webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
147 Chs

Tidak Perlu Ragu

Kata-kata Maruc terdengar sangat sedih, namun Ayu menyambut dengan senyuman dan menyemangati Maruc jika suatu saat semuanya akan kembali normal. Diyakini bahwa pasti ada jalan agar segalanya menjadi lebih baik dengan semangat tinggi. Ayu meyakinkan Maruc yang hanya menghela nafas dengan senyum canggung. Saat Ayu keluar dari ruangan Guild Master, Ayu disambut oleh Hiro, Argeta dan Mokul. Mereka bertiga penasaran dengan percakapan Ayu dengan Maruc. Ayu menjawab bahwa semuanya hanya berbicara tentang Naga Merah. Area Nilirus akan sangat berbahaya dan banyak resiko yang akan menghalangi penjelajahan mereka terutama jika ada demi-human yang tinggal di area hutan. Mokul menjelaskan semua tentang Nilirus selama pengamatannya yang panjang bahwa daerah itu memiliki ras yang kuat dan dikabarkan ras itu sosok Half Dragon.

"Ras macam apa itu?"

"Oh, ini adalah ras setengah naga, tepatnya, hampir mirip dengan manusia tetapi mereka memiliki sisik di sekitar siku hingga jari mereka.

Dalam permainan yang dimainkan Ayu, tidak ada ras seperti itu. Ayu penasaran dan ingin melihat sosok yang digambarkan Mokul. Semua yang dikatakan Mokul sebenarnya hanya cerita dalam dongeng karena kebenarannya belum terbukti, Ayu yang tadinya bersemangat langsung lemas karena itu hanya dongeng dari Hunter terdahulu. Hiro mengelus rambut Ayu agar gadis itu tidak terlalu murung dengan hal-hal sepele. Argeta, yang sudah lama terdiam, tampak khawatir akan sesuatu. Setibanya Ayu, Argeta dan Hiro di penginapan. Argeta ingin berbicara secara pribadi dengan Ayu tentang setengah naga. Di kamar Ayu, Argeta bercerita tentang setengah naga dan itu bahkan bukan dongeng karena Argeta percaya bahwa ras Half Dragon masih ada.

"Aku yakin mereka masih ada dan masih bersembunyi di suatu tempat."

"Bukankah itu hanya dongeng? Bagaimana kamu bisa percaya itu?"

"Karena mereka pernah membantu Pahlawan Kaito."

Argeta menjelaskan bahwa dahulu kala, Pahlawan Kaito dan tiga rekannya terdiri dari ras Elf, Half Dragon, dan Human. Mereka berempat memiliki tujuan untuk mengubah dunia yang kacau menjadi damai sambil mengalahkan Raja iblis. Pahlwan Kaito sendiri dikenal sebagai orang yang baik, ia memiliki sikap yang ramah dan murah senyum serta melihat ras adalah sama. Ayu menyimak semua cerita dari Argeta yang sangat menarik dari awal hingga akhirnya sang pahlawan mampu mewujudkan mimpinya namun setelah itu keberadaan Kaito seolah ditelan bumi karena menghilang begitu saja. Argeta menjelaskan lagi bahwa itu karena Kaito kemungkinan besar telah kembali ke dunia asalnya yang dikenal sebagai Jepang, banyak yang mengatakan itu tetapi sebenarnya itu tidak benar sama sekali.

"Aku sangat bingung, dia benar-benar kembali ke Jepang atau apa, kamu berputar-putar ketika kamu berbicara!"

"Ahem, begini Yuu, dia sepertinya menghilang atau mati karena sejauh yang aku tahu bahwa orang-orang dari dunia lain tidak bisa kembali dan sudah tercatat di buku pahlawan."

Buku catatan pahlawan menjelaskan bahwa mereka yang berasal dari dunia lain yang berasal dari Jepang sebagian besar akan menjadi pahlawan dan mengubah dunia menjadi lebih baik tetapi kali ini Argeta meragukan catatan sejarah karena dalam prediksinya keempat pahlawan zaman ini akan menghancurkan dunia. Sambil berbicara, Argeta memikirkan sesuatu, bagaimana jika keempat pahlawan menjadi lebih kuat dalam sejarah, bahkan satu pahlawan sudah mengerikan, tidak mungkin Ayu melawan keempatnya sekaligus. Kembali ke prediksi Argeta bahwa Ayu akan mampu melawan balik keempat pahlawan tersebut, namun apakah Ayu seorang diri cukup untuk melawan mereka? Ramalan bisa berubah, itu hanya penglihatan suram untuk masa depan.

***

Di sisi lain Hiro hanya termenung di kamarnya berpikir untuk menjadi lebih kuat karena dia menyadari bahwa kemajuannya sangat lambat. Hiro menyadari bahwa dia adalah yang terlemah dari yang lain, dia telah mencoba untuk berlatih sampai telapak tangannya kapalan dan ada beberapa luka robek. Besok mereka akan memulai penaklukan Naga Merah di Nilirus, itu akan menjadi pertempuran yang sangat sulit dan setiap kali Hiro mengingat kemungkinan yang akan terjadi sesaat tangan kanannya gemetar. "Aku berharap untuk menjadi lebih kuat dan tidak menjadi beban di masa depan." Hiro memutuskan untuk keluar kamar untuk mandi, ia perlu menjernihkan pikirannya yang mulai dipenuhi dengan keraguan yang tidak baik untuk dimiliki oleh seorang Hunter karena keraguan dapat membuatnya semakin lemah.

Argeta yang baru saja keluar dari kamar Ayu, Argeta melihat Hiro terlihat sangat khawatir namun Hiro mencoba tersenyum saat melihat Argeta. "Kamu terlihat sangat kacau jangan terlalu banyak berpikir karena besok kita harus mulai menaklukkan Naga Merah." Argeta menasihati Hiro untuk tidak ragu jika menurutnya menjadi yang terlemah dan akan menjadi beban sama sekali tidak benar karena Hiro sendiri adalah yang paling cepat berkembang dibandingkan Hunter lainnya.

"Tapi bagaimanapun juga, aku yang paling lemah di antara kalian."

"Untuk saat ini kamu memang lemah dibandingkan denganku, Yuu dan Mokul tapi kamu tumbuh sangat cepat di usia muda jika kamu terus berlatih suatu hari kamu akan lebih kuat dari Mokul."

"Sungguh?"

"Ya, makanya kamu harus tetap semangat. Kamu bilang ingin melindungi Yuu, kan?"

"Ya, aku ingin melindungi Ayu, aku tidak ingin menyusahkannya karena aku lemah, bagaimanapun juga dia akan mendapat masalah mengingat tujuan awal kita adalah empat pahlawan."

"Ketika kamu berbicara tentang empat pahlawan, itu membuat aku cemas, aku harap kita bisa mendahului mereka dalam berkembang."

"Cemas?"

"Yah, karena mereka adalah pahlawan, apalagi ada empat. Dalam sejarah, kamu pastinya sudah tahu bahwa bahkan satu pahlawan pun sangat kuat."

Hiro membenarkan kata-kata Argeta karena salah satu pahlawan dalam sejarah begitu kuat sehingga dia tidak bisa membayangkan bahwa satu pahlawan bisa sekuat pahlawan sebelumnya, apalagi mereka berempat jahat. Hiro memutuskan untuk tidak ragu-ragu dan cemas dengan Naga Merah karena yang harus dia lakukan hanyalah menjadi lebih kuat dari pahlawan tersebut meskipun Hiro sendiri bukanlah pahlawan dari dunia lain dengan kekuatan yang tidak masuk akal, memang dia menyukai pahlawan sebelumnya namun keempat pahlawan kali ini hanyalah sosok yang membawa petaka.

"Aku pergi dulu, jangan terlalu larut dalam pikiranmu sendiri."

"Argeta terima kasih telah menasihatiku untuk tidak ragu-ragu lagi."

"Sama-sama, itu sudah kewajiban sesama rekan Hunter."

Ketika Argeta pergi, Hiro melangkah dengan bersemangat dan melanjutkan tujuannya untuk pergi ke kamar mandi umum penginapan. Sungguh pemandangan yang tidak menyenangkan bagi Hiro yang sudah begitu lesu beberapa saat karena antrean di kamar mandi umum selalu membuatnya putus asa. "Antreannya panjang sekali, kenapa mereka selalu saja seperti ini setiap kali mandi! Kalau saja setiap kamar memiliki kamar mandi sendiri, tentu saja aku tidak perlu seperti ini, itu sangat mengganggu! Woi, cepat mandinya!"

"Berisik, kamu harus menunggu giliranmu!"

(Update: Kamis, 2 Desember 2021)