webnovel

Rasa penasaran yang sudah tidak terbendung

Mereka ber-empat akhirnya sampai di tepat masing-masing yang ditentukan oleh Theo, Theo sendiri duduk di Cafe yang sepertinya juga familiar dengannya tapi ia hanya bisa mengingat-ingat kapan ia terakhir kali melihat tempat seperti itu, ternyata mereka ber-empat mengikuti Karla dan Oliver yang sedang berbicara berdua dan mencoba mendengar apa yang mereka bicarakan, tiba-tiba alat komunikasi milik Theo berbunyi.

"Theo, apa kau sudah di posisi?" ternyata itu adalah Daniel yang bertanya melalui alat komunikasi sejenis seperti yang Theo pakai

"ya aku sudah sampai tapi aku tidak melihat mereka berdua, Matthias?" Theo mencoba memanggil Matthias dengan alat komunikasi itu

"tenang saja mereka masih di area Ernst, kan?" tanya Matthias

"tentu saja mereka berdua masih disini" jawab Ernst

Tidak berapa lama akhirnya Karla dan Oliver tiba di area Theo dan ternyata mereka tidak hanya berdua dan terdapat satu orang lain, seorang gadis perempuan yang terllihat seumuran dengan Theo.

"Theo apa kau melihat itu?" tanya Matthias

"tentu saja, tapi aku tidak mengenali orang itu" jawab Theo

"Daniel, Ernst kalian berdua jangan mengikuti mereka dari sini Theo yang urus" perintah Matthias kepada Daniel dan Ernst

"Baiklah, Mari kita lihat bagaimana cara kerja sang angin merah" ucap Daniel yang memanggil Theo dengan panggilan angin merah

"Jangan panggil aku itu sialan" bentak Theo

Theo membentak Matthias dengan suara yang tidak terlalu keras karena tidak ingin Karla, Oliver dan gadis itu mendengar suara Theo, lalu Theo pun bergerak mengikuti Karla, Oliver dan gadis itu tapi mereka mulai merasakan ada yang mengikuti dan mereka bertiga pun berpencar Theo tahu betul itu adalah rencana Karla Theo langsung bisa menebak dimana mereka bertiga akan berkumpul dan Theo langsung membeli kopi di tempat dekat dengan lokasi itu untuk berbaur dengan orang lain.

"Theo kita bisa saja menculik mereka bertiga dan menginterogasinya" ucap Matthias

"jangan, kalian tidak tahu siapa mereka sebenarnya" jawab Theo

"tenang saja dia pasti bisa mengurus ini semua" ucap Ernst

Tidak lama ditunggu Theo Karla, Oliver, dan gadis itu berkumpul sesuai dugaan, Theo sedikit mendengar pembicaraan mereka dan teman-teman Theo juga mendengarnya mereka membicarakan tentang pemerintah Jerman yang menghianati seseorang.

"Kita sudah aman, aku pun tidak percaya mereka menghianatinya" ucap Karla kepada Oliver dan gadis itu

"tapi aku tidak yakin dia selamat dari tempat itu tanpa membunuh seorang pun" balas Oliver

"aku sangat yakin dengan semua yang dia tahu dia adalah orang yang berbahaya jika dibiarkan" ucap gadis itu

"Laura bagaimanapun juga dia adalah adikku tolong jangan sakiti dia, dia satu-satunya yang kupunya" ucap Karla

"Maaf" ucap Laura

"benar juga, sejauh yang kita tahu ia hanya orang yang pintar dan bukan orang yang berbahaya" balas Oliver

"Theo pergi dari situ cepat" perintah Matthias kepada Theo

"kenapa?" tanya Theo kepada Matthias

"lakukan sajalah!" bentak Matthias

Theo pun dengan tenang pergi dari tempat itu dan mereka ber-empat berkumpul di depan rumah Theo, sesampainya Theo di depan rumahnya Theo melihat mereka bertiga dengan penuh pertanyaan, sebelum Theo sempat berbicara ada seorang gadis yang tergesa-gesa ingin berbicara dengan Ernst.

"Ernst darimana saja kau?!" bentak gadis itu

"Fynn? kau kenapa?" tanya Daniel

Gadis itu bernama Fynn dia salah satu teman dari Ernst dan Markus Theo yakin dia pernah melihatnya di suatu tempat tapi entah dimana 

"mereka mencari Ernst dan Matthias" ucap Fynn

"mereka? siapa maksudmu?" tanya Theo yang masih tidak mengerti

"bukan urusanmu" ucap Fynn

"Theo nanti akan aku jelaskan" ucap Matthias sebelum dia dan yang lain pergi dari rumah Theo

Saat ia masuk kedalam, rumahnya sudah bersih dan rapi tapi tidak ada Markus disitu ia sudah mencari Markus di rumahnya, Theo akhirnya menyimpulkan jika Markus sudah pulang setelah selesai membersihkan rumahnya dan Theo hanya duduk di sofa di ruang tengah menunggu kepulangan Karla, matahari pun sudah hampir turun sepenuhnya dan Theo memutuskan untuk memasak makan malam untuknya dan Karla entah mengapa ia khawatir dengan keadaan Karla dan ingin mencarinya akan tetapi ia mendengar ketukan pintu rumahnya dan ia langsung membukakannya ternyata itu adalah Karla, dia sudah kembali.

"kau darimana saja?" tanya Theo

"aku hanya bertemu teman lama" jawab Karla

"Yasudah ayo kita makan terlebih dahulu" ucap Theo

Mereka pun makan berdua wajah Karla seperti khawatir akan sesuatu tapi Theo tidak tahu apa karena ia ditarik mundur oleh Matthias.

"Theo" panggil Karla

"apa?" tanya Theo

"apa yang ingin kau lakukan jika kau bertemu kakakmu disini?" Karla kembali bertanya

"aku saja tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika itu terjadi" jawab Theo

Karla hanya terdiam mendengar itu, setelah mereka berdua menyelesaikan makanannya Theo memutuskan untuk menyalakan televisi untuk memecah keheningan malam diantara mereka berdua ntah kenapa Karla memilih untuk duduk di sofa samping Theo, mereka berdua menonton televisi sampai larut malam dan tanpa sadar Karla tertidur di bahu Theo.

"yah dia tertidur, yasudah kutunggu saja"

Theo menunggu Karla terbangun sendirinya dengan melanjutkan menonton televisi tak sadar ia pun ikut tertidur dan keesokan paginya atau hari ke-2 mereka di Jerman Theo terbangun dan melihat televisinya sudah dimatikan oleh Karla yang sudah terbagun lebih awal.

"selamat pagi" ucap Karla

"pagi" balas Theo

"aku sudah menyiapkan sarapan, setelah itu ayo kita jalan-jalan" ucap Karla

Theo pun memakan sarapan yang sudah disiapkan oleh Karla dan setelah itu ia dan Karla berjalan-jalan di tengah kota berduaan, Theo merasa senang saat berjalan-jalan berdua bersama Karla walau Theo tidak tahu kenapa dia merasa seperti itu dan itu membuat Theo tersenyum merasa sesuatu seperti rasa persaudaraan Theo ingin mempertahankan rasa ini, begitu pun Karla sebenarnya ia tidak ingin berduaan terlalu lama dengan Theo tapi ia juga merasa nyaman dengan itu walau ia harus menjaga jarak dengan Theo agar Theo tidak curiga dan tahu ia adalah kakaknya Thea.