Dan sungguh, di tengah-tengah perjalanan, Earl langsung menghancurkan mood Arthur. Ia timenghentikan gerakan pinggulnya dan membaca kata demi kata pada kertas yang baru saja Earl berikan. Wajahnya memerah marah sekali.
"Sejak pagi tadi kau membuat rencana ini?" Earl menatap Arthur dengan wajah serius.
Dalam kondisi mereka sudah telanjang bulat, Arthur menggelengkan kepalanya kemudian menghempaskan tubuhnya di atas kursi. Ia sungguh lupa dengan hal ini.
Mata hitamnya berkilat melihat sederatn tulisan itu dengan cermat. Ia sudah bersumpah pada dirinya sendiri untuk tidak melibatkan Earl dalam urusannya. Tetapi jika seperti ini, apakah Arthur harus menjilat ludahnya sendiri?
"Jadi ini semua karena ini?" Earl menelan ludahnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com