webnovel

Dia Milikku!

Awalnya Sora menghindari kejaran Jerry. Entah kenapa mendadak Daniel Kim muncul di depannya. Sangat tidak memungkinkan bertatap muka dengan Daniel setelah mengalami malam aneh itu, terlebih Sora merasa malu karena rahasianya sudah terbongkar.

Sora berusaha mengindar dari dua lelaki yang mengejarnya. Jalan satu-satunya melintas bersama pejalan kaki. Padatnya orang-orang berlalu lalang semoga dapat membantu. Tetapi justru sebaliknya masalah lain yang menunggunya.

Sora tidak tahu dirinya dalam bahaya. Suruhan Mr. Aland mengintainya. Mereka menyusup diantara pejalan kaki.

Ketika dua lelaki berpenampilan serba hitam lengkap dengan topi hitam, hendak menyekapnya, dari belakang Daniel sigap menarik tangan Sora hingga tubuh wanita itu menubruk dada bidang tersebut.

Tentu saja keadaanya tidak dipahami Sora. Untuk sesaat dia membeku menatap wajah tampan yang memeluknya.

"Jangan menoleh!" seru Daniel.

Sora mengangguk pelan, kemudian Daniel membawanya pergi meninggalkan keramaian tersebut, dan dua lelaki berpakaian hitam itu mengeram kesal.

"Boss. Dia membawanya lagi," ucap lelaki tersebut, memberikan informasi atas ke gagalan mereka.

Lelaki berpakaian hitam itu terdiam mendengar makian penerima telepon.

...

Daniel berhasil membawa Sora ke tempat aman jauh dari pengintaian orang suruhan Mr. Aland. Jauh juga dari kejaran Jerry. Bahkan Sora sudah berpisah dengan sahabatnya--Zaskia.

"Jangan lama-lama di luar. Sebaiknya kita pulang!" ajak Daniel. Menuntun Sora pergi.

"Ada apa? Kenapa aku tidak boleh ke luar? Ke-kek-kenapa juga kamu mengaturku?" protes Sora. Kakinya bertahan di tempat.

Daniel menoleh mendapati Sora tengah merajuk.  Dia menarik napas panjang wanita ini bukan tipe penurut. Harus ada kerja keras agar ucapannya dapat diterima.

"Wajar saja aku mencemaskan kamu, Sora. Bukankah kita sepasang kekasih?"

Deg!

Jantung Sora serasa meletup-letup saat ucapan itu terdengar dari bibir si abang dimples. Jujur saja hatinya berbunga-bunga, bukankah seperti ini yang diharapkan.

"Kata siapa kita pacaran? Dan sejak kapan hubungan kita sedekat ini?" Sora bersikap angkuh.  Kalau bukan masalah tato itu tidak mungkin munafik. Daniel Kim tipe lelaki idaman tidak mudah menamfiknya.

"Sora, aku ingat malam itu kamu terus mengatakan perasaan kamu. Dalam tidurpun kamu terus bergumam seperti itu. Mana mungkin aku tidak tergugah. Mulai saat itu aku sudah putuskan untuk menjadikan kamu pacarku!" Daniel menegaskan niatnya.

Tidak ada jalan lain selain menjadi pacar Sora, agar dapat melindunginya dari Mr. Aland dan Jerry. Daniel tidak perduli lagi tentang misi sesungguhnya. Entahlah dia tidak bisa menyerahkan Sora pada klien seperti Mr. Aland. Apalagi setelah mengetahui profil orang itu.

Sora tidak bisa menahan perasaan bahagia. Hatinya sangat berbunga-bunga mendengar ucapan Daniel. Jadi inilah akhirnya? Dia bisa memiliki lelaki tampan dari negri ginseng.

"Akh, kamu membuat aku malu. Entah kenapa mendadak aku lapar." Sora mengelus perut ratanya. Memang mengindari seseorang itu sangat melelahkan. Untungnya berakhir bahagia.

Daniel terkekeh geli. "Kamu memang Sora yang aku kenal. Ayo kita cari tempat makan, sebelum pulang."

Daniel meraih lima jemari Sora, menautkan disela-sela jari kemudian membawa pergi.

Hari ini memang begitu melelahkan bagi Sora. Tetapi ada hikmahnya bisa makan setelah resmi pacaran.

Mereka bergandengan tangan, melangkah bersama memasuki food & cafe. Memilih tempat yang sesuai hati mereka. Namun entah kenapa tiba-tiba saja senyum manis Sora lenyap bagai diterbangkan angin topan, ketika melihat Jerry tengah duduk bersama orang tuanya. Sontak saja perubahan mood wanita itu menurun drastis.

"Kita makan ditempat lain saja," pinta Sora menarik ujung jaket Daniel.

"Kenapa? Apa tidak suka tempat ramai seperti ini?" Daniel balik bertanya karena aneh jika Sora mendadak ingin pergi setelah berada di tempat makan.

"Tidak tahu. Baiknya kita pergi saja." Sora melangkah lebih dulu, tapi sayangnya Jerry dan tuan Hada melihat.

"Sora!" seru Jerry secepatnya berlari menghampiri.

Sora tidak bisa menghindar lagi. Kali ini Jerry menghadang jalannya.

"Akhirnya. Aku bisa bertemu kamu di sini. Sora, kebetulan sekali aku ingin bicara dengan kamu," ucap Jerry tersenyum bahagia.

"Sudah aku tegaskan. Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan! Entahlah dari pandanganku!" Sora tidak bisa sabar lagi menghadapi Jerry yang selalu mengganggu ketentraman.

"Ayolah Sora. Beri aku kesempatan bicara!" Jerry sigap mencekal bahu Sora, tetapi Daniel menangkap tangan besar itu.

"Jangan sentuh wanitaku!" Daniel melepaskan tangan Jerry dari bahu Sora dengan paksa. Sekalipun Jerry bersih keras, tetap saja tidak bisa melawan Daniel.

Pada akhirnya bahu Sora bebas. Sebagai gantinya Daniel mendekapnya. "Mulai sekarang dia kekasihku. Kamu tidak berhak memilikinya!"

Tentunya pemandangan itu mengejutkan Jerry begitupun tuan Hada yang ada di tempatnya.

"Aku tidak perduli dia wanitamu ataupun temanmu. Sora, harus menjadi milikku!" Jerry menegaskan. Untuk menjaga muka di depan ayahnya terpaksa membuat perlawanan.

Jerry berusaha mencekal pergelangan Sora. Tentu saja Daniel tidak akan membiarkan semua itu. Dengan keahliannya tidak susah merebut Sora kembali. Cepat dan tangkas Daniel memelintir tangan Jerry hingga memekik kesakitan.

Akh!!

Pastinya tuan Hada shok ketika putranya kalah bersaing. Sebelum semua makin rumit, Daniel menarik Sora pergi.

"Sora! Aku tidak akan menyerah! Ingat itu!" teriak Jerry.

Daniel tidak perduli sekalipun Jerry mengejarnya apalagi mengancam. Daniel membawa Sora dari ancaman tersebut.

Beberapa saat kemudian.

Daniel mematung, tangannya sigap mendorong keranjang besar. Sora sendiri tengah memilih sayuran dan lauk. Setelah gagal makan enak di food&cafe kini mereka berakhir di market terdekat.

Sora menjanjikan makan enak yang akan dibuat oleh tangannya. Maka dari itu dengan senang hati Daniel menyanggupi.

"Kenapa lamu mau repot-repot masak? Lebih baik beli diwarungnya padang saja." Daniel akhirnya protes juga setelah beberapa jam keliling tak tentu arah dengan perut keroncongan.

"Jangan mengeluh terus. Sedikit lagi selesai, jadi sabar ya." Sora tersenyum, kemudian melangkah pergi memilih telor ayam.

Beberapa saat kemudian tepat pukul tujuh malam mereka ke luar dari market. Dua kantong plastik putih ditenteng. Daniel memutuskan memanggil taxi untuk menjaga hal yang tidak diinginkan.

Tidak lama taxi itu berhenti tepat di depan gang kecil. Setelah membayar mereka turun. Dan taxi itu pergi.

Sora sangat antusias memasakan makan malam untuk kekasih pertamanya. Baru kali ini loh Sora merasakan bahagia yang tiada duanya.

Mari memasak ala chef terkenal. Sora sudah memotong sayuran, ayam. Ia melakukannya sendiri tanpa bantuan Daniel. Sebenarnya bukan Daniel tidak ingin membantu hanya saja Sora melarangnya.

Terpaksa Daniel menonton acara masak-masak ala Sora Soranca.

Daniel melongo cengo, saat Sora gagal memecahkan telor ayam. Hampir satu kilo telor ayam menjadi percobaan. Jelas saja gagal telor itu sengaja di pecahkan memakai palu.

Hancur sudah telor yang kesekian kalinya. Di tangan Sora tanpa ampun.

"Astaga. Kami benar-benar tidak tahu memecahkan telor ayam?"

"Apa kamu benar-benar bisa masak? Kenapa aku mendadak cemas?"