webnovel

Kematian Kapten TNI Anumerta Pierre Andreas Tendean

Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, pasukan Gerakan 30 September (G30S) mendatangi rumah dinas Nasution dengan tujuan untuk menculiknya. Tendean yang sedang tidur di ruang belakang rumah dinas Jenderal Nasution terbangun karena suara tembakan dan keributan yang luar biasa dan segera berlari ke bagian depan rumah. Ia ditangkap oleh gerombolan G30S dipimpin oleh Pembantu Letnan Dua (Pelda) Djaharup. Gerombolan itu mengira dirinya sebagai Nasution karena kondisi rumah yang gelap. Nasution sendiri berhasil melarikan diri dengan melompati pagar. Tendean lalu dibawa ke sebuah rumah di daerah Lubang Buaya bersama enam perwira tinggi lainnya: Soeprapto, Soetojo, dan Parman yang saat itu masih hidup, serta Ahmad Yani, D.I. Pandjaitan, dan M.T. Harjono yang sudah terbunuh. Ia ditembak mati dan mayatnya dibuang ke sebuah sumur tua bersama enam jasad perwira lainnya.