Suasana kembali berubah.
Tidak ada yang berbicara, juga tidak ada yang berniat pergi lebih dulu.
Saat berdiri di luar klinik, keduanya tampak begitu kontras. Yang satu tinggi, sementara yang satu lagi terlihat pendek. Sungguh, tinggi sosok ini terasa sangat familiar bagi An Xiaoyang.
Sang No sendiri sebenarnya merasa sangat bersalah.
Namun, hanya ia yang tahu apa kesalahannya.
Sejak awal, An Xiaoyang tidak sekali pun meminta ia melepas helmnya, bahkan tidak pernah menyebutkannya sekali saja. Mana mungkin orang normal akan seperti itu? Apakah mungkin An Xiaoyang sudah mencurigai identitasnya?
Kemudian, tampak Sang No menatap luka di tangannya.
Sembari tersenyum kecut.
Cepat atau lambat.
Ketika ia muncul di apartemen dengan tubuh aslinya, An Xiaoyang pasti akan mengetahuinya. Sudah pasti ia akan melihat luka di lengannya.
Entah apa yang Sang No pikirkan saat itu, tapi akhirnya, ia menarik napas panjang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com