webnovel

He's My Son 02

Reyent Bintang Nugroho Digantara yang biasa di panggil Reyent. Bocah kecil yang lucu, gemasin dan pintar kini sudah beranjak dewasa. Tidak terasa waktu begitu cepat. Baru kemaren serasa merayakan ulang tahun yang ke 2 tahun. Kini usianya sudah menginjak 18 tahun. Dia terkenal menjadi laki-laki yang dingin sedingin batu kutup utara. Mahal senyum dan jutek. Terutama sama perempuan. Hatinya tidak bisa luluh dengan rayuan receh dari semua perempuan di kelasnya. Teman-teman perempuannya pada mengagumi dirinya. Ralat. pada ngefans sama Reyent. Semua serba bisa, jago balap motor maupun balap mobil, Teakwondo, DJ, dan Photographer. Semua itu bakat warisan dari Ayahnya. Ayahnya mendidiknya dengan tegas dari kecil. Reyent juga memiliki group band yang bernama "Hey Say! Jum". Setelah usianya menginjak yang ke 20 tahun, Ayahnya mengirimnya ke London. Untuk melanjutkan kuliahnya di negeri UK. Tepat di kampus bekas Ayahnya dulu. Di sana dia tinggal bersama Atenya yang bernama Relly dan Revy, adek Ayahnya. Kemudian dia bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya penasaran. Mereka pun berkenalan. "Hai, gue Reyent Bintang Nugroho Digantara, biasa di panggil Reyent." "Oh, aku Febby Distiya Pramudia, biasa di panggil Febby atau Disti." Akankah Distiya bisa mentaklukan hati Reyent yang dingin sedingin batu kutup utara?

Me_Rera_Rara · Teenager
Zu wenig Bewertungen
20 Chs

CHAPTER 15

Warning 🔞

Pagi harinya Rey sedang mengajak berenang Reyent di lantai paling atas. Mengajarinya di kolam renang yang besar. Reyent di suruh memake jaket renang. Reyent berteriak ketakutan. Padahal dia sudah bisa berenang. Tapi masih takut. Stella, Darmi dan Ruslan hanya menunggu di gasebo sembari menikmati cemilannya. Ada fry fries sama chicken wing. Coca cola dan orange juz. Mereka menyantap cemilannya sembari melihat Reyent yang berenang sama Rey, Relly dan Refly. Mereka saling melempar bola.

Lia mengambil gambar Reyent, mengambil video. Begitu pun Pio merekam Reyent. Terlihat lucu jika Reyent tidak memakai baju. Perutnya buncit, dan menggemaskan.

Kini Rey sedang merayu Stella untuk berenang. Stella tidak mau, ia menolak karena sedang malas. Namun, Rey tetap memaksa. Menariknya dan di gendong ala bridal style. Terkejut. Stella berteriak saat Rey menjemburkannya ke kolam.

"Rey kamu jail banget sih, aku kan masih malas renang."

"Olah raga sayang."

"Iya aku tau. Tapi aku lagi makan." Dumel Stella sembari memanyunkan bibirnya. Lantas Rey mencium bibir Stella yang manyun. Kesempatan bagi Rey.

Karena terlanjur basah, akhirnya Stella berenang. Darmi dan Ruslan pun ikut jebur. Bergabung dengan Reyent. Sedangkan Rey dan Stella berenang berdua. Layaknya orang sedang honeymoon. Rey membopong Stella. Pandangannya bertemu. Hidung mereka bersatu. Keduanya tersenyum. Lalu, Rey mencium bibir Stella. Sedikit melumatnya. Mereka terlihat sangat romantis.

Setelah berenang mereka kembali ke kamar hotel. Membersihkan diri dan bersantai sebentar sebelum pergi melihat museum Singapore. Sedangkan Rey dan Stella seusai mengeringkan tubuhnya yang basah dengan haduk. Lalu, mengajak Stella ke taman yang berada di belakang hotel, memgambil gambar di tengah taman bunga. Rey dan Stella seperti orang masih pacaran. Terlihat sangat romantis. Anggap saja mereka sedang honeymoon yang ke Lima kalinya.

Rey mengangkat tubuh Stella, menggendongnya di depan. Menyatukan kening dan hidungnya.

Pio mengambil gambar Rey dan Stella yang bergurau di tengah taman bunga. Taman yang berbunga berwarna pink. Terlihat tiga tower hotel Marina Bay Sand. Lalu, mereka kembali berciuman. Benar-benar pasangan yang sangat romantis.

Kini Rey dan Stella kembali ke kamar hotel. Stella mencari Reyent yang sedang bermain di kamar Darmi. Seperti biasa Reyent selalu main game di iPadnya. Apa lagi mainnya sama Refly, pasti betah jika sudah main game tidak ingat waktu.

Siangnya Rey, Stella dan rombongannya bersiap mau pergi ke Kusu Island. Atau pulau kura-kura. Mereka menaiki feri untuk bisa sampai di Kusu Island. Karena pulaunya terpisah dengan Singapore. Pulaunya berada di tengah-tengah laut. Pulau yang terpencil, bentuknya seperti kura-kura. Feri yang di naiki Rey, Stella dan rombongannya sudah sampai di Kusu Island.

Kusu Island,Singapore

Khusu Island adalah yang artinya Pulau kura. KUSU, PULAU TORTOISE. Kusu dalam bahasa Cina berarti Pulau Kura-kura. Legenda mengatakan bahwa tertoise telah mengubah dirinya menjadi pulau untuk menyelamatkan dua kapal karam yang tenggelam. Kura-kura di ketahui hidup sampai usianya lanjut. Banyak yang percaya bahwa menyentuh kura-kura dapat membawa keberuntungan dan umur panjang.

Pulau Kusu terletak sekitar 5,6 km barat daya pulau utama Singapure. Menariknya, ada empat nama pulau; Pulau Kusu, Pulau Tambakul, Pulau Goa, dan Pulau Puncak. Pulau ini terdiri dari sebuah kuil Cina dan tiga Keramat Melayu kuil. Namun, yang tidak diketahui orang adalah ada pantai indah yang terbuka untuk pengunjung. Pantai ini dipenuhi dengan pasir putih dan air laut berwarna biru kehijauan yang bening menyerupai pantai Maladewa. Sekecil ukuran pulau, pemandangan laut yang di tawarkan adalah sesuatu yang tidak akan pernah temukan di pulau utama Singapure.

Ketika memasuki ke pulau ada sebuah kura besar terbuat dari batu. Reyent kegirangan, dia duduk di atas kura batu.

"Kulanya besal sekali. Benal kata Pipi semalam. Kulanya besar. Leyent mau foto di sini. O'om Pio foto Leyent." Celoteh Reyent girang.

Pio pun mengambil gambar Reyent yang duduk di atas kura. Memakai celana jins selutut, kaos putih lengan pendek, sepatu snecker, jam tangan warna hitam. Kalungnya di keluarin yang tertutup ksosnya. Tidak lupa Reyent juga memakai topi dan sunglass. Reyent sendiri yang meminta style seperti itu. Pio mengambil banyak gambar Reyent, foto maupun video.

"Lagi O'om lagi. Video juga. Leyent kelen kan! Sepelti Pipi." Ucap Reyent sembari meyengir memperlihatkan gigi putihnya.

"Reyneis kedua nih," kata Pio. "Gayanya mengikuti bapaknya. Sok narcis."

Kemudian mereka masuk ke dalam, melihat kura aslinya yang di dalam air danau. Cuma kuranya kecil-kecil. Reyent yang melihat banyak kura semakin kegirangan.

"Pipi kulanya boleh di ambil tidak? Pipi Leyent mau kulanya." Rengek Reyent meminta kuranya mau di bawa pulang.

"Eh eh no no. Tidak boleh! Nanti di marahi sama ibunya kura kalau di ambil anaknya." Kata Rey dusta. Memang sih kuranya banyak tapi tidak boleh di ambilin. Reyent mencebikkan bibirnya. Dia ngambek.

"Besok kalau kita pulang ke Jakarta, nanti eyang cariin kura buat Reyent ya! Sekarang jangan ngambek lagi. Mendingan Reyent foto-foto lagi. Ayo foto sama eyang dan Tati," rayu Ruslan.

"Benal ya eyang, caliin tortoise di laut buat Leyent. Kalau tidak Leyent ngambek."

"Iya-iya!"

"Hole. Leyent sayang eyang!" Katanya sembari memeluk Ruslan.

Kemudian mereka berkeliling memutari pulau kura sampai matahari mau terbenam. Tempatnya panas tapi sejuk. Nyaman bagi pengunjung. Mengambil gambar di depan kuil. Rey sama Stella berduaan terus. Lengket seperti perangko. Apa lagi tangan mereka tidak pernah lepas. Selalu bergandengan mesra.

Reyent mulai mengeluh capek, lelah dan panas karena jalan terus. Topi sama sunglasnya di lepas, di kasih sama Lia. Dia sudah bosen dan jenuh. Reyent merengek meminta kembali ke hotel. Sepertinya Reyent mau tidur. Dia sudah mulai merengek minta gendong karena mengantuk. Lantas Rey pun menggendongnya. Tangannya sudah mengucek matanya. Benar saja, belum beberaa menit Reyent sudah memejamkan kedua matanya. Bersender di pundak Rey. Wajah Reyent memerah akibat kena panas.

Kini Rey, Stella, dan rombongannya menaiki feri, mereka kembali ke hotel Marina. Jam juga sudah menunjukan pukul enam sore. Waktu Singapore. Tidak membutuhkan waktu yang lama, feri yang mereka naiki sudah sampai. Mobil pun sudah menunggu untuk mengantar mereka kembali ke hotel.

Sesampainya di hotel Reyent terbangun minta di buatin susu. Stella ke kamar Lia. Mebuat susu botol untuk putranya. Setelah selesai ia kembali ke kamarnya karena Reyent sudah menunggu. Meminum susu sembari memeluk boneka kucingnya, melihat video kartun di iPad. Saat botol susunya sudah kosong, botolnya di letakkan gitu saja sembari berkata, "Mimi milk-milknya sudah abis."

Kini Reyent berganti menggigiti bantal dan handuk kecil miliknya sewaktu bayi. Di emut-emut ujungnya. Itu sudah menjadi kebiasaan Reyent. Jika mau di cuci Reyent mengamuk. Tidak boleh di cuci. Jadi jika mau mencuci saat Reyent pergi sekolah dia tidak tau. Karena sekolah tidak boleh membawa gituan kecuali towel kecil

"Mimi Leyent mau pasta!"

"Reyent mau makan pasta?" Tanya Stella.

"He'em!"

"Tidak mau makan di luar?" Tanya Rey.

"Nggak. Nggak mau. Mau pasta, corn, sama broccoli yang enak." Rengeknya.

"Okay. Okay! Pipi pesanin ya!" Reyent mengangguk. "Anak siapa sih gayanya seperti bos banget?" Gumam Rey seraya mengambil ponselnya di meja.

"Anak mu lah." Ucap Stella. "Dia mengikuti sifat mu."

"Iya dong itu harus. Gue kan Ayahnya hahaha." Kata Rey sembari mencium bibir Stella. Untung Reyent tidak melihat, dia fokus dengan iPadnya.

Rey menghubungi Pio. Menyuruhnya mengajak Darmi dan Ruslan makan di luar. Rey bilang tidak ikut, makan di kamar hotel saja karena Reyent tidak mau keluar. Akan tetapi Ruslan pun menolak, tidak mau makan di luar. Memilih makan di kamar hotel juga. Rey pun memesankan makanan untuk mereka dan di kirim ke kamarnya masing-masing.

Pasta yang di pesan Rey sudah tersaji dan di antar ke kamarnya.

"Nih pastanya sudah datang. Ayo Reyent bangun duduk dan makan." Titah Stella.

Lantas Reyent beranjak turun dari ranjang dan duduk di sofa. Lalu, mulai menyendok pastanya dan brokoli.

Jagung rebus, brokoli, dan tomat. Seperti ini makanan kesukaan Reyent. Pasta tanpa saus. Jika sedang tidak mood Reyent makan seperti ini. Tidak mau makan yang lain. Semua harus di rebus tanpa ada minyak. Reyent memakannya sampai habis. Pipinya sampai mengembung penuh pasta dan brokoli. Padahal tadi sudah minum susu satu botol berukuran 150ml. Kini menghabiskan pasta satu piring. Reyent makannya memang banyak.

"Mimi sudah abis. Potongin fluit." Ujarnya.

"Reyent sudah cukup. Tidak boleh makan banyak. Nanti muntah. Ini malam loh."

"Nggak. Nggak. Pokoknya potongin fluit. Leyent mau makan fluit Mimi." Ucapnya sembari mencebikkan bibirnya.

"Benar-benar perut karet anak si kadal ini."

"Ehem. Aku mendengarnya ya Babe!"

"Bodok. Susu satu botol. Pasta satu piring. Sekarang minta buah. Nanti muntah gimana?"

"Kasih dikit saja."

"Mana mau dia, kalau tidak tiga macam!" Dumel Stella. Lalu, ia mengambil buah di dalam kulkas, di cuci dan di potong kecil-kecil. Fruit melon, banana, dan grapes. Reyent memakannya sampai habis. Stella sampai heran kenapa putranya banyak makan?

***

Rey dan Stella bermalam di kamar hotel saja. Menuruti permintaan putranya yang sedang tidak mood. Mungkin karena capek tidak mau kemana-mana. Saat ini Reyent di kamar Darmi bermain game sama Refly. Kesempatan buat Rey untuk menguasai Stella. Mereka duduk di balkon sembari menikmati anggur merah atau red wine. Stella hanya ikut minum sedikit saja tidak berani minum banyak. Menikmati segelas red wine di balkon sembari melihat gedung-gedung tinggi. Rey bercerita tentang berdirinya Singapore.

"Sayang!"

"Hemmm."

"Kita sudah Anniversary yang ke 4st tahun."

"Iya, tidak terasa pernikahan kita sudah 4st tahun. Cepat ya. Makin hari kita semakin tua."

Rey mengangguk pelan, "putra kita juga sudah semakin besar. Nanti Anniversary yang ke lima mau kemana?"

"Aku mau ke Australia lagi Rey! Aku suka kesana."

Rey kembali mengangguk. Keduanya terdiam. Lalu, Rey menuang anggur lagi ke dalam gelasnya dan di minumnya. Tiba-tiba Stella menangis.

"Jangan menangis!" Ucap Rey mengusap pipi Stella yang basah karena air mata.

Stella mulai terasa pusing kepalanya karena tidak terbiasa meminum wine. Ia bersandar di dada Rey.

"Rey kepala ku pusing."

"Ya sudah jangan di lanjutin minumnya. Kita tidur saja yuk!" Kata Rey sembari mengedipkan mata. Stella tau apa maksud Rey. Ia tidak menghiraukannya.

Rey merengkuh pinggul Stella dan di angkat ke pangkuannya. Mendekatkan wajahnya ke Stella sampai nafasnya saling bersautan. Lalu, Rey melumat bibir Stella. Mencecapnya dengan lembut, menjilatinya, memainkan ujung lidahnya dengan lidah Stella. Ciuman mereka terlepas, mereka saling menatap.

Rey menjilati daun telinga Stella, turun ke ceruk lehernya. Menggigit kecil-kecil. Memberi tanda merah. Tangan Rey menyingkap baju Stella. Tersenyum melihat dada indah Stella. Menjilat, mencecapnya. Memberi banyak tanda merah yang berbentuk love. Nafas Stella tidak beraturan, dadanya naik turun. Malam ini permainan Rey sangat lembut dan nikmat. Rey kembali melumat bibir manis Stella. Tangannya meremas dadanya yang masih terbungkus bra. Tanpa membuka branya Rey mengeluarkan buah dada Stella. Memainkan putingnya, meremasnya begitu lembut.

Ketika buah dada Stella sudah mengencang. Rey melepaskan ciumannya dan berganti melumat dan menghisap dadanya. Menyusu seperti bayi yang sedang menyusu dengan ibunya.

"Aaauuuhh!" Desah Stella sembari meremas rambut Rey. Lalu, menekan kepala Rey kedadanya. Rey semakin semangat menghisap dan melumat dada Stella. Tangan satunya meremas dada sebelahnya. Lalu, turun keperutnya, menyelinap masuk ke dalam celananya dan membuka kedua pahanya. Jemarinya Mengelus pinggiran milik Stella. Memainkan klistorisnya. Jari tengah Rey masuk kewanitaan Stella. Memainkan di dalam milik Stella.

Stella kembali mendesah, "aauhh Rey." Desahannya begitu lembut di pendengaran Rey. Rey mengeluar masukkan jarinya. Menarik klistorisnya dengan pelan. Stella meminta lebih dari ini. Tidak mau Rey menghentikan permainan nikmat malam ini. Milik Stella sudah mengeluarkan cairan kental. Rey menurunkan celana Stella. Mau melihat milik Stella yang basah. Posisi mereka masih kedaan duduk di sofa dengan Stella di pangkuan Rey.

Stella terkulai lemas di pangkuan Rey. Kemudian Rey beranjak dan menggendong tubuh lemas Stella. Lalu, di baringkan di ranjang. Rey melepaskan pakaiannya dan naik ke ranjang, lalu menindih Stella. Rey kembali menghisap buah dada Stella. Meremasnya, memilin putingnya dengan gemas.

"Anggap saja kita sedang honeymoon ya babe!" Bisik Rey pelan di telinga Stella.

Stella hanya pasrah di bawah kuasa Rey. Menbiarkan Rey bermain di tubuhnya sampai puas. Lagi pula Rey suaminya, jadi ia membiarkan Rey memanjakan tubuhnya. Seluruh tubuh Stella penuh tanda merah atas perbuatan Rey. Itu tanda cinta Rey sama Stella.

Rey melakukannya sampai dua jam, sampai berulang kali. Rey tidak ada bosennya kalau sudah menyentuh Stella. Kini keduanya terkulai lemas di bawah selimut. Saling berpelukan.

Rey beranjak melangkah ke meja TV. Mengambil remot dan menyalakannya. Lalu, Rey mengambil air putih untuk Stella minum. Rey kembali naik keranjang dan terbaring sembari meraih tubuh Stella ke pelukannya. Rey mencium kening Stella.

"Tidurlah babe." Kata Rey sembari membenarkan selimutnya. Reyent masih bermain di kamar Darmi. Dia belum mau tidur, masih ingin main game. Reyent memang betah jika sudah main game. Hingga waktu menunjukan pukul sepuluh Reyent masih tetap main game. Darmi mengomel karena Reyent tidak mau tidur. Masih terus main game. Akhirnya Darmi menelpon Rey.

Rey pun memarahi Refly. Menyuruhnya stop main game dan tidur. Refly kembali kekamar Pio. Dia tidur bersama Pio. Malam ini Reyent mau tidur sama Darmi. Darmi menyanyikan lagu pengantar tidur. Lambat laun Reyent pun terlelap.

Rey belum bisa tidur, dia masih menonton TV. Stella terbangun karena haus. Rey mengambil minum di nakas buat Stella. Stella pun ikut menonton TV acara film Mandarin. Sampai tak terasa mereka pun terlelap dengan sendirinya. TV masih menyala sampai pagi pukul setengah enam. Stella terbangun karena ada yang mengetuk pintu.

Stella beranjak, memakai gaunnya yang tergeletak di lantai. Lalu, mematikan TV dan membuka pintu. Ternyata Reyent yang mengetuk pintu. Stella kembali naik ke ranjang, lantas Reyent terbaring di tengah. Tangannya menggerayangi dada Stella yang masih perih atas perbuatan Rey. Meski perih tetap Stella tahan.

Sinar matahari menerobos masuk lewat celah dinding kaca. Rey terbangun karena perutnya terasa berat, seperti ada yang menindih. Itu kaki Reyent yang berada di atas perutnya. Tersenyum. Rey mencium pipi Reyent dengan gemas. Di raihnya tubuh putranya kepelukannya.

"Kapan pindahnya bos kecil ini, hem?" Kata Rey.

Stella mengusap pipi Reyent. Di, pandanginya wajah putranya yang terlelap. Begitupun Rey terbaring miring memandangi wajah putranya. Stella mendekatkan wajahnya ke putranya dan tangan Reyent meraih pipi Stella agar mudah memeluknya. Sedangkan Rey mencium kening Reyent.

Anggap saja ini Rey Stella dan Reyent. Soalnya foto ini pas banget buat Rey, Stella dan Reyent. Jangan banyangin orangnya bayangi saja scenenya. 😂

Mereka masih malas-malasan di atas ranjang. Menunggu Reyent yang masih terlelap. Rey beranjak melangkah ke balkon karena mau merokok. Stella masih terbaring sembari memeluk putra semata wayangnya. Reyent mengulet, tapi kedua matanya masih terpejam. Memiring memeluk Stella. Kakinya di atas pinggang Stella. Reyent sangat betah jika tidur sama main game.

Kedua mata Reyent mulai mengerjap, menengok kesamping. Lalu, bergumam meminta susu.

"Mimi milk-milk."

Karena malas bangun Stella menelpon Lia minta membuatkan susu botol untuk Reyent. Setelah selesai Lia mengantarnya ke kamar. Reyent mulai mengenyut dotnya sembari melihat kartun di ponsel Rey. Susu botol pun abis, botol kosongnya di berikan sama Rey. Reyent masih bergelayut manja di pelukan Stella. Malas bangun. Rey merayunya mengajak renang lagi, Reyent menolak. Masih ingin terbaring.

"Ayo bangun mandi, katanya mau lihat big shark!"

"Nanti Leyent mau bobo lagi." Gumam Reyent sembari bergelanyut di pelukan Stella.

Akhirnya Reyent kembali tidur sampai pukul sepuluh siang. Apa lagi di peluk Pipi-Miminya. Nambah nyenyak tidurnya. Pantas saja Reyent tidak mau punya adek, karena manja seperti ini.

Bersambung.

Terima kasih sudah membaca

See you next part.

Saranghae 😍😘

Friday, 23 April 2021

22:03PM

It's Me Rera