"Sekali lagi terimakasih untuk perawatan mu saudari Elvina"
Tukas Cecile untuk kesekian kalinya. Ia sungguh sangat bersyukur dengan keberuntungannya ini. Jika ia tidak bertemu dengan orang-orang ini, mungkin ia sudah berakhir ditangan orang-orang yang mengejarnya dan kembali ke wilayah barat.
"Sudah kewajiban untuk membantu sesama" Ucap Elvina mengulas senyum hangat dan meneruskan. "Jadi kau tak perlu sungkan"
Setelahnya Elvina mengantarkan Cecile keluar. Berada dihalaman, seorang gadis kecil yang cantik menyerbu Cecile dengan girangnya. Cecile sedikit terkejut ditempat melihat gadis kecil itu. "Kakak cantik kau sudah sadar?"
"Ini adalah putriku Gayle"
Cecile tidak pernah mengira kalau wanita muda yang cantik ini sudah menikah dan mempunyai seorang putri. Sedikit merunduk kebawah, ia melihat gadis itu tampak sangat menggemaskan dengan rambut pirang dikepang dua. Bola matanya yang hitam itu bulat seperti bulan purnama. Warna yang tidak sama dengan Elvina, mungkin itu diwariskan dari ayahnya.
"Yah, aku sudah sadar" Jawab Cecile dan tersenyum lembut. Tangannya terulur untuk menjawil pipi gadis kecil itu yang sangat imut.
"Gadis kecil siapa namamu?" Tanya Cecile dan ia sedikit membungkuk kan badannya untuk menyamai posisinya dengan gadis kecil itu.
"Aku Gayle" Bibir mungilnya menjawab dengan riang.
"Nama kakak cantik apa?" Suaranya sangat lucu membuat Cecile merasa gatal untuk mencubit pipinya.
Tapi tentunya ia tidak berani melakukan nya. Bagaimana jika gadis kecil ini menangis? Ia akan merasa tidak enak dengan Elvina karena merecoki putrinya.
"Aku Cecile"
Setelah itu Cecile berdiri tegak kembali dan berjalan ke pintu pagar. Berbalik kebelakang, ia melirik Elvina dan Gayle bergantian lalu melambai.
Elvina dan Gayle pun dengan senang hati membalas lambaiannya. Dan dengan begitu Cecile pergi meninggalkan kediaman keluarga kecil itu.
Di pertengahan jalan. ketika Cecile mencari kereta kuda untuk melanjutkan perjalanannya. Ia menemukan sebuah kereta kuda yang mulai mendekat dari kejauhan.
Cecile merasa lega dalam hatinya karena segera menemukan kereta untuk pergi.
Karena bagaimanapun juga wilayah Utara ini tidak lagi aman untuknya. Pasukan keamanan dan bahkan orang-orang disekitar sini sudah menemukan keberadaannya. Jadi itu tidak memungkinkan nya untuk tinggal lebih lama ditempat ini.
Tapi ketika kereta kuda itu mendekat, ia melihat ada simbol bunga mawar merah di gerbong nya. Cecile terhenyak ditempat. Itu adalah simbol kereta milik keluarga besar suku Zeath. Mereka diantaranya adalah kepala suku dan pejabat pusat. Mencoba untuk tetap tenang, Cecile berbalik siap untuk melangkah pergi.
"Cecile berhenti disana!"
Deg! Itu adalah suara tegas dari seorang pria yang penuh otoritas. Itu tidak lain adalah ayahnya. Sedikit menoleh kebelakang, kereta kuda itu sudah berhenti. Tampak seorang pria dimakan usia turun dari sana. Menginjak keluar kereta, ia membawa aura bermartabat yang mulia. Rambut coklat keemasannya yang sama seperti Cecile, tampak bersinar di bawah sinar matahari.
Matanya yang hitam sama sekali tidak berkedip ketika terkena silau matahari. Tatapannya membawa aura tegas dan menuntut. Cecile merasakan kedua lututnya bergetar ditempat. Apakah ini sungguhan ayahnya?
"Naik kedalam sekarang" Sudah lama Cecile tidak mendengar suara otoriter itu. Dan sekarang ia kembali mendengar nya lagi.
Cecile tidak senang dengan sikap otoriter ayahnya. Tapi ia merasa terharu dalam hati. Karena ayahnya sampai membawa dirinya kemari hanya untuk menjemput nya pulang.
"Ayah berjanji akan membatalkan pertunangan ku dengan Edwin?" Cecile memastikan terlebih dahulu. Kalau tidak pelariannya ini hanya akan berakhir sia-sia.
"Apakah kau sudah menemukan pengganti yang lebih baik dari Edwin?"
Mendengar pertanyaan itu Cecile sedikit terkejut.
"Jika kau sudah mendapatkan nya ayah akan bernegosiasi dengan mu tentang itu tapi jika tidak, kau hanya perlu mengikuti pengaturan ayah untuk mu"
Cecile merasakan langit jatuh menghimpit tubuhnya. Kenapa ayahnya sangat sulit untuk menuruti kemauannya sekali saja? Kenapa ayahnya tidak pernah membiarkan nya mengambil keputusan atas apa yang ia inginkan? Ia adalah gadis dewasa sekarang tapi kenapa ayahnya terus membuat pengaturan untuk kehidupan nya?
"Kalian bawa nona Cecile masuk kedalam" Eckbert terus memerintah kan dua pelayan yang dibawanya untuk segera mengambil Cecile.
Saat itulah Cecile sadar ayahnya sepertinya sudah menyiapkan beberapa pelayan untuk mengurus nya. Akankah kehidupan nya akan jauh lebih terkekang setelah ini?
Meski terlahir sebagai putri dari kepala suku. Ayahnya mendidiknya untuk menjadi putri mandiri yang tidak manja. Segala kebutuhan ia sudah dibiasakan untuk menyiapkan nya sendiri tanpa bantuan seorang pelayan. Dan hari ini ayahnya sudah menyediakan dua orang pelayan, apa lagi itu jika bukan untuk memata-matai nya nanti.
"Nona muda silahkan naik"
Cecile merasakan asam di hidungnya. Matanya memanas seperti menangis. Mengangkat kakinya Cecile masih berpikir untuk kabur. Hanya untuk menemukan sebuah kereta kuda menyusul dibelakang. Membawa anggota keamanan suku Zeath yang mengejarnya tadi.
Karena sudah tidak ada lagi harapan. Tanpa menghiraukan keberadaan kedua pelayan itu. Segera Cecile naik kedalam kereta.
Eckbert merasa puas dan ikut naik kedalam. Sebenarnya ia tidak dapat tidur dengan tenang akhir-akhir ini karena memikirkan kehidupan putrinya diluar sana seorang diri.
Cecile adalah anak semata wayang, yang ia miliki dari Clarissa. Melihat Cecile ia seperti melihat Clarissa muda yang terlahir kembali. Baginya Cecile adalah putri tercinta sekaligus obat rindunya pada almarhumah istrinya yang tersayang. Dalam dirinya mewarisi kecantikan khas milik Clarissa, hanya rambutnya saja yang berbeda. Clarissa berambut kuning jagung tapi Cecile coklat keemasan persis seperti miliknya.
Mungkin ia keras pada putrinya. Tapi sebagai seorang ayah ia hanya ingin yang terbaik untuk putrinya. Mungkin Cecile merasa ia bukan ayah yang penyayang dan lembut. Ia hanya bertindak seperti pemimpin yang penuh otoritas tapi seperti itulah caranya ia mendidik putrinya.
Ia ingin Cecile sadar. Semakin tinggi kedudukan sosial seseorang, terkadang semakin tinggi pula beban yang ditanggung nya. Ia adalah putri dari seorang tokoh terkemuka, itu keharusan untuk nya menyamai statusnya yang terhormat. Kalau tidak orang-orang akan menganggap rendah dirinya dan menganggap nya tidak pantas untuk status itu.
Lingkaran sosial itu terkadang adalah dunia yang rumit. Mungkin saat ini Cecile tidak mengerti karena ia belum terjun kedalam nya. Tapi cepat atau lambat akan datang suatu hari dimana Cecile masuk kedalam nya dan saat itu ia akan segera mengerti dengan apa yang telah ia lakukan.
Semua juga kembali untuk kebaikan nya.
Sepanjang perjalanan Cecile tidak mengeluarkan sepatah katapun. Tapi sesekali ia melirik pada ayahnya dan menemukan lingkaran hitam dibawah matanya. Ia baru menyadari nya setelah melihatnya dari dekat. Apa akhir-akhir ini ayahnya kurang tidur?
Meremas gaunnya, Cecile sedikit merasa bersalah dalam hatinya. Ia tahu kalau ayahnya yang otoriter itu sebenarnya sangat menyayangi nya.
___