Menuju Pangkalan Utama di Borneo

"Kurasa, mungkin Harmonic Convergence kali ini benar-benar sebuah kesempatan emas bagi kita bangsa iblis."

"Yup!" Bardhom mengangguk-angguk. "Itu juga yang kami pikirkan. Itu sebabnya Akoman—aah…"

"Ada apa, Tuan Bardhom?" tanya Marmon dengan kening mengerut.

"Di sini, di Bumi ini," kata Bardhom. "Akoman hanya mau dipanggil Aka Manah, atau Akvan."

"Begitu, ya?" Marmon menyeringai. "Aku tidak tahu apa yang diinginkan si Tangan Kanan Sang Iblis itu dengan namanya itu, tapi sudahlah, aku akan mengikuti aturan main kalian saja di Bumi ini."

"Ya, ya… memang sudah seharusnya," sahut Bardhom. "Melanjutkan ucapanku tadi, itu sebabnya Akvan tidak ingin gagal untuk kesempatan yang satu ini. Itu juga sebabnya ia lebih memilih menggunakan nama leluhurnya yang pernah dikalahkan leluhur manusia sepuluh ribu tahun yang lalu."