Ini kesempatannya. Bahkan, ini bisa menjadi kesempatan terakhirnya. Cecil berusaha untuk tetap tenang ketika Eric membuka kaus yang dikenakannya. Ia menatap mata Eric tanpa gentar. Ketika pria itu kembali menciumnya sambil membaringkannya di atas tempat tidur, Cecil tetap menjaga ketenangannya.
Sebentar lagi, Cecil. Sebentar lagi.
Cecil mengulurkan tangan ke bawah bantal, lalu berhasil meraih pisau steak yang tadi diantarkan ke kamarnya bersama makan malamnya. Cecil membalas ciuman Eric dengan cara yang sama dengan cara pria itu menciumnya. Ketika tangan pria itu bergerak di bahu Cecil, lalu turun, hendak melepas celana Cecil, Cecil tahu, ini kesempatannya.
Cecil masih sambil membalas ciuman Eric ketika membuka mata dan mengayunkan pisaunya sekuat tenaga ke leher Eric. Namun, Cecil terkejut dengan gerakan cepat tangan Eric yang menangkap pisaunya. Darah mengalir di tangan pria itu, sementara Cecil masih merasakan gerakan pria itu di bibirnya.
Apa-apaan …
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com