webnovel

Fujodanshi Romansu

Bercerita tentang kisah romansa comedy masa sekolah menengah atas. Dimana murid bernama Kakihara Sota ‘Fudanshi’ yang menjadi objek fantansi Suzaki Mayu sahabatnya sejak kecil dan juga Moriya Chisa ‘Fujoshi’ yang sudah memiliki kekasih bernama Shiratori Kaito seorang ketua sepak bola ‘normal’. Mayu dan Chisa yang merupakan Fujoshi begitu sangat gemas melihat interaksi diantara Sota dan Minato yang merupakan teman satu kelas Sota sejak tahun pertama. Chisa dan Mayu merasa begitu sangat senang jika melihat Sota dan Minato bersama. Maka dari itu mereka berdua berusaha sebisa mungkin membuat Sota bersanding dengan Minato yang menurut mereka sangat memenuhi standart kedalam kelompok ‘semeable’.

DGiunia · LGBT+
Zu wenig Bewertungen
24 Chs

005 - Romansu

Prit!

"Sekarang sebagai pemanasan sebelum kita memulai pelajaran olahraga gabungan murid kelas dua-satu dan murid kelas dua-dua, kalian berlarilah mengelilingi lapangan bola ini sebanyak tiga kali. Setelah itu sensei akan membagi kalian dalam beberapa kelompok untuk bermain voli." Ucap seorang guru olahraga pria pada para murid kelas dua-satu dan dua-dua.

"Baik sensei!" Balas para murid kelas dua-satu dan dua-dua serempak.

"Baik, kita mulai pemanasan hari ini!"

Prit!

Suara pluit pun ditiup oleh guru olahraga menandakan jika para murid harus memulai pemanasan mereka hari ini mengililingi lapangan sepak bola outdoor sebanyak tiga kali putaran.

Sota yang memang tidak terlalu suka beraktivitas fisik yang begitu sangat membuang-buang tenaga pun memilih untuk berlari pelan bersama dengan beberapa murid laki-laki lain yang berlari sambil mengobrol satu sama lain. Sedangkan beberapa murid lain yang memang sangat suka beraktivitas fisik seperti Minato, sudah berlari lebih dulu menempati posisi garis terdepan.

"Sota-kun!"

Sota yang tengah berlari pelan pun menolehkan kepalanya saat mendengar seorang murid perempuan memanggil namanya dan saat Sota menoleh keasal suara, dirinya mendapati sosok Chisa yang sedang berlari di belakangnya sambil melambaikan sebelah tangannya dengan seulas senyum cerah terulas diwajahnya.

"Hei, Chisa-chan." Balas Sota yang langsung menghentikan langkah kakinya membiarkan murid lain berlari lebih dulu melewati dirinya.

"Ah, seharusnya kau tidak perlu sampai menghentikan lari mu Sota-kun." Ucap Chisa yang merasa tidak enak karena Sota harus tertinggal dari para murid laki-laki lainnya yang sudah berada di depan. Sedangkan kini Sota berada di grup murid perempuan.

"Tidak apa, lagi pula ini hanya pemanasan saja." Ujar Sota dengan seulas senyum terulas diwajahnya, membuat para murid perempuan memekik gemas dalam hati mereka melihat senyuman yang terulas diwajah Sota.

Sota pun kembali melangkahkan kakinya untuk berlari bersisian dengan Chisa bersama dengan murid perempuan dari kelasnya dan juga kelas Chisa.

"Sota-kun, apa kau tidak apa-apa mengikuti kelas olahraga? Bukankah kau selalu melewati kelas olah raga sejak tahun lalu?" Tanya salah seorang murid perempuan yang kini membuat perhatian para murid perempuan dan Chisa beralih kepada Sota.

"Ah, Kana-chan. Tentu saja tidak apa-apa. Sebenarnya sejak tahun lalu aku selalu melewati kelas olahraga karena Emilia-sensei yang baisa menjaga perpustakaan, meminta ku untuk menggantikan jam jaganya. Maka dari itu aku tidak pernah mengikuti kelas olahraga." Jawab Sota menjelaskan pada Kana, salah satu teman satu kelasnya sejak berada ditahun pertama.

Kana, Chisa dan murid perempuan lain pun menganggukan kepala mereka merespon perkataan Sota.

"Lalu, apa sekarang Emilia-sensei tidak meminta mu untuk menggantikan jam jaganya?" Tanya Chisa yang mewakili pertanyaan Kana dan murid perempuan yang lain.

"Sebenarnya Emilia-sensei ingin meminta ku untuk menggantikan jam jaganya lagi, akan tetapi dirinya ingin aku sesekali mengikuti jam pelajaran olahraga. Jadi disinilah aku sekarang, tengah berari bersama dengan kalian." Jawab Sota kembali menjelaskan kepada Chisa, Kana dan para murid perempuan lainnya yang balas menganggukan kepala.

"Ah, begitu rupanya." Balas Chisa.

Kini Sota, Chisa, Kana dan para murid perempuan lain berlari tanpa mengobrol lagi sampai mereka menyelesaikan pemanasan mereka mengeliling lapangan bola sebanyak tiga putaran.

Minato yang melihat Sota sudah menyelesaikan pemanasan pun melangkahkan kakinya berjalan menghampiri temannya itu dan memberikan botol mineral.

"Ini minumlah. Baru kali ini aku melihat mu berkeringat banyak seperti ini." Ucap Minato sambil mengulurkan air botol mineral sedikit dingin.

Sota yang baru saja selesai pemanasan memilih untuk diam tidak merespon perkataan Minato karena ingin menstabilkan deru nafasnya yang memburu.

Setelah deru nafasnya stabil, Sota baru mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil botol mineral yang di ulurkan oleh Minato.

"Ah, aku rasanya ingin segera mandi." Keluh Sota sambil membuka tutup botol mineral dan langsung menegaknya hingga tersisah setengah botol.

Minato yang melihat Sota terlihat begitu kehausan pun mengulaskan senyum kecil diwajahnya dan meletakan handuk yang sengaja sudah dirinya basahi dengan air dingin keatas puncak kepala Sota.

"Dinginkanlah kepalamu dan badan mu. Setelah ini kita akan bermain voli." Ucap Minato setelah meletakan handuk dingin keatas puncak kepala Sota. Membuat Sota yang tidak siap dengan serangan haduk tiba-tiba dari Minato, langsung menjatuhkan botol air mineral yang dirinya pegang tadi.

"Kau. Setidaknya memberikan aba-aba terlebih dulu kepada ku jika ingin memberikan handuk dingin." Gerutu Sota yang kini berjongkok untuk mengambil botol air mineral miliknya yang tadi terjatuh. Sedangkan itu Minato yang sama sekali tidak merasa bersalah tergelak geli melihat Sota yang sedang kesal.

Prit!

"Semuanya kembali berbaris sesuai dengan kelas masing-masing!" Seru sang guru olahraga pada semua murid kelas dua-satu dan dua-dua yang kin mulai berjalan membentuk barisan perkelas seperti tadi.

Setelah melihat semua murid kelas dua-satu dan dua-dua sudah kembali membentuk barisan, sang guru olahraga membuka buku absensi para muridnya.

"Baik, sekarang saatnya sensei mebagi kalian dalam beberapa kelompok untuk bermain voli. Yang namanya sudah sensei sebutkan, harap untuk berpindah tempat bersama dengan kelompok kalian." Ucap sang guru olahraga yang langsung menyebutkan satu persatu nama murid melalui buku absensi dan para murid pun langsung berpindah saat nama mereka sudah di panggil.

"Kakihara Sota, Izaki Suiko, Daimonji Ren, Ichimaru Kisuke, Kurosaki Renji dan Koumori Minato" Ucap sang guru yang membuat Minato mengumpat senang karena dirinya berada didalam tim yang sama dengan Sota.

"Selanjutnya sensei akan menyebutkan nama murid yang akan mejadi lawan kelas dua-dua tadi."

Sang guru olahraga kembali melihat buku absensi, kali ini untuk menyebutkan nama murid dari kelas dua-satu.

"Ishimori Natsuki, Ishida Gin, Tsunemori Kagiri, Shinya Shion, Yuhei Suzuki dan Shiratori Kaito." Ucap sang guru yang membuat murid kelas dua-satu berseru senang dan para murid yang namanya di panggil pun beranjak dari duduk mereka untuk memisahkan diri.

Sedangkan itu Sota yang sudah berdiri bersama dengan teman satu tim nya mengambil handuk dingin yang sudah tidak dingin lagi dari atas kepalanya.

"Minato-kun, katakana apda sensei aku izin sebentar untuk membasahi handuk ini. Aku akan kembali lagi dalam waktu cepat." Ucap Sota pada Minato yang di balas dengan acungan ibu jari oleh temannya itu.

Setelah itu Sota pun melangkahkan kakinya berjalan menuju tempat mencuci muka yang berada tidak jauh dari lapangan voli yang akan dirinya dan yang lain gunakan.

"Baik, untuk tim kelas dua-satu, Ishimori Natsuki, Ishida Gin, Tsunemori Kagiri, Shinya Shion, Yuhei Suzuki dan Shiratori Kaito dan tim kelas dua-dua Kakihara Sota, Izaki Suiko, Daimonji Ren, Ichimaru Kisuke, Kurosaki Renji dan Koumori Minato, kalian akan menjadi tim pertama yang bermain." Ucap sang guru menatap bergantian tim yang nama anggotanya dirinya sebutkan tadi.

Namun kedua matanya menyipit saat dirinya melihat kelompok kelas dua-dua kekurangan satu anggota.

"Dimana Sota-kun? Bukankah tadi aku memanggil namanya bergabung dengan tim kalian?" Tanya sang guru olahraga menatap Minato, Suiko, Ren, Kisuke, dan Renji bergantian.

Minato pun mengangkat sebelah tangannya. "Sota-kun izin untuk membasahi handuknya, sensei."

Sang guru olahraga menganggukan kepalanya mengerti. "Baiklah, sambil menunggu dirinya kembali, kalian langsung masuklah kedalam lapangan. Jangan lupa kalian lepaslah jaket olahraga kalian, agar kalian tidak terlalu cepat merasa lelah karena hawa panas ini."

Minato, Suiko, Ren, Kisuke, dan Renji menganggukan kepala mereka, lalu melepaskan jaket olahiraga mereka untuk di titipkan pada teman kelas mereka yang lain, sebelum mereka masuk kedalam lapangan voli.

Begitu juga dengan tim kelas dua-satu dimana Kaito menjadi salah satu anggotanya. Kaito dan teman-teman nya pun ikut melepaskan jaket olahraga mereka sebelum berjalan memasuki lapangan basket.

Sang guru olahraga yang melihat kedua tim sudah memasuki lapangan voli, namun masih kurang Sota pun menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri untuk mencari keberadaan Sota.

"Sota-kun! Cepatlah, tim mu akan segera bermain!"

Sota yang baru saja selesai membasahi handuk dinginnya terdiam sesaat dengan tatapan mata mengarah pada lapangan voli dimana Minato dan teman teman tim volinya sudah berada disana, setelah mendengar seruan sang guru.

Sota pun mempercepat langkah kakinya menuju lapangan voli dan sang guru olahraga yang melihat Sota sedang berjalan menghampiri lapangan voli kembali berseru.

"Kau, lepaslah jaket olahraga mu terlebih dulu, agar kau tidak cepat merasa lelah karena hawa panas saat ini." Ucap sang guru yang di balas dengan anggukan kepala oleh Sota.

Tanpa menunggu lama lagi Sota pun langsung melepas jaket olahraganya yang membuat teman-teman sekelasnya dan juga kelas dua-satu, tidak terkecuali Minato, Chisa dan Kaito sedikit terkejut melihat proporsi tubuhnya yang begitu kecil dan juga warna kulitnya yang begitu putih. Karena ini adalah kali pertama mereka melihat secara langsung proporsi tubuh Sota, sebab selama in Sota selalu mengenakan blazer dan juga jakat olahraganya, mereka mengira proporsi tubuh Sota tidak sekecil itu.

"Baik, karena semua anggota tim sudah berada didalam lapangan. Permainan voli kita mulai!" Ucap sang guru olahraga saat Sota sudah memasuki lapangan voli dengan handuk dingin yang berada diatas kepala dan di tahan dengan topi yang dirinya berikan pada anak muridnya itu.

Priittt!