lalu menggigit bibir bawah Shou membuat Shou terkejut. "Ah!" Membuka mulut, dan dengan cepat Tuan Beom mencium dalam bibirnya. Lalu mereka saling menatap dan Tuan Beom mencium lehernya.

"Dengar, kita benar-benar tidak akan tertawa. Kau hanya harus tinggal diam dan tutup mulut mu, akulah yang harus melakukan semuanya sendiri... Apa kau mengerti, Shou" Tatap nya.

"Ji... Jika aku bilang tidak, apa kau akan mendengar ku?"

"Setidaknya aku akan mempertimbangkan nya" Balas Tuan Beom yang terus mendekat ke telinga Shou.

Lalu Shou mengangkat lengan nya dan menarik pelan dasi Tuan Beom membuat Tuan Beom terdiam melihatnya. "Anda.... Anda perlu memegang janjimu" Kata Shou. "Tolong, jangan biarkan bekas bekas yang anda buat sakit hingga terus menerus" Tambahnya. Kini ia terlihat sangat menggoda di mata Tuan Beom.

"(Haha...)" Tuan Beom menjadi tersenyum sangat kecil dan membuka jam tangan Shou, meletakan nya ke bawah bangku. Lalu mencium bekas jam tangan itu di tangan Shou. "Kulit mu yang seperti ini, membuat nya cepat berbekas pada sesuatu yang keras... Aku takut itu... Aku mungkin memegang tanganmu terlalu kuat lagi" Kata Tuan Beom.

Seketika Shou berwajah sangat merah menatapnya. "Aku.... Aku baik baik saja"

--

Tak lama kemudian, tampak Shou memasang wajah gemetar dan tak bisa menahan nya. "Ahjussi.... Jangan di gigit"

"Aku belum apa apa" Tatap Tuan Beom dengan dingin, ia bahkan belum membuka baju Shou, ia masih dalam mencium perut Shou.

Hingga ia membuka kancing baju Shou dan memperlihatkan Shou memakai bra berwarna merah muda. Lalu dengan jari Tuan Beom, ia menekan pelan bekas bekas gigitan nya yang pertama kali ia lakukan saat itu. "Kau benar, mereka tidak cepat hilang" Tambahnya.

Lalu mendekat menambah bekas di bekas gigitan nya.

"Ah.... Ahjussi!!" Shou hanya mencoba tidak bergerak memberontak.

Lalu Tuan Beom melepas bra Shou dan menelanjangi dada dia. Ia mendekat membuka mulutnya memakan buah dada Shou sambil menekan satunya dengan tangan nya.

"(Ah..... Ungh... Ini sangat panas... Mulut Ahjussi panas....)"

Lalu Tuan Beom mengangkat wajahnya dan menatap Shou. "Shou" Panggil Tuan Beom membuat Shou membuka mata melihatnya.

"Kau tahu... Puting mu... Berwarna merah muda... Itu menandakan... Kau gadis yang perawan... Dan hanya untuk satu pria saja di dunia ini... Dari awal aku melihat warna kulitmu... Aku sudah menilai, kau memiliki tubuh yang manis... Tak hanya di luar terlihat manis, tapi juga di dalam" Kata Tuan Beom, ia lalu membuka celana Shou membuat Shou terkejut.

"Ahjussi, tunggu.... Ini... Ini tidak bisa... Jangan lakukan ituuu" Ia menjadi panik.

"Kenapa, aku ingin melihat tubuhmu sekali lagi" Tatap Tuan Beom, ia meletakan semua baju Shou di bawah tempat duduk mobil tengah yang besar itu.