Bukannya menjawab protes dari sang kekasih, Evan malah tersenyum. Bahkan, dia malah memperdengarkan tawa kecil, yang langsung saja sukses membuat Lia jadi salah tingkah sendiri. Mati kutu, Lia memalingkan wajah ke arah jendela kaca mobil. Karena tentu saja, dia tak ingin jika Evan sampai melihat wajahnya yang kini memerah memendam malu.
Sementara Evan, yang dapat dilakukannya hanyalah tersenyum gemas saja saat melihat respon yang demikian dari Lia. Hingga akhirnya, dia pun kembali mengalihkan perhatiannya untuk fokus menyetir secara waspada untuk menghindarkan mereka dari kejadian yang merugikan. Agaknya, perasaan sang pemuda sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Dan untuk itu, dia harus berterima kasih lagi kepada Berlin yang sudah mau membantu dalam memberikan pengertian kepada Lia.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com