webnovel

GENSHIN IMPACT: SENJA DI JEMBATAN KOTA MALAM

Panji purnama saputra tersesat di dunia fantasi dengan lemari ajaib. ketia sampai di tempat-tempat yang indah dan penuh misterius membuatnya gemetar, tak hanya itu dirinya menemui sesosok perempuan yang cantik bertanduk bernama Ganyu namun, saat memegang tanduknya merasakan elemen cryo di tubuhnya sampai memilikinya. dengan penuh latihan bersama Ganyu, kekuatan Panji semakin meningkat sampai dirinya menghadapi dua musuh yang misterius Ren Jianying dan Yin Sihanou yang ingin menguasai daerah Liyue. Senja di Jembatan kota malam merupakan kota kecil diLiyue dan indah penuh keindahan serta langit-langit terang benderang sampai penuh misteri untuk dipecahkan. Di kemudian hari dirinya harus pergi meninggalkan Ganyu dan Keqing, kemanakah Panji pergi Setelah meninggalkan rumah dan Liyue?

Gugi_Ihsan · Videospiele
Zu wenig Bewertungen
49 Chs

10. PERTEMPURAN TIADA HENTI

di dalam mimpi, Panji berada didunia biru keputihan yang cerah, dimana dunia mimpinya yang merupakan keajaiban yang sebenarnya bahkan, tidak pernah melihat sesuatu yang akan terjadi didalam mimpinya.

"aku dimana?",ujar Panji yang kebingungan

"Panji! Panji!",memanggil Panji yang merupakan Aji, Ayahanda Panji hingga melihat Panji anaknya berbalik kebelakang melihat arwah sang Ayah

"Ayah?! Apakah itu kau?",ujar Panji yang terharu pada sang Ayah sambil mendekatinya

"Ayah disini nak",ujar Aji dengan rauk muka senang,"apakah kau bertemu dia?",tambahnya

"iya"ujar Panji dengan jawaban lemas

"Ayah tau, kau memang merindukan Ayah Panji, dan itulah sebuah jawaban Panji. Kau sudah dilatih oleh Ganyu, hingga kau telah bertemu dengan teman-teman lainnya,"ujar Aji dengan menjelaskan kepada Panji

"apakah, Ayah baik-baik saja?",uajr Panji yang merasa khawatir dengan Aji

"Ayah tidak apa-apa selama ini, Ayah sudah tenang disana hanya kau satu-satunya puteraku dan Ganyu, Kakak tirimu yang diwasiatkan untuk kamu suatu hari nanti",ucap Aji dengan menjelaskan tentang Ganyu

"jadi..... Ayah merahasiakan takdirku bersama Kak Ganyu?",ucap Panji dengan senang bercampur kebingungan

"iya, Ayah senang punya Kak Ganyu menemanimu dan anggap sebagai Kakak tirimu yang sebenarnya", ucap Aji dengan senangnya menjawab untuk Panji yang sedang kebingungan

"Hmmm, apakah Ayah tau tentang dia?",ucap Panji dengan heran

"itulah sebuah takdir, kau ingin dekat sama Ganyu tapi, ngomong-ngomong Keqing kemungkinan cemburu melihat kau bersama Ganyu. mungkin dia menyembunyikan perasaan untukmu juga, pasti Ibumu bangga melihat mereka berdua menemanimu, Ayah tau Ibumu sedang sibuk mendesain baju untuk dia, Keqing",ujar Ayahanda Panji dengan menjelaskan tentang Rosa, Ibunda Panji yang masih bekerja dibidang fashion

"tentu Ayah, aku senang melihat mereka berdua",ujar Panji,"seandainya aku bisa melihat kembang api di suatu tempat, aku tambah senang dan bisa berkumpul di suatu tempat melihat kembang api yang sangat indah",tambahnya

"Hmmm, kau senang melihat kembang api, Ayah tau itu. Suatu hari nanti, ada kembang api lagi yang lebih bagus dibandingkan dengan sebelumnya",ujar Aji sambil tersenyum kepada Panji karena, Panji belum pernah melihat kembang api

"tapi, aku belum pernah kembang api di mana-mana. bahkan, saat aku melihatnya tidak ada kembang api",ucap Panji dengan lemas

"ya udah, sekarang kau melaksanakan penyerangan bersama Ganyu nanti Keqing pasti akan datang menemuimu dan Ganyu untuk membantu menyerang musuh dengan kepala ular, Ayah dimakan olehnya",ujar Aji yang tampak marah dengan perampok La Wo Za

"Ayah mati gara-gara dimakan oleh ular besar?",ujar Panji dengan heran dengan ucapan sang Ayah

Panji melihat Aji mengeluarkan cahaya putih mengkilap dan menghilang begitu saja hingga, Panji membuka kedua matanya sambil memandang yang tidak biasa hingga bangun dari tempat tidurnya. Ganyu melihat Panji sudah terbangun dari tidurnya membuat Panji merasa enak tidur bersamanya.

"Panji, sudah pagi rupanya",ucap Ganyu melihat Panji bangun

"huuh, iya Kak, apakah ada musuh disana?",ujar Panji sambil menghadap Ganyu yang sedang merapihkan rambutnya

"tidak, tidak sama sekali Panji. kau tertidur dan memikirkan sesuatu dari Ayahmu Panji"ujar Ganyu dengan pelan sambil berdiri setelah merapihkan rambutnya

"Ayahku.... tunggu, Kakak mendengar..... dan melihat Ayahku?",ujar Panji sambil keluar dari tempat tidur

"tentu aku dengar dan Kakak melihat Ayahmu sedang senang dalam ucapan kepadamu tentang aku bukan?",Ganyu melihat Panji yang sedang memakai pakaian perangnya dan menatap Ganyu dengan senyuman

"iya, hehehe tapi Kakak tidak marahkan kepadaku? Ayahku sudah tau tentang sikapmu dan sikap Kak Keqing",jawab kepada Ganyu

"oh, iya Keqing sering datang kerumahmu juga",ujar Ganyu dengan heran jawaban Panji

"sama Kak Ganyu kerumahku",ujar Panji dengan senyumannya kepada Ganyu

"aaah, yuk kita keluar dari tempat ini",ucap Ganyu yang telah memakai baju luar sambil menunggu Panji yang sedang memakai baju hingga pergi bersamanya

Panji dan Ganyu keluar untuk sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas di kota Liyue bahkan, mereka makan sesuai seleranya hingga kenyang hingga melanjutkan untuk keluar dari rumah besar di atas pohon. Begitu mereka berjalan tiba-tiba muncul dua orang yang terbang hingga turun untuk menemui Panji dan Ganyu bahkan, Ganyu telah mengenal mereka yaitu, Aether dan Lumine. Panji kebingungan melihat mereka berdua yang sedang turun dengan sayapnya di pundaknya bahkan, mereka langsung menemui Panji dan Ganyu dengan sedang darurat.

"oh, kalian?",ucap Ganyu dengan nada pelan dan menatap mereka

"siapa..... siapa kalian?",ujar Panji yang tengah kebingungan

"aku Aether sang penjelajah waktu laki-laki", ucap Aether kepada Panji yang sedang ketakutan

"aku Lumine, penjelajah perempuan kami kesini untuk mencari Ganyu dan kau nak",ucap Lumine dengan halus,"Liyue sedang bersiap-siap untuk diserang oleh makhluk kasat mata",tambahnya

"jangan-jangan dia...",ucap panji merasa kaget dengan ucapan Lumine

"apakah kau tau makhluk itu nak?",ujar Lumine ke arah Panji

"iya, dia adalah perampok dari pulau mati Kak Lumine",ujar Panji dengan sedikit tegas kepada Lumine

"kau tau dari mana?",ujar Aether kepada Panji

"aku tau dari Ayahku",jawab Panji,"tapi ceritanya sangat panjang Kakak",tambahnya

"baiklah tapi tolong, sebelum makhluk itu datang kalian harus memperisapkan untuk melawan ular itu",ucap Aether yang sedang khawatir dengan kedatangan musuh

"lalu, namamu siapa? dan dari mana asalmu?",ujar Lumina kepada Panji

"namaku Panji Purnama Syahputra panggil aku Panji, aku bukan daerah sini dan daerah sekitar sini, aku dari Bandung",jawab Panji dengan bersuara biasa

"ayo Panji, tidak ada waktu untuk bicara",ucap Ganyu kepada Panji dengan nada pelan dan sedikit tegas

Akhirnya mereka mencoba untuk pergi meninggalkan penginapan Wangshu ke kota Liyue untuk bertugas dalam menangani pergerakkan musuh yang siap pergi ke kota membuat Panji khawatir dengan kondisi didaerah tersebut. Lalu, ditengah jalan, mereka sampai di tepi sungai tiba-tiba muncul se sosok bayangan hitam di dalam lautan bahkan, menghantam Panji dan Ganyu serta Aether dan Lumina yang berada dibelakang Panji. ular hijau dengan bermata merah siap untuk menyerang mereka namun, Qin Liua berada di atas kepala ular sambil menatap Panji dengan tajam karena, ingin membalas dendam membebaskan Qinlin.

"kau Aji Purnomo Syahporo",ujar Qin Liua kepada Panji, "aku akan balas kau dengan seranganku ini",tambah

"apa?!",ujar Panji dengan mendengar memanggil dirinya nama Ayahanda Panji sambil menghindar dari serangan api yang berasal dari mulut ular

"dia..... Qin Liua, pencuri Qinlin,"ujar Aether yang telah mengetahui tujuan Qin Liua datang ke tempat kota Liyue

"iya, aku tau apa hubungannya dengan ayahku. Selama ini, Ayahku membebaskan salah satu hewan asal tiongkok kuno, Qinlin", jawab Panji yang telah mengetahui dari bayangan dari Qinlin

"iya, kau sudah tau, akulah yang sebenarnya membunuh Ayahmu",ujar Qin Liua dengan suara nada kejam ke arah mereka,"aku ingin kalian membunuh semua! Tapi, aku inginkan mutiara Qinlin tujuannya membunuh kalian semua! Rasakan ini!",ujar Qin Liua hingga ular pun mengeluarkan bola api ke arah mereka

Qin Liua mencoba menyuruh ular tersebut mengeluarkan bola api yang berjumlah sesuai jumlah kawan-kawan Ganyu termasuk Panji hingga menghindar dari serangan bola api, Ganyu sangat marah karena, tujuan mengambil mutiara untuk merusak dunia dan merusak hal lainnya. Bahkan, bersiap mengeluarkan anak panah ke arah ular besar hingga mengeluarkan anak panah untuk membeku pergerakkan ular besarnya sementara itu, Qin Liua akan mengeluarkan para koloni untuk membunuh Panji, Aether dan Lumina yang siap untuk membunuh para koloni musuh. Panji melihat mereka yang sedang membunuh para koloni ular dan makhluk yang terbuat dari tanah kasar hingga, bersiap-siap mengeluarkan anak panah ke arah salah satu koloni ular dan berhasil mengenainya membuat Lumina kaget melihat para pular telah membeku serta makhluk tanah kasar ikut membeku. Aether mencoba untuk meruntuhkan bongkahan es yang didalamnya musuh hingga hancur sekeping-kepingnya lalu, melanjutkan penyerangan musuh ditempat lainnya. Panji mencoba membantu Ganyu yang sedang menghadapi ular besar dimana, Qin Liua sudah tau bahwa Ganyu memegang mutiara Qinlin di tangannya lalu, sang ular akan bergerak cepat dan mencoba menggigit Ganyu namun, Panji mengeluarkan satu anak panah dan membuat ular besar terjebak membuat Ganyu merasa aman dan berlari kebelakang hingga Panji maju dan siap melawan ular tersebut.

"hey! dengar, aku tidak akan membiarkan negeri ini rusak karena, ulahmu",ucap Panji yang sangat tegas kepada Qin Liua

"kau ini!", ucap Qin Liua hingga menghajar Panji dengan pedangnya bahkan, Panji mencoba menghindar dari serangan kejutan tersebut,"hah, kau tidak bisa menyerangku! bocah nakal!",tambahnya

"tidak secepat itu!",ucap Ganyu sambil mengeluarkan tiga anak panah saat, Panji menghindar dari serangan tendangan Qin Liua yang sedang mundur karena, anak panah

"aaah!, kalian..... kalian adalah.....",ucap Qin Liua yang sedang terkena serangan anak panah dan merasakan sakitnya anak panah yang sangat tajam

"iya, kami berdua adalah Qinlin",ucap Ganyu ke arah Qin Liua yang sedang merasakan sakit anak panah darinya

"kalian akan aku bunuh!!!!",ujar Qin Liua yang tampak kesal dan berlari serta menggibas mereka berdua, Panji dan Ganyu namun, serangan tersebut dapat dihindar oleh Qin Liua

Aether dan Lumina datang dan menghajar Qin Liua yang sedang menggibas pedang ke arah Ganyu, Qin Liua melihat mereka berdua mengeluarkan pedang untuk menghajar dirinya, sementara Panji dan Ganyu akan melawan ular raksasa yang telah terbangun dari bekukan es. Ganyu mencoba mengeluarkan satu anak panahnya namun, tidak mempan hingga ular tersebut mengeluarkan semburan api ke arah mereka, Panji mencoba mengeluarkan tiga anak panah hingga berhasil mengenainya dan membeku walaupun hanya sekejap saja bekunya.

"ternyata ular ini tidak bisa beku lama rupanya", ujar Panji sambil melihat ekor ular yang berada di dekat air,"oh iya, mungkin ular itu menahan bekunya dengan adanya air dibagian ekor. Pantas saja, beda dengan tadi rupanya",ujar Panji didalam hati

"Panji, kau punya ide untuk mematahkan ular itu?",ucap Ganyu kepada Panji

"iya, kita harus mengumpannya, karena ular itu mampu menahan es, maka jangan pergi kedalam air itu, didalam tubuhnya ada yang bersifat panas Kak Ganyu",ucap Panji yang telah mengetahui sisi dalam ular yang anti membeku

"baiklah Panji, aku akan umpan dia sampai daratan",ujar Ganyu yang mencoba memberi perhatian sambil mengeluarkan bola mutiara Qinlin kepadanya,"hey! ular besar, tangkap aku",tambahnya sambil pergi dan dikejar oleh sang ular

Ganyu melihat kebelakang yang sedang mengejar dirinya untuk mendapatkan Qinlin, lalu di belakang samping terdapat Panji yang akan mengejarnya bahkan bersiap memanah ke arah ular tersebut. Namun, Panji melepaskan anak panah, tiba-tiba saja ular hijau telah menggibaskan ekornya agar tidak terkan serangan anak panah membuat Panji menjadi serius dan mengejarnya sampai kedepan lalu, Ganyu yang berada diudara mencoba untuk bergerak dan menghindar dari serangan bola api didalam mulutnya. Panji tidak akan membiarkan Ganyu korban dari serangan tersebut lalu, mengeluarkan tiga anak panah hingga mengenai kepala ular bagian belakang hingga anak panah tersebut tidak mengenainya dalam satu anak panah namun, yang lainnya mengenai kepala ular dan membeku. Ganyu pun melihat ular tersebut menjadi beku hingga pergi ke arahnya namun, datang Keqing untuk menyelamatkannya dari serangan ular yang sedang membeku hingga seluruh es mulai berkeping-keping dan siap menyerang Keqing.

"Kak Keqing!!",ujar Panji berteriak sambil mengeluarkan satu anak panah ke arah kepala ular hijau yang sedang menghajar Keqing dan Ganyu dan anak panahnya meleset,"apa?!"

"Ganyu, apa kau tidak apa-apa?",ucap Keqing yang berusaha menghindar dari serangan ekor ular

"aku tidak apa-apa, terimakasih kau telah menolongku", ujar Ganyu sambil bersiap melepaskan anak panah ke arah ular yang sedang bertarung melawan Keqing

"duh, ekornya kuat sekali dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya",ucap Keqing didalam hati

"Kakak, aku akan menolong Kakak!!",bersiap mengeluarkan tiga anak panah namun, meleset

Tiba-tiba sang ular mencoba mengeluarkan jarum besi ke arah Keqing sambil kabur dari mereka bertiga, Ganyu melihat Keqing yang kecapean melawan ular tersebut hingga Panji yang sedang mengkhatirkan mereka yang telah melawan ular besar sambil mengejarnya.

"ayo Panji! Ganyu! Kita akan kejar dia!",ucap Keqing yang sedang lemas

Akhirnya mereka akan berlari ke arah depan, kemudian Ganyu melihat Aether dan Lumina telah kewelahan serta bertahan dari serangan Qin Liua yang mengeluarkan jarum di sela-sela tangannya hingga mereka berdua berhasil menghindar dari jarum yang mematikan bahkan, muncul ular yang akan siap menabrak dengan menggunakan kepalanya hanya Lumina yang berhasil selamat dari serangan tersebut. Aether mulai kesakitan di bagian perutnya, Panji dan lainnya kaget melihat kejadian dimana Aether terkena serangan brutal oleh sang ular hijau yang sedang bergerak ke arah tuannya.

"hmmm, kalian memang hebat rupanya",ujar Qin Liua yang merasa bosan untuk pergi ke arah mereka

"sebaiknya kita akhiri pertempuran ini",ucap Panji dengan tegas

"kau memang mempunyai mutiara Qinlin rupanya, bocah nakal",ujar Qin Liua dengan ucapan sombong kepada mereka,"jadi sebaiknya, kalian mati!",ujar Qin Liua sambil mengeluarkan serangan terakhirnya, semburan api ke arahnya dan menghilang begitu saja

"dia menghilang!!!",ujar Keqing tampak kesal ke arah musuh tersebut

"Kak Aether!!!",melihat Aether yang sedang terluka parah,"semuanya, Aether terkena serangan pukulan keras, ada yang bisa mengobatinya?",tambahnya

"sini, biar aku yang menyelamatkan Aether",ujar Keqing sambil menyembuhkan Aether yang sedang terluka hingga bisa berdiri lagi

"dimana dia?",ujar Aether saat berdiri

"dia sudah melarikan diri",jawab Panji kepada Aether

"ini tidak bisa dibiarkan begitu saja Panji, kita harus melawannya",ucap Aether dengan tegas kepada Panji hingga pergi namun, Lumina memegang tangan Aether dan menggelengkan kepalanya

"kau tidak bisa kesana sendirian, Aether",ucap Lumina dengan lemah lembut,"karena, tempat itu sangat gelap gulita",tambahnya

"iya, kita harus bersama-sama untuk menghancurkannya, iya kan Panji",ujar Keqing kepada Panji yang mengangkuk ke arahnya

"betul, sebelum dia datang kesini untuk mencoba menghancurkan kota Liyue dan merampok mutiaraku tapi, aku juga harus kesana bersama Panji",ujar Ganyu kepada teman-temannya

"iya, aku juga begitu",ucap Panji dengan omongannya nyambung kepada Ganyu langsung pergi meninggalkan tempat yang luas

Mereka pergi dengan cara berlari hingga Panji mengikuti air hitam yang berada di sungainya, lalu melihat kedepan terlihatlah sebuah pulau mistik, gelap gulita dan terbengkalai bahkan, tempat tersebut dijuluki sebagai pulau mati. Namun, Panji dan Ganyu telah pergi ke tempat pulau mati hingga tidak bisa pergi karena jembatan sudah rusak. Lalu, Panji digendong sama Aether untuk sampai di pulau mati atau pulau yang tidak ada penghuni bahkan, mereka sampai di pulau mati sambil melihat kebawah dimana semua tengkorak terlihat walaupun cuaca tidak berteman dengan mereka yang berada di udara hingga suatu ketika, terlihat ular-ular kecil yang berada di atas pohon jumlahnya sangat banyak membuat Panji ketakutan akan serangan ular tersebut.

"baiklah apakah ada yang tau pusat Qin Liua berada?",ujar Aether kepada yang lainnya

"aku tidak tau Kak",jawab Keqing kepada Aether

Aether mencarinya bahkan, di sebelah kanan terdapat sebuah benteng yang sudah hancur hingga pergi ke arah kanan bersama yang lainnya, Panji memegang erat dengan kencang hingga turun setelah sampai di dalam benteng yang hancur mereka melihat tembok besar. Mereka berada diatasnya sambil melihat kebawah terdapat ular putih yang masih netral hingga, mereka berbalik kebelakang sambil berdiskusi.

"baiklah, kita punya masalah ditempat ini",ujar Aether melihat ular-ular yang mencoba untuk naik ke atas namun, tidak bisa naik untuk memakannya

"iya, Kak Aether, mereka akan memakan kita",ujar Panji dengan gugup melihat ular putih,"dan aku merasa gugup melihatnya",tambahnya sambil mundur kebelakang

"ayolah Panji lawanlah rasa takutmu nak",ucap bayangan sang Ayahanda yang telah lama mati dan berbisik kepada Panji agar tidak takut kepadanya

"Ayah",kaget mendengar suara sang Ayahanda di sampingnya

"Ayah disini nak, kau telah menemukan jawaban untuk bertarung melawan dia",ujar Aji dengan suara yang tajam kepada Panji

"apakah dia ada disini Ayah?",ujar Panji sambil menggigil

"iya, Ayah sudah merasakannya duluan. Kau dan Ganyu yang bisa mengalahkannya",ujar Aji dengan memberikan semangat kepadanya agar tidak takut,"Ayo Panji, lawanlah rasa takutmu, Ayah tau, kau bisa melawan dia karena kau sudah sampai di area musuh, ular putih nak",tambahnya hingga menghilang begitu saja

"baiklah Ayah",ujar Panji didalam hati hingga menghadap Ganyu dan lainnya sambil maju bersama mereka

"tumben kau mau bantu kami Panji?",Lumina berbicara kepada Panji dengan tatapan serius kepadanya

"iya Kak Lumina, aku siap untuk melawan dia",ujar Panji mencoba melawan rasa takutnya terhadap ular dari masa kecilnya

Akhirnya, Panji bersiap-siap untuk mencoba melawan ular putih yang berada dibawahnya berkat dorongan sang Ayahanda yang meninggal, Panji akan mengeluarkan tiga anak panah ke arah mereka hingga membeku. Ganyu melihat Panji telah berhasil membekukan pergerakkan ular putih yang bersikap netral, hingga mampu melewatinya dan meneruskan kedepan untuk sampai ke istana mati. Keqing melihat ke arah samping kiri dan kanan muncul koloni ular yang siap bertarung bahkan, Panji dan Ganyu mengeluarkan beberapa anak panahnya bahkan, mengeluarkan mutiara Qinlin, undivided heart hingga musuh mengenai batu besar salju selain musuh terjebak didalam beku es. Panji mencoba mengeluarkan jarum es di dalam sela-sela kedua tangan yang mengepal dan melepaskannya ke arah musuh hingga membeku dan hancur berkeping-keping. Lalu, membantu Aether yang menggibas ke arah musuh dengan cepat hingga Panji menolongnya dimana ular-ular musuh akan mengejar Panji yang sedang mengeluarkan mutiara Qinlin, dengan serangan Blue ice ke arah semua ular yang sedang mengepung Aether, Lumina, Ganyu, dan Keqing hingga mereka mendekati Panji.

"Panji apa yang kau lakukan?",ujar Keqing melihat mutiara miliknya berada didalam kandang jebakkkan,"aaah, mutiaranya!!!",tambahnya

"tenang Kak, mereka pasti akan mati dengan kekuatanku itu",ujar Panji

semua ular menjadi beku dan terkena hujan jarum es didalamnya hingga musuh hancur, mereka melanjutkan untuk maju kedepan untuk melawan Qin Liua yang sudah menunggu ke hadiratnya. bahkan, mereka sampai di istana sambil melihat Qin Liua mengeluarkan ular besarnya membuat Panji sedikit gugup sampai menghadapinya dengan kegugupannya. Qin Liua berjalan dan menghampiri mereka dengan tatapan tajam ke arah mereka.

"hentikan Qin Liua, perang sudah berakhir",ujar Panji yang sangat marah keran Ayahanda meninggal akibat Qin Liua

"Hah, berakhir katamu? bocah nakal",ucap Qin Liua dengan rauk muka sombong kepadanya

"kau telah membunuh orang-orang yang tidak bersalah, Qin Liua",ujar Panji yang serius tentang Ayahanda yang sudah meninggal

"kau akan mati seperti Ayahmu Panji, Yu Za Ma datanglah!!!",ujar Qin Liua memanggil ular dengan namanya, dan muncul dari belakang Qin Liua

ular hijau Y u Za Ma muncul dihadapan mereka, Lumina pun siap bertarung dengan pedangnya termasuk Keqing dan Aether, Panji dan Ganyu mundur kebelakang karena menggunakan serangan jarak jauh melawan Yu Za Ma. Qin Liua naik ke atas kepala ular hijau dan siap bertarung melawan mereka, dengan adu pedang dimana mereka menghadapi serangan para koloni ular putih yang nurut kepada Yu Za Ma hingga Panji mencoba mencari kelemahan ular hijau yang sedang menghindar dari serangan Keqing. Panji pergi ke arah kiri dan melihat pergerakkan ular hijau pergi ke arah kanan hingga mengeluarkan jarum didalam mulutnya yang sangat cepat. mereka bertiga berusaha menghindar sementara Panji tetap berada didepan dan, melakukan serangan satu anak panah ke arah ular tersebut walaupun jarum dari mulut Yu Za Ma tidak terpengaruh dari serangan tersebut. setelah itu, Ganyu melihat ular Yu Za Ma sedang menyerang Panji dengan cepat, bahkan Panji berusaha menghindarinya agar tidak terkena jarum besi yang mematikan.

Ganyu mengeluarkan satu panah saja dapat membeku tubuh Yu Za Ma membuat Qin Liua kaget melihat Ganyu sedang berlari lingkaran kearah Panji lalu, Keqing dan lainnya akan menggibasnya dengan pedangnya. Namun, mereka terkena serangan ekor ular karena, beku dari Ganyu hanya sebentar hingga, Aether dan Lumina mulai melompat ke udara dan menghabisi koloni ular putih yang sedang mengancam Keqing. Panji dan Ganyu akan berhadapan dengan ular Yu Za Ma dan Qin Liua sebagai tuannya.

"bagaimana bocah nakal? Apakah kau ingin mati seperti Ayahmu? Ahahahahahaha", ujar Qin Liua dengan sombong kepada Panji dan Ganyu

"aku tidak akan menyerah padamu, monster!",ujar Panji yang sangat tegas kepada Qin Liua

"ooh, kalau begitu rasakan ini!",Qin Liua menyuruh Yu Za Ma mengeluarkan bola api hijau ke arah mereka hingga mereka mencoba menghindar dari serangan tersebut,"haaaah? bagaimana bocah nakal apakah kau menyerah saja dan serahkan Qinlin itu ketanganku",tambahnya dengan suasan kesombongan kepada Panji dan Ganyu

"tidak! aku tidak akan memberikan Qinlin ketanganmu",ucap Panji dengan marah bercampur sedih sambil mengeluarkan tiga anak panah ke arah Yu Za Ma dan berhasil mengenainya

"apa?",Qin Liua dengan kaget melihat ularnya membeku,"aku tidak akan menyerah melawan kamu, bocah nakal!",tambahnya sambil mendudukki tangan Qin Liua ke arah kepala Yu Za Ma yang tengah membeku hingga berhasil dibebaskan

"ini sangat berbahaya",ujar Ganyu yang telah mengetahui kekuatan Yu Za Ma yang semakin bertambah

"sebaiknya kita harus menghindar kak",ucap Panji dengan serius sambil menghindar dari serangan ekor Yu Za Ma

Tiba-tiba, Panji terjatuh saat salah satu atapnya roboh hingga terjun kebawah dan bertemu dengan mereka yang sedang melawan sekumpulan koloni ular putih hingga Keqing mencoba mengeluarkan pedang dan jurus thundering Pinance. dengan jurus tersebut, membuat koloni ular menjadi rata hingga mereka pergi menemui Qin Liua yang sedang bertarung melawan Ganyu yang sendirian. Sampai di lantai atas melihat sang ular, Yu Za Ma yang bersiap siap mengeluarkan semburan api yang mengerikan, namun Panji telah mematahkannya dengan jarum es hingga bersiap mengeluarkan anak panah ke arah Yu Za Ma selama Ganyu berjalan dan mendekati Panji yang sedang mengeluarkan tiga Anak panahnya dan berhasil membekukan Yu Za Ma membuat Qin Liua kaget melihatnya sambil melepaskan kepungan es di tubuh Yu Za Ma sambil menghadap Panji dan lainnya.

"kalian..... kalian tidak bisa biarkan!", Qin Liua bersiap-siap mengeluarkan serangan terakhirnya, bola api yang sangat besar

Mereka melihat Qin Liua yang akan bersiap-siap untuk mengeluarkan bola api didalam mulutnya, hingga bersiap-siap untuk menghindar kecuali Panji yang masih berada di tengah-tengah medan target musuh yang siap menyerang membuat Qin Liua senang melihat Panji yang diam biasa saja. Lalu, keluarlah bola api yang sangat besar ke arahnya, mereka berusaha untuk menghindar namun, Panji tetap berada di tergetnya hingga bola api melukainya membuat Ganyu, Keqing, Lumina, dan Aether kaget melihatnya.

"aaah, tidak!!! Panji!!!",ujar Ganyu yang sedih melihat Panji terkena serangan ular yu Za Ma, sambil melihat Qin Liua merasa senang karena Panji sudah tewas kebakaran

"ahahahahahaha, dia memang bodoh sekarang aku siap membunuh kau bocah laknat", Qin Liua senang dan sangat puas dengan tewasnya Panji, namun beberapa saat kemudian muncul satu anak panah ke arah ular hijau hingga membeku sampai tertusuk jarum seukuran tubuh ular saat sampai di perutnya, membuat Qin Liua heran melihat aksinya,"apa?! Apa?! Bocah laknat masih hidup haaah!!!", tambahnya hingga dirinya kesal

Panji muncul secara tiba-tiba setelah api sudah padam karena berkat Qinlin, Ganyu kaget melihat aksi yang dilakukan Panji sambil pergi untuk menemuinya dan mendekatinya dari samping untuk mengakhiri pertempurannya termasuk Keqing dan lainnya. Bahkan, Panji melihat Qin Liua merasa kesal karena, ular Yu Za Ma sudah tewas sambil menatap Panji yang sangat tajam.

"kau, akan aku balas dendam sekarang",ujar Qin Liua mengeluarkan bola api di telapak tangan kiri hingga berlari ke arah Panji dan lainnya

mereka kaget melihat Qin Liua akan mengeluarkan bola api yang sangat besar namun, Panji dan Ganyu telah bersiap mengeluarkan ice meteor yang merupakan gabungan pemanah yang serangannya sangat dahsyat. Qin Liua berhenti ditempat sambil melihat Ganyu dan Panji telah bersiap-siap dengan tiga anak panah kecil di pihak kiri, Panji serta satu anak panah besar di sebelah kanan, Ganyu sambil melepaskannya ke arah Qin Liua membuatnya takjub termasuk Keqing dan lainnya yang berada dibelakang mereka berdua. anak panah mulai dilepaskan, keluarlah sebuah ice meteor ke arahnya hingga Qin Liua melepaskan bola api di telapak tangan kirinya dan melemparkannya ke arah depan. ice meteor melawan fire ball akan bertabrakkan namun, yang menang adalah ice meteor hingga Qin Liua terkena serangan anak panah tersebut dan terlempar sambil merasakan es didalam tubuhnya serta menerobos tembok yang merupakan tempat penyiksaan.

Ganyu dan Panji melihatnya, Keqing dan lainnya kagum melihat mereka yang telah berhasil mengalahkan Qin Liua sambil mengikuti Ganyu dan Panji pergi ke arah depan, lalu melihat Qin Liua sudah terkena es didalam tubuhnya.

"kalian..... telah..... mengalah.... kan.... kuh....",ucapan terakhir bagi Qin Liua sudah tidak berdaya, dan mati

Begitu Qin Liua sudah tewas tiba-tiba arwah dia pergi ke suatu tempat, kedalam tubuh Yu Za Ma, ular hijau yang sudah tewas hidup kembali hingga Keqing dan lainnya kaget melihat ular tersebut hidup dan mencoba menghindar darinya. Panji dan Ganyu kaget melihatnya namun, sulit untuk dikejar bahkan, hanya menemukan mayat Qin Liua yang berada didepan mata.

"haaah, ternyata dia tidak berhenti untuk melawan",ujar Panji yang sedang sedih hingga melihat ke arah kiri terdapat penjara serta pakaian Polri dengan tubuhnya sudah menjadi tengkorak membuat Panji kaget menemukan mayat Ayahanda Panji, Aji Purnomo Syapporo telah ditemukan keadaan tengkorak busuk hingga Panji heran dan tubuhnya lemas serta jatuh melihat sang mayat Ayahanda Panji,"ya ampun, Ayah",ujar Panji sedang sedih dan keluar air mata

"Panji",ujar Ganyu melihat Panji sedang sedih menemukan mayat Aji, Bapaknya yang telah menghilang beberapa tahun yang lalu

Panji mencoba menghapuskan air mata lalu, melihat jasad Aji yang sudah menjadi tengkorak di bongkar, setelah itu seluruh pasukan Liyue mencoba untuk mengangkat jenazah Aji dengan gerobak membut Rosa sedih dan pergi untuk menemui Aji yang berada didalam kereta keramat. Lalu, mereka akan membawanya ke rumah untuk segera di bersihkan, Panji tampak sedih dan mengingat masa lalunya ketika Aji, Ayahanda Panji masih ada hingga meninggalkan dirinya untuk pergi bertugas di Papua. Setelah membaca do'a, Panji bersama suadara lainnya melihat pemakaman Aji di pemakaman umum, lalu pergi meninggalkan sang suami yang tercinta untuk Rosa bahkan, mereka sampai dirumahnya sambil bertemu dengan Ganyu, Keqing, dan lainnya termasuk Rex Lapis dan Ningguan untuk ikut bela sungkawa atas kematian Ayahanda Panji.

"terimakasih, kalian datang kesini untuk membela sungkawa kematian suamiku",ujar Rosa kepada Ningguan yang ikut sedih melihat kepergian sang suami

"sama-sama Rosa, kami datang untuk ikut acara pemakaman suamimu",ucap Ningguan yang sedih hingga melihat Rosa memeluknya membuat Ningguan merasa sedih yang mendalam atas kehilangan orang yang dicintainya