webnovel

Pagi Yang Mendebarkan

Sora baru membuka mata saat cahaya mentari menyilaukannya. Melakukan peragaan kecil seperti biasa sebelum bangun tidur. Tiba-tiba gerakannya berhenti, merasakan ada yang aneh di tubuhnya.

"Tunggu. Kenapa tubuhku ringan?" Dengan napas tertahan Sora memberanikan diri melihat ke bawah. Dugaannya memang tidak salah. Hampir saja berteriak karena shok melihat tubuhnya yang telanjang hanya ditutupi selimut.

"Astaga. Dimana pakaianku? Kenapa bisa polos begini?" Sora mulai kalap. Mengingat sesuatu yang terjadi sebelumnya.

Mengedarkan pandangan ke langit-langit kamar. Terasa asing suasana kamar dan keindahan dekorasinya. Sora benar-benar tidak mengerti mengapa ada di tempat asing seperti ini.

"Mungkinkah aku sudah melakukan sesuatu yang ...," ucapnya mengudara.

Ups! Sontak saja menutup mulutnya sendiri. Dia menyangkalnya, meyakinkan diri tidak ada yang terjadi.

"Apa yang sedang aku pikirkan? Tidak mungkin aku melakukan itu. Ya ampun aku benar-benar tidak waras." Sora cekikikan sendiri, jujur saja perasaannya kacau balau. Baru saja merasa lega tangannya menyentuh sesuatu yang kenyal dari balik selimut.

Sesuatu yang tidak biasa di sebelahnya. Memastikan hal tersebut, dia melirik waspada.

"Tidak mungkin? Di adegan film biasanya ada lelaki  tidur tanpa pakai--" ucapnya terpotong. Dia sadar perasaan itu tengah ia hadapi.

Perlahan membuka selimut putih tersebut. Sontak saja bola matanya melebar sempurna.

"Astaga!"

Sora benar-benar shok ketika mendapati lelaki tanpa pakaian tengah tidur nyaman di sampingnya. Lebih mengejutkan lagi wajah lelaki itu tidak asing.

"Gila! Ini benar tidak benar. Kenapa ada dia di sampingku? Dan posisi kami sama-sama pol--" ucap Sora terpotong, tak mampu mengatakan apalagi memikirkannya.

Sora berniat meninggalkan sebelum Daniel bangun. Dia menarik selimut putih yang terhimpit oleh tubuh Daniel.

"Sora, kamu harus bisa melepaskan selimutnya. Kenapa sih dia harus menindih selimutnya?" ucap Sora menyesalkan semua kejadian tersebut.

Perlahan menarik selimut agar sepenuhnya lepas. Tetapi gerakan pergeseran itu membangunkan Daniel Kim dari tidur.

"Oh Sora. Sudah bangun?" ucap Daniel dengan santai. Lalu mengucek matanya.

Sora terbelalak kaget dengan penuh kesadaran menendang bokong Daniel hingga tubuh lelaki itu jatuh ke lantai.

Akh!

Daniel meringis kesakitan. Siapa sangka baru bangun tidur langsung menerima tendangan maut.

"Hei Sora! Apa hobi kamu menjatuhkan orang dari tempat tidur?" Daniel memekik, mengelus bokong yang terantuk lantai.

Tidak ada balasan dari Sora. Sebab perempuan itu sudah menutup wajahnya dengan dua telapak tangan. Hanya ucapan maaf itupun terdengar minim.

Melihat tingkah Sora seperti itu membuat Daniel gemas. Bisa-bisanya wanita ini, setelah menjatuhkannya kini menyembunyikan wajah. Bagaimana Daniel tidak gemas bercampur geli.

"Hei Sora! Ada apa dengan dirimu? Untuk apa menutupi wajah?" teriak Daniel.

"Tolong jangan perlihatkan tubuh telanjangmu! Aku sangat malu," balas Sora masih mempererat tangannya.

Daniel menggeleng karena Sora menganggapnya telanjang. Sebenernya hanya pakaian yang tidak dikenakan Daniel. Celana panjangnya masih erat menutupi bagian kaki dan sensitifnya.

"Tapi aku memakai celana, Sora! Coba lihat!" bujuk Daniel.

"Benarkah? Tidak melepaskan semua pakaianmu?" tanya Sora, sepertinya masih ragu.

"Kamu bisa mengetahuinya setelah melihat."

Sora mengerti, pada akhirnya dia melepaskan tangannya dari wajah. Benar saja setelah membuka mata bukan tubuh telanjang yang ia lihat, tetapi sebaliknya Sora terpukau menatap bentuk tubuh yang menggiurkan kaum hawa. Otot lengan lelaki tampan itu benar-benar kekar, bagian dadanya yang bidang serta terdapat enam kotak di atas perut ratanya. Bagaimana bisa melepaskan pemandangan indah seperti ini. Selain itu kulit tubuhnya sangat putih bersih. Si abang dimples memang selalu tampan dari waktu ke waktu, wajah khas bangun tidurnya seperti bayik.

Tanpa sadar Sora menelan salivanya. Jantungnya seolah melompat ke luar Kesadaran dan konsentrasi ambyar.

"Sora sadarlah," teriaknya dalam hati.

Daniel jadi geli sendiri karena sebelumnya Sora malu melihat tubuhnya. Tapi sekarang malah tak berkedip.

"Kamu malu atau emang suka melihat aku telanjang dada?" celetus Daniel seketika menyadarkan Sora.

"Ap-ap-apa maksudmu?" balas Sora terbata. Pipinya bersemu merah seperti Cherry masak.

"Boleh aku bertanya?" tanya Sora. Sangat penasaran dengan situasi sekarang. Ia berharap tidak ada kejadian aneh dengan lelaki ini, walaupun takut tentang kenyataan hidup.

"Boleh, tanyakan saja."

"Apa kita benar-benar sudah melakukannya?" tanya Sora sempat agak ragu.

"Mau jawaban seperti apa? Kebohongan atau kenyataan?" tawar Daniel sedikit menggoda.

Sora jadi tegang karena Daniel memiliki dua jawaban.  "Aku hanya ingin jawaban dengan kenyataan yang ada. walaupun itu sulit aku terima."

"Baiklah aku akan memberitahu kamu kenyataannya. Sebenarnya semalam kita ... Hanya tidur."

"Su-sungguh? Hanya tidur saja, tidak ada hal lain?" tanya Sora balik ceria kembali

"Emangnya kita melakukan apa?"

"Ah tidak." Sora tersenyum syukurlah hanya tidur,  "Tapi mengapa kita tidur satu ranjang? Dan kenapa kita tidak memakai pakaian? Kenapa juga hanya aku yang seperti ini?"

Sora melihat tubuh polosnya yang tertutup hanya dengan selimut tebal. Sebelum membalas pertanyaan, Daniel meraih kemejanya yang berserakan di lantai lantas memakainya.

"Kamu benar-benar tidak ingat?" tanya Daniel balik, alih-alih menjawab. Kini dia berdiri di depan Sora dengan penampilan lengkap.

"Kalau ingat mana mungkin bertanya. Tolong jelaskan kenapa kita seperti ini? Semuanya membuat aku bingung. " Sora memasang wajah muram.

"Kenapa bertanya padaku? Kamu sendiri yang menarik tanganku! Aku berusaha semaksimal mungkin menolak, tetapi kamu merengek. Sungguh, apa usiamu benar-benar sudah dewasa? Mengapa semalam bersikap seperti anak-anak?"

Daniel menjelaskan kejadian yang menimpanya semalam. Ini kali pertama tidur satu ranjang dengan perempuan aneh seperti Sora. Biasanya perempuan akan meminta lelaki menjauhinya karena status atau hubungan. Tapi semalam Sora memaksa, dan merengek pada Daniel untuk tidur bersama.

Harga diri Daniel sebagai lelaki terluka sebab setalah Sora menggoda, wanita itu tertidur seolah Daniel bukan lelaki normal.

Kembali kenyataan yang ada. Sora melongo ketika mendengarkan penuturan Daniel tentang dirinya semalam.

"Tidak mungkin! Apa aku melakukan itu semua?" Sora bertanya lagi, penjelasan Daniel seolah tidak cukup menyadarkannya.

Daniel mendekat. Kemudian mengelus kepala Sora dengan penuh kasih.

"Kamu benar-benar polos Sora. Lain kali jangan mau diajak si brengsek itu.  Mulai sekarang  tetap lah bersamaku. Sekalipun sulit, aku tidak bisa membiarkan kamu sendirian lagi."

Sora mengangguk patuh. Ucapan lelaki lesung pipi ini selalu menenangkan.

"Tunggu! Aku ingin tahu kenapa kamu ingin melindungiku? Setelah dipikirkan semua tidak masuk akal. Jangan-jangan kamu mulai menyukaiku?" tebak Sora mulai lagi jiwa hallunya.

Langkah Daniel terhenti tepat, sebelum dia menuju kamar mandi. Menggigit bibir bawah karena cemas. Pertanyaan itu ke luar lagi dari bibir wanita itu.

"Anggap saja seperti itu," balas Daniel mengulum senyum. Setelahnya masuk ke kamar mandi.

Daniel sudah memutuskan untuk bertempur. Mengingat Jerry yang selalu mendekati Sora, dan anak buah Mr. Aland mengincarnya di mana-mana maka tidak ada pilihan lain,  selain melindungi dari dekat. Berkencan dengan wanita suka makan itu tidak buruk juga, dia akan berusaha membahagiakannya seperti pasangan lain.

~~~

Sora dan Daniel sudah memakai pakaian seperti sedia kala. Sebelumnya Sora mengecek di dalam kamar mandi, tidak ada keanehan yang terjadi di area kewanitaannya. Ya tidak ada noda darah atau rasa nyeri di area tersebut. Intinya Sora masih tersegal dan kejadian semalam benar-benar murni tidak terjadi seperti  di film.

Setelah cek out mereka meninggalkan hotel tersebut. Dalam langkahnya Daniel enggan melepas tangan Sora. Sesekali waspada melihat lingkungan sekitar, tingkah laku anehnya rupanya membawa pertanyaan bagi Sora.

"Kita seperti main petak umpet. Apa ada sesuatu yang harus kita hindari?" tanya Sora setelah memendam cukup lama pernyataannya tersebut.

"Tetaplah di belakangku, Sora." Hanya itu balasan dari Daniel. Alih-alih menjelaskan sikapnya.

Sungguh membuat Sora makin dilanda penasaran. Setelah menyebrang rambu-rambu lalulintas pejalan kaki, mereka melangkah cepat mencari taxi lewat. Sangat tidak terduga sebuah mobil dengan cat silver berhenti tepat di samping.

Pemilik mobil itu menurunkan kaca mobil. Memperlihatkan bagian kepalanya ke luar.

"Hei Daniel! Cepat masuk!" titah Fatih--rekan seperjuangan Daniel.

Daniel lega karena Fatir pemilik mobil tersebut. Tanpa pikir lagi Daniel meminta Sora masuk lebih dulu, kemudian dia menyusul.

Setelah mobil Fatir melaju pergi, dua mobil mewah berhenti. Beberapa lelaki berpakaian jas dan dasi ke luar. Petrick ada diantara mereka begitu juga Mr. Aland. Beruntungnya Daniel sudah membawa Sora pergi. Jika terlambat sedikit saja pertemuan itu akan menjadi lautan darah.