webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
147 Chs

8. Salah Paham

[Desa Orc.]

"Hoaaa!"

Hiro, yang telah pulih, segera menyerbu ke depan, dia dengan lugas mengayunkan pedangnya untuk menebas tubuh Orc itu. "Aku tidak akan kalah darimu!" Zenku menyusul Hiro, mereka berdua bergantian menebas para Orc. Argeta mengepalkan tinjunya dan bayang-bayang para Orc tampak menjadi tombak hitam yang menembus tubuh para Orc. Para Orc menjerit kesakitan saat tubuh mereka terperangkap dalam bayangan mereka sendiri. Bayangan itu dengan mudah dikendalikan oleh Argeta yang mulai berubah dan sebuah tanduk muncul di dahi wanita berambut merah itu. "Saatnya untuk serius."

Ayu memanggil jiwa-jiwa yang mati, mayat para Orc berubah menjadi kerangka dan menghajar para Orc yang masih hidup. Para Orc Kerangka menyerang membabi buta meskipun kemampuan mereka lemah mereka masih bisa melawan. Dark Knight dan Skeleton knight yang baru saja dipanggil bergegas ke depan ketika Ayu menunjuk ke depan. "Tryon, Ron, bunuh mereka semua." Ron adalah seorang Ksatria Kerangka yang memegang kapak besar, dia menebas tubuh para Orc. Mata merah Dark Knight berkilat cerah, ketika dia melihat sesosok Orc abu-abu mengenakan kalung yang terbuat dari tulang manusia. Orc itu berteriak keras saat sosok Dark Knight menuju ke arahnya. "Grookkh!"

Orc abu-abu terkejut ketika lengan kanannya terputus, dia mundur mencoba melarikan diri tetapi Skeleton Knight menghentikannya dan menebas lengan kirinya dan Dark Knight menikam Orc di belakang hingga mengenai dada, Dark knight mengangkat pedang ke atas membelah tubuh Orc. Argeta percaya bahwa makhluk yang dipanggil dapat meratakan kerajaan jika Ayu mau melakukannya untuk meratakan kerajaan. Untungnya gadis muda itu adalah gadis yang baik hati jika tidak akan menjadi ancaman bagi Non-manusia dan manusia.

Mereka membedah para Orc hanya untuk mengambil kristal ajaib. Hiro mendekati Ayu yang terlihat murung tapi tiba-tiba Ayu senang karena Hiro tidak marah. Gadis muda ini sebenarnya melampiaskan amarahnya dalam pertempuran. Gadis itu tenggelam dalam pikirannya sendiri karena dia takut Hiro tidak akan pernah menyapanya lagi. Semuanya berjalan cukup mudah karena ada Ayu, misi mereka bisa diselesaikan. Sebagai bukti bahwa mereka telah menyelesaikan misi, Argeta menyimpan kepala pemimpi Orc abu-abu di ruang penyimpanan Argeta.

Argeta menyarankan lebih baik menggunakan teleportasi agar tidak memakan waktu terlalu lama, Argeta dapat melakukan teleportasi ke tempat-tempat yang pernah dia kunjungi. "Atas perintahku, Argeta Simorithan-, teleportasi ke kerajaan Uwon!" Semilir angin sore menerpa tubuh mereka, terlihat jelas mereka telah sampai di tempat tujuan, 100 meter dari kerajaan Uwon. Ayu berpikir betapa bagusnya memiliki sihir teleportasi, Ayu tidak memiliki sihir semacam itu karena tidak ada dalam game, tidak ada kemampuan sihir teleportasi.

Mereka bergegas menuju Guild Uwon yang ada di kota. Maruc menyambut dan tidak menyangka mereka menyelesaikan misi memusnahkan desa Orc begitu cepat. Kepala pemimpin Orc telah menjadi bukti bahwa mereka telah menyelesaikan segalanya. Maruc, mengusulkan misi untuk minggu depan yaitu berburu 'Red Dragon' di gunung Nilirus tidak jauh dari hutan Nili. "Terserah kamu untuk menerima atau menolaknya. Aku tidak mengharuskan kamu untuk menerimanya, jika kamu menerima tugas ini, kamu akan mendapatkan julukan sebagai 'Dragon Slayer,' dan untuk Hiro, Argeta dan Zenku, akan direkomendasikan untuk naik rank.

"Tugas yang sulit," gumam Zenku.

"Red Dragon," gumam Hiro.

"Akan sangat sulit melawan Red Dragon," gumam Argeta.

"Kami akan menerima tugas berburu Red Dragon!"

"Apa!" Hiro, Arget dan Zenku terkejut.

"Bagus, seperti yang diharapkan kamu harus menerima misi ini, gadis kecil."

"Apakah kamu serius akan menerima tugas ini?" Argeta bertanya dengan antusias.

"Jangan khawatir, semua bisa kita atasi asal kita bekerja sama," kata Ayu.

"Kalau Ayu percaya aku tidak akan mengeluh," kata Zenku.

"..." Hiro terdiam sambil menatap Ayu yang tidak terlihat gugup dengan tatapan mantap pada Guild Master Maruc.

"Hahaha, gadis kecil ini benar-benar luar biasa kamu cocok menjadi pemimpin anggotamu!" kata Maruc.

***

Pukul 8 malam waktu mereka untuk istirahat. Hiro tidak bisa tidur karena belum meminta maaf kepada Ayu, dia harus meminta maaf secara langsung agar Ayu bisa tenang. (Tok, tok, tok.) Ketukan di pintu membangunkan Hiro dari lamunannya, dia bangkit dan membuka pintu, sosok yang ada di pikirannya kini ada di hadapannya. "Hiro, aku ingin mengatakan sesuatu yang penting, kamu tidak marah padaku, kan?"

"Kamu masuk dulu, mari kita bicara di dalam."

"Ya baiklah."

Hiro merasa canggung saat mereka duduk di tempat tidur, Ayu menatap mata Hiro dengan tatapan berharap Hiro akan mengatakan apa yang dia pikirkan. Hiro mengakui bahwa dia salah mengatakan secara kasar dari sudut pandang Hiro bahwa dia telah kasar.

"Maaf aku tidak sopan padamu," kata Hiro.

"Ya, aku juga minta maaf jika aku mengatakan sesuatu yang salah, Hiro kamu tidak akan pernah marah lagi kan?"

"Ya, aku tidak akan marah padamu."

"Terima kasih, aku sangat senang mendengarmu."

"Kamu pasti lelah ayo tidur segera, kamu harus kembali ke kamarmu."

"Tidak, aku ingin tidur di sini bersamamu."

"A-apa?"

"Aku ingin tinggal di sini, masih banyak yang harus aku bicarakan."

"Kamu, kamu sudah dewasa."

"Aku baru berusia 12 tahun."

"Tapi kamu yang terlihat dewasa sekarang orang lain akan melihatmu berumur 17 tahun."

Gadis berambut abu-abu ini bersikeras dia tidak ingin kembali ke kamarnya, dia ingin bersama Hiro lebih lama dan berbicara tentang banyak hal sampai dia tertidur. Hiro menghela nafas pasrah dia harus mencoba menahan jiwa laki-lakinya untuk tes mental kali ini. Pemuda mana yang tahan jika seorang gadis muda tidur di sebelahnya menggunakan lengannya sebagai bantal sebagai gantinya. Hiro membelai rambut Ayu, Hiro harus bersabar dengan gadis kecil yang sangat dia cintai kali ini dia hanya bisa mencintainya di dalam hatinya, karena Ayu lebih muda dan gadis ini tidak mengerti romansa dewasa.

"Kamu tahu, aku benar-benar takut kamu akan marah padaku."

"Maaf, aku tidak akan marah lagi."

"Kamu sangat hangat untuk dipeluk."

"Ayu, jangan terlalu dekat."

"Mengapa?"

"Dadamu adalah ancaman mentalku."

"Hah? Dadaku adalah ancaman mentalmu?"

"Ah, aku tidak tahu, sulit bagiku untuk menjelaskannya padamu."

"Hiro, kamu sangat tampan aku suka melihat wajahmu," kata Ayu tiba-tiba mengubah arah pembicaraan.

"A-aku tidak tampan, masih banyak yang lebih tampan dariku."

"Tapi di mataku kamu terlihat paling tampan."

"Ayo kita tidur."

"Hiro, aku masih ingin mengobrol."

"Tapi tolong jangan tempelkan dadamu."

"Argeta mengatakan bahwa pria paling menyukai payudara wanita."

"Argeta bilang begitu!"

"Ya, ketika aku bertanya apa yang paling disukai pria dari wanita."

"Kamu terus melakukan ini karena kata-kata itu?"

Ya, tapi sepertinya kamu tidak menyukainya, aku pikir kamu menyukainya."

"Ehm, sejujurnya aku sangat menyukainya."

"Serius!"

Kata-kata Ayu terlalu blak-blakan, Hiro semakin gugup karena Ayu menempelkan dadanya ke tubuh Hiro.