webnovel

(bukan) tambak ikan

hari ini tidak ada kegiatan klub, tidak ada buku yang menarik untuk dibaca, tidak ada film yang menarik untuk dilihat, tidak ada game yang asik untuk dimainkan, dan hari ini sangat panas aku tidak ingin keluar memancing, apalagi setelah kemarin aku memancing tidak mendapatkan apa-apa.

aku chat penpen, "penpen, kamu lagi ngapain?" siapa tahu dia bisa mengajakku melakukan hal yang menarik, yang kemungkinan besar juga berhubungan dengan ikan. dia membalas "aku sedang bekerja." jika dia masih bisa membalas sepertinya tidak terlalu sibuk, mungkin aku boleh berkunjung kesana, aku juga penasaran bagaimana tambak ikan.

"aku boleh kesana?" tanyaku.

"tentu! akan kukirim alamatnya."

ternyata tempatnya tidak terlalu jauh dari sini, aku bisa berjalan jika aku mau, tetapi ada yang mudah kenapa berjalan. tambaknya berada di laut utara pulau ini, yang jaraknya hanya beberapa menit dari rumahku menggunakan drone, tetapi naik drone mahal, jadinya aku naik bus ke dermaga terdekat dan menyewa perahu yang jauh lebih murah.

dari pantai aku sudah bisa melihat tambaknya, menggunakan perahu aku sampai disana hanya dalam beberapa menit.

aku berhenti di dermaga tambak yang berada di arah menghadap pantai.

entah kenapa aku merasa seperti berada di penambang minyak lepas pantai, tetapi disini membudidayakan ikan bukan mengebor minyak. mungkin karena aku berdiri diatas bangunan sebesar ini di tengah laut membuatku merasa seperti itu.

aku berkeliling di tempat ini, di tengah adalah kolamnya yang berisi banyak sekali ikan tuna dan robot yang sedang memberi makan ke ikannya, kalau sudah ada robot apa tugas penpen?. di bagian kanan ada tempat istirahat yang berisi dapur, ruang makan, dan toilet, aku penasaran kemana mereka membuang kotorannya. lalu, di bagian kiri ada yang sepertinya UKS, dan dua ruangan lainnya yang aku tidak tahu.

mungkin karena sekarang bukan musim panen, disini sepi sekali. yang bertugas disini hanyalah orang-orang yang mengamati ikannya jika ada masalah, untuk memberi makan dan membersihkan kolamnya sudah diurus oleh para robot. aku kagum listrik dan gas bisa sampai disini, sedangkan ada negara yang di darat saja ada yang masih tidak mendapatkan listrik dan air, apalagi gas.

aku sudah berkeliling tetapi aku tidak melihat penpen sama sekali, apa dia mengerjaiku? aku bertanya kepadanya melalui chat dimana dia, dan dia menjawab dia akan datang sebentar lagi.

"BAAA!!"

jantungku, mataku, dan seluruh organku seperti akan lepas. aku menoleh kebelakang, ternyata itu hanya penpen, dia mengenakan pakaian biasanya walaupun sedang bekerja, kaos ikan dan celana pendek.

aku mengangkat tanganku, dan menggetok kepalanya.

"apa kamu ga apa-apa meninggalkan kerjamu?" tanyaku ke penpen.

penpen yang mengelus kepalanya yang kesakitan, padahal aku tidak menggetoknya terlalu keras menjawab "pekerjaanku hanya mengamati ikannya, jadi tidak masalah."

"oh gitu, kamu barusan muncul darimana, aku sudah keliling tapi ga ketemu tadi."

"ikut aku, akan kutunjukkan hal yang keren."

penpen berjalan ke bagian kiri dan aku mengikutinya hingga ke ruang yang kukira UKS tadi, dan disebelahnya ada 2 ruangan lain. penpen membuka pintunya dan itu ternyata adalah sebuah lift, aku tidak akan tahu itu adalah lift jika hanya melihatnya dari luar karena jika dilihat dari luar itu terlihat seperti ruang ganti di pantai.

penpen dan aku keluar dari lift, dan aku sekarang mengerti apa yang dia katakan tadi. ini seperti aquarium yang sering kalian lihat di tempat rekreasi, tetapi ada 1 hal yang membedakannya, kita benar-benar di habitat mereka.

di sekitar kita ada ekosistem laut natural, ada banyak sekali jenis ikan yang berenang di sekitarku dari yang kecil hingga yang besar, dari yang warnanya polos hingga yang warna warni. di dasarnya ada terumbu karang, dan hewan-hewan laut yang hidup disana, seperti bintang laut dan udang. bahkan ada kura-kura dan hiu juga.

aku merasa seperti spongebob yang hidup di dasar laut yang berjalan dan bernafas seperti biasa.

"keren kan?" kata penpen.

"ya." kataku, dengan mataku yang masih terpaku ke ikan badut di sampingku, "tempat ini apa?" tanyaku.

"bagaimana ya aku menjelaskannya, mungkin ini seperti observatory, tetapi untuk laut."

"terus apa fungsinya? bukankah menggunakan drone selam udah cukup? dan kenapa kita perlu mengamatinya?"

"para hewan akan mengira itu adalah hewan lain, itu bisa menakuti mereka. lalu kenapa kita perlu mengamatinya? lihat itu." jawabnya, dengan menunjuk sebuah ikan yang sedang bersembunyi di terumbu karang.

ikan itu terlihat seperti lion fish biasa dalam sekilas, tetapi saat aku lihat lagi lebih seksama, duri-durinya menjadi bening seperti plastik.

"kenapa durinya seperti itu?" tanyaku.

"itu adalah mutasi dari sampah plastik yang dibuang manusia, setidaknya itu hasil penelitian para ilmuwan. dan tugasku adalah mencatat hewan-hewan yang terlihat tidak normal ini."

pertama ikan yang berubah menjadi sandal, sekarang duri ikan yang menjadi plastik, nanti apa lagi? batinku. hanya baru-baru ini aku tahu apa akibat sampah manusia yang semakin tahun semakin banyak saja.

tetapi jika yang diamati disini, yang diatas tadi apa?

"penpen, kolam diatas tadi untuk apa?"

"itu untuk eksperimen, yang aku sendiri juga tidak tahu."

"setelah melihat pekerjaanmu sekarang aku tahu kenapa kamu menyukai ikan."

"huh?"

"kamu suka ikan karena kasihan melihat mereka kan?"

"padahal aku suka ikan karena mereka imut."

"oh."

"sebentar lagi jam kerja ku akan selesai, mau makan dulu terus pulang?"

aku hanya mengangguk, lalu aku dan penpen naik menggunakan lift dan pergi ke ruang makan.

aku duduk di meja sedangkan penpen mengambil celemek dan mengambil bahan masak di kulkas.

"aku baru tahu kamu bisa masak."

"tentu saja aku harus bisa masak, atau suami masa depanku nanti akan meninggalkanku."

penpen mulai memasak, dan aku menunggunya dengan bermain hp, seharusnya aku mengambil beberapa foto saat disana tadi.

aku mencari tentang mutasi ikan di internet, dan aku tidak menemukan apapun soal itu, entah kenapa. apakah pemerintah berusaha menyembunyikannya dari publik?

penpen selesai memasak, ia memberikan porsiku, dia memasak nasi goreng yang ada 2 udang besar di sampingnya.

"bukannya ini sedikit ironis kita makan udang ketika kita ingin menyelamatkan mereka?" kataku.

"yah ini udang air tawar yang dikembangkan di tambak, jadi mungkin tidak masalah?" jawabnya, lalu dengan tertawa kecil.

kita mulai makan dan ternyata enak, aku terkejut penpen bisa memasak. kita menghabiskannya dengan cepat, lalu menaruh piringnya di mesin pencuci piring. setelah itu minum dari air keran, yang ternyata bukan air laut dan kata penpen aman diminum. ini adalah hal yang hebat karena masih ada negara yang penduduknya tidak bisa mendapatkan air tawar bersih padahal mereka di daratan.

setelah itu kita berjalan ke dermaga,

"padahal kamu bisa panggil aku tadi, aku akan menjemputmu dengan ikan ku." kata penpen.

"kamu mau naik atau ga?" kataku yang sudah naik perahu.

setelah itu penpen naik ke perahu dan kita kembali ke rumah masing-masing.

hari ini aku belajar hal yang baru lagi, aku yakin masih ada hal lain yang aku tidak tahu, mungkin jauh lebih banyak dari yang kubayangkan.