Troy melirik Carol yang masih tampak mendiamkan Troy meski sudah tak menangis lagi dalam perjalanan menuju kamar papa Carol. Namun, setelah mereka masuk ke kamar papa Carol, di depan pintu kamar papanya, Carol berhenti. Ketika Troy menoleh, dilihatnya Carol mendongak sembari mengerjap cepat.
"Carol …"
"Jangan katakan apa pun," potong Carol. "Aku tidak ingin menemui Papa dalam keadaan menangis."
"Kau ingin aku bagaimana, Carol?" tanya Troy putus asa.
Carol akhirnya menegakkan kepala dan menoleh menatap Troy. Sebutir air mata jatuh ke pipinya, membuat Troy refleks mengernyit. Bukan ini yang ia inginkan.
"Memangnya aku berhak meminta padamu tentang apa yang kuinginkan? Ketika kau sudah mengorbankan nyawamu untukku, apa aku bahkan berhak meminta lebih? Kau sudah menyerahkan hidupmu, nyawamu, apa lagi yang harus kuminta padamu?" Air mata terus jatuh dari mata Carol.
"Kau bisa meminta apa pun padaku, Carol, aku …"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com