webnovel

GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM

Panji purnama saputra tersesat di dunia fantasi dengan lemari ajaib. ketia sampai di tempat-tempat yang indah dan penuh misterius membuatnya gemetar, tak hanya itu dirinya menemui sesosok perempuan yang cantik bertanduk bernama Ganyu namun, saat memegang tanduknya merasakan elemen cryo di tubuhnya sampai memilikinya. dengan penuh latihan bersama Ganyu, kekuatan Panji semakin meningkat sampai dirinya menghadapi dua musuh yang misterius Ren Jianying dan Yin Sihanou yang ingin menguasai daerah Liyue. Senja di Jembatan kota malam merupakan kota kecil diLiyue dan indah penuh keindahan serta langit-langit terang benderang sampai penuh misteri untuk dipecahkan. Di kemudian hari dirinya harus pergi meninggalkan Ganyu dan Keqing, kemanakah Panji pergi Setelah meninggalkan rumah dan Liyue?

Gugi_Ihsan · Videospiele
Zu wenig Bewertungen
49 Chs

28. PERLOMBAAN MEMANAH PT. 3

Di sekolah, saat membagikan nilai rapot, Panji merasa khawatir dengan nilai rapot yang selalu turun namun, tetap tegar dan mencoba menahan rasa takutnya nilai didalam buku rapot miliknya. Lalu, Panji melihat Ganyu membawakan buku rapot hingga berkata dengan senang mendengar ucapan sang guru walikelas Panji,"Panji sekarang.... nilaimu naik",ujar Ganyu kepada Panji

Panji terkejut mendengarnya sambil berkata,"apa benar Kak? Aku heran sama nilaiku",ujar Panji dengan mencoba mengambil buku rapot semester satu hingga melihat nilainya meningkat dibandingkan dengan semester kemarin,"iya Kak aku naik sekarang",ujarnya sambil sedih,"maaf Kak.... aku..... mengajak Kakak untuk mengambil nilai rapotku kesini karena, Mamah sedang sibuk diluar kota",ujar Panji dengan sedih kepada Ganyu

"tidak apa-apa Panji, Kakak selalu ada disini",jawab Ganyu sambil tersenyum kepada Panji,"yang penting bisa mengambil nilai rapotmu dengan hasil bagus dibandingkan semester kemarin yang selalu kurang bagus",tambahnya dengan nada lemah lembut

Panji merasa senang dan berhati semangat sambil pergi dengan membawakan rapot nilai punya Panji dengan rangking sepuluh dari dua puluh siswa, bahkan Panji bersiap untuk latihan memanah lagi karena beberapa jam lagi akan memulai lombanya di tingkat final nanti. Sebelum berangkat, Panji menyimpan buku rapot di atas meja belajar hingga ada panggilan di teleponnya ternyata Rossa Ibunda Panji yang sedang sibuk bekerja diluar kota. Lalu, setelah berbicara dengan Ibunya, dia melihat Eula datang sambil menatap Panji dan berkata,"kau disini rupanya?",ujarnya.

"iya Kak emangnya..... aaahh",Panji melihat Eula marah kepadanya membuatnya kebingungan dengan sikap tersebut,"ada apa Kak? Kenapa marah padaku?",tambahnya

"Kakak mencarimu kemana-mana, ternyata ada disini rupanya",jawab Eula dengan nada halus walaupun amarahnya ada dihadapan Panji

"itu..... aku sedang mengikuti lomba memanah, jadi aku tidak kesana Kak maaf ya Kak Eula",ujar Panji yang merasa takut dengan rauk muka Eula yang marah hingga menghilang dan membuang nafas ke arah Panji dan berkata,"tidak apa-apa Panji",ujar Eula, sambil senyum ke arah Panji,"tapi Kakak mau ikut bersamamu melihatmu lomba memanah",tambahnya

"ohh, boleh Kak, kalau mau ikut",ujar Panji sambil melihat penampilan pakaian Eula yang merupakan pakaian yang mencurigakkan baginya,"pakaian Kakak diganti dengan pakaian biasa di tempatku, ada tidak?",tambahnya

"tenang saja, Kakak punya baju seperti itu Panji",jawab Eula kepada Panji

"hah untung saja Kak Eula hampir marah kepadaku",Panji merasa aman dari amarah Eula namun, saat Eula Pergi Panji mencoba memegang tangannya dan berkata lagi,"Kakak kelihatannya lapar daripada haus",tambahnya

"oh, iya Panji, kau tau dari mana?",ujar Eula yang telah merasakan dirinya lapar

"aku tau, dari sikap Kakak yang ingin makan dengan sikap Kakak tadi yang ingin memarahiku ke sini dengan tatapan amarahnya kosong kepadaku",jawab Panji hingga Eula terkejut mendengarnya,"ayo makan dulu bersamaku, ada Kak Ganyu di dapur sedang makan",tambahnya sambil melihat dia pergi bersamanya

Eula pergi ke ruang makan sambil melihat Ganyu yang telah habis makanan didalam piringnya dan membawanya ke ruang dapur, lalu Eula melihat makanan di meja makan terdapat daging ayam buatan Xiangling bahkan sayuran dan lainnya. Dia mengambil piring sambil mengambil makanan dan duduk disamping Panji dimana Ganyu duduk ditempat yang sama hingga Panji melihatnya sambil meminum segelas air putih. Ganyu bertemu dengan Eula yang sedang makan bersamanya namun, Panji hanya menunggu dan melihat dirinya berada dibelakangnya sambil berkata,"maaf, Kak Eula mau numpang disini karena lapar",ujar Panji

"tidak apa-apa Panji, ayo mau latihan di belakang halaman rumahmu Panji",ujar Ganyu yang mengajak Panji untuk latihan memanah di belakang halaman rumah

"oh iya, aku harus latihan untuk nanti sore",ujar Panji sambil meninggalkan Eula yang sedang makan di dapur

Begitu mereka pergi meninggalkan Eula, Panji bersiap untuk latihan setelah melakukan pemanasan lalu, dia melihat alat bidiknya didepan mata Panji hingga bersiap melepaskan anak panahnya dengan cepat namun, Ganyu memberi tau kepada Panji dengan mengatakan,"jangan terlalu cepat Panji, tenang saja",ucapnya

Panji pun mengeluarkan anak panahnya kedepan hingga langsung mengenai bidiknya dengan tepat di tengah dan berkata,"ini simple",ujar Panji

"ahahahah, itu hanya tingkat muda Panji, kalau mau nambah",ujar Ganyu sambil berjalan dan mengatur jarak dan mengatur bidik buatan Panji,"nah kalau begini bisa tidak mengenainya Panji?",tambahnya

"hey! Biar aku yang akan mengatur itu Ganyu",ujar Hu Tao sambil berlari ke tempat bidik pemanah

"baiklah, aku siap untuk memanah kedepan sana",Panji yang siap untuk melepaskan anak panahnya kedepan hingga mengenainya namun, anak panah keduanya pun meleset karena Hu Tao yang menggerakkannya dan Panji berkata,"nah begitu Kak Hu Tao, nanti ada di lombakkan nanti",tambahnya

Ganyu melihat cara kerja alat tersebut dengan alat bidiknya berputar dari bawah ke atas dan sebaliknya, lalu Panji akan memfokuskan arah bidiknya bahkan, Panji pun melihat anak panahnya meleset ke arah bidiknya hingga Hu Tao akan menggerakkan bidik tersebut dengan cepat hingga Panji berkata,"duh Kak jangan terlalu cepat! Tidak ada bidik seperti itu Kak",ujar Panji hingga Hu Tao akan mengatur roda putarnya dengan medium

Hu Tao akan memperlambatkan roda bidiknya dengan kecepatan sedang, bahkan Panji akan mencoba membidiknya ke atas bahkan meleset lalu, siap membidik lagi namun meleset hingga mencobanya lagi dan lagi. Ganyu melihat pergerakkan Panji sangat cepat dan tidak tenang hingga memberi tahu beberapa kali kepadanya agar mengingatnya lalu, tak lama kemudian Panji pun merasa tenang sambil mengeluarkan satu anak panah dengan pelan bahkan, Panji mencoba menenangkan diri, fokus, dan menang sebagai hasilnya hingga mengulangnya lagi dari hati. Ganyu melihat perkembangan Panji terus menerus membuat Panji tenang dalam melakukan baku tembak kedepan hingga mengenai sasaran walaupun hanya mengenai bagian samping atau mengenai point kecil.

"Ops, aku menekannya terlalu kencang Panji, maaf",ucap Hu Tao yang tersenyum dan mencoba meleluconin Panji dalam latihan

"tidak apa-apa tapi, jangan terlalu sering melakukan seperti itu Kak",ujar Panji sambil mengatakkan lagi kepada Hu Tao,"Kak tolong lagi lah",ujarnya

"duh cape sekali, Panji",ucap Hu Tao sambil melepaskan alat pembidik memanah

"Kakak, mau kemana?",ucap Panji melihat Hu Tao pergi kedalam rumah

"dah, aku akan pergi dulu ke tempatku, sampai nanti",ujar Hu Tao dengan sedikit lemas dan pergi

"ya ampun, Kakak Hu Tao gimana sih?!",ucap Panji dengan kesal dengan sikap Hu Tao

"Eh Panji, kau disini rupanya? Kenapa?",ucap Eula yang mendengar ucapan Panji yang kesal dengan sikap Hu Tao

"haaah, gini latihannya Kak Eula, aku latihan memanah untuk nanti Kak",jawab Panji sambil mengeluarkan hembusan nafas agar tidak marah Hu Tao

Eula tau tentang Panji, yang selalu latihan bersama Ganyu di belakang halaman rumah lalu Ganyu melihat Eula sedang bicara dengan Panji sambil berkata,"sedang ngapain Panji?",ucap Ganyu sambil mendekati Eula dan Panji

"Hah, Kakak Ganyu.... Kak Hu Tao....",ujar Panji dengan kesal dengan sikapnya

"tidak apa-apa Panji dia memang begitu sikapnya, gimana latihannya? sudah beres Panji?",ucap Ganyu yang melihat rauk muka Panji sedikit kecewa bercampur senang karena dirinya

"iya, aku sudah puas dengan latihan ini Kak, nanti sore.... aku akan lomba memanah nanti",ujar Panji

"aku akan ikut Panji",ujar Eula yang akan ikut bersamanya,"boleh Panji?",tambahnya

"iya boleh Eula",ucap Ganyu yang melihat Eula sedang menatap Panji

"boleh?",ujar Eula yang kebingungan dan mendengar ucapan Ganyu

"iya boleh Kak Eula, boleh untuk pergi melihatku dalam lomba..... memanah",ujar Panji sambil berpaling karena, wajahnya memerah melihat mereka berdua

"kenapa dia?",ucap Eula melihat Panji pemalu

"dia mungkin malu sama kita",jawab Ganyu yang telah membaca pikiran Panji

"Hmmm, dia suka sama aku dan kau, Eula. aku melihatnya dari kelopak matanya",ujar Ganyu sambil menemuinya dimana Panji berada dan mendekatinya,"Panji, kau disini rupanya",tambahnya hingga duduk bersamanya di ruang makan

"aku sedang makan Kak",jawab Panji kepada Ganyu

"Hmmm, lapar ya? Kakak makan dulu Panji bersamamu",ucap Ganyu sambil mengambil piring di dalam lemari

Ganyu makan bersama Panji, Eula melihat mereka sedang makan siang hingga pergi kehalaman belakang untuk melihat alat bidik buatan Panji yang cocok untuk latihan memanah namun, dia sangat curiga melihat hutan yang ada di depan mata. lalu, Eula mencoba untuk masuk kedalam hutan hingga tiba-tiba Panji memanggil dirinya sambil berpaling kebelakang dan menemui Panji yang sedang diam berdiri dan menatapnya.

"Kakak, mau kemana?",ujar Panji yang melihat wajah Eula tampak ingin masuk kedalam hutan

"Kakak..... hanya melihat hutan saja Panji, mau dipakai tempat ini?",Eula pergi kebelakang Panji sambil melihat Panji dan Ganyu memulai latihan memanah

"iya Kak, aku mau latihan ditempat ini Kak Eula",jawab Panji sambil melanjutkan untuk makan

Setelah makan, Panji bersiap lagi untuk latihan memanah kedepan, Ganyu yang berada dibelakang samping Panji, lalu saat Panji mulai membidik tiba-tiba saja, muncul seorang wanita dengan pakaian China kuno hingga panahnya turun kebawah sambil melihat kedepan. Lalu, saat mencoba untuk latihan lagi dan tiba-tiba, Panji melihat perempuan dengan busana yang sama dimana Panji lihat dan membuatnya terkejut hingga Ganyu melihat Panji kaget dengan melihat sesuatu. Bahkan, Panji hampir terjatuh kebelakang, sambil mengkedip matanya serta menurunkan panahnya hingga menatapnya kedepan dan tidak melihat sosok perempuan dengan rambut coklat cream, mata tajam biru mutiara tampak hampir sama dengan Ganyu, lalu didahinya berupa tato belah ketupat biru.

Ganyu bingung melihat tingkaj laku Panji yang telah melihat sesuatu didepan matanya dan berkata,"kenapa Panji?",ujarnya dengan nada bingung

"aku tidak apa-apa, aku lihat seorang perempuan yang mirip dengan Tante Ningguan tapi..... orang itu tatapan kepadaku tajam Kak Ganyu",jawab Panji yang merasa ragu untuk melihat sosok wanita tersebut

"apa? Dia melihat perempuan?",ujar Eula didalam hati sambil mendekati Panji

"ya sudah Panji, sekarang latihannya berhenti dulu, sebentar lagi akan dimulai",ujar Ganyu yang sudah merasakan cuaca mau ke sore

"iya, Kakak benar aku harus bersiap untuk lomba di stadion",ucap Panji yang siap untuk pergi lomba memanah dan melihat Hu Tao yang sedang menunggu Panji dan lainnya

"eeh! Eula..... dia....",ucap Hu Tao yang melihat Eula ingin ikut melihat lomba memanah di stadun

"iya Kak Hu Tao, Kak Eula mau ikut dengan kami melihat aksiku",ujar Panji kepada Hu Tao yang bengong dan tak lama kemudian, dia mengetahui sikap Panji dan berkata,"ooh begitu ya? Hehehehe, sekarang ada pendukungmu Panji",tambahnya

Eula tidak menjawab apa-apa hanya melihat Panji nanti dalam lomba nanti, Hu Tao telah mengajak Yan Fei yang selalu bosan ditempat kantor kerjanya bahkan, dia ingin tau tentang lomba yang Panji ikutin. Sampai di stadion, Eula dan Yan Fei melihat orang-orang sedang duduk dan menonton peserta lomba pemanah tingkat final bahkan, Panji dan Ganyu berada di lapangan hingga mereka melihat para peserta yang lolos ke final. Lalu, lapangan terbuka berubah menjadi lapangan pembidik menjadi besar tidak seperti kemarin, dengan lapangan pembidik seluruh peserta harus mengenai sasaran bahkan, menghadapi pergerakkan sang bidik kemana pun berada yang sudah di sediakan oleh para pembuat lapangan untuk lomba memanah. Lalu, salah satu juri memberi tau tentang aturan lomba pembidik yang berupa labirin dengan menyediakan alat pembidik tersebut yang berbelok ke samping kanan maupun kiri. Wasit berkata kepada peserta,"baiklah ini adalah pembidik sendiri karena, babak terakhir ini kalian berpacu dalam waktu. Siapa waktu yang paling cepat, itulah yang pemenangnya dalam timerial",ucap sang wasit kepada para peserta yang masuk kefinal.

Panji mengerti tentang omongan dari wasit bahkan, bersiap-siap dalam perlatan panah dan anak panah yang sudah standarnya dari lomba tersebut hingga melihat sang wasit akan mencoba mengocok siapa yang paling awal untuk masuk dalam lomba memanah dalam dengan timerial. tak lama kemudian, sang wasit melihat hasil urutan yang siap untuk beraksi. Panji melihat dirinya berada di urutan terakhir hingga Panji berkata,"hah syukurlah untung ada waktu melihat pergerakkan mereka dan aku harus bisa menguasai gerak-gerik bidik itu",ucap Panji didalam hati.

"jadi, kau tidak main dulu Panji?",ucap Ganyu yang berada dibelakang Panji

"iya Kak, aku bagian terakhir dalam lomba itu dalam timerial",jawab Panji hingga melihat pergerakkan alat pembidiknya

Panji melihat alat bidik tersebut mulai bergerak, lalu salah satu peserta dengan mata sipit yang siap untuk melepaskan anak panahnya ke arah target bahkan, berlari setelah mengenainya hingga mencari alat bidik tersebut. lalu, dia mencoba untuk pergi ke arah kiri hingga menemukan alat bidik yang siap melepaskan anak panahnya kedepan samping kanan namun, meleset sambil mencobanya lagi walaupun waktu masih berjalan dari nol ke seterusnya. Dengan mencoba memanah kesegala arah dimana sang bidik pun bergerak dengan cepat hingga mengenainya, lalu dia mencoba masuk lewat pintu sebelah kiri dan mencoba untuk melepaskan anak panahnya lagi walaupun meleset dia tetap melepaskannya lagi sehingga anak panah dibelakang pundaknya mulai berkurang hingga, dia merasakan satu anak panah lagi dan digunakan untuk serangan satu anak panah lagi tepat didepan mata hingga melihat pergerakkan alat bidik dengan cepat, lalu perempuan tersebut menutup kedua matanya dan mencoba untuk fokus dalam mendengar pergerakkan alat bidik yang sangat cepat yang sudah bertandar.

Kemudian, anak panah dilepaskan kedepan bahkan, perempuan tersebut telah berhasil mengenai sasaran tepat di tengah-tengah lingkaran kecil yang merupakan point besar membuat Panji dan salah satu pesertanya terkejut melihatnya. Lalu, dia merasa senang anak panah terakhir tersebut mengenainya dan tidak bisa melanjutkan untuk memanah lagi hingga point yang dikumpulkannya hanya sedikit. seluruh penonton bertepuk tangan namun, Hu Tao berkata,"hah?! Hanya sebentar?!",ucapnya dengan nada kesal,"Hmmm, dia kurang hebat perempuan itu. Tapi, pasti Panji akan juara, lihat saja nanti",tambahnya didalam hati sambil melihat peserta selanjutnya seorang laki-laki yang sebaya dengan Panji

Panji mulai serius melihat peserta tersebut yang sama dengan anak perempuan hingga bersiap untuk melepaskan anak panahnya ke arah samping kanan lalu, pergerakkannya sangat cepat dan melepaskannya lagi ke arah samping hingga mengenai point sedang. Lalu, berlari kedepan dan melihat lima alat target tepat didepan matanya, sambil melepaskan lima anak panah tersebut. Pergerakkan yang sangat cepat dan melihat lima alat target tepat didepan mata sambil mengeluarkan anak panahnya kedepan bahkan, berhasil menganinya walaupun salah satunya hanya poin sedang. Panji mulai serius ke arahnya namun, dapat ditenangkan oleh Ganyu yang membuatnya sadar diri, lalu melihat seorang laki-laki yang sebaya dengannya sedang berlari kedepan hingga mencoba untuk mengeluarkan anak panahnya dan mengenai sasaran empuk serta mendapat nilai tinggi. Akhirnya, peserta tersebut menuju ke babak terakhir dimana, dia menghadapi balon-balon yang nempel di tempat target hingga Panji terkejut melihatnya dan bersiap untuk menargetkan salah satu balon berwarna-warni.

"itu adalah..... babak yang terakhir Kak",ujar Panji yang baru tau tentang babak terakhir

"memecahkan balon Panji?",ucap Hu Tao dengan senang melihat beberapa balon ditempel di tempat bidiknya

"iya, tapi.... menurutku ini hal yang paling sulit untuk membidik ke arah balon warna-warni karena, aku merasakan sesuatu yang tidak enak dicuaca seperti ini",jawab Panji yang telah merasakan angin di sore hari

Ganyu melihat anak tersebut yang sedang menarik anak panahnya kebelakang dan melepaskannya bahkan, gerakkannya sama dengan gerakkan yang tadi dan sangat cepat hingga dia berhenti dan wasit langsung memberhentikkan stopwatchnya dan menulis oleh sang Juri. Panji pun mulai tegang bahkan, Ganyu akan mencoba menenanginya agar tidak tegang untuk memulai lomba memanah.

"tenanglah Panji jangan tegang seperti itu, ini hanya lomba biasa. Menang atau kalah ditentuin oleh para Juri, yang penting kau sudah berusaha yang terbaik",ujar Ganyu kepada Panji hingga membuatnya tenang

"terimakasih Kak, baiklah aku siap",ucap Panji sambil berdiri bersama Ganyu hingga pergi kelapangan

"eh, kemana Panji?",ucap Yan Fei melihat Panji dan Ganyu keluar dari tempat kursi penonton

"aku mulai Kak",jawab Panji yang tidak jelas bagi Yan Fei

Yan Fei kebingungan mendengar ucapan Panji yang sedang pergi tak jelas hingga bertanya kepada Hu Tao dan menjawab,"dia bersiap untuk lomba Yan Fei",ujarnya dan membuatnya terkejut mendengar ucapan darinya.

"oh, jadi..... tunggu dulu.... oh iya, duh aku lupa deh. Padahal aku sudah ngomong sama Panji kemarin",Yan Fei hampir lupa dengan Panji bahwa, dia masuk final

"aah dasar, kau memang lupa berat rupanya",ucap Hu Tao yang melihat sikap Yan Fei malu dengan lupanya

"jadi..... Panji sudah siap kalau gitu",ucapnya dan melihat Panji telah ada dilapangan dan bersiap memegang panah dan anak panahnya di punggung

"yaaah, pasti dia menang.... itu menurutku",ujar Hu Tao

Dengan dibekali panah dan anak panah, Panji tetap memegang erat dengan panah dan tetap diam berdiri sebelum menerima aba-aba dari wasit hingga siap meniup peluitnya hingga Panji bersiap untuk berlari kedepan. Bahkan, Panji telah memegang anak panahnya sambil melepaskannya ke samping dan mengenai sasaran atau mendapatkan point besar, lalu pergi ke arah kiri hingga bersiap mengeluarkan satu anak panah lagi ke arah kanan hingga mengenai point sedang. Lalu, Panji selalu mengingat ucapan Ganyu, fokus kedepan dan tenang serta tidak boleh terburu-buru untuk mengambil point besar, hingga Panji bersiap untuk melepaskan anak panah lagi dan tiba-tiba saja muncul sosok perempuan yang sama dengan yang tadi dimana Panji melihat dia. Dia mencoba menghalangi tempat target, Panji sulit untuk fokus hingga berusaha melepaskan anak panahnya kedepan dan ruh perempuan tersebut menghilang saat menembusnya kebelakang sambil melanjutkan untuk menargetkan ke tempat bidiknya. Lalu, setelah itu melihat alat bidik didepan mata mulai bergerak dengan cepat, Panji mencoba untuk fokus sambil melihat pergerakkan bidik yang sangat cepat hingga bersiap melepaskan satu anak panahnya kedepan dan mengenai point besar membuat Ganyu senang melihatnya. Setelah itu, Panji melihat alat bidik yang sangat besar hingga Panji menghadapi angin besar sebagai mode sulit dalam membidik ke arah balon warna-warni.

"baiklah ini yang terakhir kalinya aku melihat salah satu pesertaku atau pesaingku yang telah berhasil membawakan lima sampai dua puluh balon warna-warni sebagai penambahan point",ucap Panji didalam hati sambil melepaskan anak panahnya dari arah samping kanan hingga melepaskannya kedepan hingga mengenai salah satu balon warna kuning di jajaran ke dua

Panji melihatnya sambil membidik lagi dan mengenainya serta seterusnya, Ganyu melihat Panji dari samping yang sedang mengambil point besarnya walaupun beberapa balon lagi akan habis oleh pemanah Panji. Hingga tak lama kemudian, Panji telah berhasil mengambil point di tempat tersebut bahkan, wasit menyalakan peluitnya yang artinya sudah berakhir hingga Panji melihat beberapa balon yang sangat banyak di tembak. Lalu, Dia pergi dan menemui Ganyu setelah melaksanakan perlombaan terakhir dalam final, juri akan menilai point yang telah mengenai alat bidiknya kemudian, Panji bertemu dengan Yan Fei dan berkata,"kau hebat Panji pasti menang dalam lomba ini karena Ganyu",ucap Yan Fei yang kagum dengan Panji dan Ganyu sebagai pelatihnya.

"ahahahaha, itu sudah biasa Yan Fei..... aku sama Panji sering berlatih begitu",ucap Ganyu dengan rauk muka malu kepada Yan Fei

"ah, tidak juga",ujar Hu Tao yang nambah,"dia suka dekat sama Panji, yaaah aku tau Panji suka sama kamu tapi, kau suka sama Panji juga kan Ganyu?",ucap Hu Tao dengan serius

"iya, aku yang mau Kak Yan Fei, soalnya aku suka mengikuti lomba memanah dari sekolah Kak",ujar Panji dengan jujur

"hey! sebentar lagi ada pembagian juara semuanya!",ucap Eula yang telah mendengar pengumuman nanti tentang juara dalam lomba memanah tingkat nasional

"wah, kedengarannya bagus, pasti Panji juara pertama menurutku karena, aku lihat dia selalu tepat mengenai sasaran bahkan, aku tau Panji akan menjadi point lebih besar dibandingkan lainnya",ujarnya

Mereka pergi ke samping dimana mimbar berada, serta semua orang ingin mendengar juara dalam lomba memanah tingkat nasional dari umur dasar sampai umur SMA bahkan, Panji pun ingin sekali pergi bersama mereka. Lalu, sang pembawa acara dan juri akan mengumumkan hasil juara lomba tersebut di setiap peserta yang telah masuk final,"baiklah terimakasih semuanya hadir di tempat sore menuju malam ini, maka dari itu kami akan mengumumkan juara lomba memanah ditingkat nasional hari ini".

"iya, setiap peserta wajib hadir dan karena, ini merupakan hadiah yang sangat special",ujar pembawa acara perempuan tersebut

"baik..... aaah, kami akan umumkan para juara itu dari..... tingkat dasar",ujar sang juri dan membuka hasil pemenang dalam lomba memanah,"baiklah, khm.... juara ketiga adalah..... Yolita Kumala",jawab sang juri sambil menyuruh dia untuk naik ke atas panggung,"terimakasih, baiklah, juara kedua di raih oleh..... Tio Johanes Tjahyanto",ujar sang juri kepada pemenang kedua dan melihat dia pergi ke atas panggung,"baiklah, juara pertama dalam lomba pemanah tingkat nasional.... adalah.... Panji Purnama Syahputra!!!!",ujar sang juri yang telah mengumumkan juara dalam lomba memanah tingkat nasional hingga sang Juri langsung untuk memanggil juara tingkat menengah sampai atas. Ganyu melihat Panji merasa senang melihat dia yang sudah berusaha untuk memenangkan lomba memanah hingga melihat dia memberikan kalung emas untuk Panji di lehernya dan sebuah piala dengan ukuran besar untuk Panji sementara lainnya memegang piala berukuran medium untuk juara kedua dan ketiga walaupun di kalungnya berwarna perak dan perunggu.

Begitu Panji melihat semua orang bertepuk tangan dan tiba-tiba saja, muncul seorang perempuan lagi dengan pakaian yang sama dimana dia melihatnya saat memanah bahkan, Eula melihat rauk muka Panji setengah senang dan setengah gugup melihat sesuatu di sekitar orang-orang yang menonton dirinya. Lalu, begitu Panji melihat perempuan tersebut hingga tatapan muka sang Juri menutup muka seorang perempuan yang misterius hingga mencoba berjabat tangan kepada Panji dan berkata,"selamat ya Panji, kau hebat dan pertahankanlah dalam memanahmu",ucap sang Juri dengan gembira walaupun Panji dengan rauk muka kebingungan hingga melupakan melihat perempuan tadi sebuah bayangan yang misterius dan berkata,"terimakasih Pak",ucap Panji dengan rauk muka senang walaupun hanya tatapan sebelah mata.

"sama-sama nak",ujar sang Juri hingga pergi kesamping lalu, berjabat tangan dengan wasit dan lainnya, bahkan Panji merasa senang dari luarnya saja hingga mereka bubar dari panggung sambil melihat Eula, Yan Fei, Ganyu, dan Hu Tao. Lalu, Panji memperlihatkan wajah dengan rauk muka senang hingga Yan Fei berjabat tangan dan berkata,"selamat ya Panji, kau menang dalam lomba pemanah",ujarnya

"terimakasih Kak Yan Fei",jawab Panji dengan senang

"sama-sama Panji, yang penting tingkatkan lagi ya Panji dalam memanahmu sama Ganyu, aku tau kau dan Ganyu adalah pemanah yang handal dan kau dilatih sama dia di pegunungan Tianheng. Bahkan, aku tau kau selalu senang dengan Ganyu karena latihan memanah dan elemennya dan.... aku tau kau takdir bersama dia dan semuanya",ucap dengan bisik kepada Panji dari Yan Fei dengan senyumannya

Panji mengetahui dengan ucapan Yan Fei hingga dia melihat Panji pergi menemui Ganyu yang selalu dekat dengannya, bahkan Yan Fei tau tentang sikap Panji dari awal sampai sekarang. Menjelang malam, Xiangling telah menyediakan beberapa makanan untuk Panji, Ganyu, dan lainnya namun, dia mendengar suara langkah kaki hingga melihat wajah Keqing di hadapannya.

"eh Keqing? Tidak ikut kesana?",ujar Xiangling dengan terkejut setelah meletakkan semua makanan di meja

"tidak Xiangling, aku tidak ikut kesana. Karena.... banyak pekerjaan",jawab Keqing kepada Xiangling

"jangan terlalu serius dalam pekerjaan Keqing, nanti kau sakit kalau kau tidak istirahat dan bahkan, terlalu banyak pikiran yang lain. Nanti kamu sakit Keqing",ujar Xiangling dengan nada menasehati Keqing

"iya, mungkin Panji kecewa kalau aku tidak hadir begitu saja",ujar Keqing yang selalu banyak pikiran dengan Panji

Xiangling mencoba mendekati Keqing dan berkata,"tidak apa-apa, dia tidak begitu Keqing dia pasti baik kepadamu",ujarnya

"Kakak",ujar Panji diluar rumah

Xiangling terkejut melihat Panji dengan membawakan piala berukuran besarnya dan kalungan emas yang telah diraihnya membuatnya senang sambil berkata,"ayo masuk sang juara",ujarnya

Keqing terkejut mendengar ucapan Xiangling dan melihat piala besarnya di atas meja bahkan, Panji melihat dia senang bercampur sedih melihat dirinya yang tidak mau melihat Panji yang sedang lomba memanah untuk mendukungnya,"Panji, Kakak minta maaf ya? Kakak tidak bisa pergi kesana untuk melihatmu",ujar dengan senang bercampur sedikit kecewa,"selamat ya Panji kau peringkat pertama ya?",tambahnya

"aaah, tidak apa-apa Kak, aku tau Kakak sedang sibuk bekerja disana",ujar Panji sambil dekat dengan Keqing hingga memeluknya,"terimakasih Kak, yang penting aku senang melihat Kakak dan aku senang memeluk Kakak",tambahnya

Keqing merasakan pelukkan Panji yang sangat erat hingga melepaskannya dan menatap dengan senang kepada Panji sambil pergi ke ruang makan, mereka makan bersama sambil menyantap makanan buatan Xiangling. hingga Panji merasa senang sambil melahapnya bersama, setelah itu saat Panji pergi ke belakang halaman rumah, Panji merasa ingin memanah walaupun bukan perlombaan bahkan, dia mencoba untuk mengingat latihan keseimbangan dari Ganyu. Lalu, begitu memulainya sambil mengeluarkan anak panah kedepan dan mengenai bidiknya membuat Panji senang hingga mengulangnya lagi dan membidiknya lagi bahkan seterusnya.

Begitu latihan memanah tanpa menggunakan elemen, Panji pun akan melakukan lagi sambil mencoba mengeluarkan elemen cryo yang sudah dilatih dari Ganyu namun, saat Panji mengeluarkan cryo dan melepaskan anak panahnya kedepan hingga mengenai bidik lagi dan mengubahnya menjadi es sambil gencar ke setiap samping yang merupakan alat bidik yang sama.

"aku akan mencoba menyeimbangkan kekuatanku ini",ujar Panji sambil menyimpan elemen cryo didalam tubuhnya

Ganyu dan Eula melihat Panji sendirian latihan dalam keseimbangan bahkan Ganyu mencoba mendekati Panji dan berkata,"Panji, sedang ngapain? kan udah lombanya",ujar Ganyu kepada Panji

"iya, aku tau tapi.... aku juga perlu latihan tentang keseimbangan lagi Kak, agar aku tidak lupa",ujar Panji kepada Ganyu yang mencoba untuk latihan keseimbangan

"boleh Panji, Kakak juga ingin latihan bersamamu agar kau tidak sendirian disini",ujar Ganyu kepada Panji sambil memegang panah

"aku disini Panji! Ganyu! melihat kalian sedang asyik memanah",ucap Eula yang sedang duduk dan menatap kearah mereka berdua

Panji mengikuti pergerakkan latihan pemanah tanpa elemen lalu, Ganyu pun mengubah serangannya dengan adanya elemen cryo hingga Panji mengikutinya sambil melepaskan anak panahnya kedepan. Eula hanya melihat saja dan santai bahkan, melihat Ganyu dan Panji saling berdekatan sambil memegang panah dan melepaskan anak panahnya kedepan dengan mengeluarkan cahaya biru es mampu mengenai pembidik yang ada didepan bahkan, saat mengenai satu pembidik keluarlah cryo yang menyebar ke alat bidiknya membuat Panji terkejut dengan kekuatan yang dimilikinya termasuk Ganyu menggunakan serangan serentak.

"wah, serangan ini..... membekukkan musuh dengan jumlah yang sangat banyak",ujar Panji yang melihatnya

Mereka sedang berlatih dengan latihan pemanah ganda dimana, Panji dan Ganyu akan bersatu dalam dua pemanah lagi hingga mengingatnya kembali dalam pemanah dengan menggunakan tiga anak panah bagi Panji dan sebagainya. Latihan dengan Ganyu membuat kekuatan Panji kembali normal saat mengeluarkan serangan besrnya hingga mengeluarkan anak panah dengan mengeluarkan cahaya biru yang besar sehingga cahaya tersebut mulai terang benderang. Keqing dan lainnya melihat cahaya biru yang mengkilap sambil menemuinya hingga melihat bola Qilin dengan bunga teratai di atas air sungai biru kehitaman. Dengan cahaya Qilin membuat Xiangling dan lainnya kagum dengan kekuatan mereka berdua, lalu Yan Fei berkata,"kekuatan ini..... sungguh indah dan..... bagaikan langit dimalam hari dengan cahaya Qilin yang luar biasa ini",ujar Yan Fei melihat keindahan cahaya yang sangat indah baginya

Begitu mereka menikmati cahaya Qilin yang terang benderang, di hutan terdapat seorang perempuan dengan tatapan tajam sambil melihat Qilin yang dimiliki Ganyu serta melihat anak tersebut, Panji yang mengeluarkan bunga teratai yang indah bahkan menurut dia didalam hatinya pun mulai terucap,"bunga itu..... sama sepertiku",ujarnya dengan beberapa kata sambil melihat cahaya tersebut dan keindahan bunga teratai yang sama dengan pita yang digunakannya. Lalu, perempuan tersebut dengan tatapan tajam sambil berkata didalam hati,"anak itu dia bukan anak biasa dia mempunyai kekuatan yang lebih dari mereka, aku harap Ganyu bisa memegang anak itu untuknya",ucap sang perempuan misterius tersebut dan menghilang.

***