webnovel

GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM

Panji purnama saputra tersesat di dunia fantasi dengan lemari ajaib. ketia sampai di tempat-tempat yang indah dan penuh misterius membuatnya gemetar, tak hanya itu dirinya menemui sesosok perempuan yang cantik bertanduk bernama Ganyu namun, saat memegang tanduknya merasakan elemen cryo di tubuhnya sampai memilikinya. dengan penuh latihan bersama Ganyu, kekuatan Panji semakin meningkat sampai dirinya menghadapi dua musuh yang misterius Ren Jianying dan Yin Sihanou yang ingin menguasai daerah Liyue. Senja di Jembatan kota malam merupakan kota kecil diLiyue dan indah penuh keindahan serta langit-langit terang benderang sampai penuh misteri untuk dipecahkan. Di kemudian hari dirinya harus pergi meninggalkan Ganyu dan Keqing, kemanakah Panji pergi Setelah meninggalkan rumah dan Liyue?

Gugi_Ihsan · Videospiele
Zu wenig Bewertungen
49 Chs

23. DARI LIYUE KE MONDSTADT

Siang hari, setelah mereka perjanjian dengan tiga wilayah untuk menghadapi sesuatu yang sangat berbahaya dibandingkan musuh sebelumnya yang mereka lawan, Lalu Setelah melaksanakan berdiskusi, Panji melihat semua orang yang berada diluar gedung tampak sedang berbicara dengan lawannya. Panji hanya sendiri dan pergi kesuatu tempat untuk menghindar dari mereka yang sibuk bicara serta melihat Paimon, Qiqi, dan kawan-kawannya mencoba lari kesana kemari tampak seperti anak kecil mencari sesuatu yang menyenangkan. Lalu, Panji melihat ke pulau Guyun yang sudah mengetahui tentang pulau tersebut, dimana Jui Kuhuon berada disana beserta Riu Bei serigala yang ganas untuk menghancurkan segalanya yang ada di sekitarnya termasuk negeri Liyue. Kemudian, Panji berpaling dan kembali ke kota namun, ada yang menepuk kedua pundak Panji yang ternyata Eula membuat Panji kagetnya ditahan melihat salah satu perempuan yang berasal dari Mondstadt.

"hai, namamu..... Panji?",ujar Eula dengan senyumannya ke arah dirinya

"oh hai Kak. Iya itu namaku, nama Kakak siapa?",ujar, menanyakan nama dirinya

"namaku Eula, dari Mondstadt salam kenal Panji. Aku tau dari Zhongli dan Keqing",jawab Eula dengan senyumannya

"aaah, iya.... salam kenal",ujar Panji dengan wajah polos

"ngomong-ngomong apa yang terjadi kemarin Panji?",ucap Eula yang kebingungan

"aku bertarung melawan Riu Bei Kak, serigala hitam",jawab Panji sambil menatap pulau Guyun

"Riu Bei... dari organisasi perampok Panji?",ujar Eula yang sudah mengetahuinya

"iya, dia sangat kuat dengan tuannya, Jui Kuhuon. Dia berhasil melarikan diri dari negeri Liyue, bahkan berbahaya jika dia kembali untuk menyerangnya",ujar Panji sambil melirik kebelakang,"maka dari itu, selalu waspada terhadap pergerakkan mereka Kakak, dia bersembunyi dimalam hari dan bahkan, mungkin kelemahannya hanya satu",ujar Panji sambil mengeluarkan mutiara Qilin dihadapan Eula

"waaah, kau punya qilin rupanya",ujar Eula terkesan melihat mutiara Qilin ditangan Panji

"ya, aku dilatih sama Kak Ganyu",ujar Panji dengan rauk muka senang bercampur serius

"Hmmm, kau memang hebat Panji. latihan adalah hal yang paling utama untuk menambah kekuatan",ujar Eula sambil berpaling dan pergi meninggalkan Panji sendirian,"yaaah, kalau ada apa-apa bilang kepadaku, Panji. Selamat tinggal",tambahnya dan meninggalkan tempat Panji berada

Panji melihat Eula pergi, lalu muncul Ganyu sendirian untuk menemui dirinya, Panji merasa senang saat bertemu dengannya daripada Eula, karena dia baru kenal dengannya bahkan Ganyu menemui dan mendekatinya. Lalu, mereka berdua melihat pulau Guyun dimana Jui Kuhuan berada pada saat bertarung kemarin bahkan, Ganyu mengajak Panji untuk pergi kesuatu tempat untuk menemui kawan-kawan Ganyu termasuk Keqing di suatu tempat, lalu Xiao melihat Panji bersama Ganyu untuk pergi sambil memperkenalkan mereka dari Mondstadt sampai Khaenriah hingga Panji melirik ke arah Eula yang sudah kenal. Setelah itu, mereka meninggalkan tempat Liyue setelah pertemuan mereka mengenai perampok yang misterius, lalu Panji telah mengenal mereka, namun lupa lagi satu persatu hanya beberapa orang saja yang dia kenal dengannya. Kemudian, menjelang siang menuju sore, Panji masih tetap melihat pulau Guyun namun, Ganyu merasa kebingungan melihat tingkah laku Panji yang sedang pendiam sambil memandang pulau tersebut, hingga Ganyu memanggil namanya.

"Panji",ujar Ganyu ke arah Panji dengan pelan

"aaah? ada apa Kak?",ucap Panji sambil memandang Ganyu dibelakang dirinya dan pergi menemuinya

"Panji, kenapa kau ada disana?",ujar Ganyu dengan sedikit kebingungan

"aku tidak apa-apa, aku hanya melihat pemandangan dari sini ke arah pulau itu",jawab Panji sambil menunjuk ke arah pulau Guyun

"ooh, yuk kau lapar tidak Panji?",ujar Ganyu sambil jalan bersama Panji

"tidak, aku habis makan siang bersama teman-teman Kakak",jawab Panji ke arah Ganyu

"oh iya, Kakak lupa",Ganyu dengan lupanya hingga pergi ke kota

"dimana Keqing? biasanya ada di kota",ujar Panji ke arah Ganyu saat sampai di kota

"Kakak tidak Panji, sekarang mau cari Keqing?",ujar Ganyu kepada Panji

"Panji, Ganyu kalian ada disini rupanya? Aku nyari kalian berdua, kemana saja?",ujar Keqing kepada mereka

"aku habis melihat pemandangan pulau Guyun, tapi pulau itu di tutup sementara Kak?",ujar Panji menanyakan pulau tersebut kepada Keqing

"iya kemungkinan besar, Jui Kuhuan akan datang kembali kesana, mungkin gitu",jawab Keqing dengan asal walaupun penjaga di pulau Guyun sudah diperketat oleh tentara Liyue

"begitu rupanya",ujar Panji yang baru tau keberadaan pulau tersebut

"nah sekarang mau kemana Panji? santai saja Panji",ujar Keqing sambil tersenyum ke arah Panji

"dia mencarimu",ujar Ganyu kepadanya

"ooh, padahal kalau ada aku, pasti nyari Ganyu. Tapi, kalau Ganyu pasti mencari aku bukan? ternyata ungkapanku memang benar rupanya",ucap Keqing sambil menggraruk pipi Panji dengan pipi Keqing

"sekarang.... kerumahku saja Kakak",jawab Panji dengan pelan

"oh, boleh saja.... aaah, kita akan pergi kerumahmu",ujar Keqing sambil pergi ke gunung Tianheng

"iya, mungkin disana ada minuman.... aku sepertinya haus deh Kak",ujar Panji sambil masuk kedalam kamar tidur Panji hingga turun kebawah

Begitu mereka turun kebawah, Xiangling berada di dapur yang sedang membantu Rosa memasak serta bagian memotong ikan hingga Panji terkejut melihatnya bahkan, mencium aroma ikan yang rasanya enak.

"wah! wah! bagaimana Panji petualangannya, seru bukan?",ujar Xiangling dengan rauk muka senang sambil membawa ikan goreng di piringnya,"ini siapa yang mau?",tambahnya

"duh, membuatku tambah lapar lagi Kakak",jawab Panji sambil membujur lidahnya kedepan hingga kebawah

"wah kalian sudah pulang rupanya. Mamah tau dari Xiangling melihatmu bersama Ganyu dan Keqing",ucao Rosa sambil tersenyum ke arah Panji

"aaah, itu kan..... itu.....",ragu menjawab pertanyaan dari Rosa sambil menghadap Xiangling,"Kakak Ling, kenapa Kakak bisa masuk kesini?",tambahnya

"ooh,itu.... aku selalu, kemari setiap hari. yaaah, makan-makan biasa disini dan bertemu Ibumu saat pulang dari kantor",ujar Xiangling dengan ragu

"haaah, tidak apa-apa yang penting Mamah tidak marah kepada Kakak bukan?",ujar Panji dengan wajah lesu

"oh tidak, Mamah tidak marah padanya Panji. yang duluan itu, Ganyu sama Xiangling kan? Mamah tau itu",jawab kepada Panji sambil tersenyum,"yang penting rumah kita aman dari hal sesuatu sayang",tambahnya

"sesuatu apa ya mamah? tidak ada apapun di sekitar sini",ujar Panji didalam hati

"yuk, sepertinya aku mulai lapar deh",ucap Keqing sambil duduk di bangku dan mengambil makanan di atas

"aaah, aku makannya sedikit aja deh",ujar Panji sambil mengambil nasi di dalam boboko

Panji mengambil nasi yang sedikit hingga disusul Ganyu yang ingin makan sayuran, Lalu setelah makan mereka pun sudah terpuaskan dengan makanannya hingga Keqing pergi ke ruang dapur untuk menyimpan makanan dari meja makan. Sementara Panji, pergi ke meja belajar hingga berfikir tentang tugas sekolah walaupun tidak ada tugas maupun ujian sekolah. Namun, saat Panji pergi ke lemari pakaian, melihat beberapa buku komik, buku pengetahuan, buku mata pelajaran, hingga buku bekas sejak Panji dibangku taman kanak-kanak. Panji mencoba mengambil salah satu buku, tentang bunga teratai ditengah purnama hingga kaget melihatnya sambil membacanya untuk mengingat sejak masa kecil Panji yang selalu, dibaca oleh Aji, Ayahanda Panji yang sudah meninggal. Panji mengingat, kejadian diluar nalar, melihat sebuah waduk kecil di belakang halaman rumah Panji, terdapat bunga teratai hijau serta bunganya tertutup sangat rapat. lalu, Panji mengingat Ayahanda tentang cerita dengan kenyataannya, lalu saat menjelang isya Panji merasakan sesuatu dibalik jendela ternyata, Panji melihat makhluk misterius serta bertanduk hitam hingga Panji terheran melihatnya. dengan hewan mistis yang mencoba menyuburkan bunga teratai di malam hari, Panji kagum melihatnya sambil keluar, namun tiba-tiba hewan mistis menghilang tanpa jejak membuatnya kebingungan untuk mencarinya kesuatu tempat hingga sedikit kecewa bahkan, mencoba untuk pergi mencari hewan mistis.

Kemudian, Panji menyadari tentang hal yang dilihat sambil melihat kedalam buku yang dibeli dari toko buku Liyue, bahkan Panji membuka dan membaca buku tentang Qilin dan manusia, sambil membuka halaman yang terdapat daftar isi. Walaupun Panji tidak mengerti bahasa di bukunya, yang ternyata merupakan bahasa China kanton kuno kemudian, menerjemahkannya kedalam bahasa Indonesia. Panji memotret semua lembaran buku hingga mencoba membukanya lagi, dan memotretnya namun, saat dibab ke tiga mengenai bunga teratai yang mistis serta ada hubungannya dengan Qilin. Saat, dibaca Panji kagum mengenai bunga teratai menurut catatan yang dibeli dari Liyue, kemudian disamakan dengan buku dongeng dari Aji. Panji pun menyamakannya dengan kedua bukunya, membuatnya kaget yang ternyata legenda yang Panji lihat selama ini, adalah Qilin dimana Panji selalu bertemu dari kejadian seperti mimpi, dibayangan hitam putih maupun kebiruan, sampai didalam cerita serta melihat dia sejak taman kanak-kanak.

"jadi..... cerita ini.... sampai sekarang.....",ujar Panji melihat kedua buku tersebut

"Panji, sedang ngapain?",ucap Ganyu hingga melihat Panji sedang membereskan dua buku tersebut,"buku apa itu Panji?",tambahnya sambil mengambil dua buku hingga melihat judulnya,"ooh, buku ini.... tentang Qilin ya",ucap Ganyu dengan senyumannya kepada Panji

"iya Kak, aku..... hanya membaca saja tentang..... Qilin..... Kakak",jawab Panji dengan pelan

"begitu ya? Kakak memang keturunan Qilin, baru tau ya?",ujar Ganyu sambil menggaruk kepala Panji dengan pelan

"jadi, Kakak seorang Qilin rupanya, setengah manusia kah? Aku sudah tau sejak pertama kali, tapi aku merasakan tentang hal mistis seperti ini..... ada faktanya Kak",ujar Panji hingga menghadap Ganyu dan memegang kedua tangannya,"Kakak, Qilin itu mitos atau ada? Aku masih ragu untuk menjawabnya, karena ada pro dan kontra",tambahnya

"tentu ada Panji, tapi mereka tidak bisa melihat dia, hanya kau yang bisa mendengar dan merasakan tentang Qilin walaupun, kau bukan keturunan Qilin",ujar Ganyu

"itu pasti, Kak Ganyu yang merupakan Qilin",jawab Panji dengan nada cemburu

"tidak Panji, kau tau? gulungan kertas itu..... itu merupakan pemanggil Qilin, kau bertemu dengannya Panji?",ujar Ganyu dengan nada tenang kepada Panji

"iya, aku melihatnya dan menaiki ke atas pundak itu",jawab Panji dengan pelan sambil menghadap Ganyu

"itulah Panji, dia selalu ada disetiap hari walaupun orang-orang biasa tidak bisa Nampak makhluk seperti itu",ujar Ganyu kepada Panji

"haaaah, sudah kenyang Ganyu, Panji, aku pulang dulu Panji",ujar Xiangling kepada mereka

"iya, ternyata masakkanmu enak",Keqing yang datang ke kamar tidur Panji setelah makan bersama mereka sambil menghadap Ganyu dan Panji,"yuk, Kakak duluan ya Panji?",ujar Keqing dan pergi

"yuk Kakak juga ya Panji?",ujar Ganyu sambil melihat Panji nangis sedikit sambil memegang tangan dirinya bahkan kepala Ganyu mendekati kepala Panji dengan pelan,"nanti Kakak kesini lagi Panji?",tambahnya sambil mencoba melepaskan tangannya namun, Rosa melihat dirinya sedang memegang kedua tangan Panji

"waaah, seperti Kakak dan Adik",ujar Rosa kepada Panji dan Ganyu,"eh mau kemana Ganyu sampai Panji menangis gitu?",tambahnya

"aku harus pergi mah, Panji menangis dan...",ujar Ganyu kepada Rosa ingin bicara sesuatu

"tidak apa-apa, kalau Panji belum puas sama Ganyu", ujar Rosa kepada mereka berdua

"jadi, aku membolehkah ngajak Panji, Mamah?",ujar Ganyu dengan pelan

"boleh, hati-hati ya Panji! Ganyu!",ujar Rosa sambil melihat Ganyu berdiri

Akhirnya, Rosa membolehkan Panji untuk ikut bersama Ganyu, lalu Panji semangat untuk ikut bersamanya untuk berpetualang lagi bersamanya, Ganyu pun nurut sama Rosa yang dianggap Ibunya sendiri. Lalu, mereka pergi ke kota Liyue dengan menggunakan jalan kaki, sambil menemui yang lain di kota, Panji merasa senang bisa pengalaman di kota Liyue sambil jalan kaki beberapa langkah saja, hingga menemui Keqing, Xiao, Chongyun, dan lainnya sedang berkumpul hingga beberapa menit kemudian, mereka berpencar membuatnya kebingungan. Zhongli melihat Panji dan Ganyu hanya santai saja dan kebingungan hingga mendekatinya.

"Kalian habis dari mana?",ucap Zhongli kepada Panji dan Ganyu

"maaf, aku sama Kakak habis dari rumah, ada apa Paman semuanya pada pergi?",ujar Panji

"haaah, kau ingat, menjelang pagi sudah berdiskusi tentang organisasi perampok?",ucap Zhongli kepada Panji yang kebingungan

"oh, iya iya aku siap Paman. Aku siap membantu Paman",ujar Panji kepada Zhongli

"kau sama Ganyu jaga kota ini aku melihat mereka dimana mereka patroli",ucap Zhongli sambil pergi melihat mereka untuk berjaga malam

Ganyu dan Panji yang berada di kota, lalu Zhongli pergi sangat jauh namun, tugas adalah kewajiban bagi setiap untuk dikerjakan hingga Panji pergi melihat pelabuhan tidak ada kapal satu pun yang berlayar di dekat pelabuhan Liyue. Panji melihat bulan purnama yang cahayanya terang benderang, yang indah dan menawan baginya dengan memantulkan cahayanya sampai di lautan Liyue bergelombang. Lalu, Panji melihat kedepan serta tempat-tempat lain dimana Panji bisa lihat pulau-pulau pada malam hari dengan ditemani Ganyu dari samping, namun di atas awan muncul gerhana bulan sang tubuh Panji mulai berubah menjadi hitam serta kedua matanya bercahaya biru muda membuat Ganyu heran dengan tubuh sampai matanya biru.

"Panji! Kamu kenapa? tubuhmu hitam dan matamu biru seperti itu",ujar Ganyu sambil melihat telunjuk Panji ke arah bulan yang sedang gerahana,"ya ampun, Panji..... kau tertutup dengan gerhana",tambahnya hingga melihat asap bayangan hitam yang misteri yang melewati negeri Liyue,"Panji, Kakak melihat sesuatu yang mencurigakan",ujar Ganyu

"lihat apa Kak?",ucap Panji kepada Ganyu

"Kakak lihat.... dia..... pergi ke suatu tempat Panji"ujar Ganyu melihat makhluk hitam dan misterius

Panji melihat makhluk tersebut sangat jelas lewat mata yang tajam beserta bercahaya biru sambil melihat ciri makhluk mistis yang ternyata Riu Bei beserta Jui Kuhuon yang sedang pergi kesuatu tempat, Ganyu sangat curiga melihatnya hingga menyuruh Panji untuk mengejarnya dengan circlice hingga mengejarnya. Panji terus mengejar bayangan hitam misterius, bahkan makhluk serigala hitam akan pergi ke negeri Mondstadt membuat Ganyu kaget melihat wajah Panji hitam dengan matanya bercahaya biru muda.

"Panji kau tidak apa-apa kan?",ucap Ganyu dengan khawatir dengan tubuhnya Panji walaupun Panji tidak terjadi apa-apa hanya bentuk tubuh, seragam, dan kedua matanya biru muda saja

"aku tidak apa-apa, Kak sebentar lagi akan sampai menghadapi serangan mereka",ujar Panji sambil melihat musuh mulai mengeluarkan serangan bola api hitam

Ganyu melihat serigala mengeluarkan bola api besarnya dengan jarak jauh, hingga bergerak sangat cepat ke istana Mondstadt, Panji sampai di tempat daratan bahkan mengejar serigala hitam yang sedang masuk kedalam istana. para Genshin ditempat tersebut, berusaha membunuhnya namun, meleset karena pergerakkan serigala sangat cepat serta menghancurkan beberapa kincir angin yang indah menjadi rusak dan mala petaka yang dahsyat, Ganyu pun tidak hanya diam, sambil mengeluarkan satu anak panah ke arah serigala hitam dibagian belakang namun, ekor serigala hitam yang binasa telah berhasil menggibasnya dengan ekor tersebut lalu, Ganyu pun tetap bergerak serta mengeluarkan serangan anak panah ke arahnya sambil menghindar dari serangan ekornya. Sementara Panji berusaha untuk mengeluarkan satu anak panah ke arah Riu Bei namun, serangan yang dilakukan olehnya tidak mempan serta tidak mempunyai kekuatan cryo sama sekali kecuali mutiara qilin serta jarum es yang dapat bisa dikeluarkan olehnya.

Panji berusaha untuk mengeluarkan serangannya dengan jarum es, bahkan berhasil membeku membuat Ganyu muda untuk menyerang Riu Bei dengan anak panah hingga membeku lagi sambil mengeluarkan serangan anak panah terakhir hingga mengeluarkan mutiara biru hingga mengenai serangan batu es dari atas. Panji melihatnya, namun tiba-tiba dibelakangnya muncul Jui Kuhuan yang akan membunuh Panji dengan tombak yang tajam dari belakang, namun serangan yang dilakukannya meleset hingga Panji mencoba untuk mengeluarkan tiga anak panah membuat musuh merasakan sakit jarum anak panah. Jui Kuhuan melihat Panji yang serius sambil melepaskan satu anak panah dan mengenainya walaupun tidak terjebak didalam tubuhnya dengan beku es.

"bagaimana.... aku bisa seperti gini? Apakah kekuatanku menyerap terhadapnya? Ataukah..... bagaimana ini",ujar Panji yang melihat tubuhnya hitam sambil melihat Jui Kuhuan melepaskan beberapa anak panah ditubuhnya

"hahahahaha, kau tidak punya kekuatan apapun, bocah kecil!",ujar Jui Kuhuan sambil menyiapkan tombak busurnya ke arah Panji

Panji merasa gugup melihat Jui Kuhuan yang akan siap melepaskan serangan busur tombak ke arahnya, bahkan serangan tersebut behrasil ditangkis oleh seorang perempuan, Eula dengan pedang besarnya. Panji kaget hingga berdiri, sambil menyiapkan anak panahnya untuk melakukan serangan jarak jauh ke arah Jui Kuhuan bahkan, melepaskan satu anak panah ke arah wajah Jui Kuhuan hingga meleset saat dia melepaskan serangannya dari Eula yang sedang mundur kebelakang untuk melindungi Panji.

"Panji, kau tidak apa-apa kan?",ucap Eula sambil melihat Panji dengan rauk muka hitam

"iya, aku tidak apa-apa",jawab Panji sambil berjalan dan mendekati Eula

"Panji!"ujar Ganyu sambil melihat Panji yang berdiri tegak sambil memegang anak panah kedepan bahkan, mendekatinya dari samping

"Panji, kenapa rauk muka dia seperti itu, Ganyu?",ujar Jean yang melihat Panji dengan tubuhnya serba hitam serta kedua matanya bercahaya biru muda tampak seperti bulan purnama dengan Qilin

Jean, Ganyu, Qiqi, Aether, Lumine, dan Eula mencoba menyelamatkan Panji dari serangan Riu Bei, namun tiba-tiba muncul Jui Kuhuan berhasil menangkap Panji dari belakang, mereka kaget melihatnya bahkan, Ganyu merasa kecewa dengan gagalnya menjaga Panji. Panji ditangkap oleh Jui Kuhuan dengan memegang baju namun, Panji berusaha untuk memanahnya namun, Riu Bei akan melindungi sang Jui Kuhuan dari mereka dinegeri Mondstadt yang sudah berhasil menghancurkan seluruh seisi kota. Lalu, Riu Bei akan mengeluarkan asap hitam yang tebal serta gelap gulita membuat Ganyu dan yang lainnya tidak bisa menahan kabut asap tebal bahkan, Jui Kuhuan akan menghilang saat Ganyu mengeluarkan mutiaranya di seluruh Mondstadt. Aether, Jean, Eula, dan Lumine telah membuka kedua matanya bahkan, tidak melihat siapapun ditempat tersebut hanya kota yang sudah rusak akibat serangan Riu Bei membuat Ganyu sedih karena, kehilangan Panji akibat ditangkap oleh Jui Kuhuan.

"astaga, apa yang aku lakukan sama Panji?",ujar Ganyu dengan sedih kehilangan Panji

"dia pergi kemana?",ujar Eula yang kebingungan

"sepertinya, dia akan pergi... Dunia kegelapan yang tidak bisa diraih oleh siapapun, atau dia..... pergi ke dunia fana bertemu dengan mereka",jawab Qiqi dengan pelan

"oh tidak",ujar Ganyu yang semakin kesal kehilangan Panji

Ganyu menangis karena, kehilangan orang yang disayanginya, Panji mereka sedih mendengar hal tersebut, sambil melihat bulan purnama mulai tampak di atas awan, yang sangat indah dan bercahaya. Lalu, Ganyu menghilangkan rasa sedih tersebut, dan ingin menyelamatkan Panji namun, semuanya sia-sia karena, tidak tau keberadaannya bahkan, Zhonli kaget mendengar berita tersebut saat sampai di Mondstadt yang hancur berkeping-keping akibat pertempuran dahsyat melawan perampok Tanghiang Hei Huo. Zhonli berasa bersalah tapi, bisa bertanggung jawab atas kehilangan Panji karena, dia mengetahui taktik penyerbuan musuh ke negeri Liyue serta melindungi negeri Liyue dari ancaman tersebut yang sangat cepat dibandingkan dengan yang lainnya. Keqing mencoba memeluk Ganyu agar tidak sedih lagi serta, sedikit mengeluarkan air matanya bahkan, menahan rasa nangisnya atas kehilangan Panji.