webnovel

fish

"aku berangkat."

sekarang adalah hari senin, jalan akan sangat padat hari ini karena semuanya masuk ke tempat kerja/sekolah masing-masing. di kota ini semua orang hanya diwajibkan untuk masuk pada hari senin, di hari-hari lainnya kita bebas untuk melakukan kegiatan klub atau apapun, dan boleh datang dalam bentuk hologram atau mewakilkannya kepada para robot.

jalannya beneran padat, dan aku dapat notifikasi bahwa bisnya akan terlambat karena itu. tidak mungkin aku berjalan kesana karena sekolah ku berjarak 600km dari sini. kenapa aku masuk sekolah yang sejauh itu? karena aku adalah seorang idiot yang tidak bisa masuk SMA yang dekat karena persaingannya yang ketat.

sembari menunggu aku hanya melihat kendaraan-kendaraan yang lewat. ada motor yang knalpot nya mengeluarkan gelembung, ada mobil yang sangat berisik karena semua speakernya di luar, dan dia sedang memutar lagu metal, aku tidak tahu bagaimana dia tidak ditangkap oleh polisi. ada juga yang naik hoverboard, dia tidak terjebak macet karena dia lewat atap mobil orang-orang.

aku baru menyadari banyak sekali pengendara mobil yang sendirian. kenapa sih sendirian aja bawa mobil, penuh-penuhin jalan aja, batinku.

"nachumi!" teriak seseorang dari kiriku,

aku menoleh kesana, ada penpen yang menaiki ikan tuna untuk pergi ke sekolah. aku tidak pernah melihatnya mengendarai ikan, mungkin dia baru saja dibelikan oleh orang tuanya.

dia berhenti di depanku, masih diatas ikan, bertanya kepadaku "mau bareng? bisnya telat kan?"

aku melihat keatas, sirip bagian atasnya masih ada.

"apa ga sakit duduk di siripnya?"

"ah ga kok, tuna yang khusus untuk dinaiki siripnya halus, nyaman untuk diduduki."

aku memanjat tunanya yang mungkin sepanjang moped dan setinggi mobil, sirip sampingnya bisa dipakai untuk pijakan saat memanjat jadi mudah untuk menaikinya. aku duduk diatas tunanya, tepat di sirip atasnya. ternyata benar, siripnya terasa empuk dan nyaman untuk diduduki.

"nachumi, pegangan. kita akan ngebut!" teriak penpen.

aku tidak tahu memegang bagian mana, jadi aku berpegangan ke penpen.

tidak seperti kendaraan lainnya, ikan bisa terbang walaupun tidak terlalu tinggi, jadi kita bisa melewati jalanan yang macet tanpa masalah. aku tidak pernah menyangka sebuah ikan tuna bisa bergerak secepat ini, aku lupa tidak mengenakan helm jadi aku kesusahan bernafas selama perjalanan. kita berdua datang dalam waktu satu jam, itu cukup cepat untuk sebuah ikan, biasanya bisa 2 hingga 3 jam hanya untuk kesana. walaupun masih lebih lambat daripada bis yang bisa sampai kurang dari setengah jam.

sekolah ku seluas 100 kilometer persegi, dengan jumlah murid sebanyak sejuta orang. untuk mencari letak kelasnya kita hanya perlu menunjukkan kartu pelajar kami ke kereta sekolah atau kendaraan pribadi.

karena kita berdua sudah di dalam area sekolah, penpen menunjukkan kartu pelajarnya dan ikannya berenang dengan tenang menuju ke kelas kita yang berada di blok c yang sekitar 20 kilometer dari gerbang utama.

"oh iya penpen, sejak kapan kamu punya ikan?" tanyaku penasaran.

"hari jumat kemarin aku beli pakai gaji part-time."

"aku tidak pernah tahu kamu kerja part-time."

"aku kerja di tambak ikan, dan karena aku bekerja disana jadinya aku dapat diskon waktu beli ini."

"wah enak."

penpen meringis.

aku melihat sekitar banyak sekali siswa yang diluar. ada yang bermain basket serta ada penontonnya juga, ada yang bermain dodge ball, bahkan ada yang bermain catur juga diluar. semua orang mengenakan seragam yang sama, baik laki-laki maupun perempuan; baju batik berlengan pendek berwarna putih dengan motif tumbuhan berwarna coklat yang random untuk identifikasi, serta rok panjang berwarna putih polos, serta sandal berwarna hitam. aku tidak pernah bertanya soal kenapa laki-laki dan perempuan memakai seragam yang sama, tetapi aku pernah mendengar semuanya sama karena sekolah ingin menanamkan rasa bahwa kita semua sama.

setelah sekitar 20 menit, kita akhirnya sampai ke gedung kelas kita. aku dan penpen turun dari ikan lalu penpen memasukkan ikannya kembali ke bolanya. kelas kita berada di lantai 10, untung saja kita tidak perlu naik tangga, karena ada tabung transportasi yang akan menyedot kita ke kelas dengan hanya menunjukkan kartu pelajar.

aku masuk ke kelas dan tak lama kemudian pelajaran dimulai.

***

bel pulang sekolah

"penpen, ke klub?" tanyaku ke penpen yang sedang memasukkan barang-barangnya kembali ke tasnya.

"besok pagi aja, aku nanti kerja."

"kalau begitu aku bareng, lagi."

penpen mengacungkan jempolnya, lalu kita berdua pulang naik ikan lagi.