Sejak kepergian sang Ayah. Blue menjadi lebih pendiam. Ia hanya bersemangat ketika harus berlatih bersama Tuan Diren, Pak Mori, Pak Toma dan beberapa warga lainnya. Selepas latihan ia akan pergi menyendiri.
Tuan Diren sangat mengkhawatirkan keadaan blue. dia ingin Blue kembali seperti dulu menjadi seorang anak yang ceria dan juga ramah pada setiap orang.
Kini Blue tak lagi tersenyum, Ia benar-benar fokus untuk belajar bahkan setelah 8 tahun berlalu, Ia harus terus belajar mengontrol kekuatannya. Ia telah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan juga kuat. Pengendalian kekuatannya pun semakin hari semakin baik.
Saat ini ia telah mampu memantau sekawanan pack bahkan sudah menandingi seekor Alpha. Pengendalian darah miliknya pun telah berkembang pesat. Meski ia pernah hampir membunuh tuan Diren dulu. Skill penyembuhan miliknya pun sudah ia kuasai. Perpaduan kekuatan dari ibu dan ayahnya menyatu dalam tubuh Blue. Beberapa kali Tuan Diren harus memperkuat perlindungan desa karena kekuatan Blue.
"Blue akan menjadi sangat kuat ketika bulan purnama nanti. Kita harus memikirkan cara agar dia tidak dikontrol oleh kekuatannya" Kata Pak Mori
"Aku juga sudah memikirkan hal itu. Pelindung desa kita pun tidak mampu menahan kekuatan Blue nanti" Tambah Tuan Diren
"Esok, mari kita buat tempat perlindungan desa terlebih dahulu. Pada malam purnama nanti semua warga akan kita bawa ke tempat itu" Kata Pak Toma
"Yah kita harus siap dengan segala kemungkinan" kata Tuan Diren
Dari jauh Blue mendengar percakapan ketiga gurunya. Ia tahu malam itu pasti akan sangat berat bagi warga desa. Sesuai pesan ayahnya ia harus tumbuh dan menjadi orang yang bijaksana. Tanpa sepengetahuan warga desa, Blue selalu keluar berburu di hutan. Ia telah mengembangkan kekuatannya sendiri.
Blue beranjak dari atas pohon itu dan kembali ke rumah tuan Diren. Ia telah memikirkan rencana untuk menemukan sang ayah. Namun sebelum itu ia harus memberi tahu Tuan Diren mengenai rencananya.
"Tuan, aku ingin memulai perjalananku" kata Blue mengawali pembicaraan malam itu
"Tapi, kamu masih harus belajar dengan kami nak" kata Bu Doran
"Baiklah Bu. Aku akan tetap disini" kata Blue menuruti perkataan Bu Doran. Ia sangat paham mengapa Tuan Diren dan Bu Doran mengkhawatirkan dirinya
Blue langsung beristirahat setelah menyantap makan malamnya. Ia berpikir untuk mengubah rencananya karena harus tertunda karena permintaan Bu Doran.
Blue selalu menuruti perkataan Tuan Diren dan Bu Doran. Dia sama sekali tidak ingin mengecewakan kedua orang tua itu mengingat mereka telah menyelamatkan hidupnya dan juga ayahnya.
Malam purnama akan terjadi nanti malam, semua persiapan telah dilakukan. Anak-anak dan para Wanita telah diungsikan ke tempat aman yang telah dipersiapkan. Blue juga sudah ada di alun-alun desa. Tuan Diren dan lainnya pun juga sudah bersiap akan kemungkinan itu.
***
Ditempat lain, sebuah pack sedang melakukan pertemuan. Terlihat sang ketua telah mengarahkan anggotanya untuk bersiap berperang. Di samping sang Alpha terlihat seorang pemuda yang tampan dan gagah. Ia terlihat begitu memperhatikan arahan sang Alpha.
"Malam ini kita akan menjaga sebuah desa" kata Sang Alpha.
"Desa manakah yang akan kita jaga dan melihat strategi tuan, sepertinya kita akan berperang" kata salah seorang dari anggota pack itu.
"Kita hanya perlu mengawasi dari jauh, dan soal desanya kalian tidak perlu tahu dulu untuk sekarang" kata sang Alpha lagi.
"Kapan kita akan berangkat" tanya sang pemuda yang tiba-tiba bersuara
"Setelah semua persiapan, kita menuju tempat itu" kata Sang Alpha.
Sang Alpha telah siap untuk menjalankan rencana yang telah ia susun selam 7 tahun. Kini dengan kekuatan yang telah ia kumpulkan ia sudah mampu membuat Packnya. Dia pun sangat merindukan gadis kecilnya. Bagaimana dia sekarang, secantik apakah dirinya dan sebesar apakah kekuatannya. Apakah ia masih mengingat dirinya. Ia begitu merindukan putrinya hingga larut dalam lamunannya. Ia bahkan tak menyadari kehadiran salah seorang anggotanya
"Semua persiapan telah selesai, kami hanya menunggu perintah anda Tuan" kata Pemuda yang tidak lain adalah Denis
"Baiklah..., Aku akan mengambil perlengkapan dan kita segera berangkat" kata Erland sang Alpha.
Setelah meninggalkan Desa Harapan, Ia mengasah kembali kemampuan bertarungnya. Kali ini ia telah bertekad untuk tidak kabur dari pertempuran lagi. Ia akan mempertaruhkan nyawa demi melindungi hal yang paling berharga untuk dirinya. Kabar terakhir yang ia dengar adalah berita mengenai kelahiran sang penguasa dunia werewolf sudah tersebar luas.
Erland memulai perjalanannya dengan mengumpulkan kembali teman-teman yang masih setia padanya dulu. Ia bahkan telah mendirikan Packnya sendiri agar siap berperang. Ia akan melawan siapapun demi Blue. Inilah waktu yang ditunggu. Kebangkitan kekuatan Blue akan segera mencapai puncak. Dalam 7 tahun terakhir ini, desa Harapan masuk dalam daftar pencarian. Menurut informasi yang telah ia kumpulkan, akan ada banyak pack yang menuju Desa Harapan. Diantara mereka ada yang akan memburu Blue dan ada pula yang akan melindunginya. lokasi desa harapan pun telah banyak diketahui oleh pack-pack lain termasuk Pack milik sang Alpha Paolo. Pack Paolo sangat dikenal dengan ketangkasannya. Tahun ini bahkan Paolo sudah siap menyerahkan tahtanya kepada sang Anak, Carlos.
"Ayo segera kita berangkat" kata Erland mengarahkan anggotanya ke Desa Harapan.
Perjalanan menuju desa Harapan dari tempat mereka mendirikan tenda cukup jauh. Malam sudah hampir tiba. Erland ingin mengamati situasi sebelum mengarahkan Packnya. Ia juga telah mendapatkan firasat berapa banyak pack yang menuju desa Harapan sekarang.
"Perang saudara kini tak mungkin terhindarkan" kata Salah satu anggota pack Erland
"Bisa saja ketika mereka sepakat untuk mengakui sang Luna Abadi" Jawab Denis
"Tenanglah, pastikan langkah kalian tidak terendus oleh pack lain. Samarkan bau kalian agar kita tidak terdeteksi oleh pack yang lebih dulu tiba disini" kata Erland kepada anggota Packnya
Mereka telah memasuki wilayah lembah. Erland telah memilih posisi yang cukup strategis untuk dapat mengamati desa Harapan lebih dekat.
****
"Blue, saya akan melepaskan pelindung desa sekarang" kata Tuan Diren
"Yah tuan, Aku akan bersiap dengan segala kemungkinan" kata Blue
"Begitu pelindung ini terlepas, desa kita akan terlihat oleh mata mereka. Jumlah kita tidak banyak tapi kami pastikan dirimu akan bisa melalui malam ini". kata Tuan Diren lagi.
"Aku juga akan melindungi kalian, takkan kubiarkan salah seorang dari kalian terbunuh karena diriku." kata Blue
****
Dari tempatnya berdiri, Erland sudah bisa merasakan aura dari para werewolf lainnya. Mereka semua telah siap untuk saling menyerang. Tiba-tiba Ia mendengar sesuatu yang membuatnya meneteskan air mata.
"Ayah, aku tahu kamu ada di dekatku" kata Blue lewat telepati nya
"Apakah ini sungguh kamu Blue ?, Tapi bagaimana mungkin kamu mampu merasakan kehadiranku" kata Erland tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan.
"Aku ini anakmu yah, Aku tidak hanya mewarisi kekuatan Ibu tapi darahmu juga mengalir dalam darahku. Apa ayah lupa hal itu" kata Blue
"Kamu telah tumbuh menjadi gadis yang kuat" kata Erland terharu dan tak bisa menahan rasa rindu pada putrinya
"Aku pasti bisa melewati malam ini, dan kita akan kembali bersama kali ini" kata Blue sebelum memutuskan telepatinya
Blue mewarisi kemampuan ayahnya juga. Ia mampu merasakan kehadiran werewolf lain bahkan mampu mengajak mereka berkomunikasi dalam radius jarak tertentu.
Bulan purnama mulai terjadi. Pelindung desa Harapan pun kini telah terlepas. Lolongan werewolf lain mulai terdengar. Mereka pun segera menuju desa Harapan. Pertempuran malam itu mungkin tak akan terhindarkan lagi.