webnovel

Chapter 08 : Satu Minggu

Di dekat pantai Falcon.

Di sebuah kamp Hilichurl yang terlihat cukup besar, tampak sedang terjadi sebuah pertarungan di sana.

Banyak Hilichurl yang tampak mati akibat hujan anak panah yang terus datang dari langit, pada saat sesosok pria muda tampak berlari dengan kecepatan yang sangat cepat, sampai-sampai tampak menghilang dari pandangan, orang itu terlihat berlari menuju ke arah salah satu dari dua Mitachurls yang terlihat sedang meraung dengan penuh amarah.

Pria muda itu terlihat mulai menyiapkan tombak miliknya, yang terlihat sudah sedikit menyala dalam warna merah keunguan, di mana orang itu terlihat dengan sangat mudahnya membelah Mitachurls tersebut menjadi dua bagian.

Sementara itu, di sisi Mitachurls yang lain, sekumpulan anak panah, yang tampak memiliki aura hijau keunguan menutupi sekujur tubuhnya, terlihat menerjang ke arahnya.

Raungan dari Mitachurls itu semakin menjadi-jadi, ketika makhluk tersebut mulai berlari menuju ke arah sumber dari mana seluruh anak panah itu berasal, hanya untuk menemukan sebuah orang-orangan sawah saja, yang ketika berbalik dengan niat untuk menyerang musuh yang terlihat sebelumnya, tepat di depan matanya, tidak jauh dari tempat dirinya berada, seorang gadis muda yang memiliki rambut pendek berwarna hijau dan mata ungu cerah, terlihat sedang menatapnya dengan senyum di wajahnya, pada saat tangannya terlihat sedang menarik busur yang memiliki sebuah anak panah di dalamnya.

Melihat hal itu, Mitachurls segera meraung dan berlari menuju ke arah gadis tersebut, yang bertepatan dengan Mitachurls itu berlari, gadis tersebut terlihat menggumamkan sesuatu hal.

"<<Áfxisi : Αστραπή Δράκων.>>"

Bertepatan dengan gumamannya itu berakhir, gadis tersebut terlihat langsung melepaskan anak panahnya itu.

Dimana, pada saat anak panahnya ini terbang dari busur gadis itu, tidak jauh setelah melesat, anak panah tersebut segera berubah menjadi seekor naga yang cukup besar, yang terlihat terbuat dari seratus persen petir emas, dan naga itu tampak menerjang menuju ke arah Mitachurls tersebut dengan kecepatan yang sangat mengerikan.

Akibat dari Mitachurls itu yang berlari menuju ke arah gadis tersebut, tidak perlu waktu lama untuk kedua hal tersebut untuk bertemu, dan tidak perlu waktu lama juga, bagi Mitachurls itu untuk mati gosong akibat terkena sambaran petir dari anak panah yang berubah menjadi naga petir tersebut.

Melihat hal tersebut, gadis itu terlihat segera memiliki senyum menyegarkan di wajahnya, pada saat dia berbalik dan berjalan menuju ke arah seorang pria muda yang sudah menunggunya, tidak jauh dari tempat dirinya berada.

"Apa kamu sudah selesai?"

"Ya! Itu lebih mudah dari apa yang aku pikirkan."

"Jangan terlalu sombong seperti itu, Collei. Kamu mungkin sekarang menganggap kalau hal itu mudah, tapi mulai saat ini, segalanya akan jadi lebih sulit lagi. Oleh karena itu, persiapkan dirimu sebaik mungkin."

"Ya! Aku mengerti!"

"Kalau begitu, mari kita kembali."

Setelah membalasnya dengan anggukkan ringan, mereka berdua segera berjalan menuju ke suatu tempat.

Seperti yang mungkin seseorang sudah pikirkan, kalau mereka berdua ini adalah Dèndro dan Collei, yang mana mereka berdua itu terlihat sedang melakukan kegiatan yang biasanya mereka lakukan selama satu minggu terakhir ini.

Satu minggu terakhir ini? Ya, itu benar sekali. Sudah sekitar satu minggu berlalu, sejak Collei sembuh dari penyakitnya, dan sejak saat itu, keduanya sudah mengembangkan hubungan mereka menjadi seorang teman dekat.

Selain perkembangan dalam hubungan keduanya, Collei pun sekarang sudah benar-benar berkembang dengan cukup pesat, yang selain akibat bakatnya dalam hal memanah benar-benar agak mengerikan, tapi berkat bintang yang menjadi obat untuk menyembuhkannya itu berasal dari kampung halaman Dèndro, plus fakta bahwa penyakitnya itu sepertinya disebabkan oleh kelebihan Divinity...

Jadi, berkat kedua hal tersebut, kini selain Collei yang sudah bisa di bilang bukan lagi seorang manusia, melainkan seorang Demi-God, akibat Divinity yang dipadukan menjadi satu dengan sangat sempurna di dalam tubuhnya ketika penyembuhan tubuhnya sedang berlangsung, gadis itu pun secara ajaib mengembangkan sirkuit sihir di dalam tubuhnya.

Dimana, berkat dari dirinya yang mengembangkan sirkuit sihir dan menjadi seorang Demi-God, dengan berbagai macam pertimbangan, pada akhirnya Dèndro berakhir memutuskan untuk mengajari gadis itu Magecraft.

Meskipun dikatakan mengajari, tapi Dèndro hanya mengajari Collei berbagai macam Magecraft yang dirinya ketahui saja, di mana setelah beberapa hari pelatihan, gadis itu segera menunjukkan bakat besar dalam Runecraft dan memasukan efek Magecraft ke dalam suatu benda.

Jadi, bisa di bilang berkat hal-hal tersebut, meskipun tidak memiliki sebuah Vision, Collei cukup percaya diri untuk dapat menyaingi, atau bahkan mungkin mengalahkan, seorang pengguna Vision, yang notabennya sih jauh lebih kuat ketimbang manusia normal.

Sementara Collei mendapatkan peningkatan besar dalam satu minggu ini, di sisi lain, Dèndro tampak tidak meningkat sama sekali. Malahan, dia mulai merasa jauh lebih lambat ketimbang dirinya yang dulu.

Ini terbukti pada saat dia sedang melawan seekor monster bernama Anemo Hypostis dua hari yang lalu.

Waktu itu, Dèndro benar-benar tidak dapat menyentuh makhluk itu sama sekali, karena selain kemampuan fisiknya yang menjadi jauh lebih lemah, kecepatannya pun menurun dengan cukup drastis, hingga tidak dapar menyentuh tubuh dari makhluk tersebut lebih dulu, sebelum monster itu mengelilingi tubuhnya dengan menggunakan perisai yang terbuat dari seratus persen angin.

Jika bukan berkat tombaknya itu, mungkin bisa dikatakan mustahil bagi Dèndro untuk dapat mengalahkan makhluk tersebut.

Itu juga yang mungkin menjadi salah satu alasan terbesar, dari kenapa dalam dua hari terakhir ini, dia selalu mencoba untuk memaksakan dirinya, dengan harapan dapat melampaui batas tubuhnya saat ini dan mengembalikan kekuatan fisiknya.

Selain hal-hal itu, tidak banyak hal penting yang terjadi kepada mereka berdua.

Mungkin, itu karena mereka berdua yang selalu sibuk dengan komisi dan pelatihan yang keduanya miliki, yang biasanya sih akan di mulai pada pagi hari dan berakhir ketika matahari baru benar-benar tenggelam, alias baru saja tiba waktu malam.

Dan, karena hal itulah satu-satunya kenalan mereka di Kota Mondstadt ini itu hanyalah Katheryne, pegawai dari restoran Good Hunter Sara, dan seorang ksatria wanita aneh bernama Eula Lawrence yang keduanya temui sekitar empat hari yang lalu, ketika mereka baru saja selesai latihan dan ingin kembali ke Mondstadt.

Waktu itu, ksatria wanita ini sedang dalam masalah akibat segerombolan monster bernama Aeonblight Drake, alias monster mekanis berbentuk seekor naga yang menurut ksatria wanita itu, seharusnya sih monster tersebut tidak akan pernah muncul di dalam wilayah Mondstadt, dan katanya sih monster itu hanya pernah terlihat di Sumeru saja.

(A/N : Ngomong-ngomong, nanti bukan hanya permasalahan dengan Dvalin saja yang akan muncul di Mondstadt. Karena, meskipun Dunia Teyvat ini seharusnya bukanlah sebuab AU, tapi karena kejadian yang terjadi lima ratus tahun yang lalu, plus seseorang yang sekarang ini berada di Inazuma dan Fontaine, hal itu membuat Dunia Teyvat ini menjadi AU. Dan, hal-hal itu akan terungkap dengan secara perlahan, jadi silakan di tunggu aja)

Meskipun awal dari pertarungan mereka berjalan dengan sangat suram, karena selain Collei yang benar-benar sangat minim sekali dalam hal pengalaman tempur, ada juga masalah dengan ksatria wanita itu yang sedang mengalami luka yang cukup serius, akibat pertarungannya dengan seseorang, sebelum segerombolan monster ini muncul.

Untunya sih, berkat Dèndro yang masih dapat mengakses serangan AOE yang dimiliki oleh tombaknya itu, dan tombaknya yang sepertinya tidak mengalami penurunan seperti dirinya, mereka berhasil melewati pertempuran yang sangat mematikan itu.

Sejak saat itu, bisa di bilang kalau hubungan di antara ketiganya benar-benar sangat baik, dan berkat suasana aman plus nyaman yang selalu tersebar di sekeliling Dèndro, hubungannya dengan ksatria wanita itu bisa di bilang sangat dekat, hingga mungkin untuk menyebut keduanya sebagai seorang teman dekat.

Tapi, hal tersebut sepertinya tidak berlaku untuk Collei. Karena, setiap kali kedua orang itu bertemu, entah kenapa Collei selalu menatapnya dengan penuh permusuhan.

Selain hubungan baik yang terjalin dengan ksatria wanita itu, mereka berdua pun mulai mengembangkan hubungan yang cukup baik dengan Knight of Favonius dan Acting Grand Master mereka, meskipun hubungan itu hanya sebatas formalitas aja sih, tapi bagi Dèndro, hal itu cukup bagus, karena dapat membantu mereka di beberapa situasi tidak menyenangkan, yang dapat saja menimpa mereka, ketika mereka sedang berada di kota tersebut.

Memikirkan tindakan apa yang dirinya akan ambil mulai sekarang sambil berjalan menuju kota, itu karena dia yang sekarang sudah mulai terbiasa dengan Dunia ini, yang artinya Dèndro perlu maju ke rencananya yang selanjutnya.

'Mungkin... Aku bisa pergi ke Negara lain? Aku dengar ada sebuah wilayah bernama Liyue yang dipimpin oleh seorang Geo Archon, yang kalau tidak salah itu, letaknya bersebelahan dengan wilayah Mondsadt ini.'

Pada saat memikirkan tujuan tersebut, Dèndro tanpa sadar melirik ke arah seorang gadis muda berambut hijau yang ada di sebelahnya, yang terlihat sedang berjalan dengan suasana hati yang sangat baik.

'Tapi permasalahannya itu, bagaimana dengan gadis ini? Apa aku perlu mengajaknya? Atau, tidak?'

Bahkan, sampai dirinya tiba di Kota Mondstadt pun, Dèndro masih belum menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.