webnovel

Ngawur

Wina berjalan mencari bangku kosong di stasiun air tawar tersebut. tidak sebelum ada yang menegurnya. " nora, jadi juga pulang sekarang?" tanyanya. lalu pandanganya beralih pada pria tambun di samping. " katanya g' pulang " ucapnya dengan nada menyindir.

g' jadi, tugas di kerjain dirumah aja " ujarnya. " duduklah " ajak gadis bermata bundar tersebut.

si gadis melirik bangku tersebut " nanti aja masih nyaman berdiri " ujarnya.

g' ada yang coklat, adanya yang ini " Dzaka menghampirinya dengan menenteng beberapa makanan.

kalau bukan coklat namanya apa?" Wina mendengus. Dzaka menyeringai.

lalu pandanganya beralih kedepan, pada sepasang manusia yang juga tengah menatapnya dengan pandangan bertanya tanya. Dzaka langsung tersenyum " hai, temanya Wina? Dzaka " pria tersebut langsung menyalami satu satu.

nora" tuturnya.

wandi " ujar pria tersebut.

nora lebih cantik aslinya ya " ujarnya pada Wina.

emang kapan kamu liat nora?" tanya Wina. seingatnya tidak ada folder foto nora di memori hpnya.

di film kartun. nora the explorer, sama noraemon " ujarnya menyeringai. " itu dora gi, dora" jelas Wina sedikit gemas. nora tertawa.

***

"selalu cepat cucuku mandi ke sungai " sapa salah satu tetangga yang baru datang.

"iya nek " ucapnya karna bocahnya itu belum bisa mengucapkan kata kata.

Kama sutan karajo e tadi t? rapi bana nampak " ucap ibu tersebut. " ke Padang" jawabnya singkat.

perempuan itu mengangguk. " ibu ke sawah?" tanyanya lagi. " tadi g' ke sawah. ke Balai tadi. ada urusan " ucapnya.

perempuan itu mengangguk memperlihatkan tampang prihatin. terlihat sekli badanya kurus penuh kesusahan. " ya ampun anakku. kok nyuci sih? " wanita paruh baya itu menyusul sang putri ke sungai.

Ia nyengir. " dikit aja kok " ucapnya.

Ia tapi kamu habis operasi takutjya jahitan kamu masih belum kering " ucap wanita tersebut. " udah selesai ini" balas Wina lalu menuju sungai untuk mandi.

ya sudah mando dulu ibu yang pegangin alland " ucap wanita tersebut.

***

pria itu kali ini benar benar menggeram kesal. pandanganya benar benar tajam seolah ingin memakan wanita yang berada di hadapanya. sementara si wanita terunduk menggigit bibirnya.

kamu benar benar keras kepala " ucap Dzaka gemas seraya mencubiti pipi wanitanya.

aaa sakit " ucapnya kemudian baru di lepaskan Dzaka. Tidak sakit sebenarnya. toh Dzaka mencubitnya dengan perasaan sayang. cup. Dzaka menggantinya.

apa sih " Wina justru balik menaboknya membuat pria itu meringis. "udah kuat ya sekarang " ujar laki laki itu.

gatel sih " ucap wanita tersebut.

Dzaka terkekeh. kemudian membelai lembut rambut wanitanya tersebut. " ta ta " Alland justru menggangu saat romantis orang tuanya.

Dzaka menatap putranya itu tajam "cemburu lagi kamu!" decaknya. "emang bunda punya kamu doang " ucap pria itu.

tata " Alland membalasnya tajam meski bocah kecil itu belum bisa bicara tapi ia sudah mulai menampar nampar pipi Dzaka.

pria itu terkikik. " gemesin banget sih. kayak bunda " bisiknya.

jangan mengajarkan yang tidak tidak ke alland bang " ucap Wina.

aku tidak mengajarkannya " ucap Dzaka berkilah. " Ia harus tau " ucapnya. " terserah deh " ucap Wina melambaikan tangan dengan jengah.

***

Pria otu sudah bangun pagi pagi sekali, kali ini ia bangun sebelum wanitanya bangun. Tidak lama ia sudah menuju sungai untuk mencuci. begitu pulang si wanita sudah menyiapkan segala keperluanya untuk berangkat.

" Bkar ana jemur " ucap wanita tersebut. " menjemur doang g' berar bang " ucap wanita tersebut.

Dzaka mengangguk akhirnya. " udah ana siapin " ucap wanita itu sebelum Dzaka menghilang dari balik pintu. " Ini benar benar bukan styleku" komen Dzaka begitu selesai berpakaian.

Trus pake celana rombeng gitu ketemu klien?" tanya Wina. " kelihatan lebih ganteng kok " komen wanita tersebut. seebnarnya biasa aja. namun karena keluar dari mulutcwanita itu terasa berbeda pasalnya wanitanya itu jarang sekali memuji.

semangat ya " ucap wanita tersebut.

doa kan ya " ucapnya tak lupa ia juga minta restu ayah dan ibu.

***

ibu " Wina memanggil ibunya yang sedang memasak.

Sepertinya ana sama abang mau balik ke padang aja " Ucap wanita tersebut. " Kenapa?" tanya ibu khawator dengan ucapan putrinya yang tiba tiba.

Sekarangkan abang mau fokus ke perusahaan. sering lembur. Agak susah nanti kayaknya kalau abang bolak balik terus " ucap wanita tersebut.

Ibu mengangguk. " G' karena alasan lain kan?" tanya ibu.

Wina menggeleng. " Nanti gimana membereskan rumah jahitan kamu belum kerijg " ucap ibu. " semoga aja Wina bisa bu. udah g' apa apa kok " ucap wanita tersebut.

***

Sekarang di sinilah ia berada menjalani kehidupan baru lagi bersama Dzaka. Rumah mereka jauh lebih minimalis. Namun cukuplah untuk mereka bertiga. setidaknya Wina tidak lagi mendengar omongan ibu ibu di kampung yang menjelek jelekkan suaminya.

Gimana " tanya wanita itu begitu Dzaka pulang kantor.

Pria itu menggeleng. Wina berusaha tersenyum lalu mengusap usap punggung Dzaka. " kita masih bisa mencoba lagi kan?" tanya wanita itu.

Entahlah abang sudah pesimis " ucap Dzaka frustasi.

lagi lagi wanita itu tersenyum. " tidur dulu gih. kayaknya capek banget. ana pijitin " ucap wanita tersebut.

Dzaka menurut lalu mulai memijit pria itu. Alland sudah terlelap. semenjak kesini bocah kecil itu tidak terlalu rewel. mungkin juga kerana mengerti kesusahan orang tuanya. " Jadi gimana rencana abang ke depanya " tanya wanita itu.

Entahlah " ujar Dzaka.

Abang tetap semangat ya, " ucap wanita itu. " Ana selalu memdukung apa keputusan abang " ucap wanita tersebut. bicara seperti itu Dzaka seolah mendapat kekuatan baru. seakan ada cahaya baru untuk hidupmya.

stop dek " ucap pria itu lalu bangkit pergi. " abang keluar bentar ya. kamu hati hati ya sama alland. kemungkinan abang pulang agak malam " jelas Dzaka.

wanita itu mengangguk. " hati hati ya bang " ucapnya.

Dzaka mengangguk lalu kembali melajukan motornya menuju satu tujuan yang Wina tidak tau kemana. namun sepertinya pria itu menemukan jalan baru yang semulanya di kira buntu.

***

Berada di Padang setidaknya sedikit bisa memberikan akses pada Wina untuk menghasilkan uang. Setidaknya ia bisa meringankan beban Dzaka sedikit. Sebelumnya ia sudah terlebih dahulu minta izin pada Dzaka, sebenarnya sedikit berdebat panjang dengan kelutusan terakhir Dzaka mengalah demgan kekeras kepalaan wanitanya itu.

Ada tetangganya yang kebetulan wanita karir begitu juga dengan suaminya. Wina bertugas menjaga anaknya sampai pulang dari kantor. Usianya tiga tahun sedang nakal nakalnya. pembantunya yang lama tidak tahan mengahdapi bicah itu. Kali ini wanita itu mencoba pemberuntunganya. Memang gajinya tidak seberapa namun setidaknya cukup sedikit membantu beban Dzaka. Tugas Wina biasa dari jam 7 sampai jam 5 serta dari hari senin sampai jum'at. untuk hari sabtu dan minggu Wina mencari kesibukan lain. jika tidak ada maka ia mencoba menulis lalu mengirimkan karya karyanya ke koran koran. Sejauh ini belum ada yang di terbitkan namun ia masih belum menyerah.