Tap.. Tap.. Tap..
Perlahan Yuki menuruni satu persatu anak tangga dirumahnya untuk menuju lantai satu.
Saat sudah berada di injakan anak tangga yang terakhir, Yuki sedikit mengerutkan dahinya saat melihat lampu didalam ruang makan masih menyala. Padahal saat ini jam sudah menunjukan pukul dua dini hari.
Dengan rasa penasaran Yuki pun melangkahkan kakinya memasuki ruang makan. Dans aat dirinya sudah memasuki ruang makan, Yuki sedikit membulatkan kedua matanya terkejut saat melihat kakak perempuan sulungnya berada didapur dan tengah memotong beberapa jenis sayur di meja barista.
"Nanami-neechan?" Panggail Yuki yang membuat sang kakak perempuan sulungnya terkejut bukan main.
"Hwaaa! Yu-kun! Kau membuat ku terkejut!" Pekik Nanami sambil memegangi dadanya yang berdebar cepat karena terkejut dengan suara Yuki yang memanggil namanya tadi.
Yuki menaikan sebelah alisnya heran melihat Nanami begitu terkejut saat dirinya memanggil nama kakak sulungnya itu.
"Neechan? Bukankah kau baru akan pulang lusa?" Tanya Yuki yang kini sudah melangkahkan kakinya menghampiri Nanami untuk melihat menu makanan apa yang akan dibuat oleh kaka sulungnya itu.
"Ah, ya. Kebetulan pekerjaan ku selesai lebih cepat dari yang direncanakan. Maka dari itu saat ini aku sudah berada dirumah." Jawab Nanami saat sudah sedikit tenang dari rasa terkejutnya tadi.
Yuki memilih diam belum merespon karena dirinya tengah menatap sayur-sayuran yang tengah di potong oleh Nanami.
Nanami yang melihat Yuki tidak merespon perkataannya pun, mengikuti kemana tatapan mata sang adik bungsu mengarah yag ternyata mengarah pada sayur mayur yag tengah dirinya potong.
"Ah, aku hanya ingin membuat omelet seperti biasa saja. Karena aku tidak ingin mengganggu adik-adik ku yang tengah terlelap. Hehehe." Ujar Nanami sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
Yuki menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Nanami, lalu menghela nafas panjang.
"Kami sama sekali tidak akan terganggu Neechan. Jika kami tahu neechan akan pulang kemarin malam, pasti kami akan memasak lebih untuk mu." Sahut Yuki sambil melangkahkan kakinya menghampiri Nanami dengan sebelah tangan yang sudah memegang sebuah apron.
"Yu-kun, apa yang ingin kau lakukan?? Aku bisa jika hanya memasak omelet saja. Lebih baik kau kembali tertidur, bukankah nanti pagi kau harus sekolah?" Tanya Nanami sedikit panik saat Yuki sudah memegang alih pisau yang tadi dirinya gunakan.
Dengusan geli Yuki hembuskan dan kini kedua tangan Yuki terulur untuk mencengkram kedua pundak Nanami dan mendorong tubuh sang kakak keluar dari area dapur untuk duduk di kursi meja makan.
"Lebih baik neechan yang diam saja disini, biar aku yang memasak. Neechan pasti masih merasa lelah sehabis bekerja bukan?" Ucap Yuki sambil melangkahkan kakinya kembali menuju dapur.
Nanami yang mendengar perkataan Yuki tidak bisa mengelak sama sekali karena apa yang dikatakan oleh adik bungsunya itu memanglah benar, jika saat ini dirinya tengah merasa lelah. Bahkan dirinya tadi ingin memilih untuk menahan rasa laparnya sampai pagi tiba, saat ketiga adiknya sudah terbangun dan sarapan. Namun apalah daya cacing cacing diperutnya sudah benar-benar memberontak, sehingga dirinya tidak hanya bisa diam saja menunggu sampai pagi tiba.
Sreng.. Sreng.. Sreengg..
Nanami langsung mengendus-ngenduskan hindungnya saat aroma wangi memenuhi ruang makan.
"Haaahh, perutku semakin terasa lapar Yu-kun." Keluh Nanami dengan kedua mata yang terpejam menikmati wangi harum masakan yang tengah dibuat oleh Yuki.
Yuki yang mendengar perkataan Nanami pun terkekeh pelan. "Tidak salah bukan jika aku menyuruh neechan untuk menunggu saja dimeja makan?"
Dengan pelan Nanami menganggukan kepalanya. "Kau benar. Aku benar-benar tidak sanggup membayangkan seperti apa hidupku jika tidak ada kalian ketiga adik-adik tersayang ku yang sangat bisa dihandalkan dalam hal memasak."
"Masakan neechan juga terasa lezat. Buktinya kami selalu menghabiskan masakan yang neechan masakan untuk kami." Sahut Yuki yang dibalas dengan dengusan oleh Nanami.
"Itu pasti karena kalian merasa terpaksa bukan? Coba seandainya saat itu Hana-chan dan dirimu tidak sedang ujian pasti kalian akan lebih memilih memakan masakan kalian sendiri daripada buatan ku."
Yuki langsung membulatkan kedua matanya mendengar perkataan Nanami. "Tidak neechan, kami sama sekali tidak terpaksa memakan masakan mu. Karena masakan mu memang benar-benar terasa lezat."
Nanami kembali mendengus dan kali ini dirinya memilih menempelkan wajahnya pada meja makan. Menatap Yuki yang masih memasak di dapur.
"Tsk, kalian benar-benar tidak perlu memuji masakan ku yang sama sekali tidak ada bandingannya dengan rasa masakan kalian."
Helaan nafas panjang Yuki hembuskan mendengar perkataan Nanami. Dirinya memilih untuk tidak melanjuti perbincangan diantara dirinya dengan Nanami dan memilih untuk menyelesaikan masakannya.
Ctlak.. Ctlak..
"Neechan, bangunlah. Aku sudah selesai membuat masakan untuk mu." Ucap Yuki setelah dirinya meletakan nampan berisikan masakannya didepan Nanami.
Nanami yang mencium wangi begitu lezat masuk kedalam hidungnya pun langsung mengangkat wajanya dan menatap masakan Yuki dengan tatapan berbinar.
Tanpa menunggu lama lagi, Nanami segera mengambil sumpit dan langsung menyantap masakan Yuki yang tersaji sup miso dan omelet.
"Aaahh, masakan adik-adik ku memang selalu terasa lezat." Ucap Nanami setelah berhasil menelan makanannya dan kembali melahap lagi masakan buatan Yuki.
Yuki yang melihat Nanami begitu lahap memakan masakannya pun mengulaskan senyum kecil diwajahnya.
"Pelan-pelan lah neechan. Kau bisa tersedak." Tegur Yuki yang hanya dibalas gumaman oleh Nanami.
Yuki hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat Nanami yang tidak mendengarkan perkataannya dan tetap makan dengan begitu lahapnya.
Yuki memilih menyandarkan punggungnya untuk menatap Nanami, sampai kakak sulungnya itu sudah selesai menyantap masakannya.
"Aaaahh! Hebat! Aku sudah sangat kenyang sekali! Terimakasih atas makanannya!" Ucap Nanami dengam senyuman lima jari terulas diwajahnya.
Yuki yang melihat Nanami sudah selesai menyantap habis makananya pun mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil peralatan makan yang sudah digunakan Nanami, namun langsung dicekal oleh sang kakak.
"Eits, karena kau sudah memasakan neechan makanan, maka sekarang saat nya neeechan untuk membersihkan peralatan makan ini." Ucap Nanami yang langsung beranjak dari duduknya sambil membawa nampan berisikan peralatan makannya tadi dan berjalan menuju washtafel.
Yuki mengulaskan senyum kecil diwajahnya melihat Nanami yang sudah mulai membersihkan perlatan makannya.
"Yu-kun, kau cepatlah kembali beristirahat. Kau nanti harus sekolah." Ucap Nanami tanpa menolehkan kepalanya kearah Yuki.
Yuki yang mendengar perkataan Nanami menolehkan kepalanya kearah jam dinding yang berada diruang makan dan sudah menunjukan pukul tiga dini hari.
Yuki pun berdeham sambil menganggukan kepalanya pelan, lalu beranjak dari duduknya.
"Baiklah kalau begitu. Neechan juga harus segera beristirahat." Ucap Yuki sambil menatap punggung Nanami.
Nanami pun mengangkat sebelah tangannya tanpa menolehkan kepalanya kearah Yuki.
"Siap komandan!"
Dengan seulas senyum geli terulas diwajahnya, Yuki pun melangkahkan kakinya keluar dari ruang makan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.