webnovel

Daniel said Lucas Jantan!

"Kak Jihan!! Main gaple yuk" ajak Daniel sembari mendaratkan pantatnya disamping Jihan yang sedang menonton televisi bersamaan dengan Aldrian yang menidurkan kepalanya di paha Jihan, serta disana juga ada Ed, Brian dan Hana. Anak-anak sudah tidur di kamarnya masing-masing. Jadi ini waktunya orang dewasa berkumpul.

"Gak ada lawan, main sama kamu sudah pasti menang"

"Idih sombong amat sih kak, coba dulu, kalah telanjang yak!" Selepas mengatakannya detik iu juga seluruh orang disana termasuk Jihan, terlonjak kaget tapi bukan karena kata-kata kurang ajar Daniel, melainkan lengkingan suara anak itu, yang nyaring seperti tong sampah yang dipukul keras. Ternyata setelah mengatakannya, Aldrian yang berada diatas paha Jihan, menarik rambut Daniel dengan kuat, sampai-sampai Daniel harus merunduk mengikuti arah tangan itu. Ia meringis kesakitan sembari memohon ampun pada paduka Aldrian. Air matanya hampir jatuh.

"Aduhhhh abang Al, ampun Bang!!!!!! Ampun!!! Bercanda doang sumpah terkewer-kewer bang! Kak Jihan tolongin. Kepala Daniel bisa pelontos ini"

"Yang kencang lagi al." Kata Jihan meledek.

"Kak!!!! Aduh Bang sakit banget sumpah"

"Mulut kamu itu kurang ajar Daniel, harusnya abang potong sekalian" ancam Al

"Enggak bang jangan!!!! Daniel gak sungguh-sungguh bang. Sumpah bercanda doang!"

"Hihihihi sudah Al, kasihan, lagi sih kamu ngomong asal banget" Jihan melepas tangan Al dari kepala Daniel, setelah terlepas Daniel mengusap-usapnya, ternyata laki-laki itu benar-benar mengeluarkan air matanya. Yang sontak saja mendapat ledekan dari kakak-kakaknya disana.

"Panglima tawuran kok nangis..." Kata Brian disela tawanya.

"Si-siapa yang nangis!! Orang kelilipan.. aduh sakit huhuhu"

Masih dengan tawa yang berderai diruang tamu akibat tak hentinya mengerjai Daniel, tiba-tiba saja Jihan berteriak menyebut nama Lucas yang datang dengan dipapah beberapa pelayan. Kondisinya memperihatinkan dengan luka di wajahnya, ia bahkan hampir tak sadarkan diri. Daniel, Al, Ed dan Brian segera menghampiri mereka, mengambil alih tubuh adiknya untuk diletakan di sofabed yang sudah dialihkan fungsi oleh Hana dan Jihan.

"Lucas kenapa ra? Tanya Hana melihat Zara yang sudah menangis dipelukan Jihan. Mereka semua tahu Zara adalah kekasih Lucas kecuali nenek, karena status Zara, mereka takut nenek menentangnya, kendati mereka yakin nenek tidak sejahat itu.

"Lu-lucas nyelamatin Zara, saat ada seseorang berusaha memperkosa Zara. Kami dibegal di perjalanan pulang. Zara mau bawa Lucas kerumah sakit, tapi Lucas melarang, ia bilang ada bang Darren di rumah"

"Hah??!!!!!!? Tapi kamu gapapakan Ra?" Zara mengangguk lalu Jihan memeluk erat Zara yang gemetaran, digiringnya gadis itu duduk di sofa.

"Daniel!! Panggi Bang Darren!" Perintah Ed pada Daniel, tanpa menunggu lama detik itu juga ia meluncurkan kakinya menuju kamar Darren. Ia mengetuk-ngetuk pintu Darren dengan cepat.

"Bang Darren!! Bang keluar Bang!!" Teriak Daniel, membuat nenek yang kamarnya tak jauh dari Darren ikut keluar juga.

"Daniel! Ya ampun. Ngapain teriak-teriak kaya tarzan?" Tanya nenek marah.

"Maaf nek, tapi Ini lagi genting! Bang Darren!!! Buset dah bang budek banget!" Tak lama Darren keluar dengan muka marah bersamaan dengan Helena yang menggendong bayi kecilnya, tapi melihat Daniel yang teriak-teriak begitu ia kembali masuk, sebab ini demi kebaikan telinga bayinya. Sedangkan Darren menatap kesal, ia sedang pusing menulis laporan rumah sakit, tapi diganggu oleh anak setan. Darren yang jengkel mengumpat dalam hatinya, sampai-sampai Darren gak sadar kalau dia kakak setan.

"Apa!!???! Astaga Daniel abang lagi sibuk gabisa diajak main"

"Siapa yang mau ajak main Bang, itu Lucas bang Lucas..."

"Lucas kenapa? Bocah sedeng daritadi nenek tanya juga cuman teriak-teriak tak jelas" omel nenek selepas memukul lengan Daniel. Pun begitu, Daniel masih heboh saja teriak-teriak.

"Lucas jantan bang!!!?! Gila jantan banget!"

"Aduh benar-benar nih anak gila. Sudah Darren keruang tamu saja langsung. Sepertinya Lucas disana" Kata Nenek yang mendapat anggukan dari Darren, tapi sebelum mereka pergi, Daniel sempat mencegahnya terlebih dahulu, ia meminta Darren membawa peralatan dokternya, membuat nenek semakin cemas. Lalu ketiganya keruang tamu, Darren segera berlari menuju Lucas yang mulai terlihat, adiknya nampak lemas.

"Lama banget bang?" Tanya Brian, melihat Darren yang mulai mengobati Lucas.

"Lain kali jangan suruh Daniel, daritadi dia cuman teriak-teriak Lucas jantan! Ini kenapa bisa sampai seperti ini?" Daniel yang mendapat toyoran dari Al hanya bisa menyengir. "Namanya juga lagi syok bang!"

"Jangan bercanda adiknya lagi sekarat juga" omel Al, Daniel secara otomatis langsung menundukkan wajahnya, ngeri bang Al sama nenek sebelas dua belas galaknya.

"Lucas berantem sama begal bang, terus nyelamatin Zara yang hampir diperkosa. Dia lawan 3 orang, untungnya meski babak belur, mereka masih selamat." Jelas Ed, nenek yang mendengar segera menghubungi sekretarisnya untuk segera mengusut siapa yang berani mengusik cucu-cucu kesayangannya. Mulai dari Darren yang paling tua sampai Lucas yang paling muda. Berani macam-macam sama mereka, nenek yang turun tangan.

"Kamu yang namanya Zara?" Tanya nenek, Zara mengangguk pelan, ia takut melihat nenek.

"I-iya nyonya, maafkan saya sudah membuat Lucas seperti ini" nenek mengernyit bingung, Jihan yang paham segera menjelaskan bahwa Zara adalah anak Bi Yaya yang bekerja dirumah Lucas, oleh sebab itu ia memanggil nenek dengan sebutan nyonya.

"Oh begitu, tidak apa-apa, Lucas kuat kok. Kamu panggil nenek saja ya, semua orang disini juga panggil nenek kok"

"I-iya nek."

"Gimana Darren kondisi Lucas?" Tanya nenek

"Gapapa nek, badan Lucas untungnya keras, dia gak kenapa-kenapa hanya luka luar saja. Cuman pasti nanti dia sulit makan soalnya mulutnya sobek."

"Kalian semua harus hati-hati. Banyak orang hilang akal diluaran sana, sampai rela melakukan kejahatan demi uang. Itu juga salah satu alasannya kenapa nenek suruh pulang cepat, ini pelajaran buat Lucas. Sekarang Ed dan Daniel bantu adikmu ke kamar. Biar dia istirahat, Zara menginap saja dulu disini, hubungi ibumu nenek yang menyuruh. Ini sudah terlalu malam untuk pulang."

"Iya nek. Terima kasih banyak, maaf merepotkan nenek"

🍀🍀🍀