webnovel

I'm a cat? No! I'm an SCP (Indonesia)

4 Chapter/Seminggu Bagaiman jika seorang remaja chuni yang terobsesi pada SCP mendapatkan kekuatan SCP? Memulai perjalana melewati Multivers Rizky berusaha untuk menjadi yang terkuat dan bersamaan dengan hal itu dia akan di temanai oleh hatem gadis gadis cantik Dunia : 1. Demon limited Hunter 2. - 3. -

Kaze003 · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
3 Chs

Chapter 2 : Luce Eltania

Di langit biru yang cerah, pemandangan damai terbentang di kejauhan, menyatu dengan suasana sejuk di dalam hutan. Terlintas disana sebuah dinding es besar yang telah hancur, bongkahan es berserakan di sekelilingnya, menciptakan panorama yang memukau.

Di tengah keheningan hutan, seorang gadis remaja dengan rambut mawar emas menatap tajam ke arah sosok iblis di depannya. Meskipun kotoran menempel di rambutnya yang indah, dia tetap anggun dalam sikapnya.

Sosok iblis, yang tampak menyerupai seorang pria dengan pakaian longgar berwarna biru tua, berdiri tegak di hadapannya. Matanya yang kosong dan tak bernyawa menimbulkan rasa takut. Dia berdiri dengan tenang di hadapan gadis itu layaknya patung yang tidak dapat digoyahkan.

"Ha~ Ha~ ha~" suara nafasnya tersengal, sementara di telapak tangannya telah terkumpul mana es yang padat.

Sementara tidak jauh di belakangnya terlihat sosok anak remaja laki - laki tengah tergeletak pingsan.

Menatap tajam ke iblis di depannya, gadis itu bergumam dengan suara rendah "Tolong Matilah!"

Dengan lambaian ringan dari tangannya, lingkaran sihir biru terbentuk sementara Gumpalan air panas mulai tercipta di bawah kaki iblis itu.

"Geyser (Elemen Air, ☆4)"

Srrrrrrrrr~~

Menatap air panas yang mulai terbentuk di bawah kakinya, iblis itu melompat dan menghindarinya dengan ringan.

Tapi tidak sampai disitu saja, air panas melonjak dan membentuk pilar yang membumbung tinggi ke langit.

Masing - masing pilar terbentuk di sekeliling iblis itu, mengepungnya dalam formasi lingkaran.

"Penjara Air Laut (Elemen Es, ☆4)"

Brssssss~~

Sementara dengan tatapan yang masih setenang air, iblis itu melihat sebuah kubah es mulai terbentuk di sekelilingnya, tidak ada kepanikan atau ketergesa - gesa dalam setiap tindakannya.

Tapi ketika iblis itu merasa bahwa hal ini hanya akan menyusahkan, iblis itu mengangkat tangan kanannya ke langit. Membuat gerakan melambai sebelum tampak menggenggam sesuatu.

Saat itu juga kubah es yang baru saja terbentuk dihancurkan, dengan banyak serpihan es tajam berserakan ke segala arah sementara udara dingin berhembus ke seluruh area pertarungan.

"Ugh!"

Gadis itu terlempar beberapa meter dari tempatnya berdiri sementara darah segar tampak mengalir di sudut mulutnya, disaat yang sama darah juga mengalir dari pelipis matanya membasahi wajah cantiknya dengan darah segar yang berbau amis.

Berusaha kembali bangkit gadis itu menggertakan giginya dengan kesal, sementara dia menyeka garis darah yang keluar dari sudut bibirnya. Di Matanya masih terdapat api semangat juang yang tinggi.

Perlahan gadis itu bangkit sementara dia mulai kembali menyiapkan lingkaran sihir biru di kedua tangannya.

"..."

"..."

Iblis itu menatap gadis remaja itu dengan tenang tanpa ada sedikitpun fluktuasi di matanya. Sementara dia berjalan mendekat ke arah gadis remaja itu dengan sebuah tombak hitam yang terbentuk dari fluktuasi mana yang berasal dari elemen kegelapan.

Sejenak keheningan terjadi di antara keduanya, saling menatap untuk beberapa saat iblis itu mengangkat tombak hitam di tangannya dan hendak menebas gadis itu.

"Mati" suara dingin dan samar terdengar dari iblis itu.

Menggertakan giginya gadis itu memaksa setiap sel mana di tubuhnya yang tersisa untuk kembali bangkit.

"Gelombang Es (Elemen es, ☆4)"

Wussss~~

Udara dingin naik seperti badai salju, dengan cepat menyebar di sepanjang tanah dalam bentuk kipas tajam, area yang di lalui olehnya langsung dibekukan oleh udara dingin menjadi lapisan es halus yang mematikan.

Gelombang dingin berhasil menghentikan tebasan itu untuk sejenak memberikan gadis itu beberapa detik tambahan lagi sebelum dia melompat mundur menjauh dari iblis.

Kembali memeras mana di tubuhnya gadis itu memanggil dinding air setinggi 5 meter yang langsung menyatu dengan gelombang dingin, menciptakan dinding es yang jauh lebih kuat dari dinding es normal.

Situasi putus asa yang menyelimuti gadis itu semakin kuat, dia ingin memanggil familiar miliknya tapi pada saat yang sama gadis itu tahu jika 'pria itu' hanyalah pedang bermata dua.

Tapi di situasi hidup dan mati ini gadis itu tidak memiliki pilihan lain, menggulung lengan seragam kirinya dia siap memanggil familiar tapi tepat ketika hendak mengaktifkan lingkaran sihir di tangan kirinya suara teriakan kuat terdengar dari atas langit.

"AAAA!!! YANG DI BAWAH MENYINGKIR!!!"

■□■□■

–Beberapa menit sebelumnya–

"Aku akan mati! Aku akan mati! Aku akan mati!" pikiranku kacau, tubuhku terus berputar di ketinggian lebih dari 10.000 meter.

Langit biru yang di hiasi oleh awan putih adalah hal yang pertama kali menyambutku ketika aku baru membuka mata, sejujurnya melihat bagaimana awan - awan yang aku tembus satu persatu hal itu mengingatkanku pada bagaimana meteor menghantam bumi.

Tapi lupakan hal itu! Ini benar benar sial! Ratusan meter jauhnya dari tanah ada aku yang terus menghujam ke arah bumi dengan cepat.

Melihat jauh ke bawah aku dapat melihat hamparan hutan hijau yang luas, ini akan menjadi pemandangan yang fantastis jika bukan karena fakta bahwa aku akan langsung mati jika aku menghantam tanah secara langsung.

"Ibu! Ayah! Maafkan anakmu ini karena pergi mendahului kalian" aku berdoa dengan keringat dingin menetes di wajahku sementara suara gadis SCP sebelumnya mulai kembali terdengar di benakku.

(Nya~ haha, adik kecil apa kau sedang bersenang - senang?)

Bersenang - senang matamu!!! Apa gadis SCP gila ini tidak melihat kepanikanku?!

"Onee-Chan kenapa aku ada di langit?!!" aku bertanya dengan panik, walau aku ingin menampar gadis SCP ini tapi aku akan menahannya untuk pertemuan kita selanjutnya.

Tidak peduli apakah gadis ini cantik atau tidak, aku akan pastikan setidaknya membuatnya membayar harga atas hal ini!.

(Nya~ haha, adik kecil maafkan Onee-Chan mu ini, sejujurnya aku secara tidak sengaja memasukan koordinat yang salah untuk teleportasi dan mengirimmu ke stratosfer planet ini, Nya~) katanya dengan malu - malu.

St-Stratosfer!!! Apa gadis ini benar - benar ingin membunuhku lagi!!! Juga kenapa kamu malah bertindak seperti gadis Moe saat ini!!! Lakukan sesuatu dan tolong aku dasar gadis gila!!!

Semantara pikiranku semakin kacau aku mulai mendekat dengan kecepatan tinggi ke tanah.

"La-Lalu bagaimana caranya aku bisa selamat?!!" aku bertanya dengan suara terlembut yang dapat aku buat meskipun ada sedikit kepanikan di suaraku, memainkan peran adik laki - laki yang tidak berdaya.

(Ah~, Soal itu tenang saja, Adik kecil kamu sekarang adalah SCP sama seperti aku jadi jatuh dari ketinggian ratusan atau bahkan ribuan meter tidak berdampak apapun padamu, Nya~)

Senang mendengar hal itu setidaknya aku masih akan hidup setelah jatuh dari ketinggian seperti ini.

(Juga aku akan mengirimkanmu informasi dasar mengenai dunia tempatmu saat ini berada Nya~, juga jangan khawatirkan soal identitas dan lainnya karena Onee-Chan yang hebat ini telah mengurusnya, Nya~)

Mengangguk setuju aku memejamkan mataku dan mulai membalik tubuhku, mengambil posisi berdiri dan sedikit berjongkok aku memposisikan kakiku di bawah untuk mengurangi dampak dari kejatuhan ini.

Walau gadis SCP ini telah mengatakan bahwa aku tidak akan mati setelah terjatuh dari ketinggian ini, tapi hal itu tidak menjamin apakah aku bisa keluar dari sini tanpa luka cedera yang serius.

Setidaknya dengan ini aku dapat mengurangi resiko yang jauh lebih serius lagi, walau aku tidak tahu apakah hal ini benar - benar berguna.

Tapi ketika aku semakin dekat ke tanah rasa nyeri muncul di kepalaku, Menggigit bibir bawahku aku menahan sakit kepala ketika ledakan informasi memasuki kepalaku.

(Sudah selesai, Nya~)

Mengabaikan teriakan bahagia gadis ini aku menenangkan diriku sebelum melihat dua sosok yang menarik minatku, laki - laki dan perempuan yang tampak sedang bertarung dengan posisi dominan yang dipegang oleh sang pria.

Sementara banyak bongkahan dan serpihan Es di keduanya, hal itu membuatku takjub.

Apakah itu benar - benar magic?!

Aku bertanya dengan mata berbinar seolah melupakan situasiku saat ini.

Tidak jauh dari keduanya aku juga dapat melihat sesosok pria aneh dengan kostum monster hitam berlari dengan cepat tampak menuju lokasi pertarungan sebelumnya.

Tapi mengabaikan hal tersebut aku terus meluncur mengarah ke lokasi pertarungan pria dan gadis itu.

"AAAA!!! YANG DI BAWAH MENYINGKIR!!!"

menguatkan teriakanku aku dapat melihat keduanya mengalihkan fokus mereka ke arahku sebelum aku benar - benar jatuh menghantam tanah tepat di tengah - tengah keduanya.

Boom–

Suara ledakan keras terdengar tepat setelah pendaratan ku.

Awan debu membumbung tinggi ke langit dan kawah sedalam 1 meter tercipta di bawah kakiku, semantara keheningan terjadi di antara kami semua.

Terbatuk ringan aku berusaha menghilangkan awan debu yang mengelilingiku sebelum aku menerima tatapan canggung dari gadis berambut kusam itu dan untuk pria berkulit abu - abu itu, aku tidak tahu bagaimana menggambarkannya tapi itu seperti tatapan boneka yang hanya dikendalikan oleh keinginan membunuh.

Sementara disana aku juga dapat melihat sosok pria aneh dengan kostum monster hitam sebelumnya tengah bersembunyi dari balik pepohonan. Terlihat bahwa dia juga dipenuhi kebingungan ketika melihat kejatuhanku dari langit.

"Uhuk! Hm– maaf aku rasa" kataku dengan senyum aneh.

Sial! Ini benar - benar situasi yang memalukan!!! Apakah ada lubang di sekitar sini? Entah kenapa aku ingin membenamkan wajahku ke dalamnya.

(Nya~, Hahaha adik kecil bergembiralah karena itu adalah pendaratan yang sangat keren Nya~ hahaha)

Bisakah setidaknya kau menyembunyikan rasa lucumu ketika memujiku?! Dan percaya atau tidak aku akan benar - benar membuat gadis kucing ini menangis di masa depan!

Membuat janji pada diriku sendiri aku kembali berfokus pada gadis berambut kusam didepanku. Walau tubuhnya dipenuhi oleh luka dan debu hal itu tidak dapat menyembunyikan kecantikan aslinya.

Apakah ini yang dinamakan gadis yamato nadeshiko?

"Kamu! Pergi dari sana!!!"

Tiba - tiba gadis itu memecahkan keheningan dan berteriak dengan suara keras sebelum aku dapat menyadari bahwa sebuah tombak hitam tengah di arahkan tepat ke leherku.

Hal ini terjadi dengan sangat cepat bahkan aku hampir tidak dapat bereaksi terhadap serangan tiba - tiba ini. Pergantian suasana canggung menjadi tegang membuatku terlambat beraksi.

Kawan, Ini bahkan belum 1 jam sejak aku datang kedunia ini dan aku sudah akan di bunuh?

Tapi tepat sebelum ujung tombak itu benar - benar menusuk tenggorokanku aku berhasil mengaktifkan salah satu kemampuan bawaanku sebagai SCP.

'Akselerasi pikiran!'

Mengumumkan perintah keterampilan, aku dapat melihat bahwa waktu di sekelilingku mulai terasa lambat hingga 1000 kali lipat, [Akselerasi pikiran] seperti namanya hal ini dapat membuatku berpikir jauh lebih cepat dari keadaan normal.

Tapi walaupun hal ini dapat membantu penggunanya melihat dan memikirkan hal - hal jauh lebih cepat dari keadaan normal tapi ljika tubuh penggunanya benar - benar tidak dapat mengimbangi kecepatan berpikirnya sendiri hal itu hanya akan sia - sia.

menatap pria dengan tombak hitam itu aku tersenyum dengan kejam sebelum mengeluarkan cakar dari kedua tanganku.

Kalian tahu? Menjadi SCP yang mengambil kucing sebagai wujud dasarnya adalah suatu berkah tersendiri. Jika kalian tahu kucing memiliki waktu reaksi sekitar 20 - 70 milidetik.

Kawan itu bahkan kurang dari sepersepuluh detik, menggabungkan antara Akselerasi pikiran dan waktu reaksi bawaan rasku, menangani serangan tombak yang telah aku lihat menjadi cukup mudah bagiku.

Memutar tubuhku dengan ringan aku mengambil tangan pria besar ini sebelum membantingnya ke tanah dengan keras, suara ledakan kembali terdengar yang diikuti oleh kawah sedalam setengah meter di tempat pria besar itu jatuh.

Sementara ekspresi terkejut terlihat jelas di wajah gadis di depanku, mengingat tubuh pria yang aku banting ini dua kali lebih besar dari tubuhku sendiri.

Mengangkat tanganku ke langit aku menusuk leher pria besar ini dengan kejam, darah biru mengalir dari lehernya sementara pria besar ini mulai mengejang dan memberontak.

Mengaktifkan [Intimidasi] aku benar - benar membuat pria besar ini menjadi tenang sebelum aku benar - benar menghabisi nyawanya.

(kenapa bau pria busuk itu ada di tubuh iblis kecil ini, Nya?)

Iblis?

(Benar Nya~, pria besar yang baru saja kau bunuh ini adalah iblis Nya~)

Tampaknya aku benar - benar muncul di dunia fantasi, tapi apa yang dimaksud Gadis ini dengan "pria busuk?" apakah orang yang gadis ini maksud juga SCP sama sepertinya?

Tapi jika dunia ini benar - benar memiliki SCP lain yang sekiranya setara dengan Gadis yang mengikutiku ini maka hal - hal di masa depan mungkin tidak akan berjalan dengan mudah.

Mengetahui hal itu apakah aku harus benar - benar tumbuh jauh lebih kuat di masa depan? Tentu saja aku harus tumbuh jauh lebih kuat lagi di masa depan.

Jika informasi yang diberikan oleh gadis ini benar maka aku dapat memperkirakan bahwa kekuatanku hanya setingkat kota, dan itu bahkan masih sangat jauh dari kata "Kuat" yang sebenarnya.

Tapi kekuatan yang besar ini akan tidak berguna jika aku tidak melatihnya dengan benar, apalagi aku saat ini kekurangan pengalaman tempur nyata yang merupakan kelemahan terbesarku.

Aku tidak ingin melihat masa depan di mana aku di bunuh oleh orang yang jauh lebih lemah dariku

Tenggelam dalam pikiranku sendiri aku merasakan tepukan di pundak ku, menoleh ke belakang aku melihat gadis cantik dengan rambut berwarna mawar emas yang tampak kusut sementara mata biru tuanya memberikan perasaan menenangkan.

Dikepalanya dia mengenakan ikat rambut berbentuk kupu - kupu Morpho, dengan warna biru tua yang tercermin dalam batas hitam pekatnya.

Sementara seragamnya sendiri terlihat sedikit sobek hal itu tidak mengurangi sedikitpun pesonanya.

"Hm? Ya ada apa?" aku bertanya dengan bingung sementara gadis itu masih menatapku dengan mata biru tuanya.

"Itu…Apa kamu baik - baik saja?" dia bertanya dengan ekspresi khwatir di wajahnya.

"Aku rasa aku baik-baik saja. Tapi sebenarnya, mungkin lebih baik jika kamu lebih memperhatikan kondisimu sendiri daripada khawatir tentangku" aku menjawab dengan senyum di wajahku.

Lagipula tidak ada alasan bagiku untuk memusuhi gadis lembut ini.

"A-Aku baik - baik saja tidak apa - apa"

Walau kau bicara seperti itu tapi kenyataannya darah di wajahmu mengatakan kau jauh dari kata baik.

(Adik kecil, sebaiknya kamu berhati - hati pada gadis ini, aku merasakan aura aneh pada jiwanya, Nya~)

Aneh? Apakah gadis ini ada hubungannya dengan iblis tadi?

Jika gadis manis ini benar - benar ada hubungannya dengan iblis yang baru saja aku bunuh maka akan aku pastikan bahwa di masa depan aku akan menjaga jarak aman darinya.

(Iblis? Tidak Nya~, tapi entah kenapa aku merasakan aura aneh di jiwanya, mungkin jika aku menggambarkannya jiwa gadis ini terlihat…kesepian?)

Kesepian? Apa gadis ini mengalami isolasi seperti aku sebelumnya? Jika benar mungkin aku dapat menjadi teman pertamanya.

"Jangan berbohong, darah di wajahmu mengatakan hal yang sebaliknya, biar aku berikan pertolongan pertama untuk saat ini" mengatakan hal itu aku meletakan telapak tanganku di dahinya sebelum memberikan pertolongan pertama.

"Eh?!" dengan ekspresi terkejut gadis itu menatapku dengan aneh, rona merah terlintas di pipinya.

Ya aku tau bagaimana rasanya ketika ada orang yang menunjukkan kepedulian kepadamu untuk pertama kalinya, aku paham itu

"mungkin tampak tidak sopan, tapi percayalah aku hanya mencoba membantu"

Aku menegaskan kembali niatku, lagipula aku tidak ingin dicap sebagai orang cabul di pertemuan pertama kami.

"I-itu tidak apa, lagipula aku hanya terkejut melihat kamu bisa melakukan sihir penyembuhan" dia berkata dengan rona merah di pipinya.

Gadis aku tahu aku tampan tapi bisakah setidaknya kau tidak menunjukkan hal itu secara terang terangan?

"oh? Apakah sihir penyembuhan itu langka?"

"Tidak itu tidak langka tapi juga tidak umum"

"Haha benarkah? Aku tidak mengetahuinya, oh benar aku belum menanyakan namamu, sebelumnya namaku Rizky Ardiansyah"

"Ah! Na-Namaku Luce Eltania"

________________________

________________________