Vier tidak mengacak rambutnya ketika angin berembus membuat rambut fire brick itu menjadi berantakan. Dia menikmatinya sambil tangan yang masih dilipat di depan dada.
"Tidak," jawabnya, santai. Nada bicaranya kembali seperti semula. Tidak dingin, namun masih saja terdengar sarkas. "Aku baru saja mengenalnya di arena ini."
"Wow!" Alan tiba-tiba mengikuti percakapan. Sudut bibirnya terangkat dan wajahnya berseri. Matanya penuh dengan kekaguman melihat Vier. Alhasil, membuatku tersingkir dari percakapan yang baru saja aku buat. "Aku tidak menyangka, pria itu dapat menyingkir dengan cara seperti itu!"
Terlalu banyak kata 'itu' berakhir dengan ambigu.
"Kau baru mengenalnya dan sudah bermusuhan dengan Ethan Sullivan!"
Alan Woods kali ini menggunakan sifat lugunya. Dia berkata apa adanya tanpa harus memilah kata-kata yang membuat otaknya berasap. Mata yang berbinar itu membuang orang yang menjadi lawan bicara pastinya akan kewalahan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com