webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Andere
Zu wenig Bewertungen
95 Chs

Epilog 38 : tls123?

God Of Stories menikmati waktunya di dunia cerita yang penuh kebohongan, namun nyata. Seakan kondisi mentalnya dipaksa menjadi seperti anak kecil seusianya, dia harus tetap mempertahankan penalaran terhadap sesuatu yang tidak terduga. Dan sekarang dia mengalami hal tak terduga itu, salah satu keterampilan khususnya, yaitu penerjemah cerita hilang atau mungkin diambil.

Dan yang lebih buruk adalah keterampilan yang dia bangun yang dapat merevisi beberapa kalimat dari suatu cerita tidak tersedia lagi, berbeda dengan penerjemah cerita yang hilang tanpa bekas, keterampilan ini dia tahu masih ada, tetapi tak bisa digunakan.

"Sialan! Ada apa ini?!" Dia merengek sambil memegangi kepalanya dalam kamarnya yang remang-remang.

Beberapa jam sebelumnya, narasi dimulai lagi dengan bunyi pop dan dia mendadak pindah ke kamarnya, hal terakhir yang dia lihat sebelumnya adalah wajah serius Yoo Jonghyuk dengan alisnya yang bergerak-gerak seperti ulat menandakan dia akan berbuat sesuatu yang tak disangka.

Lalu sekarang, keterampilannya tiba-tiba diambil dan dimatikan oleh siapa yang tahu apa. Tidak mungkin itu pemilik Tower Of Nightmares karena dia tahu Plotter takkan melakukannya, siapa kalau begitu?

Syok akibat terenggutnya keterampilan yang dia miliki berlangsung lama sampai narasi berikutnya muncul. Lagi dan lagi, dia menjadi bagian dari pemeran panggung yang didasarkan pada skenario yang kebetulan tiba-tiba.

Meskipun, dia sudah menyelam ke dalam cerita ini berulang kali yang dia tak tahu berapa kali, pengalaman baru ditambah kejadian tak terduga mengaburkan penafsiran situasi yang selalu dia banggakan.

Mungkin Yoo Jonghyuk benar, ada sesuatu yang lain di dunia cerita ini yang perlu diurus daripada merubah endingnya yang menurutnya sia-sia. Merubahnya takkan berpengaruh pada apa yang terjadi saat ini, orang itu tidak akan kembali seperti yang dulu mereka kenali. Orang itu sendiri sudah menjelaskannya dalam waktu singkat, digabung dengan istilah-istilah yang sulit dipahami dan informasi yang mengejutkan tentang apa yang disebut 'musuh di balik layar'.

God Of Stories tersadar dari pikiran kacaunya ketika lantai kamarnya bergetar, gempa ringan melanda dan buku-buku di rak di samping meja belajarnya berjatuhan.

Dok! Dok! Dok!

Terdengar seperti seseorang mencoba mendobrak masuk flatnya, dia bangkit dengan cepat sembari memasang wajah kesal. Wajahnya semakin mengerut setelah mengetahui siapa pelakunya, si protagonis sialan.

Akan tetapi, bagaimana protagonis ini bisa menemukan tempat tinggalnya yang belum pernah diberitahukan padanya?

God Of Stories bertanya-tanya hal itu sebab dia dan Yoo Jonghyuk selalu bertemu di taman dan sama sekali tidak peduli bagaimana kehidupan masing-masing di dunia cerita ini dan di mana tempat yang ditinggali.

"Apa?!" bentaknya sambil menautkan alis, anak lelaki di depannya, tidak, si protagonis langsung memberitahu tanpa berbasa-basi. "Aku menemukannya." Dengan wajah serius yang sama sejak terakhir kali.

God Of Stories terperangah sesaat kemudian bertanya dengan ragu-ragu. "Apa yang kau temukan? 'Musuh di balik layar'?" Dia pesimis untuk pertanyaan terakhir, tetapi respon Yoo Jonghyuk berbeda dari yang dipikirkan.

Yoo Jonghyuk menganggukkan kepalanya sedikit sembari mengeluarkan sebuah benda dari sakunya, patung kecil eh? Mungkin itu mainan figur hero yang sering dimainkan anak lelaki, lalu apa hubungannya dengan si protagonis ini menemukan 'itu'?

"Kau juga memilikinya," ujarnya pelan seakan mengira ada orang lain di sekitar, yang jelas hanya mereka berdua di malam hari yang sedikit terang ini. God Of Stories menatap bolak-balik antara figur mainan di tangan protagonis dan wajah serius yang tidak menunjukkan ekspresi main-main. Akhirnya, dia menghela napas penerimaan bahwa otak cerdas si protagonis sedikit melenceng.

"Han Sooyoung!" Yoo Jonghyuk menggeram karena tak mendapat tanggapan, dia mengulangi kata-katanya. "Aku menemukan tanda 'itu' dan kau juga memilikinya." Dengan setiap penekanan.

"Baik, maksudmu musuh di balik layar adalah figur mainan? Yoo Jonghyuk, tampaknya kau sedikit —"

Yoo Jonghyuk menyelanya sebelum dia melontarkan hinaan. "Bodoh, ingatlah ini dunia cerita! Dan tidak perlu mendasarkan segala hal dengan akal sehat. Perhatikan ini!" perintahnya saat menyodorkan figur mainan tepat di depan wajah God Of Stories.

Figur mainan itu berubah, tidak, lebih tepatnya itu mengeluarkan sesuatu yang sangat mereka kenal, fabel. Fabel tersusun dari cerita, dan cerita tersusun dari kata-kata. Fabel adalah inti dari star stream, mengapa bisa ada di sini?

Fabel itu memulai nyanyiannya dengan aliran cahaya di antara keduanya yang berputar-putar.

<Time Controller yang Agung mendapatkan kebebasannya setelah waktu yang tak terhitung jumlahnya menjalani semua tugas>

<Dia menginginkan teman yang mustahil dia miliki>

<Maka, The First Nightmares yang penuh kasih memberinya kesempatan>

<Dia menjadi bagian di bawah asuhannya dan perjalanan baru untuknya bermula dari penyegelan seorang Dewa terkutuk>

<Tanda figur ini adalah bukti bahwa Time Controller gagal untuk sepenuhnya menyegel Dewa tersebut>

<Kau yang menemukan figur ini berarti kau menemukan 'aku'>

Keheningan berlangsung untuk waktu yang lama setelah nyanyian berakhir, God Of Stories memelototi figur mainan yang berbentuk seorang pendeta berjubah hitam dengan tongkat yang berbentuk aneh.

Mereka berdua lalu bertatapan sesaat untuk menentukan tindakan berikutnya. God Of Stories yang pertama berseru. "Aku pikir ada figur yang sama di dalam, meski aku tidak tahu kenapa aku memilikinya." Dia masuk kembali ke flatnya dan mengisyaratkan untuk Yoo Jonghyuk ikut.

"Ah, ini dia!" teriak yang pertama seperti anak kecil, dia sedikit malu. Namun, dia segera merubah ekspresinya saat menyerahkan benda itu ke tangan Yoo Jonghyuk.

Kedua figur sama, tetapi pasti pesan atau fabelnya berbeda. Mereka yakin itu, teka-teki awal dari semuanya dan awal dari lingkaran sebab-akibat, fabel ini menceritakannya.

<'Aku' berada di antara pergeseran waktu dan perevisian cerita. 'Aku' akan selalu membuat Time Controller tetap di tempatnya>

<Karena ketidakhadirannya menyebabkan sebagian besar alam semesta alternatif hancur, keegoisannya harus ditekan. Dia sebagai simbol tidak boleh mempunyai emosi>

<Kau atau siapapun yang mendengar ini, hancurkan penghubung antara dia dan emosinya>

Krak!

God Of Stories ternganga ketika Yoo Jonghyuk melumatkan kedua figur itu dengan kedua tangannya berdarah, dia tidak mau mendengar lebih banyak. Tidak, itu hanya menambah perasaan buruknya. Mereka mengetahui sesuatu yang seharusnya tak diketahui, Yoo Jonghyuk menyesalinya, dia berharap dia tak pernah menemukan figur aneh ini yang memancarkan aura penarik.

"A-apa yang harus kita lakukan sekarang?!" desak God Of Stories dengan bingung setelah disuguhi kebenaran lain.

Kali ini Yoo Jonghyuk tidak bisa menjawabnya.

***

[Pilih cerita yang ingin Anda revisi]

Pesan itu berkedip sekali lagi di depan wajahnya yang pucat. Yang lain terlalu sibuk dengan hadiah masing-masing sehingga mereka tak tahu bahwa Han Sooyoung terguncang jiwanya.

—Revisi? Untuk apa revisi? Segala hal telah menjadi tidak masuk akal, apa yang harus direvisi?!!

Han Sooyoung berteriak dalam hati dan menelan kepahitan di mulutnya sebelum melihat secara keseluruhan isi pesan tersebut.

+

[Pilih cerita yang ingin Anda revisi]

Atas otoritas tls123, Anda telah menggantikan posisinya untuk sementara, jadi pilihlah satu cerita yang ingin Anda ubah. Cerita yang diubah takkan merubah dunia Anda saat ini, tetapi seseorang dapat diselamatkan.

1. Pertempuran Tabut di garis dunia ke-1864

2. Regresi Grub di garis dunia ke-1865

3. Awal regresi ke-3

Izin perevisian hanya dapat dilakukan di tempat ini. Jika Anda keluar, maka Anda menolak keterampilan ini.

+

Hanya tiga tawaran yang diberikan, tetapi ketiganya adalah cerita yang paling berkesan. Akan tetapi, Han Sooyoung tidak mengerti maksud dari orang itu memberikannya keterampilan ini. Apa yang harus dia ubah? Siapa yang harus dia selamatkan? Tentunya bukan orang itu ... Orang itu tak bisa diselamatkan tidak peduli sebanyak apapun mereka berusaha.

Walaupun demikian, secuil harapan tetap ada, itu adalah tawaran ke-3, awal regresi ke-3. Bagian dimana si bodoh itu memulai sebagai karakter.

Andai saja Yoo Jonghyuk ada di sini, dia akan meminta persetujuannya terlebih dahulu karena mantan regressor itu pasti memahami tujuan hal ini, perevisian, untuk apa setelah sejauh ini? Bukankah itu menyia-nyiakan karya yang telah susah payah dibuat?

"Sooyoung-unni," panggil Shin Yoosung yang menghampirinya sambil membawa kotak kaca berisi cumi-cumi kecil yang lucu.

Han Sooyoung mempertimbangkan apakah dia harus menolak keterampilan ini atau menggunakannya, bagian mana yang harus dia ubah untuk menyelamatkan seseorang yang mustahil diselamatkan?

Atau mungkin itu.....

"Yoosung-ee, apa kau punya sesuatu yang ingin kau ubah di masa lalu?" tanyanya terpaksa, dia tidak mau mengambil keputusan sendiri tanpa menimbang perasaan yang lain.

Bukan hanya Shin Yoosung yang terkejut dengan pertanyaan itu, tetapi juga yang lain memiliki ekspresi bertanya-tanya ada apa lagi dengannya? Lee Jihye berdiri dan mendekati Han Sooyoung lalu menyahut menggantikan Shin Yoosung. "Tak ada gunanya merubah masa lalu, Sooyoung-unni. Hentikan ini, kita hidup di masa sekarang bukan masa lalu, meski.... Ahjussi tidak ada lagi di masa sekarang, bukan berarti kita mencoret-coret masa lalu yang bersejarah itu!!!" Lee Jihye mengeraskan suaranya di akhir kalimat dengan wajah marah.

"Begitu," balas Han Sooyoung sembari menggigit bibirnya sampai berdarah. Apakah dia harus menolaknya? Namun, ini adalah tawaran yang menggiurkan, mungkinkah bisa jadi jebakan lagi?

Ketika dia dengan gemetar akan menolak keterampilan ini, sebuah suara menimpali. "Ada seseorang yang 'dia' tidak menginginkannya mati, Sooyoung-ssi. Tidak, kupikir bukan hanya satu. Jika yang kutebak benar, kau pasti mendapatkan keterampilan khusus merubah masa lalu dari dunia kita."

Yoo Sangah secara lembut menjatuhkan pernyataan yang meledakkan emosi mereka sekaligus.

***