webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
147 Chs

3. Empat Pahlawan

[Kerajaan Varkan.]

Jauh di barat, seorang wanita dari ras iblis kini telah menerima ramalan yang akan mengguncang non-manusia. Ramalan itu menyatakan bahwa 'Holy Kingdom' akan memanggil empat pahlawan dari dunia lain. Keempat pahlawan akan memusnahkan semua terlepas dari ras manusia, tetapi di balik ramalan mengerikan itu terdapat ramalan bahwa seorang wanita dari dunia lain akan menghalangi mereka. Raja iblis Diablo Varkan, rambut hitam, mata merah dan telinga runcing, dia hanya diam tetapi dia berpikir dalam-dalam ketika Argeta Simorithan, mengatakan ramalan itu. Argeta Simorithan, seorang wanita dengan rambut merah dan mata merah, mengenakan gaun merah yang sedikit terbuka karena gaun yang dikenakannya memanglah demikian.

"Rajaku, Anda tidak perlu khawatir selama kita dapat menemukan wanita itu dan mengundangnya untuk bekerja sama."

"Mmm, tapi wanita itu adalah manusia, aku tidak yakin dia akan membantu ras lain."

"Aku yakin dia akan membantu kita karena dalam ramalanku dia adalah wanita yang mencintai dunia ini."

"Hah? Itu bukan jaminan bahwa dia akan membantu ras lain terutama jika aku adalah Raja Iblis."

Lebih buruk dari sejarah masa lalu jika para pahlawan yang dulu hanya mengincar Raja Iblis, kini berbeda karena para pahlawan ini akan memusnahkan ras selain manusia. Raja iblis di masa lalu terkenal kejam tetapi dia berbeda dari para pendahulunya karena dia hanya ingin hidup dalam damai dan berharap semua ras hidup dalam damai. Dia tidak ingin membayangkan jika hanya ada manusia di dunia ini dan tentang mereka yang terhapus dalam sejarah. Dalam sejarah yang tidak diketahui jika ras selain manusia dimusnahkan dengan cara itu Raja iblis bahkan tidak akan hidup kembali.

Raja iblis menggigit kuku ibu jarinya, dia memutuskan untuk menemukan wanita itu dengan segala cara, Argeta Simorithan dengan senang hati menerima perintah dari Raja iblis. Argeta tidak membutuhkan pengawal untuk menemaninya sehingga dia bisa lebih fleksibel dalam menjalankan misinya. Argeta Simorithan menyamar sebagai manusia yang mencari wanita dalam ramalan. Di kerajaan lain, kota, desa hampir di mana-mana dia jelajahi sampai dia menyamar sebagai 'Hunter' untuk menemukannya. Ketika dia frustrasi dan mencoba sesuatu yang mustahil, dia pergi ke desa pemula tetapi di sana dia bertemu dengan seorang gadis muda yang memiliki energi magis yang begitu besar bahkan melampaui Raja Iblis.

***

[Desa Pemula.]

Gadis muda berambut abu-abu itu sedang mengeringkan pakaiannya, dia sangat menikmati hidupnya seolah-olah dia tidak memiliki beban sama sekali. Hiro Gordan merasa hidupnya sangat beruntung karena Ayu selalu membantunya, berpikir terlalu jauh untuk masa depannya bersama Ayu. Hiro berpikir mungkin tahun depan dia akan melamar Ayu tapi Ayu adalah tipe gadis yang tidak peka meski terkadang Hiro mencoba menggodanya.

"Ayu, ini untukmu." Hiro memberinya mawar merah tetapi Ayu hanya mengerutkan kening karena baginya, mawar tidak bisa dimakan jika ditanam akan sangat memakan waktu.

"Mawar merah? Untukku?" Ayu hanyalah seorang gadis berusia 12 tahun di masa lalu dia tidak tahu apa-apa tentang romansa yang dipikirkan Hiro. Hiro tidak bisa menahan tangis dalam hatinya karena apa yang dia lakukan tampak sia-sia dan tidak membuat gadis yang disukainya terkesan meskipun penduduk desa mengatakan bahwa ini adalah cara paling mesra untuk membuat wanita berdebar. Ayu tersenyum dan menarik Hiro untuk membawanya keliling desa. Hiro menghela nafas karena dia pikir dia tidak akan memberikan mawar merah lagi karena Ayu seperti anak kecil yang lebih suka bermain.

Saat hendak meninggalkan desa, langkah gadis muda itu terhenti karena di depannya ada seorang wanita berambut merah berpakaian seperti Hunter. Hiro melangkah untuk menyapa tetapi dihalangi oleh Ayu.

"Kenapa kamu datang ke desa ini, aku tahu siapa kamu dalam sekejap," kata Ayu.

"Aah, maaf. Aku tidak datang ke sini untuk mencari masalah. Aku mencarimu sebentar karena ada hal penting yang ingin aku bicarakan."

"Hal penting?"

Mereka memutuskan untuk kembali ke rumah Hiro untuk membicarakan sesuatu yang penting tentang para pahlawan yang akan memusnahkan non-manusia. Hiro dikejutkan oleh cerita bahwa dengan memusnahkan non-manusia akan membunuh Raja Iblis untuk selamanya tetapi Hiro tidak setuju dengan tindakan seperti itu lagipula mereka juga memiliki kehidupan tetapi karena itu Raja Iblis akan mati selamanya. Ayu berpendapat bahwa cara ini sangat tidak beradab, selain itu non-manusia juga memiliki kehidupan dan keluarga.

"Aku akan membantumu selama ras iblis tidak membuat kekacauan!"

"Apa!!" Hiro sangat terkejut karena keputusan Ayu di luar akal sehat dunia ini lagipula mereka adalah iblis yang seharusnya menjadi musuh utama manusia.

"Terima kasih, aku sangat senang mendengarnya. Aku, tidak. Kami akan berjanji untuk tidak membuat kekacauan bahkan memulai perang!"

Keputusan Ayu tepat karena semua ras berhak untuk hidup. Seharusnya ada hukum bagi sesama makhluk hidup untuk hidup berdampingan tanpa ada perbedaan warna kulit dan bentuk fisik karena sama-sama memiliki kehidupan. Undang-undang menjelaskan bahwa tidak boleh mengadili secara sepihak, apalagi yang akan diadili belum tentu bersalah.

"Ayu, apa kamu yakin dengan keputusanmu? Ini sangat berbahaya!"

"Jangan khawatir, Hiro. Aku sebenarnya sangat kuat dalam game—maksudku di dunia ini tidak ada yang bisa mengalahkanku."

Ayu sangat percaya dengan kemampuannya dalam game, ditambah lagi levelnya sudah maksimal, dia hanya perlu menganggap lawannya sebagai NPC jahat, maka semuanya akan baik-baik saja. Dalam benak Ayu, ia justru berdoa setengah mati ketika mengingat kejadian saat ia membunuh serigala saat itu. Dia menggelengkan kepalanya dan kembali berdoa bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju keadilan, tidak ada yang perlu ditakuti.

Sementara itu di kerajaan suci, mereka melakukan ritual pemanggilan pahlawan, butuh setengah hari untuk memanggil empat pahlawan yang mengaku berasal dari Jepang. Mereka adalah empat siswa SMA, dua laki-laki dan dua perempuan. Mereka sudah akrab dengan hal semacam ini karena mereka telah membaca dan bahkan menonton sesuatu yang dipanggil ke dunia lain. Matsuya Takumi, Takashi Kento, Yamato Rena, Haruma Yuuki. Mereka tampak senang telah dipanggil dan akan mencoba yang terbaik untuk membunuh Raja Iblis dengan cepat.

Kembali ke hal, Ayu. Kini ia mencoba mengingat nama-nama skill yang harus Ayu persiapkan jika ada masalah di kemudian hari. Ayu mencoba tanpa harus melihat slot skill, Argeta yang merupakan partner latihannya merasakan ketakutan yang luar biasa karena skill Ayu diluar nalar dan tidak bisa diatasi dengan mudah. Hiro Gordan hanya bisa terdiam, bahkan keringat dingin pun bercucuran dia tidak tahu kalau Ayu sangat kuat jika dibandingkan dengannya seperti langit dan bumi.

"Jika kamu berencana untuk membunuhku, aku pasti akan berubah menjadi abu dan bahkan binasa tanpa meninggalkan abuku."

"Hehe, jangan khawatir aku bukan orang jahat, kamu tidak perlu gugup."

"Gila, luar biasa, Ayu!"

"Hehe, aku hebat, kan!"

"Hebat! Kamu sangat hebat!" kata Hiro sambil berteriak.