Beberapa bulan kemudian...
Siang itu kampus Reina lebih ramai dari biasanya. Reina yang baru saja selesai kuliah segera menuju ruang study klubnya, FORYOu. Hari ini ada banyak agenda yang harus dia lakukan mulai dari meliput persiapan Perayaan Anniversary kampus yang akan dilaksanakan besok lusa hingga ikut rapat Klub Mahasiswa dan mendekor panggung Festival Seni yang akan digunakan nantinya.
Ya, selain bergabung dengan FORYOu, Reina juga berpartisipasi dalam kepanitiaan perayaan Golden Anniversary. Setelah mengikuti rapat FORYou mengenai acara besok lusa dan melakukan peliputan kepada para mahasiswa dari berbagai study club, Reina kemudian berjalan menuju ruang Klub Mahasiswa yang terletak di sebelah Aula Kampus, tempat Reina dan mahasiswa lainnya mengikuti rapat persiapan acara besok.
Hari ini dia akan mengikuti rapat untuk persiapan acara anniversary kampus yang akan dilaksanakan besok lusa. Di ruang Klub Mahasiswa terlihat sudah banyak mahasiswa dari berbagai jurusan hadir siang itu. Kak Zihan, sang ketua Klub Mahasiswa memimpin rapat siang itu. agenda rapat hari itu adalah update perkembangan dari masing-masing bagian dalam persiapan acara festival Seni dalam perayaan Anniversary Golden Unniversity yang ke dua puluh lima.
Semua bagian kepanitiaan mulai menyampaikan progress reportnya. Ada sekitar sepuluh divisi kepanitiaan mulai dari sie acara, publikasi, dokumentasi, konsumsi, dan lainnya yang memaparkan update yang telah mereka lakukan.
Setelah menunggu giliran, Reina dan ketiga teman lainnya yang tergabung dalam bagian publikasi pun menyampaikan laporannya. Reina pun mulai memaparkan hasil kerja sie Publikasi selama dua minggu belakangan ini.
Mereka telah mendesain dan mempublikasikan poster, pamflet, spanduk dan pengumuman di setiap jurusan serta beberapa lingkungan di sekitar kampus. Karena acara ini juga terbuka untuk umum, akan ada banyak stand bazaar mahasiswa yang akan menjual makanan dan minuman bagi pengunjung.
Selain itu mereka juga sudah mendesain spanduk acara besok dan akan dipasang besok sore saat mereka mulai mendekorasi panggung festival. Kemudian ketua rapat dan panitia yang datang juga mendengar progress report dari bagian yang lain serta memberi masukan apa saja yang harus dilakukan dan perbaikan untuk acara besok lusa. Dan rapat berakhir sekitar pukul enam sore.
Setelah rapat berakhir, Reina masih di kampus bersama panitia yang lain untuk mulai membantu mendekor panggung yang akan digunakan besok lusa. Mereka pun tetap stay di kampus hingga pukul delapan malam.
Reina yang mulai kelelahan karena dia harus mengikuti dua rapat hari ini memilih untuk segera pulang dan beristirahat. dia harus mencharge energi badannya karena besok Reina harus mengikuti acara festival dan juga meliput acara tersebut bersama teman dari study clubnya.
Keesokan harinya...
Reina sudah tiba di kampus sejak pagi, kegiatan kuliah diliburkan hingga besok untuk menyambut Anniversary Kampus. Semua mahasiswa yang juga datang sejak pagi terlihat sibuk mempersiapkan festival yang diadakan setahun sekali.
Mereka memiliki kesempatan untuk melakukan persiapan acara hingga besok pagi. karena besok siang acara perayaaan festival Seni dalam menyambut Anniversary Kampus akan dimulai.
Ada yang membuat dekorasi bazaar dan panggung, ada juga yang melakukan persiapan memasak sejak pagi karena mereka akan menjual makanan dan minuman di bazaar nantinya. Sedangkan sie acara sibuk mempersiapkan skenario bagaimana guest star akan tampil dan memastikan kembali dengan menghubungi talent atau guest star yang akan tampil besok malam.
Setelah membantu panitia acara festival menyiapkan panggung pagi itu, Reina kemudian meliput persiapan acara festival mulai dari bazaar hingga berbagai pameran seni yang juga digelar hari itu. sebagai puncak acara juga akan didatangkan tiga guest star, dua band nasional dan penyanyi solo terkenal di Indonesia.
Reina pun kembali membantu panitia yang lain hingga pukul lima sore. Semua panitia yang hadir mulai terlihat kelelahan, namun mereka juga tak sabar menunggu puncak acara yang akan dimulai besok siang.
Keesokan harinya...
Kampus Golden sudah ramai sejak pagi. hari ini ada banyak kegiatan yang digelar dalam menyambut festival seni. Lomba lukis pun digelar untuk memeriahkan Anniversary kampus yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai jurusan yang kemudian dilanjutkan dengan pameran lukisan dari berbagai alumni yang juga ikut memeriahkan acara ini.
Sore harinya Festival Seni pun digelar. Acara dibuka oleh sambutan Rektor Golden University diikuti penampilan band dari perwakilan mahasiswa. Kemudian penampilan teatrikal drama oleh para mahasiswa dari Study Klub Theater.
Semakin sore penonton semakin ramai dan mulai memadati bagian tengah kampus. Mereka tak sabar menunggu guest star yang akan datang hari ini.
Acara semakin meriah saat ketiga guest star mulai memasuki area tengah kampus, tempat diadakannya Panggung Musik malam itu. mereka kemudian bergantian bernyanyi di atas panggung. Semua mahasiswa yang hadir ikut larut dan bernyanyi sesuai dengan lagu-lagu yang dinyanyikan malam itu.
Reina yang sudah kelelahan sejak pagi mengurus festival pun ikut bernyanyi bersama Kania dan Luna yang menemaninya malam itu. mereka kemudian ikut menikmati acara malam itu hingga selesai.
Meskipun tak ada Reno yang datang menemaninya malam itu, namun dia bahagia karena ada kedua sahabatnya yang selalu ada untuknya. Semua kerja kerasnya juga terbayar saat acara festival seni dalam menyambut Anniversary Campus sukses dan meriah.
Beberapa hari kemudian...
Tak terasa ini adalah tahun kedua Reina berkuliah di Golden University. Pengetahuannya mengenai desain pun semakin meningkat. Reina pun menjalani hari-harinya sebagai mahasiswa seni dengan semangat. Dia juga mulai tertarik dengan fashion designer karena beberapa teman jurusannya ikut mulai mengenalkannya kepada dunia fashion.
Sesuatu yang dia suka saat SMA namun dia telah melupakannya. Kini saat dia berkuliah, banyak hal yang membuatnya kembali tertarik dengan desain di bidang fashion. Apalagi dengan banyaknya desainer-desainer dari Indonesia yang berkarir di dunia Internasional membuat Reina semakin tertarik dengan dunia ini.
"Rei.. besok kamu datang nggak?" tanya Jehan, teman satu jurusan Reina.
"Aku belum tahu sih.. tapi lagian beneran nggak papa tah kita ikut? Kan kita jurusannya beda." Ucap Reina ragu-ragu.
"Don't worry Rei.. semua jurusan boleh ikut kok. So, don't worry.. beberapa teman lain juga ikut kok." Balas Jehan sore itu saat mereka bersiap pulang kuliah.
"Okay kalau gitu. Aku juga ikut deh.." balas Reina setuju.
"Siap Rei.. sampai jumpa besok yaa.. aku balik dulu." Lanjut Jehan yang bersiap untuk pulang.
"See You Tomorrow, Jehan.." balas Reina sembari juga mengemasi barang-barangnya.
Siang itu, Reina selesai pulang kuliah tak langsung pulang ke rumah. Dia berencana untuk jalan-jalan bersama Reno di salah satu mall di Jakarta. Dia pun mulai meninggalkan kelas dan berencana untuk menunggu Reno di kafetaria.
Reina pun mulai memesan makanan sembari menunggu Reno. Dia pun memesan bakso dan segelas jus strawberry. Awalnya dia hanya ingin memesan minuman, namun karena sejak pagi dia belum makan, Reina pun mulai memesan bakso untuk makan siangnya. Deadline tugas mata kuliah Prof Kim membuatnya melupakan sarapan karena harus menyelesaikannya sebelum jam sembilan pagi.
Dengan dua tugas yang harus dia selesaikan dalam waktu tiga hari, membuatnya sedikit kewalahan. Apalagi ditambah dengan beberapa deadline dari tugas mata kuliah lain yang juga berbarengan sehingga membuat Reina sedikit kewalahan. Alhasil dia harus bergadang semalaman menyelesaikan tugas dari Prof Kim.
Sudah hampir satu jam Reina menunggu Reno di kafetaria kampusnya. Tak biasanya dia mengingkari janji seperti ini. Reina pun mulai mencoba menghubunginya. Namun tak juga ada jawaban.
"Reno kenapa sih.. tumben banget.. dihubungi kok susah banget. Apa dia juga banyak tugas sepertiku." Gumam Reina sembari menatap layar smartphonenya berharap Reno segera mengabarinya.
Reina pun memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di dalam kampus. Dia ingin menenangkan diri karena hampir satu jam dia menunggu Reno namun tak ada kabar. Pandangan Reina pun terhenti di salah satu papan pengumuman yang ditutupi oleh kaca. Ada beberapa pengumuman penting disana.
Salah satu poster pengumuman yang menyita perhatian Reina adalah poster lomba design fashion yang diperuntukkan untuk semua mahasiswa Golden University. Design yang dibuat harus orisinil dan dikumpulkan paling lambat dua minggu lagi.
Perasaan yang marah dan kesal karena Reno seketika hilang saat Reina melihat pengumuman tersebut. Dia makin penasaran karena lomba ini terbuka untuk semua jurusan, dimana tak hanya jurusan fashion designer yang boleh ikut melainkan semua mahasiswa termasuk dirinya bisa mengajukan hasil karyanya untuk mengikuti lomba ini.
"Rei.. Reina.. elu belum pulang?" tanya Luna yang menyapanya dari kejauhan.
"Oh.. elu Lun.. belum. Gue masih nunggu Reno.. tapi sudah sejaman gue nunggu dia, Reno belum datang juga.
"Reno?? Lha emang kemana tuh anak? Emang kalian mau kemana?" tanya Luna penasaran.
"Niatnya sih kita mau jalan-jalan. Tapi gue hubungi dari tadi nggak ada jawaban." Ucap Reina tampak sedikit kecewa.
"Ya udah.. daripada elu nungguin Reno dari tadi, dianya nggak muncul.. yuk, kita jalan aja bareng Kania juga. Dia udah nungguin kita di parkiran." Ajak Luna pada Reina yang masih mengamati papan pengumuman yang terletak di taman kampus.
"Ehm...Gimana ya Lun.. guee.." ucap Reina yang masih berpikir apakah dia harus menunggu Reno tanpa kejelasan atau ikut sahabatnya.
"Udah Rei.. daripada elu disini terus.. elu mau nunggu sampe kapan?kasian elu nya juga.. Iya kalo dia nya dateng.. kalau nggak." Ucap Luna yang membuat Reina pun berpikir. Mungkin ada baiknya dia ikut Luna dan Kania pergi, dia tak tahu kapan Reno akan datang, pesannya sejak tadi belum dibaca atau dibalas.
"Ya udah deh gue ikut kalian." Ucap Reina yang kemudian berjalan mengikuti Luna untuk menemui Kania.
Mereka bertiga pun kemudian pergi ke salah satu mall di Jakarta, disana mereka belanja bareng, makan dan nonton film bersama. Hingga pukul delapan malam saat ketiga sahabat ini memutuskan untuk pulang tak ada balasan dari pesan yang dikirim Reina untuk Reno. Reno pun tak coba menghubunginya. Dia pun mulai cemas dan sesekali mengamati layar smartphone yang ada ditangannya.
"Rei.. elu masih kepikiran sama Reno?" tanya Kania tiba-tiba.
"Iya. Kan.. udah beberapa jam. Tapi dia masih belum ngabari gue. Kenapa dia nggak bisa dateng. " ucap Reina pelan.
"Rei.. mending elu pikir-pikir lagi deh. Elu yakin beneran suka sama dia? Maaf gue dan Kania sebenarnya sih kurang setuju sama hubungan elu sama dia. Entah kenapa feeling gue nggak enak." Ucap Luna pelan.
"Rei.. maaf banget.. tapi gue juga sebenarnya setuju sama Luna. Elu yakin mau jalanin pacaran sama dia. Meskipun dia memang salah satu idola waktu kita sekolah dulu. Tapi yakin ada hal yang disembunyiin dari elu." Ucap Kania pelan.
"Temen-temen.. gue tahu kalian khawatir sama gue. Tapi gue yakin kok.. Reno mungkin punya alasan mengapa dia nggak dateng hari ini. Lagian rahasia apaan sih yang dia sembunyiin dari gue? Udah aah. Itu paling gara-gara kalian kebanyakan nonton drama." Ucap Reina berusaha berpikiran positif.
Beberapa jam kemudian, Reina tiba di rumahnya. Belum ada kabar berita dari Reno. Reina yang lelah kini berjalan lesu menuju kamarnya. Suasana rumah pun dalam keadaan sepi. Hanya tinggal asisten rumah tangga dan sopir pribadi keluarga Reina. Kedua orang tuanya yang tak ada di rumah karena ada perjalanan bisnis di Australia sedangkan adiknya, Jefry kini tinggal di Korea.
Reina pun segera masuk ke dalam kamar sembari membawa beberapa belanjaan yang dia beli bersama kedua sahabatnya.
"Drrrt..drrrt..drrttt.." Suara notifikasi pesan dari smartponenya membuat Reina bersemangat.
Reina pun kemudian segera membuka dan membaca pesan yang dikirim untuknya.
"Sorry Rei.. hari ini kita nggak bisa jalan bareng. Mendadak Papaku ngajak ke suatu tempat. Kamu tadi nggak nunggu lama kan?"
-Reno-
Reina pun hanya terduduk lesu membaca pesan yang ada di layar smartphonenya. Setelah hampir tujuh jam dia menunggu jawaban Reno, dan jawaban Reno membuatnya sedikit kecewa. Ada rasa lega karena tak terjadi apa-apa pada Reno namun dia kecewa mengapa Reno baru mengabarinya sekarang dan entah mengapa Reno terlihat sedikit berubah dan tak seperti mereka biasanya.
Reina pun semakin tenggelam dalam pikirannya. Dan dia pun memutuskan untuk tak membalas pesan Reno malam itu. malam itu Reina tak bisa tidur dengan nyenyak, dia mulai memikirkan kata-kata kedua sahabatnya. Apakah dia benar-benar menyukai Reno atau dia mulai suka Reno karena Reno perhatian padanya.
❄❄❄
Keesokan harinya..
Pagi itu Reina segera bangun dari tempat tidurnya dan bergegas untuk mandi dan berdandan rapi. Meskipun dia kurang tidur karena memikirkan mengapa sikap Reno padanya berubah, dia harus segera berangkat hari itu.
Reina akan ke kampus meskipun hari itu adalah hari sabtu. Setelah memakan sepotong roti dan minum segelas susu yang dibuatkan oleh asisten rumah tangganya, Reina pun bergegas menuju kampusnya.
Hari itu Hall Kampus Seni terlihat sangat ramai. Meskipun hari ini merupakan hari libur, banyak mahasiswa yang telah memadati area sekitar Hall dan terlihat mengunjungi beberapa booth perusahaan yang bergerak di bidang seni.
Ya, hari ini, selain digelar workshop fashion design ada juga pameran dari beberapa perusahaan mode dan design yang memamerkan produknya. Kebanyakan dari mareka adalah alumni dari jurusan fashion designer maupun jurusan lain di Golden University.
"Reinaaa!" panggil seseorang yang terdengar familiar di telinga Reina.
Reina pun kemudian menoleh pelan dan mencari siapa yang memanggilnya.
"Oh kamu, Jehan.." sapa Reina sembari tersenyum.
"Aku kira kamu tak datang?" tanya Jehan sembari mengikuti Reina berjalan menuju Hall kampusnya.
"Hmm.. aku pikir-pikir.. lebih baik aku datang karena ini mungkin salah satu kesempatanku untuk membelajari fashion design lebih jauh." Ucap Reina bersemangat.
"Wah aku setuju sama kamu. Iya bener Rei. Mumpung ada banyak hal yang bisa kita pelajari disini. Ayo kita mampir ke booth-booth disana. Mumpung kita masih ada waktu tiga puluh menit sebelum workshop dimulai." Ajak Jehan yang membuat Reina mengikutinya.
"Iya Jehan..sepertinya sangat menarik..aku juga penasaran.." ucap Reina yang mengikuti Jehan menuju booth-booth di depan Hall campusnya.
Mereka pun mampir ke beberapa booth perusahaan mode yang ada disana. Mereka pun menjadi lebih mengenal fashion design karena di booth tersebut ada selebaran dan juga para staff booth menjelaskan mengenai perusahaan mereka dan bagaimana kegiatan mereka untuk memproduksi baju maupun produk fashion lainnya.
Setelah puas berkeliling booth akhirnya mereka masuk hall dan mengikuti kegiatan workshop yang berlangsung selama tiga jam. Di workshop ini mereka diperkenalkan cara mendesain pakaian, kemudian fashion dan perkembangannya di Indonesia dan dunia hingga beberapa alumni yang juga desainer top Indonesia memberikan pengalamannya di dunia mode dan fashion.
Banyak desainer-desainer ternama baik di Jakarta maupun di kancah Internasional yang merupakan lulusan dari Golden University. Beberapa kali designer tersebut mengadakan seminar dan workshop di kampus sehingga Reina yang awalnya iseng mengikuti workshop tersebut malah kemudian tertarik untuk mempelajari fashion design lebih jauh.
Beberapa jam kemudian...
Workshop mengenai fashion design pun berakhir, Reina dan Jehan kemudian berjalan ke arah luar Hall kampus. Sore itu banyak mahasiswa yang juga mengikuti workshop dan berjalan menuju parkiran kampus untuk pulang. Sehingga mereka harus berjalan sedikit lambat karena jalanan sedikit ramai.
Reina yang masih terkesan dengan materi workshop hari ini menghentikan langkahnya dan mulai berjalan berbalik arah.
"Rei.. kamu mau ke mana?" tanya Jehan yang tadi mampir sebentar di depan Hall untuk membeli es krim untuknya dan Reina.
"Aku mau ke taman sebentar.." ucap Reina yang kemudian melanjutkan perjalanannya sore itu.
"Tunggu Rei.. aku ikut.." balas Jehan yang kemudian mengikuti Reina dan memberikan es krim punya Reina.
"Emang kamu mau ngapain ke taman sore-sore?" tanya Jehan sembari memakan es krim di tangannya.
"Oh..aku mau lihat papan pengumuman. Ada lomba fashion desain untuk mahasiswa semua jurusan." Ucap Reina bersemangat.
"kamu yakin mau ikut?" tanya Jehan penasaran.
"Yakin dong.. lagian nggak ada salahnya kita coba ikutan lomba ini." Balas Reina sembari tersenyum.
Reina pun kemudian segera pulang untuk mempersiapkan fashion desain apa yang ingin dia buat untuk persiapan lomba dua minggu ke depan. Beberapa jam kemudian Reina sudah duduk di kursi meja belajar di kamarnya.
Malam itu dia berencana untuk menggambar desain pakaian yang cocok dia ikut sertakan untuk lomba desain. Ada banyak tema yang ingin dia pilih, goresan demi goresan pensil dia gambar hingga menjadi sebuah desain model dengan pakaiannya.
Ada banyak hal yang ada di pikirannya untuk menggambar malam itu. dia ingin desain pertamanya memberi kesan bagi siapa pun yang melihat desain ini. Namun sekali dua kali tiga kali hingga berpuluh kali lembar kertas dia gunakan hingga menghasilkan sekitar tiga puluh lima desain malam itu.
Namun semuanya belum membuat hatinya sreg untuk mengumpulkan salah satu desain yang dia buat malam itu. hingga akhirnya dia terlelap tidur di atas meja belajarnya. Keesokan harinya Reina terbangun dan sedikit bingung mengapa dia masih ada di depan meja belajarnya. Dia pun akhirnya memutuskan untuk tidur di atas tempat tidurnya.
Karena kebetulan hari itu adalah hari minggu, Reina memilih untuk tidur sebentar sebelum dia pergi hari itu. Reina memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di sekitar kota tua untuk mencari inspirasi mengenai desain yang ingin dia buat.
❄❄❄
Sehari sebelumnya...
Reno terlihat membawa seikat bunga saat dia berjalan menuju parkiran kampusnya. Hari ini dia berencana untuk menjemput Reina dan mengajaknya jalan-jalan ke salah satu mall. Sudah lama rasanya dia belum bertemu Reina karena mereka sama-sama sibuk dengan berbagai tugas di kampus.
Saat Reno hendak menuju mobilnya tiba-tiba ada suara familiar yang memanggilnya.
"Renooo.." panggil seseorang itu dan membuat Reno sedikit kaget.
"Papa?? Ngapain papa disini? Bukannya papa di kantor?" tanya Reno kaget melihat Papanya datang ke kampusnya.
"Ayo temenin Papa, Ren." Ucap Papa Reno sembari mengajak anaknya masuk mobil.
"Memang kita mau kemana, Pa?" tanya Reno penasaran.
"Ke Aussie. Papa ada perjalanan bisnis di Sidney." Ucap Papa Reno di dalam mobil dalam perjalanan mereka menuju bandara Seotta.
"Tapi Pa, Reno kan nggak bawa baju. Passport Reno juga ada di rumah. Gimana dengan kuliah Reno, Pa?" Ucap Reno berusaha menolak ajakan papanya.
"Tenang saja, Ren..Semua sudah disiapkan. Kita disana hanya empat hari kok. Jadi kuliah kamu juga nggak akan terlalu terganggu. Papa sudah ijinin ke dosen kamu. Papa minta tolong kamu ikut yaa. Biar kamu juga bisa belajar membantu papa di perusahaan." Ucap Papa Reno membujuk anaknya untuk ikut ke Autralia.
Akhirnya Reno pun mengikuti permintaan papanya untuk ikut ke Australia. Seikat bunga yang seharusnya dia berikan pada Reina kini hanya dia bisa bawa ke Australia. Dia juga tak bisa menolak permintaan papanya karena dia tak ingin mengecewakannya.
Siang itu Reno dan Papanya terbang menuju Sidney untuk perjalanan bisnisnya. Banyak hal muncul di benak Reno saat itu dan salah satunya adalah bagaimana dia harus memberi tahu Reina jika dia tak bisa datang siang itu.
❄❄❄
Sebulan yang lalu..
Seoul, Korea
"Jasson.. ada tawaran dari Great Gallery untuk seniman Snow." Ucap Manajer Han Juhee saat Jasson sedang memeriksa script drama yang ditawarkan padanya.
"Bagaimana mereka tahu tentang Snow? Dan bagaimana mereka bisa menghubungimu Hyung?" tanya Jasson yang kaget salah satu pameran legendaris internasional tiba-tiba menghubungi mereka.
"ada salah seorang kurator Great Gallery yang mengunjungi beberapa gallery lokal di beberapa negara. Mereka mencoba untuk mengajak seniman lokal untuk memamerkan hasil karyanya di dunia internasional. Awalnya mereka tak tahu siapa sebenarnya snow jakkanim. Namun mereka penasaran karena dua lukisan yang kamu titipkan di gallery itu sangat indah dan mereka ingin memasukkan dua lukisan itu dalam daftar lukisan yang akan masuk dalam tour Great Gallery di beberapa negara. Sehingga mereka mencoba menghubungimu untuk meminta ijin memamerkan lukisan itu. bagaimana Jasson apakah kau menerimanya?" balas Juhee menjelaskan pada Jasson.
"Aku masih belum tahu Hyung. Aku tak yakin bagaimana bisa dua lukisan yang pertama kali aku buat dan aku hanya titipkan di galery lokal bisa menerima tawaran untuk tour di beberapa negara dan bagaimana Great Gallery menerima dua lukisan itu." ucap Jasson yang merasa senang namun juga sangat kaget mendengar penjelasan manajernya.
"Itu berarti karya lukisanmu memiliki nilai seni yang tinggi. Sebaiknya kamu menerimanya karena mereka juga tidak akan membocorkan nama asli pemilik masing-masing lukisan dan hanya akan memperkenalkan nama yang dipakai dalam melukis dan judul lukisan. Siapa tahu ini juga merupakan awal dari bakatmu yang terpendam." Ucap Han Juhee memberi masukan.
"Benarkah?" ucap Jasson sedikit tertarik dengan penjelasan manajernya.
Dia pun kemudian berpikir sejenak. Mungkin selain bernyanyi hingga berakting, dia bisa menemukan bakat lain dalam dirinya yaitu melukis. Meskipun sudah sering dia melukis di apartemennya, dia tak pernah memperkenalkannya pada publik apalagi penggemar S.K.Y.
Dan ini mungkin salah satu langkah awal baginya menjadi seniman Snow yang memulai debutnya menjadi pelukis.
"Baiklah Hyung.. aku menerima tawaran ini. Tapi kalau bisa hanya dipamerkan saja ya. Aku akan sangat malu jika ada seseorang yang tertarik membelinya." Ucap Jasson pelan.
"mengapa kamu harus malu. Justru harusnya kamu bangga dong. Karena ada seseorang yang menghargai hasil karya yang kamu buat." Ucap manajernya memberikan Jasson motivasi dan semangat.
Malam itu ada banyak hal yang muncul dalam pikiran Jasson. Dia sangat bahagia karena lukisannya mendapat apresiasi dari gallery internasional sekelas Great gallery namun dia juga cemas apakah ada seseorang yang bahagia saat melihat lukisan-lukisannya nanti.
❄❄❄