webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
147 Chs

6. Kapten Ksatria Ed Suches

Ayu harus menerima kenyataan bahwa dunia ini bukanlah game offline. Tempat dimana dia berdiri adalah dunia nyata yang hampir sama dengan G.O.W yang gadis itu mainkan di masa lalu. Hiro telah memperhatikannya dengan khawatir sejak dia mencoba menghiburnya meskipun dengan cara yang berbeda dari biasanya.

"Ayu?"

"Ya, ada apa, Hiro?"

"Jangan terlalu dipikirkan, seseorang akan menangani kasus pembunuhan itu."

"Hiro, aku akan mengubah segalanya."

"Ya, tidur dulu, istirahat dulu," kata Hiro.

Ayu menarik selimut hingga menutupi mulutnya. "Aku masih seperti dulu, aku selalu disuruh tidur siang."

"Tutup matamu, Ayu."

"Ya, terima kasih, mengapa kamu begitu baik padaku?"

"Karena aku menyukai kamu."

"A-Aku juga menyukaimu, kau adalah NPC pertama yang kutemui saat itu."

"Ah, aku ingat pertama kali kita bertemu kamu bilang aku NPC."

"Jika aku ingat, aku masih tidak percaya bahwa aku dapat berbicara dengan NPC yang membuat aku menyukai game offline."

"Maksud kamu?"

"Dengar, aku sudah memberitahumu dari awal, aku sudah memberitahumu apa itu NPC, tapi aku ingin mengatakan bahwa kita bertemu sebelum aku datang ke dunia ini, tapi kamu hanyalah seorang NPC yang selalu mengatakan kata yang sama berulang-ulang."

Hiro mendengar cerita Ayu tentang permainan yang dimainkan Ayu sebelumnya meskipun terdengar tidak masuk akal tetapi Hiro mempercayainya karena dia percaya bahwa Ayu selalu mengatakan yang sebenarnya. Ayu tertidur lelap, Hiro bisa bernapas lega karena gadis yang dicintainya sudah tenang.

"Aku akan membantumu semampuku."

Hiro pergi menemui Argeta di lantai bawah di penginapan mereka untuk berbicara banyak tentang masa depan dan apa yang harus mereka lakukan dengan Ayu yang tampaknya mengalami shock mental.

"Masa lalunya begitu berat meskipun Ayu kuat tapi pikirannya masih anak-anak yang dulu tinggal di tempat yang aman," gumam Hiro.

"Aku tidak bisa memikirkan langkah selanjutnya," kata Argeta.

Mereka tidak bisa mengabaikan masa lalu Ayu yang tenang, jika perjalanan terus berlanjut, itu akan berakibat fatal karena dunia ini begitu kejam, tidak cocok bagi Ayu untuk melihat semuanya. Tiba-tiba Argeta meyakinkan Hiro bahwa mungkin Ayu perlahan akan terbiasa meski berat dan tidak tahan tapi jika Ayu tidak melanjutkan semuanya akan berantakan di tangan keempat pahlawan tersebut. Hiro berpikir dalam-dalam bahwa dia harus peduli pada Ayu atau dunia tempat dia tinggal dan bersikap egois. Di kehidupan sebelumnya, Ayu penuh dengan penderitaan dan sekarang secara tidak langsung terulang dengan cara yang berbeda. Hiro mengepalkan tangan kanannya.

"Aku akan selalu berada di sisinya."

"Kamu sangat peduli padanya, aku tahu kamu sangat menyukainya."

"Aku bahkan mencintainya," kata Hiro.

"Permisi, bolehkah aku bergabung dengan kalian? Sepertinya kalian berbicara tentang seorang Hunter bernama Iris yang menjadi korban pembunuhan."

Seorang pria muda dengan rambut ungu dan mata ungu tiba-tiba meminta untuk bergabung dalam percakapan. Pemuda itu menceritakan bahwa Iris adalah gadis baik yang tidak pernah memiliki musuh di desa atau di antara para Hunter. Pemuda itu tampak kesal, dia tidak menyangka akan ada yang membunuh Iris. Pemuda itu mulai meneteskan air mata, Hiro tampak khawatir dan menepuk bahu kanannya. "Jangan menangis seperti itu."

***

Keesokan paginya Ayu tampak ceria kembali, membuat Hiro sangat senang di hatinya, sangat berbunga-bunga. Ayu tidak lagi sedih dan terlihat kekanak-kanakan lagi. Hiro memperkenalkan anggota baru bernama Zenku, dia adalah Hunter peringkat B. Ayu terlihat senang menyambut Zenku pemuda berambut ungu ini terlihat sangat ramah, Hiro kaget karena tiba-tiba Zenku mencium punggung tangan kanan Ayu. Hiro langsung marah dan melarang Zenku melakukan hal seperti itu lagi di kemudian hari.

Zenku menyarankan pergi ke Guild untuk melakukan misi penjelajah hutan Nili, karena ada misi yang bagus untuk menyerang para Orc. Ayu tiba-tiba sangat bersemangat karena dia akan membantai banyak Orc. Zenku terkejut karena dari kata-kata pembantaian itu jelas sangat sulit mungkin butuh 2 atau 3 hari untuk menghancurkan desa Orc. Hiro menjelaskan bahwa Ayu sangat kuat bahkan gadis remaja ini sangat berbanding terbalik dengan penampilan dan kekuatannya.

Ayu, Hiro, Argeta dan Zenku menuju ke Persekutuan. Zenku tidak berpikir bahwa Ayu adalah Hunter peringkat S yang dikabarkan bahkan mengatakan para bangsawan akan mencarinya. Sebelum kata-kata Zenku selesai, pasukan ksatria menemui mereka di jalan kota. Pria berambut perak dan bermata biru itu turun dari kuda dan meminta Ayu untuk ikut dengannya tetapi Ayu menolak karena Ayu akan pergi ke Guild bersama yang lain.

"Saya Kapten Ksatria, Ed Suches. Saya diminta untuk mengantar Anda ke istana."

"Maaf aku tidak bisa ikut denganmu, ada yang harus aku lakukan."

"Tapi ini dari istana, kamu harus ikut denganku."

"Maaf Mr. Ed Suches, Ayu peringkat S jadi dia bisa menolak permintaanmu," kata Hiro menghentikan ucapannya.

"Saya tidak berbicara dengan Anda rakyat jelata!"

"Cih," Zenku mencicit.

"Hoo," gumam Argeta.

"NPC yang paling aku tidak suka," gumam Ayu.

"NPC?" Hiro menoleh karena Ayu mengatakan NPC, mungkin Ayu tahu tentang kapten ksatria ini.

"NPC, Ed Suches. Saya sangat tidak suka dikendalikan oleh orang asing," kata Ayu.

"Kamu harus datang ke istana para bangsawan dan Raja sedang menunggumu."

"Aku tidak peduli, itu bukan urusanku, bertemu dengan mereka tidak akan mengubah dunia ini."

"Mengubah dunia?" Ed Suches tidak mengerti dengan ucapan Ayu yang tidak jelas.

"Beraninya kau berteriak pada Hiro, aku mulai kesal," kata Ayu dengan tatapan tajam.

Ed Suches dan kesepuluh anak buahnya hanya bisa terdiam saat menerima tatapan Ayu. Ed Suches sebenarnya adalah seorang ksatria yang kuat yang bisa disamakan dengan peringkat A tapi entah bagaimana perbedaan antara mereka berdua sangat besar.

"Tekanannya sangat kuat," gumam Zenku. "Benarkah Ayu peringkat S?"

"Mungkin di atas itu kekuatannya selalu bisa membuatku merinding," kata Argeta.

"..." Hiro hanya diam dia tidak akan bisa dibandingkan dengan Ayu.

"Jika kamu tidak bisa diminta dengan baik, aku akan memaksamu!" Ed Suches mencabut pedangnya dari sarungnya. Ayu melangkah maju dengan langkah santai. Ed Suches sangat menyadari bahwa lawannya adalah peringkat S tetapi di masa lalu dia telah bertarung sebanding dengan peringkat S tidak lain adalah ayahnya sendiri. Saat pedang mengayun ke arah Ayu, Ayu hanya menepisnya dengan tangan kiri.

"Apa!"

"Cepat pergi dari sini," kata Ayu. "Kekuatanmu hanya seujung kuku jariku."

Ayu mengajak yang lain untuk pergi ke Guild. Ed Suches hanya bisa menatap kepergian Ayu, anak buah Ed Suches hanya bisa kaget dan berbicara dengan ragu karena apa yang terjadi terlalu cepat dan tidak mungkin Ed Suches yang berada tidak jauh dari peringkat S bisa kalah dalam sekejap mata.

"Ayo kembali ke istana," kata Ed Suches sambil membawa anak buahnya pergi. Dia mengertakkan gigi karena dikalahkan oleh seorang penyihir dalam pertempuran fisik, kemampuan fisik dan kecepatan mereka benar-benar berbeda.