"Aku tahu." Gu Nianzhi memandang mereka dari kejauhan. "Aku akan masuk setelah mereka pergi."
Gu Yanran, Ye Xuan, dan Gu Xiangwen lebih terlihat seperti keluarga ketika mereka berdiri bersama-sama. Gu Nianzhi merasa seperti orang asing. Akan tetapi, ia tidak ingin orang lain tahu, karena ia merasa tidak sopan berpikir begitu.
"Kau tidak menyukai mereka?"
"Tidak, tapi aku tidak benar-benar menyayangi mereka juga," jawab Gu Nianzhi dengan jujur. Ia menoleh pada Chen Lie, matanya besar, hitam, dan berkilauan, seperti dua butir anggur hitam. Keduanya tampak manis dan menarik. Kemudian, ia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak dekat dengan mereka."
"Kau akan mengenal mereka dengan lebih baik seiring berjalannya waktu." Chen Lie hanya bisa menghiburnya dengan cara itu. Ia menepuk bahu Gu Nianzhi dan hendak pergi ketika Gu Nianzhi memanggilnya, "Kak Chen, bagaimana keadaan ayahku, sebenarnya?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com