"Uhuk! Uhuk! Hoek ... Hoek!!!" Aku pura-pura saja terbatuk-batuk dan seakan mau muntah untuk menghindari niatan dia yang aku rasa ia ingin menciumku. Memangnya apalagi? Dia sudah meraba-raba hidung, bibirku dan semua bagian wajahku. Dia terlihat kaget ketika aku tiba-tiba mengeluarkan respon begini. Dia kena semprot hujan lokal dari batukku. Saking dekatnya wajah dia tadi dengan wajahku. Kulihat dia mengusap dengan lengan jasnya. Aku jadi menahan ketawa. Rasain kamu, Mas. Makanya jangan seenaknya saja main sosor!.
"Ehm, kamu kenapa, Sayang?!" Jujur sangat aneh mendengar dia memanggilku itu sejak tadi. Aku gak mau kamu sayang-sayang aku!
"Aku juga gak tahu, kepalaku pusing dan perutku mual," Aku jawab apa adanya.
"Mungkin kamu masuk angin dan kelelahan kemarin perjalanan jauh dan hari ini acara kita padat, kamu kecapekan, kamu istirahat saja ya?" Dia mengambilkan aku segelas air putih.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com