Lin Zhou berkata dengan tenang, "Jangan berkata seperti itu di depan Ayahmu, kamu dan Kakakmu harus menjaga jarak dengan kedua orang kakak beradik itu."
Mereka biasanya selalu keluar di malam hari, dan kembali saat tengah malam. Entah mereka telah pergi ke mana.
Lu Yi berkata, "Baik."
Orang seperti sampah ternyata juga masuk ke rumah mereka.
*
Keesokan harinya. Gu Mang dan Gu Si turun ke lantai bawah untuk makan. Saat ini suasana hatinya sepertinya masih tidak terlalu bagus.
Apalagi ditambah dengan pelayan keluarga Lu yang memanggil mereka untuk sarapan di pagi buta, kini wajah mereka tampak semakin suram.
Tatapan matanya tampak sangat dingin, seolah menunjukkan aura kekejaman dalam dirinya.
Lu Yang melihat seseorang duduk di hadapannya, ia secara tidak sengaja mengangkat matanya dan melihat orang tersebut. seketika tatapan matanya langsung terhenti.
Gadis itu terlihat menundukkan kepalanya, bulu matanya yang panjang dan tebal menutupi matanya.
Kulitnya tidak terlalu bagus, dan ia sedikit pucat. Tapi itu tidak mempengaruhi penampilannya yang cantik dan menarik.
Ada banyak gadis cantik di Sekolah Menengah Kota Ming, dan bahkan ada bintang sekolah di kelas seni.
Tapi tidak satupun dari orang-orang yang ada di sana secantik gadis yang ada di depannya saat ini.
Meskipun pakaiannya tampak sangat biasa dan juga kusam, namun ia tetap terlihat sangat cantik dan membuat orang lain tidak bisa mengalihkan pandangan mereka padanya.
Lu Yi tersenyum sambil mendengus pelan hingga nyaris tidak terdengar. Lu Shangjin memandang Gu Mang yang terlihat muram, kemudian ia pun bertanya dengan sedikit cemas, "Apakah kamu tidur tidak nyenyak kemarin?"
"Iya."
Gu Mang berusaha untuk tetap mengontrol emosinya, lalu ia pun merobek beberapa bungkus gula dan menuangkannya ke dalam gelas susu.
Lu Shangjin sampai ikut merasa giginya ngilu karena melihat banyaknya gula yang Gu Mang ke dalam gelasnya. Setelah berhenti menuangkan gula tersebut, ia perlahan-lahan mengambil sendok dan mengaduknya.
Setelah menyesap susu panas, ekspresinya seketika langsung berubah sedikit hangat, dan tidak seberapa dingin seperti sebelumnya.
Lu Shangjin tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Kurangi gulanya, itu bisa membuat gigimu rusak."
Gu Mang mengangkat matanya yang agak merah.
Mata yang dipenuhi kegelapan, terlihat dalam, jahat dan membuat orang-orang merasa lemas saat melihatnya.
Lu Shangjin seketika langsung terdiam, "..."
Gu Si bergegas memberikan sepotong kue manis untuk menenangkan kakaknya. Kakak perempuannya itu sangat suka memakan makanan yang manis-manis, ia adalah tipe penyuka makanan manis level tinggi.
Bahkan Gu Si sampai berpikir bahwa kakak perempuannya itu akan mengkonsumsi sakarin seumur hidupnya.
Lu Shangjin tiba-tiba terbatuk, kemudian ia pun menegakkan posisi duduknya untuk menjaga kewibawaannya, "Ngomong-ngomong, Gu Mang, urusan Gu Si sudah beres. Malam ini orangnya akan datang."
Gu Mang mengangkat alisnya, lalu tersenyum tipis. Ini adalah senyuman pertamanya di pagi ini. Kemudian ia pun berkata dengan santai, "Oke, maaf sudah merepotkan Paman Lu."
Lin Zhou melirik beberapa orang di meja makan, lalu ia pun berbicara dengan pelan-pelan, dan bertanya dengan santai, "Ada apa dengan Gu Si?"
Lu Shangjin berkata, "Aku mencarikan sekolah untuknya. Dia masih kecil, jadi tidak boleh putus sekolah."
Lin Zhou tersenyum sambil menyentuh kepala Gu Si seperti orang tua menyentuh anaknya, "Jangan kecewakan Paman Lu. Bersekolah dan belajarlah dengan giat."
Gu Si sedikit menundukkan kepalanya ke bawah dan sekilas merasa jijik, mulutnya tampak tersenyum canggung.
*
Di perempatan lampu lalu lintas. Gu Si memain-mainkan rambut keritingnya, dan mengutuk, "Orang tua itu berani menyentuh kepalaku, dia benar-benar tidak tahu bagaimana rasanya sekarat ya!"
Tidak lama kemudian lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, Gu Mang memakai topinya supaya terhindar dari sinar matahari. Lalu ia pun berjalan melewati zebra cross dengan santai.
Gu Si menundukan kepala, dan tanpa sadar ia melihat pakaian yang dikenakannya kini menjadi lebih pendek. Itu artinya kini ia sudah tumbuh menjadi lebih tinggi. Gu Si berkata pada kakaknya, "Kak, belikan aku beberapa pakaian dong."
Saat itu kebetulan tepat di depan mereka ada sebuah toko pakaian anak-anak dengan yang sedang mengadakan diskon. Dua puluh Yuan untuk satu potong pakaian, dan lima puluh Yuan untuk tiga potong pakaian.
Setelah adiknya berkata seperti itu, Gu Mang langsung berkata, "Oke."
Kemudian Gu Mang mengajak Gu Si masuk ke dalam toko itu untuk melihat-lihat.
*
Saat itu Qin Fang sedang duduk di kursi penumpang, ia menunggu di perempatan lampu merah, kebetulan sekali ia melihat Gu Mang dan Gu Si memasuki toko baju anak-anak. Seketika ekspresinya langsung berubah menjadi rumit.
"Kak Cheng, lagi-lagi pasangan ibu dan anak itu."
Lu Chengzhou yang berada di kursi belakang, mengalihkan pandangannya dan langsung menoleh.
Gadis itu mengenakan sweter hitam. Di bawah sinar matahari, lehernya terlihat putih dan ramping. Wajahnya benar-benar terlihat sangat cantik dan seolah itu adalah sesuatu yang sangat membahayakannya.