webnovel

FRENIA -DUA- Teman?

Teman apa itu nyata?

(***)

"hai..."sapa seorang gadis berkucir lima dengan pita warna merah sama dengan dirinya yang juga tengah dikucir lima.

Hari ini adalah MOS hari pertemana untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya yaitu SMA dunia putih abu-abu yang diharapkan semua orang.

Masa dimana menjadi masa indah para remaja, masa-masa mengenal cinta dan sebagainya.

Karena tidak mendapatkan resfon gadis itu kembali menyapa "hai... boleh kenalan? Kenalin gue Indira prameswari panggil aja indi atau dira tapi jangan pram nanti di kira laki"ucap gadis bernama Indira tersebut tak lupa dengan senyumnya.

Frea hanya diam saja namun Indira tak tinggal diam dan terus mengajaknya untuk bicara "biar gue tebak nama lo pasti Frenia Ayu Lestari kan?"ucapnya dengan tingkah lucunya.

"jangan tanya gue tahu dari mana karena gue baca tuh di papan lo haha"ucapnya garing

"eh gue sadar kalau kita sekelas padahal udah setengah hari"ucapnya yang masih terus berusaha untuk frea mengelurkan suara.

"fren lo tahu nggak?"tanya Indira "gue tuh mau kenalan sama lo, gue temanan sama lo tapi kok lo cuekin gue sih? gue terlalu brisik ya? ya udah deh diem aja"ucapnya langsung diem tapi kakinya nggak bisa diem.

"aihhh tapi gue nggak bisa kalau diem aja"ucapnya setelah kurang lebih dua menit diem tanpa bicara.

Tanpa mereka sadari sedari jari kejauhan ada yang memperhatikan interaksi keduanya yang satu tanpa berusaha ngajak ngomong yang satunya diem aja.

Orang itu tersenyum tipis "lucu"gumamnya terus pergi dari sana.

"perhatian semuanya bagi murid baru kelas sepuluh diharapkan untuk segera berkumpul di lapangan dalam waktu lima menit membawa alat tulis buku panduan jangan lupa dibawa"begitulah suara intruksi dari pengeras suara yang dapat didengar ke segela penjuru sekolah.

"fren ayo ambil alat tulis"ajak Indira menyeret frea untuk kembali ke kelas untuk mengambil alat tulis.

(***)

Waktu hampir lima menit kurang beberapa detik lagi dan suara hitungan panitia juga sudah terdenar namun masih banyak yang baru barjalan menuju lapangan karena kelas yang digunakna ada di gedung yang lumayan jaraknya dari lapaangan membutuhkan waktu untuk sampai sana.

"udah nggak usah lari, santai aja"ucap Indira yang melihat frea jalannya terburu-buru

Aneh banget malah santai banget-batin frea

"dua...."

"satu..."

Ucap panitia mengakhiri hitungannya.

"yang belum baris sessuai dengan barisannya masing-masing SILAHKAN PINDAH SEKARANG"

Baru lah bagi murid yang masih masuk ke kelas lain buru-buru kembali ke kelasnya masing-masing.

"ITU YANG MASIH JALAN CEPAT"teriaknya dengan lantang

Indira memutar bola matanya malas. Indira, frea dan juga murid-murid yang telat sudah baris dikelasnya masing-masing di barisan belakang.

Merasa sudah tidak ada yang tertingal panitia yang didepan langsung menyiapkan barisannya.

"SEMUANYA SIAP GRAK... SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN GRAK"komando panitia tersebut "TEGAK GRAK"

"selamat siang adik-adik semuanya"salam dari panitia perempuan di depan sana

"siang kak"

"mana yel-yelnya

Hey kawan...

Pasti kau dan aku sama

Sama-sama ikut orientasi siswa

Di SMA Matahari

(nada lagu terhedat)

Cek son

Huh hah

Cek son

Huuuuuu hahhhh

Satu dua tiga

Tidur telat bangun pagi-pagi, lupa gosok gigi apalagi mandi

Pakai sepatu lupa kaos kaki, sampai matahari terlambat lagi

Kakak cowok marah, kakak cewek marah

Sukanya marah-marah

Asik asik joss

(nada potong bebek angsa)

"sudah sudah. Disini kakak akan memberikan tugas selanjutnya untuk berkelompok 2-3 orang, tugasnya mencari gulungan kertas yang sudah di tali seperi ini (menunjukan contohnya) masing-masing kelompok cukup satu kerjakan tugasnya dan cari tanda tangan kakak-kakak panitia minimal tiga orang tentunya kecuali kakak bertiga yang ada didepan sini. Jika sudah semua nanti temua kakak bertiga di hall. PAHAM"

"paham kak"

"kak waktunya berapa lama?"tanya seorang murid laki-laki dari kelompok kuning.

"kakak kasih waktu satu jam setengah. Ada lagi yang mau bertanya?"

"nyarinya dimana kak?"tanya Indira

"kolong jembatan"jawab entah siapa yang jawab

"ya jauh dong ini kan jauh dari jembatan"ucap Indira lagi dengan polosnya

"diseluruh area sekolah dek"jawab panitia cowok yang di depan

"oh. Ok kak"jawabnya kemudian beralih menatap frea "fren lo kelompoan sama gue aja"

"waktunya dimulai dari sekarang"

Semua sudah berpencar untuk mencari gulungan kertas yang entah di taruh dibawah atau digantung.

"hai... lo Indira kan?"sapa anak cowok yang sepertinya dari kelompok hijau terlihat dari tali raffia yang dikenakan untuk papan namanya.

"iya gue Indira"

Cowok itu mengangguk "kenalin gue alvaro dari kelompok hijau ini temen gue Gibran"ucapnya

"Indira"

"Gibran"ucapnya dingin

"oh iya ini temen gue namanya Frenia"

"ok hai frenia gue alvaro"

"Gibran"ucapnya dingin

Frea mengangguk bahkan tanganya sedari mengang tanan Indira dan yang Indira rasakan tangan frea saat ini dingin sebelum tidak.

"kita duluan al,gib"

"eh kita cari bareng aja kalian belum dapet juga kan"

"nggak usah kita cari sendiri aja"

"nggak apa-apa ayok ke sebalah sana"ajak alvaro ke depan gedung laboraturium

Indira menepuk tangan frea lalu tersenyum "nggak apa-apa tenang aja ada gue"ucapnya menyakinkan frea.

"makasih"

Indira tersenyum dalam hati bersyukur akhirnya frea mau mengelurkan suara juga"its ok no problem"

Mereka terus mencari hingga frea melihat ada kertas yang diselipkan diketinggan "indi itu"ucapnya melihat kertas yang diselipkan dipohon palem

"oh iya, gue ambil bentar"ucap Indira ternyata nggak nyampe padahal udah pakai jinjit segela, tiba-tiba ada tangan yang mengambil gulungan kertas

"nih, kenapa nggak minta tolong"ucap alvaro memberikan gulungan kertas itu

"makasih al, ya lo kan nyari buat kelompok lo sendiri"

"ya ellah, gue juga udah dapet kok"

"Fren kita dapet nih" terus mereka duduk diteras laporaturium sambil membuka gulunga kertas itu yang ternyata soal teka teki.

Jika memasak satu telur membutuhkan waktu 5 menit, jika memasak 10 telur membutuhkan waktu berapa menit?

"ya ellah mah gampang. Nggak ada yang lebih susah apa"gumamnya

Sedangkan dikertas alvaro dan Gibran

Kalau ada angsa lima. Dikali dua. Berapa total semua angsa?

"fren ayo kita cari tanda tangan"ajaknya menarik frea untuk dan pergi dari sana.

"panggil frea aja"ucap freak e Indira yang berjalan disampingnya.

"ok frea, kita sahabatan ya mulai sekrang"

Frea terdiam mendengar kata 'sahabat' apa orang yang berjalan disampingnya ini tidak salah"

"lo nggak mau ya jadi sahabat gue?"tanya Indira sedih

Frea mengeleng "aku mau kok indi. Apa kamu nggak salah jadiin aku sahabt kamu?"

"enggak salah kok, nanti kita tukeran nomor ya. kita cari tanda tangan dulu yuk"ajaknya kemudian menyusuri koridor.

"makasih indi udah mau jadiin aku sahabat kamu"ucap frea.

"yoi masama, ke sana yuk itu kayaknya osis juga deh"tunjuk ke salah satu osis yang tengah berjalan dengan mengenakan baju osis.

"iya ayok"

"permisi kak, kakak osis kan? boleh minta tanda tangan?"tanya Indira

"siapa?"tanyanya ambigu

Indira menyergit bingung "apanya yang siapa?"tanya Indira

"saya"jawabnya

"orang. kakak osis kan, saya pernah lihat kakak. Kakak osis kan? boleh minta tanda tanganya ya kak"ucapnya menyodorkan buku itu

"boleh tapi ada syaratnya"

"yaaahh kok pakai syarat segala sih"

"kalau nggak mau ya gak apa-apa, silahkan cari yang lain"jawabnya

Frea menarik tangan Indira membuat Indira menoleh "ok deh nggak apa-apa apa syaratnya, dari pada muter-muter capek lagian pada ngumpet dimana coba"

Laki-laki itu memberikan ponselnya Indira, Indira yang tak tahu maksudnya menyergit bingung "tulis nomor kamu"ucapnya menjawab kebingungan Indira.

Indira mengambil ponsel itu menuliskan sebuah nomor mampus gue kerjain balik lo haha batinnya.

"udah, sekarang minta tanda tangannya"

"ini beneran nomor kamu kan?"

"iya, buruan tanda tangan"

Laki-laki itu memberikan tanda tangan di kertas yang dibawa Indira dengan nama terang cello.

"terima kasih kak cel.. lo. Kami permisi dulu by"ucap Indira segera membawa frea pergi dari sana dan setelah jauh "tadi kamu kasih?"tanya frea

"ya enggak lah, tadi gue kasih nomor tukang pijit"

"iseng banget"

"ya nggak apa-apa sekali-kali ngerjain senior"