webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
147 Chs

Level 100

[Hutan Zur.]

Sosok Orc kekar setinggi 2 meter tersentak saat meninju perisai berwarna emas. Kento, hero yang memiliki pertahanan terkuat, tidak takut dengan gerombolan Orc yang mengejarnya. "Takumi, sekarang!" Kento berteriak agar Takumi menebas Orc terbesar, Yuuki menyembuhkan luka fisik Kento. "Heal!"

Rena menarik busurnya yang diselimuti oleh aura dingin. Rena membidik dan menembakkan panah ke Orc yang langsung membeku di tangan kirinya. "Kamu kutu, mati saja!" Rena berkali-kali menembakkan anak panah yang selalu mengenai sasaran, wajar saja jika ia sangat terampil karena di dunia asalnya ia adalah seorang atlet panahan. Lander mengawasi dari belakang keempat pahlawan yang begitu membabi buta menyerang gerombolan Orc. "Lemah." Takumi menebas setiap leher Orc sampai kepala Orc jatuh ke tanah.

Takumi dengan gesit menghindar dan melakukan serangan balik. Orc setinggi 2 meter itu tersandung ke belakang, Takumi berlari di belakang orc dan menebas punggungnya. {Dakh!} Kento memblokir serangan 2 Orc menggunakan tongkat besar, Kento mencegah para Orc menyerang Rena dan Yuuki. "Kento!" Mereka berdua khawatir akan terpojok, tapi Kento tersenyum dan membalas serangan fisik Orc dengan skillnya. "Kalian tenang saja! Ini sangat mudah bagiku, huwaa!"

Lander, yang telah mengawasinya beberapa saat, melambaikan tangan kanannya dua kali dan kemudian mencabut pedangnya dari sarungnya, dia berlari dan menebas para Orc yang mengelilingi Kento. "Kamu masih bisa bertahan?"

"Tentu saja, terima kasih atas bantuanmu, Lander."

"Terima kasih kembali."

Dengan bantuan Lander, keadaan menjadi lebih baik sehingga mereka dapat melawan serangan yang sebelumnya menyudutkan mereka. Yuuki dengan terampil menyembuhkan pada tempo yang tepat dalam waktu sesingkat mungkin. Pertarungan habis-habisan memakan waktu hingga 2 jam dan akhirnya mereka bisa bernafas lega karena tidak ada lagi Orc yang menyerang mereka.

"Akhirnya selesai," gumam Yuuki.

"Aku sangat lelah," kata Rena lalu bersandar di bahu Yuuki.

Takumi dengan erat mencengkeram gagang pedangnya. Sejujurnya dia merasa bahwa dia masih terlalu lemah untuk melawan para Orc. Takumi, Kento, Rena dan Yuuki merasa sangat lelah saat mereka berusaha keras untuk menjadi lebih kuat dan memulai perang dengan non-manusia. Lander tidak terlihat lelah meskipun dia berpartisipasi dalam pertempuran melawan para Orc. Lander adalah orang yang bijaksana tetapi dia merasa dia akan segera menjadi orang paling jahat di dunia karena hanya masalah waktu bagi Holy Kingdom untuk mengumumkan bahwa mereka akan melawan ras selain manusia. Lander menjelaskan bahwa kawasan hutan semakin gelap jika ingin menjelajah lebih jauh. Takumi melihat bahwa teman-temannya telah mencapai batasnya. Lander meminta Takumi untuk tidak terburu-buru karena semakin jauh mereka pergi, semakin buruk kemungkinannya, setelah 200 meter berjalan mereka memutuskan untuk mendirikan tenda tetapi seseorang harus bergiliran menjaga.

Saat sudah larut malam, Yuuki dan Rena beristirahat di tenda. Lander, Takumi dan Kento bergantian berjaga-jaga saat mereka mengobrol di dekat api unggun, Kento merasa ingin menyelesaikan penjelajah hutan Zur, dan kembali ke istana untuk bercinta dengan pelayannya. Lander hanya menggelengkan kepalanya ketika Kento mulai berbicara vulgar tentang hubungan intim yang indah, Takumi hanya tersenyum mendengar kata-kata Kento yang tiba-tiba ingin tidur dengan gadis-gadis setengah manusia bertelinga kucing. "Aku ingin tahu seberapa sempit mereka!"

"Kamu benar-benar hanya memikirkan seks."

"Tentu saja karena aku laki-laki normal, mungkinkah kamu tidak suka seks?"

"Tentu saja aku menyukainya, tapi bukan berarti aku akan berhubungan seks dengan sembarang gadis, aku tidak sepertimu."

"Aku hanya ingin tahu perbedaan rasanya," gumam Kento mengubah topik pembicaraan.

Lander hanya mendengarkannya sambil memikirkan hal-hal untuk dibicarakan, Lander tidak punya pengalaman berurusan dengan wanita, dia hanya memberikan hidupnya untuk kerajaan. Alunan suara jangkrik terdengar jelas di telinga, suasana sedikit tegang karena malam dan angin sepoi-sepoi membuat bulu tengkuk merinding. Kento masih berbicara tentang seks kepada Takumi yang menjawab malas ke pembicara. Lander lebih suka berkeliaran di sekitar hutan tidak jauh dari tenda mereka. "Sepertinya malam ini akan aman."

***

[Ruang lapangan area latihan Guild di belakang gedung Guild.]

Dini hari jam 8 pagi. Ayu dan Hiro bertarung satu sama lain bukan karena masalah tetapi mereka berlatih di tempat ujian Guild. Latihan fisik yang seharusnya hanya dilakukan oleh pendekar pedang (Swordman) ternyata berbeda ketika Ayu dengan mudah menyeimbangkan Hiro dalam ilmu pedang. {Dak, dak, dak!} Suara pedang kayu beradu, Ayu dengan mudah menangkis serangan Hiro. Level Ayu yang telah mencapai batas itu tidak mungkin kalah dalam serangan fisik kecuali lawannya adalah Swordman level 80.

Para pemburu yang melihat pertempuran itu menatap tercengang karena tidak mungkin seorang penyihir bertarung dengan pedang, terutama karena Hiro baru saja naik ke peringkat B. Penyihir peringkat S ketika bertarung melawan Pendekar Pedang peringkat B dalam pertarungan pedang pasti akan pendekar pedang peringkat B akan menang. Seorang pria kekar, rambut hitam pendek dan iris hitam, dengan pedang besar di punggungnya, pria itu menatap tajam ke arah Ayu. "Gadis itu tidak memiliki basis Swordwoman tapi dia bisa melawan dengan mudah."

[Pesan Khusus: Anda sekarang dapat melihat level musuh di atas kepala mereka.]

Ayu bisa melihat dengan jelas di atas kepala Hiro yang menandakan bahwa level Hiro adalah 20. "Ini tidak realistis lagi," gumam Ayu.

Guild Master Maruc mengumumkan kemenangan Ayu melawan Hiro, tepat saat Ayu hendak pergi, suara teriakan seseorang membuatnya menoleh. "Gadis kecil, aku menantangmu!" Semua orang memandang orang yang berjuluk pedang penghancur, pria itu mendatangi Ayu dengan langkah yang kuat agar semua orang bisa melihat aura merah pria itu. "Kamu terlihat sangat kuat, aku penasaran."

"Mau melawanku? Levelmu masih jauh dariku," kata Ayu.

Pria level 35 itu jelas jauh dari Ayu yang level 100. Pria itu menggeram karena diabaikan dan menancapkan pedang besarnya ke tanah. "Jika kamu berani bertarung tanpa sihir, aku akan menjilat sepatumu!"

"Najis, cepat serang aku, bajingan."

"Bersiaplah gadis kecil!" Pria itu menyerang dengan pedang besarnya. Semua orang di sana bisa melihat dengan jelas bahkan Guild Master Maruc terkejut bahwa Ayu memblokir serangan pedang yang ditutupi aura merah dengan tangan kosongnya {Brang!} Pedang besar itu hancur seketika.

"Apa! Tidak mungkin!"

Pria itu sebenarnya adalah Hunter peringkat S yang lebih memilih untuk tetap peringkat A. Pria itu tidak percaya bahwa serangan 50 persen dari kekuatannya dilawan dengan satu tangan saja. "Level kita terlalu jauh paman, aku harap kamu lebih sopan sebagai senior."

Pria itu tersenyum dan meminta maaf atas tindakan kasar tersebut namun dia sangat terkejut karena Ayu sebagai seorang mage dapat dengan mudah menahan serangan yang bisa meratakan 10 Orc sekaligus. Ketika pria itu menebak itu adalah sihir penguatan yang luar biasa, Ayu menjawab bahwa itu hanya kekuatan fisik biasa. Pria itu tertawa terbahak-bahak, jelas gadis kecil di hadapannya bukanlah manusia biasa karena kekuatan fisiknya yang tidak normal.

(Penulis: Maaf lama tidak update karena saya membuat cerita di tempat lain dengan judul: Masuk Isekai, dengan karakter utama seorang remaja siswa SMA yang terjebak di dunia lain sebagai Dungeon Master.)